Senja Dimaja..

Senja Dimaja..

Bab 1 menikah muda

Senja menyusun meja-meja pelanggan, dan merapikan meja, sudah pukul 10 malam, sudah waktunya dia bersiap-siap menutup cafe makanan fast food tempat dia bekerja, setelah membersihkan meja Senja izin pamit pada bosnya yang masih menghitung uang dimeja kasir.

“Pak ruangan dan meja sudah bersih, saya izin pulang” ucap Senja

“Baik nja, kamu dijemput siapa???tanya pak Arya bos Senja yang cukup royal dan baik hati.

“Teman pak,Arga sudah didepan, saya deluan ya pak” jawab Senja yang menutupi Arga sebagai suaminya, karena syarat awal dia melamar kerja adalah singel, dan pernikahannya pun dengan Arga masih menikah siri, dia tidak mau menjadi cibiran rekan kerjanya dicafe.

Senja melabai melihat Arga yang sudah duduk dimotor menunggunya didepan cafe, terlihat wajah Arga yang cemberut menunggu istrinya pulang.

“Maaf yang, tamu rame hari ini jadi sedikit larut” ucap Senja yang melihat wajah tidak senang dari Arga, tapi tidak mendapat tanggapan dari suaminya itu.

Ketakutan mulai kembali menyelimuti Senja, sudah 1,5 tahun dia menikah dengan Arga tetangga dan juga teman kecilnya, mereka tumbuh bersama, Arga lah yang dulu selalu ada buat Senja, disaat orang tuanya meninggal keluarga Arga pun ikut andil menjaga Senja yang sebatang kara, Arga jatuh cinta pada Senja karena rasa hutang budinya, Senja menerima Arga dan memutuskan menikah muda diusia 17 tahun, usia yang belum cukup matang dalam menghadapi rumah tangga.

Orang tua Arga bukan dari keluarga kaya, bukan pula keluarga miskin, mereka cukup, namun kehidupannya lebih baik dari Senja. Mereka menjaga Senja seperti anak sendiri, tapi Senja selalu dituntut menurut dan mengikuti semua aturan mereka serta mengalah kepada Arga, Senja yang tidak pernah dicintai dan tidak pernah jatuh cinta merasa mungkin memang Argalah jodohnya, siapa lagi yang bisa menerima dia, gadis miskin yang hanya sebatang kara didunia ini. Namun setelah berumah tangga, troma figur ayahnya kembali terulang di kehidupanya, Arga kasar suka main tangan, cemburuan dan gila judi, dia memperlihatkan sosok dewasa yang bukan seperti Arga yang Senja kenal dimasa kecil.

Arga masuk kerumah membanting pintu, melemparkan helm, membuat Senja was-was apalagi yang membuat Arga marah.

“Kenapa si yang, baru pulang kamu udh marah-marah?” Tanya Senja sambil meletakan tas dan helm yang dilemparkan ketempatnya.

“Kenapa???”ucap Arga menjambak rambut Senja dan memaksanya menatapnya.

“Sakitt Aga, ada apalagi” ucap Senja melotot

“Aku nungguin kamu hampir setengah jam kamu tanya kenapa, sementara kamu betah mengobrol dengan bosmu yang ganteng itu!!!” Ucap Arga melepaskan rambut Senja dan mendorongnya jatuh.

“Aku ga mengobrol aku izin pulang, hanya itu saja, Pak Arya cuma memastikan aku pulang dengan siapa?” Ucap Senja membela diri

“Ahhhh, itu alasan dia, ohh dia care banget ya sama kamu, kamu lebih senang kan berlama-lama dengan si Arya itu dari pada suamimu yang dekil dan pengganguran ini” ucap Arga sinis

“Kamu itu ya!!selalu mempermasalahkan sesuatu yang gak jelas, kalo kamu merasa rendah diri kerja!!!cari kerja jangan menyalahkan istri!!ini kamu malah judi!!slot!!slot!”ucap senja yang terpancing amarah ketika lelah dan Arga mengajaknya ribut.

Plaaaakkkkkk, Arga melayangkan tamparannya kepipi Senja hinga terpental, tidak puas dia menarik Senja dan melemparkannya kekasur, menindihnya, menyobek kasar baju kemeja Senja,memaksa senja berhubungan sebagai istrinya. Dalam keadaan emosi, nafsu Arga seperti harimau yang kelaparan, dia menghabisi setiap sisi tubuh Senja dengan kasar, sering kali Arga melampiaskan kemarahaanya kepada Senja dengan menyiksanya diatas ranjang.

“Argaaaaa,,pelan Ga jangan kasar sakit,,,Arga” rintih Senja yang belum menerima penetrasi tapi Arga tidak peduli terus mendesak kasar penyatuannya kepada Senja.

“Ini hukuman buat kamu berani menatap pria lain!!!kamu milikku Senja!!milikku, kamu harus bersyukur disaat semua orang membuangmu hanya ada aku!!aku!”ucap Arga menjatuhkan mental senja. Setelah menyalurkan nafsu bejatnya Arga terbaring lemah disebelah Senja, senja menghusap air matanya, dia merasa sakit tidak hanya diseluruh tubuhnya tapi juga dihatinya.

“Njaaa…” ucap Arga memeluk lembut Senja

Senja hanya diam menatap langit-langit kamar.

“Maafkan aku nja, aku kasar, maafkan aku, aku hanya terlalu mencintaimu,,maafkan aku, jangan marah ya,,plisssssss…” ucap Arga seperti biasa setelah melakukan kekerasan fisik dan batin kepada Senja dia akan merengek-rengek bermanja meminta maaf,, Arga memeluknya mengendus-endus lehernya bagian sensitif yang sudah di hapal. Senja pasti akan luluh jika Arga bergayut manja dan menggangunya diarea kelemahan sekitar lehernya.

“Argaaa geliii,,,hentikan” ucap Senja mendorong Arga.

“Kamu masih maraahhhh, aku mencintaimu Senja,pliiisss aku ga mau berhenti” ucap Arga kembali beraksi, hingga Senja menyerah dan memaafkannya.

Pagi hari seperti biasa Senja menyiapkan masak,beres-beres rumah,mencuci pakaian, sementara Arga masih tidur-tiduran bermain hape dikamar, dan akan bangun ketika Senja memanggilnya untuk makan, kebiasaan dimanja oleh orang tuanya sejak kecil membuat Arga enggan bahkan tidak pernah membantu pekerjaan rumah tangga dirumah, beruntung Senja memiliki mertua yang perhatian mereka diberikan sebuah rumah subsidi meski diujung Kota Tangerang, di kabupaten Maja.Perumahan mereka sangat sepi, mungkin dalam satu cluster hanya beberapa rumah yang terisi, seperti rumah mereka tidak memiliki tetangga,hanya dua blok dari rumah mereka ada penghuni lainnya, mungkin karena aksesnya yang jauh ke Jakarta, banyak pembeli hanya menginvestasikan uang mereka dalam bentuk rumah tanpa dihuni,sehingga tiap terjadi keributan Arga bisa melampiaskan dengan leluasa kepada Senja. Senja sedang menjemur kain didepan, melihat beberapa tukang mondar mandir disebelah rumahnya, dan seorang pria separuh baya terlihat sedang memberi intruksi. Senja tidak berani melemparkan senyum ke tetangga yang sepertinya akan merenov rumahnya itu, dia takut jika Arga melihat, akan menghancurkan harinya hari ini, hingga dia hanya menunduk saja.

“Yang sepertinya sebelah akan ada yang tinggal?” Ucap Senja

“Ohhhh” jawab Arga cuek sambil menikmati nasi goreng yang disiapkan Senja.

“Kamu ajak ngobrol gih, basa-basi kan mau jadi tetangga satu-satunya diblok kita”

“Ahhhh buat apa??paling juga direnov dan ditinggalin gtw aja, apa untungnya buat kita, ntar akrab malah diminta tolong liat-liat rumah mereka”

“Ya sudah, aku cuma kasih saran, kan ada baiknya saling mengenal” ucap Senja sambil make up bersiap-siap berangkat kerja.

“Udahlah yang, aku tuh cuma butuh kamu, mamah papa,ga penting deh, tetangga kek,rt kek, ribet” ucap Arga sambil terus makan dan bermain hape.

“Ya udh ayo antar aku pergi kerja” ucap Senja setelah selesai bersiap

“Kamu naik kereta ya hari ini, tanggung ini gamenya” ucap Arga

“Ga..kamu jangan main game terus cari kerja ga!” Ucap Senja mulai kesal

“Kamu jangan buat ribut deh pagi-pagi, emang cari kerja gampang!!aku juga usaha..” ucap Arga membanting sendoknya menghentikan makan.

“Ya kalo main game gimana usaha yang,” ucap Senja melunakan suaranya.

“Aku pusing!!!kamu keberatannya kerja sendiri, perhitungan banget jadi istri!!buat hilang mood makan aja!” Ucap Arga kembali marah

“Bukan begitu, ya sudah aku berangkat kerja dulu, aku ga mau ribut” ucap Senaj mencegah pertengkaran lagi pagi ini

“Tunggu ja,,tinggalin aku uang 50” ucap Arga enteng

Senja menghela nafasnya, dia seperti menafkahi anak kecil yang minta jajan setiap hari, sementara dia banting pulang setiap hari untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.,Arga hanya meminta uang entah untuk apa dia gunakan, jika senja marah, dia akan lebih tempramental membuat senja tak berdaya,senja mengeluarkan uang 50ribu dari dompetnya, meletakan diatas meja, lalu pergi kerja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!