Senja menebalkan mukanya kembali pagi ini, sudah kebal rasanya dia dengan omongan teman sekerjanya tiap bulan pasti cash bon dengan bosnya, pak Arya memang sangat baik, tapi kebaikan pak Arya pada SenjA sering menjadi bahan cibiran teman-temannya.
Pada saat selesai doa pagi, sebelum konsumen berdatangan Senja, menemui atasannya diruang kerjanya.
Tok..tok..tok, ketuk Senja pelan
“Ya masuk” jawab Pak Arya
Perlahan Senja masuk, Pak Arya mempersilahkannya duduk
“Ada apa nja???” Tanya Pak Arya menatap Senja yang menunduk ragu-ragu bicara
“Begini pak,saya minta maaf, sayaa mau pinjam uang lagi pak,,maaf pak, saya tahu pinjaman kemaren belum lunas” ucap Senja
“Berapa??, kenapa tiap bulan kamu butuh uang sangat banyak, setahu saya kamu yatim piatu bukan??” Tanya Pak Arya
“5 juta pak,Ada kebutuhan mendesak pak, masalah keluarga” ucap senja berbohong
“Senja kamu jangan berbohong,,semua karyawan saya sudah saya anggap adik-adik saya sendiri,kamu boleh cerita jika ada masalah,,semua jangan dipedam sendiri” ucap Pak Arya
“Tidak ada apa-apa pak, bapak asuh saya rugi dalam usahanya pak” ucap Senja berbohong, dia memang menyembunyikan pernikahannya dengan Arga, karena sangat sulit mencari pekerjaan dengan status sudah menikah.
“Baiklah, tapi Bapak harap kamu jujur ya, gunakan uang sebaik-baiknya, kamu lihatkan kamu datang pagi pulang malam susahnya cari uang” ucap Pak Arya menasehati Senja.
“Baik pak, nanti Bapak boleh potong dari gaji saya pak, tapi jangan sekaligus ya pak, saya minta tolong keringanan menyicil setiap bulannya,” ucap Senja dan disetujui oleh Pak Arya.
Malam ini Senja sengaja memgambi lembur, agar gajinya bisa lebih tinggi untuk membayar cicilan utangnya. Selesai bekerja dia pergi ke atm mentransfer uang ke rekening Arga untuk melunasi utangnya sesuai janji nya kepada Arga. Bolak balik dia menghubungi Arga untuk memintanya menjemput Senja sepulang kerja, namun tidak juga mendapat balasan dari Arga, begitu juga dengan telepon yang tidak diangkat., akirnya Senja memutuskan pulang sendiri.
Senja pulang dengan gojek, dia lihat disebelah rumahnya parkir sebuah mobil avanza,
“oh ternyata penghuni rumah sudah mengisi rumahnya, aku ga bisa lagi numpang jemuran dipagarnya” ucap Senja dalam hati
Seperti biasa Senja masuk rumah, tapi kali ini pintu rumah terkunci,dia mengedor-gedor tetapi tidak ada yang membukakan, dia menghubungi Arga, namun juga tidak ada balasan, rasa lelah membuat Senja benar-benar kesal, mengingat dia meninggalkan kunci serep didalam rumah.
Karena lelahnya Senja duduk membaringkan tubuhnya dikursi didepan rumah,,rasa kantuknya tidak tertahan membuatnya terlelap.
Dimas baru saja keluar berjalan-jalan menikmati terangnya cahaya bulan, dengan masker dan tak lupa topi dikepalanya, baru dua hari disini dia seperti mendapatkan kedamaian jauh dari kejaran wartawan dan hiruk pikuk ibu kota, Dimas hampir saja meloncat dan berteriak melihat wanita dengan rambut tergerai menutupi wajahnya tertidur pulas dikursi disamping rumahnya,,sontak dia melihat kaki Senja barulah dia menghela nafas.
“Ohhh manusia,,” ucapnya dalam hati lalu membuka pintu dan masuk, bunyi suara pintu dibuka dan ditutup membangunkan Senja dari tidurnya. Dia melirik jam tangan dilengannya,pukul 22.30 malam
“apakah dia harus tertidur diluar, kemanakah Arga malam ini???aku harap dia tidak membuat masalah,” ucapnya dalam hati.
Plok..plok Senja memukuli nyamuk yang tidak henti menyerangnya, ingin ia menumpang beberapa jam dirumah tetangga barunya tapi apa daya dia tidak mengenal, apalagi kalo Arga tahu dia pasti dihajar habis-habisan, rasa haus membuatnya ingin menangis kenapa dunia begitu tidak berpihak kepadanya, tagisan Senja sayup-sayup terdengar oleh Dimas. Ia sejatinya yang penakut menarik selimut memasang hedset ditelinganya dan memutar musik kencang-kencang.
“Sialan, jauh dari manusia, malah dideketin setan” pikirnya dalam hati.
Setelah sejam berlalu, Dimas mulai membuka hedsetnya, suara sayup-sayup gadis menangis tidak terdengar lagi, tapi dia mendengar suara barang-barang pecah, teriakan-teriakan serta jeritan dari samping rumahnya,
“Hmmm sepertinya perang dunia disebelah, oh my god” pikir Dimas mencoba tidak ikut campur.
“Kamu itu ya!!pulang mabuk ga!!judi!marah-marah!kamu mikir gak aku gimana nutupin malu aku minjam dulit!!nungguin kamu dirumah terkunci!aku lelah kamu pulang keadaan begini!”ucap Senja berteriak memaki Arga.
Arga yang sudah mabuk, tidak terima seperti biasa kalap dan bukan meminta maaf malah memukuli Senja, medorongnya, menendang dan menjambak, sampai gadis itu tidak berdaya dipojok dinding kamar, menangis sendirian sementara Arga pergi lagi membanting pintu dengan motornya.
Suasana tiba-tiba senyap, Dimas yang sedari tadi mendengar terdiam beberapa saat, jika ada pria main tangan dia pasti teringat pada nasib kekasihnya Cintia,.apakah ini seperti yang dialami Cintia, bagaimana nasib gadis itu setelah rumor yang beredar tentang mereka. Dimas mendengar suara Senja menangis kembali, suara tangis yang menyayat hati, sedih sekali, Dimas yang hanya mendengar saja merasakan sakit sekali, apalagi Senja yang merasakan,
“Wanita kuat mana yang mampu bertahan disebelah rumah ini” pikir Dimas dalam hatinya lalu terlelap dal tidurnya.
Entah berapa jam Senja memangis, dia menangis sampai tertidur, hanya tidurlah teman yang bisa membuatnya sedikit berlindung dari rasa lelah hati dan lelah fisik yang dia alami, pagi hari Senja terbangun dari tidurnya, bahkan pagi ini pun jam weker tidak berpihak padanya. Ya…Senja kesiangan, dia mengucek-ucek matanya, melihat jam dinding dikamar sudah pukul 7 pagi, biasa dia sudah siap dan berangkat kerja menempuh perjalanan dengan berdesakan tempat digerbong kereta api, namun hari ini badannya tidak dapat bekerja sama, terlebih melihat kondisi rumah yang hancur berantakan, memutuskan nya meminta izin sakit tidak masuk kerja hari ini:
Senja menghela nafas, merapikan rumah pelan-pelan, kemudian menjemur pakaian, tak sengaja dia bertatap muka dengan Diimas yang kebetulan pulang joging,,Dimas yang selalu menggunakan masker, kaca mata dan topi tentu tidak dapat dikenali Senja, sementara Dimas melihat Senja begitu terkejut, beberapa lebam terlihat diwajahnya, matanya sembab, namun tidak bisa menyembunyikan kecantikan gadis berambut panjang berkulit kuning langsat itu.
Melihat Dimas menatapnya tajam Senja berusaha menyembunyikan luka lebam diwajahnya dengan rambutnya, Senja melemparkan senyum ke arah Dimas, sambil menggangukan kepalanya sebagai simbol sapaan ala kadarnya kepada tetangga barunya, sementara Dimas hanya membalas dengan mengganguk,inilah pertemuan pertama mereka, misteri wajah gadis yang suara tangisnya sering terdengar oleh Dimas, ternyata bukan mahluk gaib melainkan gadis yang cantik yang terlihat sangat sederhana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments