Pengorbanan Di Tanah Rantau

Pengorbanan Di Tanah Rantau

Mendapat Beasiswa

Kriiiiing..... Kriiiiiiing......

Pertanda bahwa pelajaran sekolah akan dimulai. Resmi, gadis yang terkenal dengan kepintarannya, kesopanannya serta keramahannya dipagi ini mendapatkan kabar gembira yaitu mendapatkan beasiswa di Sekolah Menengah Atas di Jakarta.

"Selamat kepada Resmi yg mendapatkan beasiswa di Jakarta yaa disini bapak selaku wali kelas merasa sangat bangga ke kamu,, karna sudah berjuang untuk mendapatkan sekolah yg terbaik" ucap Pak Karim di tengah pelajaran.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak pak atas bimbingannya, saya senang sekali pak" jawab Resmi dengan wajah bahagia.

"Tanggal 10 nanti kamu akan di anter oleh pihak dari sekolah ke SMA Bangun Bangsa ya Res" perintah pak Karim.

"Baik pak sebelumnya saya akan kabarin ibu saya dulu" ucap Resmi.

" Itu wajib Res" pak Karim menjawabnya.

Sesampainya di rumah Resmi langsung menemui ibunya untuk memberitahu berita tentang beasiswa yang ia terima.

"Bu ada yang mau aku sampein ke bu perihal sekolah aku."ucap Resmi. Dengan rasa penasan Bu Hamzah selaku orang tua tunggal Resmi menjawab anaknya "Ada masalah apa dengan sekolah kamu Res ?".

"Aku diterima sekolah di Jakarta bu dengan jalur beasiswa. Menurut ibu bagaimana ? Apa aku harus mengambilnya atau tidak. Apa lagi ibu sendirian dikampung aku tidak tega meninggalkan ibu sendiri." ucap keluh kesah Resmi yang ada dibenaknya membuat ia ragu menerima beasiswa.

"Terimalah nak, karna kesempatan tidak akan datang kedua kalinya pergunakan kesempatan dengan sebaik mungkin. Siapa tau ini adalah jalan dari Allah untuk masa depan kamu yang lebih baik. Tidak udah pikirkan ibu disini selagi ada hp kita masih bisa berkomunikasi bukan ? Tidak usah ragu insha allah ibu akan baik baik saja." ucap bu Hamzah menyakinkan anakanya.

Resmi hanya diam di dalam pikirannya masih banyam segala kekhawatiran tentang ibunya, ya mereka hanya hidup berdua selama ini karna ayahnya yang sudah 5 tahun meninggal dunia karna kecelakaan tunggal.

"Selamaat ya Resmi atas terpilihnya kamu mendapat beasiswa, akhirnya tercapai juga cita-cita mu nak bersekolah di tempat yang bagus sesuai dengan kepasitasmu trus laah berprestasi Resmi. Kelak hanya itu yang dapat membanggakan orang tuamu." ucap bu Hamzah dengan nada sedihnya.

Semenjak percakapan dengan ibunya Resmi hanya bisa termenung menentukan pilihannya, ya ia semakin bingung melihat kondisi ibunya yang hidup sendiri dikampung. Ada beberapa saudara namum ia tak mau selalu mengandalkan saudara dari pihak ibu atau ayahnya karna ia tidak mau mendengar dikemudian hari segala pengungkitan.

Maka ia bertakad akan menghidupi ibu dan dirinya dengan usaha sendiri.

Semalaman Resmi berpikir dan akhirnya ia menentukannya dengan ikhlas. Semua demi masa depan dan orang tuanya, ia lakukan semata-mata untuk menaikan derajat keluarganya. Resmi dan ibunya yang selalu disibukan dengan masak untuk sarapannya.

"Res sini deh coba tolong kamu goreng tahunya dulu ya ibu mau ke warung sebentar mau belu cabai" suruh bu Hamzah kepada Resmi.

"Iya bu, ibu tinggal aja ke warung buar aku goreng tahu sambil nyapu dan ngepel" ucap Resmi.

Setelah masak dan sarapan Resmipun langsung berangkat sekolah dengan menggunakan angkotan umum dengan memakam waktu 30 menit. Setibanya disekolah Resmipun langsung mengahadap kepala sekolah perihal beasiswa yang ia dapatkan.

"Bagaimana Resmi soal beasiswanya ? Apa kamu sudah memikirkannya. Pesan bapan jangan pernah lewatkan kesempatan yang ada didepan mata karna tidak semua orang dengan mudah mendapatkan kesempatan itu" jelas pak kepala sekolah.

"Iya pak, saya pun susah memutuskan untuk tetap mengambil beasiswanya. Terimakasih pak atas semua bantuannya saya tidak tau bagaimana jika saya tidak bersekolah disini" jawab Resmi.

"Semua sudah jalan dari Yang Maha Kuasa Res saya sebagai manusia hanya menjalankan saja. Saya ikut bangga atas prestasi yang kamu raih. Dengan prestasi itu kamu ikut dalam meningkatkan prestasi yang ada disekolah kita. Jika kamu sudah setuju berarti saya akan segera mengurusnya." ucap pak kepala sekolah.

"Baik pak kalau begitu saya ke kelas dulu permisi pak" pamit Resmi.

"Silahkan Res" jawab pak kepala sekolah.

Disekolah Resmi hanya ada 1 temen dekat yang bernama Muria. Muria tergolong anak yang mampu tapi entah mengapa Muria senang dan nyaman bersahabat dengan Resmi

"Res kamu udah siapin aja menjelang ke tempat sekolah baru kamu ? " tanya Muria.

" Aku tidak ada persiapan apapun, paling hanya baju dan mental yang aku siapkan karna disana pasti gaya berteman dan orang orangnya pasti berbeda dengan disini." jelas Resmi.

"Yaudah biar aku siapin dari rumah aku saja ya jadi nanti kamu tinggal bawa. Kapan kamu berangkat ke sekolah baru ?" tanya Muria.

"Lusa aku kesekolah dan sekarang pak kepsek lagi siapin berkas" jelas Resmi.

"Yaaaah aku sendiri deh jadi kesepian ga ada kami Res. Nomor hp jangan kamu ganti ya Res. Aku bakal sering pantau kamu dari jauh" mohon Muria.

"Gimana aku ganti hp Ria uang aja ga ada. Hahahaha " tawa Resmi.

Yang ada dipikiran Resmi sekarang hanya ibunya, ia begitu berat melepas ibunya sendirian dirumah mengingat bagaiamana perilaku para saudaranya terhadap Ibu Hamzah. Posisi yang serba salah menurut Resmi. Muria akan memberikan perlengkapan mandi, ia tau bahwa Resmi tidak akan menyiapkannya.

Bel sekolah pun berbunyi, mereka masuk ke kelas dan belajar dengan fokus. Setibanya waktu istirahat 2 sahabat itu langsung menuju kantin karna perut yang sudah keroncongan.

"Res kamu mau makan apa ? tanya Muria.

" Tadi pagi aku sudah sarapan dengan ibu jadi aku temenin kamu aja ya. Mau makan apa emangnya ? tutur Resmi.

" Bakso malang enak keknya nih. Tapi kamu minum ya biar aku yang pesenin kamu pokoknya ga boleh nolak" pinta Muria. Dan Resmipun hanya bisa meniyakan saja. Entah Resmipun bingung kenapa Muria begitu perhatian dengannya padahal Resmi bukan orang yang mampu berbeda dengan teman lainnya namun ia berharap jika Muria akan selalh tulus dan ikhlas berteman dengannya.

Kriiiiiiing..... Kriiiiiiing.....

Bek masuk kelas bunyi yang tandanya para siswa harus masuk kelas dan mai belajar.

" Pak Sandi tolong periksa data kelengkapan Resmi, saya sudah siapkan di atas meja. Tolong segera ya pak karna waktu kita hanya sebentar lagi. " pinta Pak Agung, kepala sekolah menyuruh By Sumi selaku guru BP.

" Baik pak. Oh iya pak nanti kita langsung ke SMA Persada dengan Resmi atau hanya kita pak ? " tanya Bu Sumi.

" Nanti kita langsung dengan Resmi karna proses penyerahan data hanya selang sehari Resmi akan masuk ke sekolah baru. Nanti kita sambil cari kost untuk Resmi, ya seperti yang kita tau kalau Resmi mungkin akan keberatan jika hanya membayar kost. Untuk 5 bulan kedepan saya yang akan membayar kostnya dengan uang pribadi saya karna Resmi sudah membuat citra sekolah kita jadi bagus. " jelas Pak Agung kepada Bu Sumi.

" Alhamdulillah pak terimakasih atas perhatian bapak terhadap Resmi, akhirnya saya lega tadinya hal itu yang mengganjal di pikiran saya karna yang saya tahu biaya kost di kota J pasti lumayan mahal takut kalau Resmi keberatan dan membuatnya jadi mundur. " jelas Bu Sumi.

" Sayapun berpikir sama dengan ibu pasti Resmu berat bayar kost. Ya semoga saja Resmi betah disana. Nanti bantu saya carikan kost ya Bu yang dekat dengan sekolah " tutur Pak Agung.

"Baik pak nanti saya coba untuk cari informasi soal tempat kost. Kalau begitu saya permisi pak pamit mau mengurus data Resmi." pamit Bu Sumi yang hanya di jawab dengan anggukan kepala Pak Agung.

Sepulang sekolah Resmi dipanggil oleh kepala sekolah karna akan menjelaskan perihal lusa yang akan segera berangkat dan berpindah sekolah. Entah Reami harus sedih atau senang, di 1 sisi ia sedih karna tidak bisa belajar disekolah lamanya juga akan meninggalkan ibunya untuk menuntut ilmu dan di sisi lain dia juga senang karna ia bisa mendapatkan beasiswa dimana sekolah tersebut terkenal dengan siswa pintarnya. Dari ratusan siswa yang mendaftar jalur beasiswa hanya Resmi yang mewakilkan daerahnya sungguh terharu bukan.

Selasai belajar Resmi yang ditemani Muria telah dijelaskan apa saja yang diperlukan dan kapan ia berangkat. Raut muak sedih tidak bisa dihindarkan dari wajah cantik Resmi dan Muria.

"Aku hanya bisa berdoa dari sini Resm untuk keselamatan kamu, kesehatan kamu, dan kebahagiaan kamu. Cerita apapun yang kamu rasa aku tahu nanti kamu akan susah untuk membaur disekolah baru karna disana terkenal dengan mewah. Semoga kamu nyaman. " cerita Muria terhadap Resmi yang hatinya dilanda kalut.

Terpopuler

Comments

Mama Khalisah

Mama Khalisah

hai kak aku mampir...

untuk awal nya cerita udah menarik... semangat ya

2024-06-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!