Beruntungnya Senja, meski Arga bukan suami yang cukup baik untuknya dia memiliki Ibu mertua yang sangat baik, Ibu mertua Senja sudah mengenalnya sejak kecil, sejak dia baru lahir mereka sudah bertetangga, Senja sudah dianggapnya anaknya sendiri. Begitu pula dengan ayah mertuanya mereka hanya pensiunan pns tapi memiliki ekonomi yang cukup baik karena pintar memanagement keuangan ketika masih produktif.
Pagi ini saat wekend,Ibu mertuanya datang berkunjung, membawakan Senja sayur gudek dan sambel krecek kesukaannya, serta sebotol jamu subur,Senja yang sedang sibuk membersihkan rumah, menyambut hangat mertuanya tersebut.
“Wah Ibu kok datang tidak mengabari,” tanya senja menyalim ibu mertuanya dan mengambil bungkusan yang dibawa ibu.
“Iya nak, kalian sudah sebulan tidak ke Jakarta jadi Ibu kesini melihat kalian di Maja, apakah semua baik nak,” ucap Ibu mengelus rambut Senja, melihat ada sisa memar diwajahnya.
“Baik bu, Arga masih tidur, apa dibangunkan bu??”
“Ga ush biarkan saja dia tidur, mungkin dia lelah”
“Bapak kenapa ga ikut bu?”
“Bapak kurang sehat, ga kuat perjalanan dengan kereta”
“Ohhhh nanti waktu sengang kami lihat bapak ya bu”
“Pipimu kenapa??apa Arga melakukannya lagi??” Tanya ibu yang sudah tahu tabiat jelek anaknya terhadap anak mantunya namum hanya bisa diam dan pasrah.
“Ga papa bu, Arga ga sengaja, kami bertengkar dia mendorong Senja, Senja terjatuh mengenai sudut meja” ucap Senja mengelabui mertuanya.
“Gimana kamu udh isi??” Tanya ibu yang memang sudah sangat merindukan kehadiran cucu dihari tuanya
“Belum bu,”
“Ya sudah,,ga papa sabar saja, kamu banyak konsumsi toge, itu si Arga juga kasih makan terur ayam kampung biar subur”
“Arga mah subur bu, paten…Senja aja sampe klepek-klepek, ya cuma senja mungkin kecapaian kerja Bu” ucap Arga menyahut keluar dari kamar.
“Kamu itu,,makanya kerja biar istrimu tidak capek” ucap Ibu menyentil anaknya.
Sementara Arga hanya tertawa dan bermanja-manja dipangkuan Ibunya, mereka makan bersama dan ketika hari sudah sore, Ibu pamit pulang agar tidak terlalu padat dikereta api, Arga pun menggantarkan ibunya kestasiun sementara Senja kembali merapikan rumah.
Senja mendengar perbincangan disebelah rumahnya, seperti ada suara wanita dan pria yang sedang berdiskusi, sebuah mobil alpard hitam memang terparkir dirumah tetangganya.
“Kamu tahu aku disini dari mana Tia” tanya Dimas terkejut melihat kedatangan Cintia di Maja.
“Dimasss, kamu boleh marah sama aku, tapi jangan menghilang dari sisiku..aku bisa gila!!!” Ucap Cintia menarik tubuh Dimas mencium mesra bibir kekasih gelapnya itu.
Dimas mencoba melepaskan diri dari keagresifan cumbuan Cintia, tapi wanita itu cukup lihai memainkan bibir Dimas hingga dia ikut menikmati kuluman manja dari kekasihnya itu. Setelah puas menjelajahi isi mulut Dimas, mereka duduk berdua.
“Sampai kapan kamu bersembunyi disini??”
“Aku lelah, aku lelah dengan media, wartawan dan semua pemberitaan kita, aku seperti pecundang dimata ayahku” ucap Dimas dengan mata memerah
“Dimas,,.percayalah kamu harus sabar, kita akan menemukan jalan yang indah” Cintia membelai mesra rambut Dimas yang berbaring disebelahnya.
“Jalan yang seperti apa???kapan kamu meninggalkan Kevin??kenapa kamu sangat sulit melepaskannya???ayo kita pergi!!!Jauh dari Indonesia aku sudah memiliki cukup uang,”Ucap Dimas memprovokasi cintia
“Tidak semudah itu,Kevin sangat berkuasa dia bisa menghancurkan kariermu, karierku, dan mengambil anak kami, aku akan kehilangan hak asuhku atas Cita”
“Jadi sampai kapan kamu akan kuat disiksa oleh lelaki tua itu!!!sampai mati!!kita bawa Cita,kita pergi bersama”
“Kamu ga mengerti ,,ini tidak gampang,,bersabarlah”
“Kamu bukan tidak bisa!!!tapi kamu serakah!!pergilah dari sini sebelum wartawan menangkap kita lagi!!”Dimas kesal mengusir Cintia
“Dimas…Dimas,,,” ucap Cintia mengedor-gedor pintu
Senja yang kebetulan membuang sampah, menyadari wajah tidak asing Cintia, wanita cantik, bertubuh model, berkulit putih, dia memiliki keanggunan seperti putri raja, melihatnya dari jauh saja seperti sudah bisa merasakan wangi tubuhnya.
“Apa Ibu butuh bantuan??” Tanya Senja melihat Cintia tidak mendapat jawaban dari dalam rumah.
Wajah sombong “Cintia tidak menjawab tawaran Senja dia menaikan kacamatanya, membuang muka dan pergi bersama supirnya,
“Ya tuhan, masih saja banyak manusia sombong seperti itu, bagaimana mungkin seorang model terkenal bertamu keperumahan cluster di Maja oh untung aku bukan manusia serakah menfotomu dan menviralkanmu Cintia tarakikan”pikir Senja tersenyum .
Malam hari Arga juga belum kembali mengantar Ibunya kestasiun, padahal jarak stasiun kerumah mereka, hanya 10 menit saja, Senja menghubunginya berulang kali, berharap Arga pulang kerumah, bukan malah kumpul-kumpul bersama teman-temannya dan menghaburkan uang, namun kenyataannya Arga tak kunjung pulang, dengan kesal Senja meminum jamu subur yang diberikan mertuanya, rasanya sangat segar, setelah dingin dilemari es.
Senja menikmati sebotol jamu sambil menonton tv, tiba-tiba lampu rumahnya padam, Senja yang troma ketakutan dengan gelap, meringkuk dipojok..diterangi cahaya ponselnya,..kaki tangannya gemeteran, baru kali ini pemadaman lampu terjadi dimalam hari.
Dimas tersentak dari tidurnya dia mencari-cari ponselnya, Dimas pun tidak menyukai gelap, meski cahaya hape meneranginya tapi dia paling takut dengan gelap, troma masa kecil ketika dia berbuat salah ayahnya selalu mengurung dan memukulnya diruangan gelap begitu membekas dalam dirinya, ia merangkak membuka pintu berharap cahaya bintang/ bulan mampu menembus dinding rumahnya memberi sinar lebih terang, namun malam ini bintang ataupun bulan seperti mengambil cuti dalam tugasnya. Batre ponselnya sudah memerah dia lupa mengecas karena tertidur, dia melihat cahaya dari rumah sebelah, meski remang setidaknya dia dapat numpang penerangan sebentar mengingat dia tidak punya media penerang apapun kecuali hape dengan daya batre 5%.
Perlahan berjalan karena ketakutannya Dimas mengabaikan etikanya masuk kerumah tetangganya pintunya setengah terbuka, dia hampir terpekik melihat wanita rambut panjang dipojok ruangan dengan wajah tertutup rambutnya, ketika Dimas menyapanya, mata Senja memerah.
“Tolong aku,,tolong aku, aku tidak bisa bernafas,,”ucap Senja meraih tangan Dimas, lalu terjatuh.
“Nona..nona kamu kenapa???” Ucap Dimas memang dingin badan Senja yang menyentuhnya.
Entah kekuatan dari mana rasa manusiawi membuat Dimas berani mengangkat Senja yang pingsan membawanya kerumahnya, menerangi mereka dengan ponsel Senja ,tubuh Senja sangat dingin..Dimas menutupi tubuhnya dengan selimut, mengosok-gosok tangan Senja, mendapat kehangatan Senja semakin merapatkan tubuhnya kearah Dimas, memeluknya dengan erat,.
“dingin sekali..dingin sekali” katanya mengigau dalam tidurnya.
“Nona bangun, ayo hubungi suamimu, ada apa dengan dirimu” ucap Dimas berbisik ditelingga Senja
Bisikan nafas ditelinga senja,membuat nya merasa nyaman, dia menarik Dimas dan memeluknya erat.
“Hey sadarlah aku bukan suamimu,” ucap Dimas mencoba menjauhkan Senja.
Cupp Sebuah ciuman mendarat dibibir Dimas, Senja menarik dan memperdalam ciumannya, Dimas tersentak kaget berusaha mendorong, namun gadis itu seperti memiliki dorongan lebih besar, rasa manis dari bibir Senja begitu cepat dia transfer ke bibir Dimas. Dimas yang berpengalaman dalam dunia malam sadar, ada yang tidak beres dengan wanita didepannya, tadi dia merasa kedinginan kenapa sekarang dia seperti seekor ulat yang kepanasan, tanpa sadar Senja membuka bajunya sendiri, meliuk-liik diatas kasur milik Dimas.
“Astaga apa yang wanita ini lakukan disini, ampun aku dalam masalah, apa yang baru dia konsumsi”ucap Dimas panik dalam hatinya sambil membalikan wajah, meski tidak ada siapa-siapa etika Dimas sangat baik, dia tidak ingin melihat aksi Senja, dia tahu wanita ini akan malu ketika sadar.
“Panas..panas sekali,” ucap Senja membuka satu persatu bajunya, hingga meninggalkan sepasang pakaian dalam berwarna pink.
“Stopppp!!!” Ucap Dimas menyadari wanita ini akan menghabisi seluruh pakaiannya jika dia tidak mencegahnya, Dimas memegang tangan Senja yang terus meronta.
Plak lampu hidup, membuat Dimas menghela nafas lega, dia mengangkat Senja, tubuh gadis itu begitu ringan bukan hal yang sulit bagi Dimas untuk memasukannya kedalam bathup dan menyemprot tubuh Senja dengan air dingin, cara ini sering dia lihat dari teman-temannya ketika menyadarkan wanita yang dipengaruhi obat ataupun minuman keras. Senja terlihat meronta-ronta ingin keluar, tapi Dimas terus menekannya kedalam air hingga dia pasrah basah kuyup sampai samar-samar dia melihat wajah Dimas lalu pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments