Qaseem?

"Kamu, sepertinya yakin jika saya ini Qaseem?"

"Ya, karena saya faham betul suara, kamu." Sahut Zeefanca

"Suara?" Qaseem mengernyitkan dahi, apakah semua sandera mereka berpikir begitu juga. "Apa suara kami berbeda."

"Mana ada suara yang lebih tegas dan tatapan yang mengerikan, selain dirimu, Qaseem." Ketus Zeefanca

"Saya tidak seburuk itu, belum pernah ada yang mengatakan saya ini menyeramkan." Ucap Qaseem

"Jika begitu, buka syal penutup wajahmu." Ucap Zeefanca yang kembali berhenti melangkah.

"Kembali melangkah, atau saya tembak?"tegas Qaseem

"Kamu, tidak akan melakukan itu." Ucap Zeefanca

"Yakin?"

"Ya, saya tahu, kamu, itu baik." Ucap Zeefanca yang mencoba merayu

"Bukannya tadi, kamu, mengatakan saya ini arogan?" Sahut Qaseem

Zeefanca mencoba mengatakan sesuatu, namun tertahan dengan kesalahannya sendiri. "Tidak, itu karena saya kesal denganmu." Ucapnya

Qaseem tidak menjawab melainkan menodongkan senjatanya kearah wajah Zeefanca. Kembali Zeefanca merasa nyalinya hilang, dan kembali melangkah dengan keadaan kesal yang teramat dalam.

"Qaseem."

"Saya bukan Qaseem."

"Saya hafal suara, kamu." Ucap Zeefanca yang kembali kesal. Setiap kali Zeefanca ingin menggodanya, Qaseem kembali membuat Zeefanca kesal.

"Hanya suara? Apa, kamu, terpesona dengan suara tegas ini?" Tanya Qaseem yang mulai bosen mengikuti ocehan Zeefanca

"Ha, iya!" Zeefanca tiba-tiba berhenti dan membalikkan tubuhnya, sehingga Qaseem sendiri menjadi kaget dengan perlakuannya itu. "Tidak ada orang lain kah selain kita berdua?" Tanya Zeefanca yang kembali menggoda Qaseem

"Jika iya, apa yang akan, kamu, lakukan?" Tanya Qaseem

Zeefanca mencoba tersenyum menggoda, walau pun Qaseem tidak melihatnya. "Kamu, harus tahu sesuatu. Hanya mendengar suaramu saja, saya bisa jatuh cinta." Ucap Zeefanca dengan segala rayuannya

"Lantas?"

"Apakah kita bisa ..."

"Haram!" Tegas Qaseem yang kembali menodongkan senjata miliknya itu

Zeefanca kembali kesal dan menghentakkan kakinya seraya melangkah kembali menuju kamarnya. "Haram dan haram, apakah, kamu, tahu apa yang ingin saya katakan?" Ketus Zeefanca dengan langkah yang cepat

"Apakah kalian terbiasa menjual diri, agar bisa di bebaskan? Sungguh nikmat sekali kehidupan kalian ternyata." Tegas Qaseem

"Qaseem, itu sangatlah memalukan bagi kami. Mendapatkan penolakan itu adalah hal yang terburuk." Tegas Zeefanca

"Apakah hal wajar bagi kalian, berhubungan tanpa adanya status halal?"

"Persetan itu semua." Ketus Zeefanca

"Astaghfirullah." Ucap Qaseem lirih yang masih dapat dengar oleh Zeefanca

Qaseem memberikan penerangan agar Zeefanca bisa melangkah menuju kamarnya dan temannya. Zeefanca sendiri tidak yakin, jika itu adalah jalan yang sama.

Apakah mereka memliki jalur berbeda walau pun tujuan mereka adalah sama. Dan bagaimana mereka bisa membuat tempat aneh seperti itu? Apa mungkin ini salah satu tempat yang selama ini di cari oleh pasukan perang dari negara B?

"Kabur?"

Salah satu penunggu penjara itu tampak terlihat biasa saja saat mengetahui apa yang terjadi. Seolah-olah mereka sudah terbiasa dan memahami segala kondisi di tempat mereka itu.

"Kunci kembali, biarkan mereka tidur dengan nyenyak." Ucap Qaseem seraya memaksa Zeefanca untuk kembali masuk ke dalam kamarnya.

Dengan wajah kesal dan terlihat sangat marah, namun di abaikan oleh mereka semua.

"Kamu, perlu istirahat, Qaseem." Ucap penjaga itu

Qaseem menoleh kearah penjaga itu, dan menatap Zeefanca yang ikut menatapnya pula. Seketika itu Zeefanca tersenyum miring. Seolah-olah dugaannya itu benar, dan apakah dia merasa puas dan senang akan tebakannya kepada Qaseem.

"Ha, Qaseem." Ucap Zeefanca dengan suara pelan, namun Qaseem bisa memahami dari gestur bibir Zeefanca

Qaseem langsung pergi dan mengabaikan senyum mengejek dari Zeefanca. Apakah dia begitu bangga karena mulai bisa memahami mereka satu persatu?

*****

Perang akan terus terjadi, sebelum negara musuh mengakui kekalahannya dan berhenti menyerang penduduk sipil mereka. Sungguh kekejaman yang nyata, mereka merampas dan merebut paksa semua kepemilikan dari negara C. Negara yang selalu berdamai dengan dunia. Namun, kini kedamaian itu telah hilang. Semenjak banyaknya pengkhianat negara yang sangat serakah.

Bekerja sama dengan negara lain, untuk menjajah negaranya sendiri. Hanya karena uang dan kekuasaan, sehingga rela mengorbankan banyak nyawa yang tidak berdosa.

"Buya, apa kita akan kembali menyerang?" Ucap Qaseem dan pimpinan lainnya

"Kita sudah merencanakan semuanya dengan sempurna. Jangan lupa berdoa anak-anak, tetap teguh dalam iman. Insya'Allah kita akan menang."

"Aamiin ...."

"Apakah Abu sudah hadir di pertemuan itu?"

"Ya, Insya'Allah Abu akan menyampaikan semuanya. Media harus tahu semua kebenaran ini. Data yang sudah kita kumpulkan akan di sebar luaskan, agar dunia tahu kejahatan negara B."

"Bagaimana dengan sandera mereka, apakah warga kita aman, sama halnya seperti warga mereka yang kita sandera." Ucap Qaseem dengan penuh kegelisahan

"Entahlah, sejauh ini kita juga tahu bahwa mereka itu sangat kejam. Mereka pendukung para mafia, penjahat dan lainnya yang buruk."

"Dunia sedang mendukung kita, kita harus bersabar. Semoga ini segera berakhir."

"Tapi ini sudah sebulan lebih, bahkan hampir dua bulan berlalu." Ucap Qaseem lirih

"Baiklah, iman kita di uji untuk kata menyerah karena hati kita sebagai manusia. Hanya saja, kita tidak boleh menyerah dan menyerahkan apa yg kita miliki untuk mereka yang serakah."

Terpopuler

Comments

D'blacksweet

D'blacksweet

jangan lupa tinggalkan jejak ya guys 😀❤️

2023-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!