Terjerat Cinta Sang Mujahid
Dor ...
Suara tembakan terus terdengar dengan jelas, bahkan mampu membuat telinga berdengung. Bukan hanya tembakan antar tentara saja, namun ada pula suara ledakan yang begitu dahsyat. Siapa pun yang mendengarnya, seketika berlari tanpa tahu arah.
"Alhamdulillah, sesuai sasaran." Ucap Ahmed dengan perasaan lega
Qaseem tersenyum puas, mengalungkan senjata miliknya. "Mari kita periksa rumah mereka." Ucapnya dengan tegas
"Apa perlu kita sandra mereka Ahmed?" Tanya Omar seraya menatap serius kedua temannya itu
Ahmed menaikan alisnya sebelah. "Tidakkah, kau, mengerti dan mendengar ucapan, Qaseem?" Sahutnya
Omar tersenyum di balik surban yang menutup wajah mereka. Apakah mereka sama dengan tentara lainnya? Tentu saja tidak. Mereka adalah pasukan khusus yang di bentuk oleh pemerintahan negara mereka. Pasukan yang lebih kuat, pemberani dan gagah perkasa.
"Ayo ... Tidak ada waktu untuk mengobrol disini. Kita harus cepat." Teriak Qaseem yang memimpin beberapa temannya di lokasi itu
Mereka semua mengikuti Qaseem. Memeriksa semua rumah dan menjadikan beberapa penduduk menjadi sandra mereka. Jika di katakan kasihan, mungkin mereka juga kasihan dan tidak akan mau melakukan itu semua. Hanya saja, musuh mereka sudah melakukan kejahatan kepada negara mereka sendiri. Bahkan, tidak segan-segan untuk menyakiti para penduduk sipil. Apakah itu tidak pantas untuk di balas?
Brak!
Suara pintu yang mereka dobrak dengan paksa. Membuat penghuni rumah itu menjadi ketakutan. Beberapa dari mereka juga menangis dan memohon untuk di lepaskan. Namun, itu bukanlah hal yang mudah.
Qaseem menggiring beberapa penghuni rumah yang mereka periksa. Membawa mereka dengan paksa, hanya saja tidak dengan kekerasan. Tidak sama seperti musuh mereka, yang menyiksa para penduduk di negara mereka sendiri.
"Bisakah kami di lepaskan saja? Kami ini tidaklah berguna untuk kalian." Ucap pria tua yang memohon untuk di lepas
"Menurutlah, jika kalian ingin selamat." Tegas Qaseem
Para tentara lainnya menyiapkan kendaraan untuk mengangkut beberapa orang yang akan menjadi sandra mereka. Sebenarnya sudah ada beberapa di markas mereka yang sudah mengisi penjara yang sudah mereka siapkan. Namun, itu masih belum cukup untuk menjadikan sandra negara mereka.
"Tidakkah ada rasa belas kasih, bukankah di agama kalian di ajarkan belas kasih?" Ucap seorang wanita dengan lirih
Ahmed menatap sekilas wanita dan tersenyum di balik penutup wajah mereka. "Apakah ada belas kasih dari pemerintahan negara kalian ini?" Sahutnya dengan tegas
"Tidaklah ada agama yang mengajarkan kesesatan, bahkan kejahatan. Kecuali agama dan negara kalian." Sambung Qaseem
Mereka, para tentara yang di pimpin oleh Qaseem saling menatap dan mengangguk. Memang benar apa yang di katakan oleh Qaseem. Tidaklah ada yang mengajarkan keburukan di muka bumi ini, selain manusia yang pembangkang dan pengkhianat.
"Masuklah, kami akan menyandra kalian untuk beberapa waktu." Ucap Qaseem
Jujur saja, sebenarnya mereka sendiri tidaklah mau melakukan ini semua. Hanya saja, mereka juga harus berjuang mempertahankan tanah air mereka. Tanah yang sudah menjadi kehidupan mereka dan nenek moyang mereka. Namun, seketika ada negara lain yang mencoba menguasai negara mereka.
Kesombongan, keserakahan, bahkan kearoganan. Semua itu ada di negara B yang selalu membuat onar di berbagai tempat, mencoba menjajah dan mencuri tanah negara tetangganya sendiri. Walau pun tetangganya itu sudah membantu negaranya juga. Namun, tidaklah ada kata terimakasih dan penghormatan. Namun, pengkhianatan untuk semua yang pernah membantu negara B.
"Kita bawa kemana mereka ini?" Tanya Omar
"Bawa ke tempat yang lain. Kita akan menunjukkan kepada mereka, agar mereka bisa berpikir." Sahut Qaseem
"Ya, otak mereka seperti sudah di cuci. Tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah." Sambung Ahmed
Butuh waktu beberapa jam untuk mereka sampai di markas tersembunyi mereka. Para sandra mereka tutup wajahnya agar tidak mengetahui dimana letak persembunyian mereka selama ini.
*****
Setelah sampai di lokasi markas tersembunyi itu. Satu persatu sandra mereka bawa melewati terowongan besar dan gelap. Sampai mereka menemukan sebuah ruangan, selayaknya ruangan pada umumnya. Dan tanpa mereka sadari jika itu adalah bangunan dibawah tanah.
"Buka penutup wajah mereka." Perintah Qaseem
Saat penutup wajah mereka di buka, mereka begitu kaget dengan keadaan di dalam penjara itu. Ada beberapa orang yang sudah lebih dulu di sandra oleh tentara pilihan ini. Justru, bukanlah hal menakutkan yang mereka lihat. Melainkan wajah ceria dan juga tubuh yang sehat.
"Apakah benar ini penjara?"
Wanita itu bergumam seraya memperhatikan sekelilingnya. Dan kembali wanita itu memperhatikan beberapa Mujahidin yang membawanya ke dalam penjara itu. Lebih tepatnya adalah rumah, bukanlah penjara.
"Kalian akan di tahan sementara waktu. Janganlah membuat onar, kami tidak akan menyakiti kalian. Karena kita sama-sama manusia. Makhluk ciptaan-Nya." Ucap Qaseem
Terlihat beberapa sandra di dalam penjara itu tersenyum dan melambaikan tangan kepada Qaseem dan pasukannya yang lain.
"Kalian?" Ucap wanita itu seraya menatap aneh satu persatu sandra yang sudah lebih dulu berada di tempat itu. "Tidakkah kalian takut di penjara, apa lagi ini penjara musuh. Musuh negara kita sendiri." Tegasnya lagi
Seorang wanita tua tersenyum dan mendekati wanita itu. "Siapa nama, kamu, wahai anak muda." Ucap wanita tua itu
"Nama saya Zeefanca, nenek." Sahutnya
Wanita tua itu tersenyum dan merangkul wanita yang menyebut namanya Zeefanca itu. "Mereka tidaklah seburuk pemikiran mu, Zeefanca." Ucap wanita tua itu seraya tersenyum
Zeefanca duduk bersama wanita tua itu. "Apakah mereka tidak jahat, nenek?" Tanya Zeefanca dengan penuh selidik
Wanita tua itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, Zeefanca. Mereka memberikan kami makanan yang layak. Memperlakukan kami dengan baik." Sahutnya mencoba menjelaskan kebenaran itu kepada Zeefanca.
"Dan." Zeefanca kembali memperhatikan sekelilingnya. "Mengapa kita di pisah. Maksudnya, kita dan mereka." Zeefanca menunjuk kearah para sandra pria di sebelah mereka.
"Ya, menurut mereka tidaklah baik jika wanita dan pria di satukan. Di ajaran mereka itu sangat dilarang, apa lagi kita tidak saling kenal dan bukanlah keluarga." Jelas wanita tua itu yang mencoba mengingat apa yang pernah para mujahid itu jelaskan.
"Hem, mungkin saja begitu." Sambungnya seraya cengengesan
Zeefanca mencoba memahami apa saja yang di ceritakan oleh wanita tua itu. Wanita yang di panggilnya dengan sebutan nenek. Dan mungkin saja mereka akan menjadi keluarga baru setelah ini.
"Tidakkah kau melihat wajah mereka? Atau, lihatlah tubuh mereka." Bisik wanita tua itu
Zeefanca menaikan sebelah alisnya. "Kenapa, nenek?" Jawabnya
"Entahlah." Ucapnya seraya memperhatikan beberapa mujahid yang sedang menghafal Al-Qur'an. "Mereka terlihat tampan, ya ... Walau pun tidak terlihat. Mereka sopan, dan sangat perhatian sekali." Sambungnya
Zeefanca menatap heran wanita tua di sebelahnya itu. Apakah semua ini hanya mimpi, atau apa? Zeefanca tidak memahami semuanya. Apakah memang boleh memuji musuhnya sendiri
"Gila, mungkin ini sudah gila. Mereka mencoba menjadi pengkhianat negara." Gumam Zeefanca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Wardha
jangan lupa like, komen dan vote ya teman-teman 😀😀😀❤️
2023-12-21
0