Senja menyusun meja-meja pelanggan, dan merapikan meja, sudah pukul 10 malam, sudah waktunya dia bersiap-siap menutup cafe makanan fast food tempat dia bekerja, setelah membersihkan meja Senja izin pamit pada bosnya yang masih menghitung uang dimeja kasir.
“Pak ruangan dan meja sudah bersih, saya izin pulang” ucap Senja
“Baik nja, kamu dijemput siapa???tanya pak Arya bos Senja yang cukup royal dan baik hati.
“Teman pak,Arga sudah didepan, saya deluan ya pak” jawab Senja yang menutupi Arga sebagai suaminya, karena syarat awal dia melamar kerja adalah singel, dan pernikahannya pun dengan Arga masih menikah siri, dia tidak mau menjadi cibiran rekan kerjanya dicafe.
Senja melabai melihat Arga yang sudah duduk dimotor menunggunya didepan cafe, terlihat wajah Arga yang cemberut menunggu istrinya pulang.
“Maaf yang, tamu rame hari ini jadi sedikit larut” ucap Senja yang melihat wajah tidak senang dari Arga, tapi tidak mendapat tanggapan dari suaminya itu.
Ketakutan mulai kembali menyelimuti Senja, sudah 1,5 tahun dia menikah dengan Arga tetangga dan juga teman kecilnya, mereka tumbuh bersama, Arga lah yang dulu selalu ada buat Senja, disaat orang tuanya meninggal keluarga Arga pun ikut andil menjaga Senja yang sebatang kara, Arga jatuh cinta pada Senja karena rasa hutang budinya, Senja menerima Arga dan memutuskan menikah muda diusia 17 tahun, usia yang belum cukup matang dalam menghadapi rumah tangga.
Orang tua Arga bukan dari keluarga kaya, bukan pula keluarga miskin, mereka cukup, namun kehidupannya lebih baik dari Senja. Mereka menjaga Senja seperti anak sendiri, tapi Senja selalu dituntut menurut dan mengikuti semua aturan mereka serta mengalah kepada Arga, Senja yang tidak pernah dicintai dan tidak pernah jatuh cinta merasa mungkin memang Argalah jodohnya, siapa lagi yang bisa menerima dia, gadis miskin yang hanya sebatang kara didunia ini. Namun setelah berumah tangga, troma figur ayahnya kembali terulang di kehidupanya, Arga kasar suka main tangan, cemburuan dan gila judi, dia memperlihatkan sosok dewasa yang bukan seperti Arga yang Senja kenal dimasa kecil.
Arga masuk kerumah membanting pintu, melemparkan helm, membuat Senja was-was apalagi yang membuat Arga marah.
“Kenapa si yang, baru pulang kamu udh marah-marah?” Tanya Senja sambil meletakan tas dan helm yang dilemparkan ketempatnya.
“Kenapa???”ucap Arga menjambak rambut Senja dan memaksanya menatapnya.
“Sakitt Aga, ada apalagi” ucap Senja melotot
“Aku nungguin kamu hampir setengah jam kamu tanya kenapa, sementara kamu betah mengobrol dengan bosmu yang ganteng itu!!!” Ucap Arga melepaskan rambut Senja dan mendorongnya jatuh.
“Aku ga mengobrol aku izin pulang, hanya itu saja, Pak Arya cuma memastikan aku pulang dengan siapa?” Ucap Senja membela diri
“Ahhhh, itu alasan dia, ohh dia care banget ya sama kamu, kamu lebih senang kan berlama-lama dengan si Arya itu dari pada suamimu yang dekil dan pengganguran ini” ucap Arga sinis
“Kamu itu ya!!selalu mempermasalahkan sesuatu yang gak jelas, kalo kamu merasa rendah diri kerja!!!cari kerja jangan menyalahkan istri!!ini kamu malah judi!!slot!!slot!”ucap senja yang terpancing amarah ketika lelah dan Arga mengajaknya ribut.
Plaaaakkkkkk, Arga melayangkan tamparannya kepipi Senja hinga terpental, tidak puas dia menarik Senja dan melemparkannya kekasur, menindihnya, menyobek kasar baju kemeja Senja,memaksa senja berhubungan sebagai istrinya. Dalam keadaan emosi, nafsu Arga seperti harimau yang kelaparan, dia menghabisi setiap sisi tubuh Senja dengan kasar, sering kali Arga melampiaskan kemarahaanya kepada Senja dengan menyiksanya diatas ranjang.
“Argaaaaa,,pelan Ga jangan kasar sakit,,,Arga” rintih Senja yang belum menerima penetrasi tapi Arga tidak peduli terus mendesak kasar penyatuannya kepada Senja.
“Ini hukuman buat kamu berani menatap pria lain!!!kamu milikku Senja!!milikku, kamu harus bersyukur disaat semua orang membuangmu hanya ada aku!!aku!”ucap Arga menjatuhkan mental senja. Setelah menyalurkan nafsu bejatnya Arga terbaring lemah disebelah Senja, senja menghusap air matanya, dia merasa sakit tidak hanya diseluruh tubuhnya tapi juga dihatinya.
“Njaaa…” ucap Arga memeluk lembut Senja
Senja hanya diam menatap langit-langit kamar.
“Maafkan aku nja, aku kasar, maafkan aku, aku hanya terlalu mencintaimu,,maafkan aku, jangan marah ya,,plisssssss…” ucap Arga seperti biasa setelah melakukan kekerasan fisik dan batin kepada Senja dia akan merengek-rengek bermanja meminta maaf,, Arga memeluknya mengendus-endus lehernya bagian sensitif yang sudah di hapal. Senja pasti akan luluh jika Arga bergayut manja dan menggangunya diarea kelemahan sekitar lehernya.
“Argaaa geliii,,,hentikan” ucap Senja mendorong Arga.
“Kamu masih maraahhhh, aku mencintaimu Senja,pliiisss aku ga mau berhenti” ucap Arga kembali beraksi, hingga Senja menyerah dan memaafkannya.
Pagi hari seperti biasa Senja menyiapkan masak,beres-beres rumah,mencuci pakaian, sementara Arga masih tidur-tiduran bermain hape dikamar, dan akan bangun ketika Senja memanggilnya untuk makan, kebiasaan dimanja oleh orang tuanya sejak kecil membuat Arga enggan bahkan tidak pernah membantu pekerjaan rumah tangga dirumah, beruntung Senja memiliki mertua yang perhatian mereka diberikan sebuah rumah subsidi meski diujung Kota Tangerang, di kabupaten Maja.Perumahan mereka sangat sepi, mungkin dalam satu cluster hanya beberapa rumah yang terisi, seperti rumah mereka tidak memiliki tetangga,hanya dua blok dari rumah mereka ada penghuni lainnya, mungkin karena aksesnya yang jauh ke Jakarta, banyak pembeli hanya menginvestasikan uang mereka dalam bentuk rumah tanpa dihuni,sehingga tiap terjadi keributan Arga bisa melampiaskan dengan leluasa kepada Senja. Senja sedang menjemur kain didepan, melihat beberapa tukang mondar mandir disebelah rumahnya, dan seorang pria separuh baya terlihat sedang memberi intruksi. Senja tidak berani melemparkan senyum ke tetangga yang sepertinya akan merenov rumahnya itu, dia takut jika Arga melihat, akan menghancurkan harinya hari ini, hingga dia hanya menunduk saja.
“Yang sepertinya sebelah akan ada yang tinggal?” Ucap Senja
“Ohhhh” jawab Arga cuek sambil menikmati nasi goreng yang disiapkan Senja.
“Kamu ajak ngobrol gih, basa-basi kan mau jadi tetangga satu-satunya diblok kita”
“Ahhhh buat apa??paling juga direnov dan ditinggalin gtw aja, apa untungnya buat kita, ntar akrab malah diminta tolong liat-liat rumah mereka”
“Ya sudah, aku cuma kasih saran, kan ada baiknya saling mengenal” ucap Senja sambil make up bersiap-siap berangkat kerja.
“Udahlah yang, aku tuh cuma butuh kamu, mamah papa,ga penting deh, tetangga kek,rt kek, ribet” ucap Arga sambil terus makan dan bermain hape.
“Ya udh ayo antar aku pergi kerja” ucap Senja setelah selesai bersiap
“Kamu naik kereta ya hari ini, tanggung ini gamenya” ucap Arga
“Ga..kamu jangan main game terus cari kerja ga!” Ucap Senja mulai kesal
“Kamu jangan buat ribut deh pagi-pagi, emang cari kerja gampang!!aku juga usaha..” ucap Arga membanting sendoknya menghentikan makan.
“Ya kalo main game gimana usaha yang,” ucap Senja melunakan suaranya.
“Aku pusing!!!kamu keberatannya kerja sendiri, perhitungan banget jadi istri!!buat hilang mood makan aja!” Ucap Arga kembali marah
“Bukan begitu, ya sudah aku berangkat kerja dulu, aku ga mau ribut” ucap Senaj mencegah pertengkaran lagi pagi ini
“Tunggu ja,,tinggalin aku uang 50” ucap Arga enteng
Senja menghela nafasnya, dia seperti menafkahi anak kecil yang minta jajan setiap hari, sementara dia banting pulang setiap hari untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.,Arga hanya meminta uang entah untuk apa dia gunakan, jika senja marah, dia akan lebih tempramental membuat senja tak berdaya,senja mengeluarkan uang 50ribu dari dompetnya, meletakan diatas meja, lalu pergi kerja.
Pukul 22.00 Senja pulang kerumah, dia melihat pintu rumah setengah terbuka, dengan cepat dia masuk, takut terjadi sesuatu dengan Arga yang berada dirumah, lelah yang dipikul sedari td bertambah dua kali lipat ketika melihat keadaan rumah, piring kotor masih berserak dimeja makan, baju dan jaket dikursi, serta bau asap rokok yang masih pekar diudara, suasana yang sudah biasa dihadapi Senja.
“Ga…ga…” pangil Senja mencari keberadaan suaminya sambil menutup pintu.
Senja melihat Arga duduk dikursi belakang rumah, ember dan beberapa tumpuk kain kotor tampak berserakan, sementara Arga terlihat menunduk prustasi.
“Kamu kenapa??” Tanya Senja
“Ja,,habislah aku nja,,habis,..” ucapnya memukul-mukul kepalanya sendiri
“Kamu kenapa???tanya Senja menghentikan aksi Arga
“Tolong aku nja..tolong aku, aku bisa dipukuli bapak bapak lagi!!!mampuslah aku!!” Ucapnya merengek seperti anak kecil
“Kamu judi lagi???”tanya Senja menebak
Belum sempat arga menjawab melihat tatapan kecewa mata senja dia seperti sudah mengetahui perbuatan arga. Senja hendak pergi meninggalkan arga.
“Njaaaaaa…sayang..njaaaa, aku mohon sekali ini lagi saja. Aku mohonnnmnnmn aku terjebakkk, tolong akuu,” ucap arga merengek menarik tangan senja menangis seperti anak kecil
“Kita uang dari mana ga???kamu sudah berjanji kesekian kali!!!ohhhh tuhan !!apa kamu idiot ga??kami berulang kali melakukannya??” Ucap Senja terduduk menangis.
“Aku mohon nja,,tolong aku bisa mati dibunuh rentenir, kamu ga sayang aku nja,,kita selalu bersama dari kecil,,,tolong aku njaa” jawab Arga menuntut pertolongan istrinya
“Aku sangat lelahh ga…sangat!!!” Ucap Senja
“Njaaa jika besok uangnya ga ada mereka akan datang lagi kemari mencariku!!memukuli dan mengancam membunuhku!!!njaaa pinjam bos mu ya??” Ucap Arga memelas pada istrinya
“Aku malu!!Malu harus tempo terus ga,,kamu kenapa sih ga bisa berubah!!mana janji kamu!!” Ucap Senja
Melihat tidak ada hasil meluluhkan istrinya Arga mengambil pisau dapur mengarahkan ke nadinya, menatap tajam mengancam senja.
“Argaaa jangan macam-macam, jangan aneh-aneh” ucap Senja menarik tangan Arga takut dia terluka
“Lebih baik aku mati nja,,aku ga berguna, aku ngecewain kamu terus,ini kan mau kamu bebas dari benalu seperti aku” ucap Arga
“Aku ga pernah mau bebas dari kamu!!tapi kenapa kamu selalu begini, kamu ngancam aku terus ga??” Ucap Senja menangis berebut pisau dengan Arga.
“Kamu kira aku hanya mengancammu!!aku memang ga berguna!!” Ucap Arga nekat ini mengesek nadinya
“Baiklah..baiklah kali ini aku mohon terakir Ga..aku mohon,”ucap Senja menarik pisau memeluk Arga
Arga melepaskan pisau memeluk Senja menangis kembali berjanji sekali lagi untuk berubah dan tidak mengulangi judi.
“Terima kasih sayang, terima kasih” ucap nya bahagia tersenyum satu masalahnya selesai tapi tidak dengan masalah senja, bagaimana dia masih memiliki muka, meminjam kembali uang dengan bosnya padahal cicilan sebelumnya belum lunas.
Arga segera mandi, membuat kan teh hangat untuk Senja,seperti biasa jika maunya dituruti dia kan berubah sangat manis, perhatian dan memanjakan senja, terdengar suara palu dirumah sebelah membuat senja tidak bisa tidur.
“Bagaimana mungkin ada orang yang membiarkan tukang bekerja sampai larut malam, tidak punya hati, jelas-jelas orang mau berisitrahat” omel Senja
rumah mereka memang sangat berdempetan dengan tetangga satu sama lain, keributan kecil saja bisa saling terdengar, apalagi pekerjaan bagunan/renovasi.
Dimas Anggara seorang artis terkenal ibukota duduk disofa sambil mengotak-atik hapenya, berita tentang dirinya yang menjadi pembinor seorang istri pengusaha terkenal menyebar dimana-mana, dia dikejar-kejar media, sampai membuatnya ingin pindah planet. Bagaimana tidak Dimas memang masih mencintai Cintia seorang gadis yang berprofesi sebagai model, namun Cintia memilih menikahi Kevin pengusaha besar di ibu kota meski jarak usia mereka yang terpaut jauh.
Namun Cintia hanya memanfaatkan Kevin untuk popularitas dan kekayaannya saja, dia masih sangat mencintai Dimas, harapan-harapan palsu yang diberikannya kepada Dimas, membuat Dimas terjebak diantara mereka, hingga seperti pepatah sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh, inilah yang terjadi mereka berdua digab media saat berlibur di Australia beberapa bulan lalu. Media terus mengoreng isu mereka hingga Dimas diminta manajernya aksi tutup mulut dari media, sementara Cintia mendapat pukulan dan kekanggan yang membabi buta dari suaminya akibat isu tersebut.
“Mas dimas…ibumu menelepon terus menanyakan keadaanmu?” Ucap Rina manajer Dimas.
“Bilang saja aku baik-baik saja mbg, ibu tidak perlu khawatir” ucap Dimas
“Mas Dimas sebaiknya mulai menjaga sikap mas, sampai berita ini reda, kita memiliki banyak kontrak yang belum selesai, bagaimana jika klien protes dan mencut Mas Dimas akibat gosip ini” ucap Rina menasehati Dimas.
Sementara Dimas hanya diam, yang dia khawatirkan saat ini adalah Cintia,bagaimana jika suaminya memukulinya lagi, atau bagaimana jika suaminya mengurungnya berhari-hari, dia tidak peduli lagi popularitas dan kekayaan, dia merasa sudah cukup dan ingin membawa Cintia pergi bersamanya, tetapi Cintia selalu menolak dengan alasan belum bisa, belum saatnya, meminta Dimas terus bersabar.
“Mbg Rina dapat kabar Cintia??” Tanya Dimas
“Dari pembantu yang kerja disana sih dia masih didalam kamar mas, sepertinya Pak Kevin sangat marah, saya harap mas Dimas bisa menjaga sikap mas, Cintia itu istri orang, saya sudah bersama mas Dimas 10 tahun, jangan sia-siakan masa depan mas untuk hal yanh belum pasti” jawab Rina menasehati Dimas.
“Hmmmmm” jawab Dimas malas
“Baiklah mas, saya mau pergi dulu, jika butuh bantuan bisa hub saya, atau Rani asisten mas” jawab Rina
“Baiklah mbg, minta tolong Rani panggil kesini ya” ucap Dimas.
“Baik” jawab Rina
Rani datang dengan tergopoh-gopoh menahan seorang pria paruh baya masuk kedalam apartemen Dimas, dia adaah ayah Dimas, seorang dokter yang tidak pernah setuju anaknya menjadi aktor, Dimas anak tunggal yang selalu diharapkan ayahnya menjadi penerusnya seorang Dokter juga.
“Pak..pak mas Dimas ga ada didalam pak, dia sedang keluar kota!!” Cegat Rani yang bertabrakan dengan Rina saling melirik mengkode Rina atas kebohongan mereka.
“Diam kalian saya tahu dia didalam!!Dimas keluar kamu!!” Ucap ayahnya emosi
Dimas yang mendengar keributan tahu itu suara ayahnya, pasti ayahnya akan memaki dan memukulnya melihat gosip yang beredar, dia tidak pernah bangga dengan pencapaian Dimas, tetapi selalu melihat kesalahan Dimas sebagai aib yang berlebihan.
“Ada apa ayah??”sahutnya bermalas-malasan
Plaaaak tamparan keras melayang dipipi Dimas membuatnya sampai dia hampir terpental.
“Dasar aib keluarga!!kenapa kamu selalu membuat malu!!jangan pakai nama belakangku keluarga besar Anggara jika kau tidak bisa menjaga harga dirimu!!” Ucap ayah Dimas pergi begitu saja
Manajer dan asisten segera menolong bosnya itu, dan membantunya duduk.
“Saya akan mengambilkan es batu” ucap Rina
“Tidak usah mbg, mbg Rina bole pulang” ucap Dimas
“Kamu juga Rani, pulanglah bukankan rumah mu jauh” ucap Dimas
“Iya mas tapi masih renovasi, suami saya dinas masih dijakarta jadi saya masih dijakarta mas,biar saya jaga mas, mau makan apa?” Tanya Rani
“Ohhh yang dimaja itu ya??” Ucap Dimas sambil mengompress bibirnya yang sedikit terluka
“Iya mas..” jawab Rani membuatkan dimas segelas teh hangat.
“Jauh sekali Rani,kenapa ambil rumah disana?” Tanya Dimas yang memang sudah cukup dekat dengan manajer dan asistennya.
“Disana tenang, belum terlalu rame, tetangga juga belum banyak, sekolah,klinik, dan pusat perbelanjaan sudah ada dalam komplek jadi lebih aman mas buat keluarga”jawab Rani sambil menyodorkan segelas teh ke Dimas.
“Hmmm apakah rumah mu sepi???” Tanya Dimas mulai tertarik mendengar situasi yang Ranj gambarkan.
“Ya iyalah mas, kebanyakan rumah kosong, paling satu blok terisi 1-2 rumah, baru berkembang mas, jadi banyak yang belum nempatin, ya itung-itung investasi”
“Rani,,,aku pinjam rumahmu ya???” Jawab Dimas bersemangat
“Lah buat apa mas??apartemen mas bagus, disana ga ada kolam renang lo, ga seluas apartemen mas?” Jawab Rani terkejut
“Kamu belum mau tempatin kan, biar aku isi semua prabot sebagai bonus, nanti aku bayar sewa juga deh.”
“Mas serius??disana sepi banget mas bukan seperti di Jakarta”
“Yaa,.tapi jangan bilang siapa-siapa rahasiakan ini!!termaksud dengan Rina,,aku ingin menghilang tenang beberapa bulan,,kamu bisa berjanji!!”
“Baik mas,nanti aku minta pengerjaan dipercepat br layak artis besar tinggalin” canda Rani
“Ingat rani rahasia!!rahasia!”Tegas Dimas.
Senja menebalkan mukanya kembali pagi ini, sudah kebal rasanya dia dengan omongan teman sekerjanya tiap bulan pasti cash bon dengan bosnya, pak Arya memang sangat baik, tapi kebaikan pak Arya pada SenjA sering menjadi bahan cibiran teman-temannya.
Pada saat selesai doa pagi, sebelum konsumen berdatangan Senja, menemui atasannya diruang kerjanya.
Tok..tok..tok, ketuk Senja pelan
“Ya masuk” jawab Pak Arya
Perlahan Senja masuk, Pak Arya mempersilahkannya duduk
“Ada apa nja???” Tanya Pak Arya menatap Senja yang menunduk ragu-ragu bicara
“Begini pak,saya minta maaf, sayaa mau pinjam uang lagi pak,,maaf pak, saya tahu pinjaman kemaren belum lunas” ucap Senja
“Berapa??, kenapa tiap bulan kamu butuh uang sangat banyak, setahu saya kamu yatim piatu bukan??” Tanya Pak Arya
“5 juta pak,Ada kebutuhan mendesak pak, masalah keluarga” ucap senja berbohong
“Senja kamu jangan berbohong,,semua karyawan saya sudah saya anggap adik-adik saya sendiri,kamu boleh cerita jika ada masalah,,semua jangan dipedam sendiri” ucap Pak Arya
“Tidak ada apa-apa pak, bapak asuh saya rugi dalam usahanya pak” ucap Senja berbohong, dia memang menyembunyikan pernikahannya dengan Arga, karena sangat sulit mencari pekerjaan dengan status sudah menikah.
“Baiklah, tapi Bapak harap kamu jujur ya, gunakan uang sebaik-baiknya, kamu lihatkan kamu datang pagi pulang malam susahnya cari uang” ucap Pak Arya menasehati Senja.
“Baik pak, nanti Bapak boleh potong dari gaji saya pak, tapi jangan sekaligus ya pak, saya minta tolong keringanan menyicil setiap bulannya,” ucap Senja dan disetujui oleh Pak Arya.
Malam ini Senja sengaja memgambi lembur, agar gajinya bisa lebih tinggi untuk membayar cicilan utangnya. Selesai bekerja dia pergi ke atm mentransfer uang ke rekening Arga untuk melunasi utangnya sesuai janji nya kepada Arga. Bolak balik dia menghubungi Arga untuk memintanya menjemput Senja sepulang kerja, namun tidak juga mendapat balasan dari Arga, begitu juga dengan telepon yang tidak diangkat., akirnya Senja memutuskan pulang sendiri.
Senja pulang dengan gojek, dia lihat disebelah rumahnya parkir sebuah mobil avanza,
“oh ternyata penghuni rumah sudah mengisi rumahnya, aku ga bisa lagi numpang jemuran dipagarnya” ucap Senja dalam hati
Seperti biasa Senja masuk rumah, tapi kali ini pintu rumah terkunci,dia mengedor-gedor tetapi tidak ada yang membukakan, dia menghubungi Arga, namun juga tidak ada balasan, rasa lelah membuat Senja benar-benar kesal, mengingat dia meninggalkan kunci serep didalam rumah.
Karena lelahnya Senja duduk membaringkan tubuhnya dikursi didepan rumah,,rasa kantuknya tidak tertahan membuatnya terlelap.
Dimas baru saja keluar berjalan-jalan menikmati terangnya cahaya bulan, dengan masker dan tak lupa topi dikepalanya, baru dua hari disini dia seperti mendapatkan kedamaian jauh dari kejaran wartawan dan hiruk pikuk ibu kota, Dimas hampir saja meloncat dan berteriak melihat wanita dengan rambut tergerai menutupi wajahnya tertidur pulas dikursi disamping rumahnya,,sontak dia melihat kaki Senja barulah dia menghela nafas.
“Ohhh manusia,,” ucapnya dalam hati lalu membuka pintu dan masuk, bunyi suara pintu dibuka dan ditutup membangunkan Senja dari tidurnya. Dia melirik jam tangan dilengannya,pukul 22.30 malam
“apakah dia harus tertidur diluar, kemanakah Arga malam ini???aku harap dia tidak membuat masalah,” ucapnya dalam hati.
Plok..plok Senja memukuli nyamuk yang tidak henti menyerangnya, ingin ia menumpang beberapa jam dirumah tetangga barunya tapi apa daya dia tidak mengenal, apalagi kalo Arga tahu dia pasti dihajar habis-habisan, rasa haus membuatnya ingin menangis kenapa dunia begitu tidak berpihak kepadanya, tagisan Senja sayup-sayup terdengar oleh Dimas. Ia sejatinya yang penakut menarik selimut memasang hedset ditelinganya dan memutar musik kencang-kencang.
“Sialan, jauh dari manusia, malah dideketin setan” pikirnya dalam hati.
Setelah sejam berlalu, Dimas mulai membuka hedsetnya, suara sayup-sayup gadis menangis tidak terdengar lagi, tapi dia mendengar suara barang-barang pecah, teriakan-teriakan serta jeritan dari samping rumahnya,
“Hmmm sepertinya perang dunia disebelah, oh my god” pikir Dimas mencoba tidak ikut campur.
“Kamu itu ya!!pulang mabuk ga!!judi!marah-marah!kamu mikir gak aku gimana nutupin malu aku minjam dulit!!nungguin kamu dirumah terkunci!aku lelah kamu pulang keadaan begini!”ucap Senja berteriak memaki Arga.
Arga yang sudah mabuk, tidak terima seperti biasa kalap dan bukan meminta maaf malah memukuli Senja, medorongnya, menendang dan menjambak, sampai gadis itu tidak berdaya dipojok dinding kamar, menangis sendirian sementara Arga pergi lagi membanting pintu dengan motornya.
Suasana tiba-tiba senyap, Dimas yang sedari tadi mendengar terdiam beberapa saat, jika ada pria main tangan dia pasti teringat pada nasib kekasihnya Cintia,.apakah ini seperti yang dialami Cintia, bagaimana nasib gadis itu setelah rumor yang beredar tentang mereka. Dimas mendengar suara Senja menangis kembali, suara tangis yang menyayat hati, sedih sekali, Dimas yang hanya mendengar saja merasakan sakit sekali, apalagi Senja yang merasakan,
“Wanita kuat mana yang mampu bertahan disebelah rumah ini” pikir Dimas dalam hatinya lalu terlelap dal tidurnya.
Entah berapa jam Senja memangis, dia menangis sampai tertidur, hanya tidurlah teman yang bisa membuatnya sedikit berlindung dari rasa lelah hati dan lelah fisik yang dia alami, pagi hari Senja terbangun dari tidurnya, bahkan pagi ini pun jam weker tidak berpihak padanya. Ya…Senja kesiangan, dia mengucek-ucek matanya, melihat jam dinding dikamar sudah pukul 7 pagi, biasa dia sudah siap dan berangkat kerja menempuh perjalanan dengan berdesakan tempat digerbong kereta api, namun hari ini badannya tidak dapat bekerja sama, terlebih melihat kondisi rumah yang hancur berantakan, memutuskan nya meminta izin sakit tidak masuk kerja hari ini:
Senja menghela nafas, merapikan rumah pelan-pelan, kemudian menjemur pakaian, tak sengaja dia bertatap muka dengan Diimas yang kebetulan pulang joging,,Dimas yang selalu menggunakan masker, kaca mata dan topi tentu tidak dapat dikenali Senja, sementara Dimas melihat Senja begitu terkejut, beberapa lebam terlihat diwajahnya, matanya sembab, namun tidak bisa menyembunyikan kecantikan gadis berambut panjang berkulit kuning langsat itu.
Melihat Dimas menatapnya tajam Senja berusaha menyembunyikan luka lebam diwajahnya dengan rambutnya, Senja melemparkan senyum ke arah Dimas, sambil menggangukan kepalanya sebagai simbol sapaan ala kadarnya kepada tetangga barunya, sementara Dimas hanya membalas dengan mengganguk,inilah pertemuan pertama mereka, misteri wajah gadis yang suara tangisnya sering terdengar oleh Dimas, ternyata bukan mahluk gaib melainkan gadis yang cantik yang terlihat sangat sederhana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!