NovelToon NovelToon

Pengorbanan Di Tanah Rantau

Mendapat Beasiswa

Kriiiiing..... Kriiiiiiing......

Pertanda bahwa pelajaran sekolah akan dimulai. Resmi, gadis yang terkenal dengan kepintarannya, kesopanannya serta keramahannya dipagi ini mendapatkan kabar gembira yaitu mendapatkan beasiswa di Sekolah Menengah Atas di Jakarta.

"Selamat kepada Resmi yg mendapatkan beasiswa di Jakarta yaa disini bapak selaku wali kelas merasa sangat bangga ke kamu,, karna sudah berjuang untuk mendapatkan sekolah yg terbaik" ucap Pak Karim di tengah pelajaran.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak pak atas bimbingannya, saya senang sekali pak" jawab Resmi dengan wajah bahagia.

"Tanggal 10 nanti kamu akan di anter oleh pihak dari sekolah ke SMA Bangun Bangsa ya Res" perintah pak Karim.

"Baik pak sebelumnya saya akan kabarin ibu saya dulu" ucap Resmi.

" Itu wajib Res" pak Karim menjawabnya.

Sesampainya di rumah Resmi langsung menemui ibunya untuk memberitahu berita tentang beasiswa yang ia terima.

"Bu ada yang mau aku sampein ke bu perihal sekolah aku."ucap Resmi. Dengan rasa penasan Bu Hamzah selaku orang tua tunggal Resmi menjawab anaknya "Ada masalah apa dengan sekolah kamu Res ?".

"Aku diterima sekolah di Jakarta bu dengan jalur beasiswa. Menurut ibu bagaimana ? Apa aku harus mengambilnya atau tidak. Apa lagi ibu sendirian dikampung aku tidak tega meninggalkan ibu sendiri." ucap keluh kesah Resmi yang ada dibenaknya membuat ia ragu menerima beasiswa.

"Terimalah nak, karna kesempatan tidak akan datang kedua kalinya pergunakan kesempatan dengan sebaik mungkin. Siapa tau ini adalah jalan dari Allah untuk masa depan kamu yang lebih baik. Tidak udah pikirkan ibu disini selagi ada hp kita masih bisa berkomunikasi bukan ? Tidak usah ragu insha allah ibu akan baik baik saja." ucap bu Hamzah menyakinkan anakanya.

Resmi hanya diam di dalam pikirannya masih banyam segala kekhawatiran tentang ibunya, ya mereka hanya hidup berdua selama ini karna ayahnya yang sudah 5 tahun meninggal dunia karna kecelakaan tunggal.

"Selamaat ya Resmi atas terpilihnya kamu mendapat beasiswa, akhirnya tercapai juga cita-cita mu nak bersekolah di tempat yang bagus sesuai dengan kepasitasmu trus laah berprestasi Resmi. Kelak hanya itu yang dapat membanggakan orang tuamu." ucap bu Hamzah dengan nada sedihnya.

Semenjak percakapan dengan ibunya Resmi hanya bisa termenung menentukan pilihannya, ya ia semakin bingung melihat kondisi ibunya yang hidup sendiri dikampung. Ada beberapa saudara namum ia tak mau selalu mengandalkan saudara dari pihak ibu atau ayahnya karna ia tidak mau mendengar dikemudian hari segala pengungkitan.

Maka ia bertakad akan menghidupi ibu dan dirinya dengan usaha sendiri.

Semalaman Resmi berpikir dan akhirnya ia menentukannya dengan ikhlas. Semua demi masa depan dan orang tuanya, ia lakukan semata-mata untuk menaikan derajat keluarganya. Resmi dan ibunya yang selalu disibukan dengan masak untuk sarapannya.

"Res sini deh coba tolong kamu goreng tahunya dulu ya ibu mau ke warung sebentar mau belu cabai" suruh bu Hamzah kepada Resmi.

"Iya bu, ibu tinggal aja ke warung buar aku goreng tahu sambil nyapu dan ngepel" ucap Resmi.

Setelah masak dan sarapan Resmipun langsung berangkat sekolah dengan menggunakan angkotan umum dengan memakam waktu 30 menit. Setibanya disekolah Resmipun langsung mengahadap kepala sekolah perihal beasiswa yang ia dapatkan.

"Bagaimana Resmi soal beasiswanya ? Apa kamu sudah memikirkannya. Pesan bapan jangan pernah lewatkan kesempatan yang ada didepan mata karna tidak semua orang dengan mudah mendapatkan kesempatan itu" jelas pak kepala sekolah.

"Iya pak, saya pun susah memutuskan untuk tetap mengambil beasiswanya. Terimakasih pak atas semua bantuannya saya tidak tau bagaimana jika saya tidak bersekolah disini" jawab Resmi.

"Semua sudah jalan dari Yang Maha Kuasa Res saya sebagai manusia hanya menjalankan saja. Saya ikut bangga atas prestasi yang kamu raih. Dengan prestasi itu kamu ikut dalam meningkatkan prestasi yang ada disekolah kita. Jika kamu sudah setuju berarti saya akan segera mengurusnya." ucap pak kepala sekolah.

"Baik pak kalau begitu saya ke kelas dulu permisi pak" pamit Resmi.

"Silahkan Res" jawab pak kepala sekolah.

Disekolah Resmi hanya ada 1 temen dekat yang bernama Muria. Muria tergolong anak yang mampu tapi entah mengapa Muria senang dan nyaman bersahabat dengan Resmi

"Res kamu udah siapin aja menjelang ke tempat sekolah baru kamu ? " tanya Muria.

" Aku tidak ada persiapan apapun, paling hanya baju dan mental yang aku siapkan karna disana pasti gaya berteman dan orang orangnya pasti berbeda dengan disini." jelas Resmi.

"Yaudah biar aku siapin dari rumah aku saja ya jadi nanti kamu tinggal bawa. Kapan kamu berangkat ke sekolah baru ?" tanya Muria.

"Lusa aku kesekolah dan sekarang pak kepsek lagi siapin berkas" jelas Resmi.

"Yaaaah aku sendiri deh jadi kesepian ga ada kami Res. Nomor hp jangan kamu ganti ya Res. Aku bakal sering pantau kamu dari jauh" mohon Muria.

"Gimana aku ganti hp Ria uang aja ga ada. Hahahaha " tawa Resmi.

Yang ada dipikiran Resmi sekarang hanya ibunya, ia begitu berat melepas ibunya sendirian dirumah mengingat bagaiamana perilaku para saudaranya terhadap Ibu Hamzah. Posisi yang serba salah menurut Resmi. Muria akan memberikan perlengkapan mandi, ia tau bahwa Resmi tidak akan menyiapkannya.

Bel sekolah pun berbunyi, mereka masuk ke kelas dan belajar dengan fokus. Setibanya waktu istirahat 2 sahabat itu langsung menuju kantin karna perut yang sudah keroncongan.

"Res kamu mau makan apa ? tanya Muria.

" Tadi pagi aku sudah sarapan dengan ibu jadi aku temenin kamu aja ya. Mau makan apa emangnya ? tutur Resmi.

" Bakso malang enak keknya nih. Tapi kamu minum ya biar aku yang pesenin kamu pokoknya ga boleh nolak" pinta Muria. Dan Resmipun hanya bisa meniyakan saja. Entah Resmipun bingung kenapa Muria begitu perhatian dengannya padahal Resmi bukan orang yang mampu berbeda dengan teman lainnya namun ia berharap jika Muria akan selalh tulus dan ikhlas berteman dengannya.

Kriiiiiiing..... Kriiiiiiing.....

Bek masuk kelas bunyi yang tandanya para siswa harus masuk kelas dan mai belajar.

" Pak Sandi tolong periksa data kelengkapan Resmi, saya sudah siapkan di atas meja. Tolong segera ya pak karna waktu kita hanya sebentar lagi. " pinta Pak Agung, kepala sekolah menyuruh By Sumi selaku guru BP.

" Baik pak. Oh iya pak nanti kita langsung ke SMA Persada dengan Resmi atau hanya kita pak ? " tanya Bu Sumi.

" Nanti kita langsung dengan Resmi karna proses penyerahan data hanya selang sehari Resmi akan masuk ke sekolah baru. Nanti kita sambil cari kost untuk Resmi, ya seperti yang kita tau kalau Resmi mungkin akan keberatan jika hanya membayar kost. Untuk 5 bulan kedepan saya yang akan membayar kostnya dengan uang pribadi saya karna Resmi sudah membuat citra sekolah kita jadi bagus. " jelas Pak Agung kepada Bu Sumi.

" Alhamdulillah pak terimakasih atas perhatian bapak terhadap Resmi, akhirnya saya lega tadinya hal itu yang mengganjal di pikiran saya karna yang saya tahu biaya kost di kota J pasti lumayan mahal takut kalau Resmi keberatan dan membuatnya jadi mundur. " jelas Bu Sumi.

" Sayapun berpikir sama dengan ibu pasti Resmu berat bayar kost. Ya semoga saja Resmi betah disana. Nanti bantu saya carikan kost ya Bu yang dekat dengan sekolah " tutur Pak Agung.

"Baik pak nanti saya coba untuk cari informasi soal tempat kost. Kalau begitu saya permisi pak pamit mau mengurus data Resmi." pamit Bu Sumi yang hanya di jawab dengan anggukan kepala Pak Agung.

Sepulang sekolah Resmi dipanggil oleh kepala sekolah karna akan menjelaskan perihal lusa yang akan segera berangkat dan berpindah sekolah. Entah Reami harus sedih atau senang, di 1 sisi ia sedih karna tidak bisa belajar disekolah lamanya juga akan meninggalkan ibunya untuk menuntut ilmu dan di sisi lain dia juga senang karna ia bisa mendapatkan beasiswa dimana sekolah tersebut terkenal dengan siswa pintarnya. Dari ratusan siswa yang mendaftar jalur beasiswa hanya Resmi yang mewakilkan daerahnya sungguh terharu bukan.

Selasai belajar Resmi yang ditemani Muria telah dijelaskan apa saja yang diperlukan dan kapan ia berangkat. Raut muak sedih tidak bisa dihindarkan dari wajah cantik Resmi dan Muria.

"Aku hanya bisa berdoa dari sini Resm untuk keselamatan kamu, kesehatan kamu, dan kebahagiaan kamu. Cerita apapun yang kamu rasa aku tahu nanti kamu akan susah untuk membaur disekolah baru karna disana terkenal dengan mewah. Semoga kamu nyaman. " cerita Muria terhadap Resmi yang hatinya dilanda kalut.

Awal Bertemu

Setelah 2 hari Resmi memantapkan hati dengan melakukan berbagai solat, namun memang Allah menginginkan Resmi untuk lebih baik dengan hatinya begitu tenang dan semangat menghadapi perpindahan sekolahnya.

Jumat pagi Resmi dan Bu Hamzah disibukan perbekalan dan perlengkapan Resmi untuk ditempat barunya. Agar tidak di gandrungi rasa sedih akhirnya Bu Hamza memutuskan untuk tidak ikut mengantar ke kota J karna akan sulit melepas Resmi. Dengan berat hati Resmipun mengerti alasan Bu Hamzah, jadi yang ikut mengantar hanya Pak Agung, Bu Sumi dan Bu Ayu.

Masakan semuan telah beres akhirnya mereka sarapan bersama.

"Res mau makan pake apa ? Ada telur dicabein sama ayam goreng. " tanya Bu hamzah.

"Pake telur aja Bu, tapi aku minta ayam gorengnya Bu untuk bekal dijalan. Aku bakal kangen terus nih sama masakan" pinta Resmi.

Dengan air mata yang menetes terus menerus Bu Hamzah menjawab "Bawa nak bawa ibu memang masak untuk kamu Res. Semoga kamu jadi anak yang sukses ya nak ".

"Ibu jangan nangis doong,, jadi makin ga tega pergi lihat ibu nangis gini. Kalau libur kan aku bisa pulang Bu nanti kalau ibu ada waktu main ya Bu yaaa walaupun aku belum tahu kost aku seperti apa" tutur Resmi.

"Pasti nak pasti ibu akan kesana" senyum bu Hamzah.

Setelah sarapan selesai akhirnya Resmi tiba diwaktu berpisah dengan ibu, pertama kalinya dalam hidup ibu dan anak tinggal di kota yamg berbeda yaa semua hanya untuk masa depan Resmi yang baik.

"Res ini ada uang untuk kamu, entah kenapa dari bulan kemarin ibu punya firasat kalau kamu akan pergi sementara jadi ibu putuskan untuk nabung di bu Siti dan alhamdulillah sekarang sudah dapat banyak Res. Kamu bawa ya nak memang tidak seberapa tapu tolong terima dan bawa. Nanti setiap bulan ibu akan kirim uang untuk keperluan kamh disana" isak Bu Hamzah.

"Ibu yakin ini untuk aku ? Aku masih punya tabungan Bu, sengaja aku sisihkan untuk hal mendesak dan alhamdulullah sekarang sudah terkumpul banyak" tolak halus Resti pada ibunya.

"Res tolong dibawa ya ibu masih ada uang ko kan ibu juga kerja disini" jawab bu hamzah sambil tersenyum.

"Yaudah aku bawa ya bu. Pesen aku ibu jangan cape cape ya jaga kesehatan kalau ada apa apa langsung telepon aku ya " pinta Resmi.

"Pasti ibu akan sering telepon kamu. Pokoknya kamu jaga diri ya disana" jelas bu hamzah.

"Siap nyonya laksanakan" canda Resmi pada ibunya.

Setelah berpelukan yang erat serta ucapkan salam Resmipun berangkat ke sekolah dengan perasaan lega.

Disekolah sudah ada Muria, teman sekelas Resmi, siswa lain dan para guru yang sedang menunggu Resmu tiba.

Setibanya disekolah Resmi dikejutkan dengan semua siswa yang menyambut dirinya. Terharu, sedih, semangat dan bahagia semua jadi 1 didalam hatinya tidak menyangkan jika semua temannya akan menunggunya.

"Resmiiiiii......"

"Selamat yaaa...."

"Semangat terus untuk raih cita cita"

"Aakh aku bakal rindu dengan mu"

"Hati hati yaa jangan lupakan kami"

Itulah ucapan dari teman temannya sambil pamit dan berpelukan.

"Resmiiiiii aaaaakh aku semakin sedih deh" ucap rasa sedih Muria.

"Makin ga bisa tahan nangis kalau kamu kayak gini Ria" jelas Resmi.

"Aku udah siapin peralatan buat kamu pokoknya ga boleh nolak ya harus dipake, aku ga bisa anter kamu karna ada jadwal sekolah. Aaaaaaaaah Resmi aku ga nyangka kita harus pisah" ucapnya sambil menangis.

" Ria aku hanya pindah sekolah bikan meninggal ga usah segitunya nanti kalau ada waktu libur panjang kamh kesana atau aku kesini yaa. Belajar yang bener yaa sekarang ga ada yang bawelin kamu lagi" jelas Resmi sambil pencet hidung Muria.

1 per 1 Resmi berpamitan pada teman dan para gurunya tiba waktunya Rwsmi dan guru mengantar untuk berangkat.

"Semua saya pamit terimakasih atas semuanya.... " pamit Reami sambil menangis.

"Ayo Resmi kita berangkat pak supir udah nunggu kita" ajak Pak Agung dan dijawab hanyak dengan anggukan kepala.

Di dalam mobil sudah terisi pak supir dan pak Agung didepan, ditengah ada Resmi dan Bu Sumi lalu dibelakang ada Pak Karim. Di mobil Resmi hanya terdiam entah mengapa hatinya merasa gundah padahal selepas pergi ia bisa tenang meninggalkan ibu dan temantemannya namun Resmi hanya bisa berdzikir untuk menenangkan hatinya.

"Kita istirahat dulu pak direst area depan, siapa tahu ada yang mau ke toilet atau makan"ajak pak Agung yang hanya di anggukan kepala saja oleh supirnya tanda bahwa iya menyetujuinya.

"Res kamu mau makan ga ? Yuk ibu " ajak Bu Sumi.

"Ga bu terimakasih tapi saya bawa nasi bungkus bu daru rumah " tolak halus Resmi.

"Nasi bungkusnya buat makan kamu aja pas di kost baru yaa sekarang beliin ya atau kamu mau cemilan minuman ? " tawar Bu Sumi.

"Minuman aja Bu saya" pinta Resmi.

"Oke yuk kita kesana " ajak Bu Sumi.

Setelah semuanya istriharat sejenak lalu melanjutkan perjalanannya yang 1 jam lagi akan sampai di kota J.

Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya rombongan Pak Agungpun sampai dengan selamat di sekolah SMA Persada. Setibanya disekolah sudah ada pihak sekolah yang menunggu kedatangan Pak Agung yaitu Pak Yogi delaku guru BP.

"Assalamualaikum Pak Yogi' ucap pak Agung.

"Walaikumsalam alhamdulillah akhirnya sampai juga di sini. Mari pak duduk dulu. Oooh ini yang namanya Resmi tooh,, waaah ayu sekali yaan anaknya." jelas pak Yogi. Resmi hanya tersipu malu mendengarnya.

"Perkenalkan pak ini ada Bu Sumi, Pak Karim dan tentunya ini Resmi." jelas Pak Agung memperkenalkan orang disampingnya. Dan mereka hanya senyum.

Diwaktu yang bersamaan disekolah Persada ada beberapa murid yang sedang bermain basket yaitu Rajab, Angga, Nanda dan Utama. Mereka merupakan golong cowok tampan dan kaya raya. Rajab sendiri dibekali paras yang memang seperti orang Arab karna ayahnya yang berasal dari Madinah sedangkan Ibu berasal dari Sukabumi. Disamping itu Rajab telah mempunya 1 usaha dibidang kuliner yang diturunkam dari abinya jadi bagaimana tidak kaya bukan ? Sedangakan Angga, Nanda, dan Utama merupakan anak dari pengusahan asal Indonesia. Mereka membentuk gank yang dinamai RANU, mereka dlsangat di gandrungi oleh para siswi SMA Persada. Anggo Ranu bermain basket sepulang sekolah hingga sore yang sudah menjadi aktifitas rutin mereka.

Sedangkan diruang kepala sekolah semua tamu berkumpul sambil memasukan data Resmi yang menjadi siswi baru, karna Resmi merupakan anak yang berprestasi jadi Resmi dimasukan ke kelas unggulan yang didalam kelas itu terdapat anggota Ranu. Resmi dibebaskan dari bayaran apapun oleh pihak sekolah karna nilai Resmi yang sangat memuaskan di sekolah lamanya.

"Resmi apa kamu ingin melihat kelas kamu ? Sambil berkeliling sekolah mumpung anak anak sudah pulang hanya ada siswa yang bermain basket. " suruh Pak Yogi pada Resmi.

"Baik pak kebetulan saya juga mau ke toilet" ucap Resmi.

"Ibu temani ya Res ibu juga mau ke toilet" usul Bu Sumi.

"Silahkan bu nanti ibu dan Reamu akan ditemani sama Ibu Kinah ya. Oh iya saya lupa bilanh kalau Bu Zakialah yang akan menjadi wali kelas Resmi nanti." jelas Pak Yogi. Reamipun menyambutnya dengan bersalaman.

"Ayo mari saya antar ke toilet dan keliling sekolah" ajak Bu Zakia yang disambung dengan berjalannya Bu Sumi dan Reamu mendekatinya.

Bu Zakia, Bu Sumi, dan Resmi mulai berjalan mengelilingi sekolah yang pertaman mereka ke toilet setelah selesai mereka langsung melanjutkan jalannya. Bu Zakia atau yang disapai Bu Kia menjelaskan apa saja peruturan yang ada disekolah kepada Resmi. Tentunya Resmi sangat semangat mendengarkannya. Bu Kia dengan sabar  menjelaskan setiap ruangan yang mereka lewatin tidak ada 1pun yang terlewat olehnya. Hingga tiba di tempat yang sedang ramai oleh siswa yang main basket, ya meraka anggota Ranu.

"Ini lapangan sekolah kita Res. Disini tempat upacara juga olahraga. Itu ada siswa yang sedang main basket namanya Rajab dan temannya, Rajab merupakan anak dari ketua yayasan kita yaa bisa dibilang Rajab itu yang punya sekolah." jelasnya sambil tersenyum.

"Semoga kamu nyaman ya Res disini tapi kalau dilihat dari lingkuannya pasti kamu nyaman. " ucap Bu Sumi sambil tertawa.

"Bismillah Bu saya akan berusaha untuk trus belajar disini dengan baik agar tidak mengecewakan Ibu dan Pak guru semua" tutur Resmi.

"Iya Resmi kita akan belajar sama sama dengan baik ya" ucap Bu Kia sambil memberi semangat pada Resmi.

Disela obrolan Bu Kia, Bu Sumi dan Resmi datanglah bola yang langsung mengenai kepala Resmi hingg Reami terjatuh.

"Aduuuh....." keluh Resmi sambil memegangi kepalanya yang sakit. Dan dengan berlaru Rajab menghampirin Resmi.

"Maaf gue ga sengaja barusan ada yang luka ga ? Kalau luka kita obatin aja ke uks. Yuuuk ! " ajak Rajab pada Resmi lalu iapun menggeleng pertanda kepalanya tidak ada yang luka hanya pusing sedikit.

"Res kamu yakin ga apa apa ? Tadi kencang banget loh bolanya." ucap Bu Kia karna panik. Sedangkam Bu Sumi hanya memijat kepala Resmu saja agar berkurang sakitnya.

"Tumben bangat si bolanya sampai kesini. Tahu banget kayaknya ada anak baru bolanya sampai kesini segala" ejek Bu Kia sambil senyum melihat Rajab terpaku melihat Resmi yang ayu dan cantuk.

Dengan gagap Rajab menjawab "Aa.. apa bu anak baru ? Jadi ini anak barunya, pantesan semalem abi bilang".

Resmi yang ditatap dengan tajam, ia hanya bisa menghindarkan pandangannya karna ia merasa takut.

"Iya Raj, ini anak barunya kenalan doong jangam diliahatin aja" goda Bu Kia sambil ketawa yang mengudang anggota Ranu lainnya sampai berdatangan.

"Gue Rajab kelas 11" ucapnya dengam singkat. Belum sempat Resmi jawab sudah datang anggota Ranu lainnya.

"Kanapa Raj ? " tanya Utama pada Rajab.

"Anak baru kena bola tadi yang gue lempar" jelas Rajab dengan jujur.

"Idiiih cantiknya gadis ini. Maaf yaa cantik Rajab memang gitu kala umain bola suka lempar sembarangan. Sini aa obatin kepalanya" goda Nanda yang membuat Rajab jadi bete melihat Resmi digoda. Entah mengapa hati Rajab seperti panas melihat Nanda menggoda Reami padahal ia belum dekat hanya sekedar lihat Resmi tapi hatinya terasa panas.

Rajab langsung memukul tangan Nanda yang hendak menyambar tangan Resmi.

"Auuu.. sakit tau" keluh Nanda.

"Sudah sudah ayo Res kita kembali ke kantor. Mereka memang suka usil kalau lihat cewe bening" ucap Bu Kia.

Resmu dan Bu Sumi pun jalan mengikut langkah Bu Kia.

Didalam hati Rajab ia begitu penasaran dengan Resmi entah getaran apa yang ada didalam dadanya hingga membuat ia terpaku. Ia bertekad akan mendekatinya tanpa sepengetahuan teman temannya.

"Bubar yuuk,, udh cape banget gue." ajak Rajab.

"Yaelah apaan si biasanya juga lama lo kalau main basket. Mau ngikutin cewe tadi kan lo ? Ayo ngaku... !!" desak Angga.

"Ya kali baru lihat udah naksir mana ada. Lagi juga itu cewe b aja." jelas Rajab.

"Yaudahlah bubar aja gue juga cape banget ini" keluh Utama.

Merekapun kembali ke lapangam mengambil barang mereka dan langsung pergi ke arah parkiran yang terleta didepan kantor kepala sekolah.

"Itu mereka pak. Gimana Res sudah lihat lihatnya ?" tanya pak Yogi.

"Sudah pak dan saya sudah mengerti ko" jawab Resmi.

"Ya sudah kalo gitu kami pulang dulu pak. Hari senin Resmi akan masuk seperti biasa" ucap Pak Agung.

"Iya pak silahkan. Ingatnya Res hari senin masuk jam 7 pagi yaa untuk seragam sudah bapak titipkan ke pak Agung" jelas Pak Yogi.

"Baik pak inshallah saya tidak akan telat." jawab Resmi.

Rombongan Pak Agung pun menuju ke parkiran untuk menaikin mobil, sambil mengobrol menanyakan kost yang dekat.

"Gimana Bu Sumi sudah ketemu kost untuk Resmi ?" tanya pak Agung.

Dengan cepat Bu Sumi menjawab "Sudah pak, kalo menurut google si hanya 10 menit dari sini dengan berjalan kaki."

"Yasudah kita dengan mobil saja, yuk kita naik" ajak pak agung pda rombonganya.

Saat rombonga pak Agung membahas kost ternyata Rajad mendengarnya, entah apa yang ada dipikirannya nyatanya Resmi mampu membuat Rajad tersenyum lama.

Akhinya rombongan Pak Agungpun kembali. Diparkiran mereka bertemh dengan anggota Ranu.

Kost Baru

"Kayaknya ini deh kostnya, udah pas banget sama maps soalanya" jelas Bu Sumi sambil celingak celinguk.

"Kita pastiin dulu aja Bu bener apa ga" ajak Resmi.

"Ayo Res kita kesana" sahut Bu Sumi. Mereka berduapun langsung turun dan memastikan soal kost.

"Assalamualaikum permisi......" salam bu Sumi. Sekita 2 menit mereka menunggu akhirnya datang seorang ibu menemuinya.

"Walaikumsalam,, ada apa ya ? " jawab Bu Tari selaku pemilik kost.

"Tempat kostnya ada yang kosong ga bu ? Berapa untuk perbulannya bu ?" tanya Bu Sumi.

"Ada bu ada yang kosong, silahkan dilihat dulu mari masuk bu" ucap bu Tari.

Resmi da Bu Sumi pun lalu masuk kedalam untuk memastikan kamar kostnya.

"Ini bu yang kosong kebetulan cuma sisa 1 aja. Disini kalau sisa sepi bu karna pada tidur kalau malam baru agak ramai. Buat siapa bu kostnya ? tanya bu Tari.

"Tempatnya si nyaman Res, deket juga dari sekolah. Kostnya buat Resmi bu, kebetulan dia baru masuk sekolah di Persada " jawab Bu Sumi.

"Oooh siswa SMA Persada. Iya cocok disini deket malah kalau disini kan. Diliahat lihat saja dulu biar sreg di hati" ucap Bu Tari.

"Saya terserah Bu Sumi aja pantesnya gimana, kalau saya dimana saja pasti saya betah" jelas Resmi.

"Yaudah Res disini saja yaa" ajak Bu Sumi.

"Siap Bu" ucap Resmi sambil tersenyum.

"Baik bu kalau gitu saya bayar per5 bulan sekaligus ya Bu" jelas Bu Sumi.

"Waaaah baik baik kalau gitu biar saya bereskan dulu. Mau kapan Bu ditempatinya ?" tanya  Bu Tari dengan semangat.

"Hari ini bu ditempatinya. Jadi gini bu saya mau menjelaskan soal Resmi ini, dia ini siswa baru di Persada dan mendapatkan beasiswa, diapun sudah jadi yatim bu makanya pihak sekolah memberi bantuan berupa gratis sewa kost." jelas Bu Sumi yang langsung diberi anggukan kepala bu Tari. Entah mengapa Bu Tari sangan kasian pada Resmi maka dari itu ia bertekad akan memberi makan selama ia kost disini. Namnun tidak dengan Resmi, ia merasa bingung karna sebelumnya tidak diberi tahu peerihal ini dan ia akan menanyakan saar makan siang saja.

"Saya bersih dulu ya Bu kamarnya. Paling cuma 1 jam" pinta Bu Tari.

"Ooh kalau gitu kami nunggunya sambil makan siang aja ya Bu,, paling kamu makan siang di waeung sebrang" ucap Bu Sumi.

"Iya bu nanti saya panggil ibu kalau sudah selesai" kata Bu Tari.

Setelah selesai urusan kost rombonga Pak Agung melanjutkan makan siangnya yang berada di sebrang kost itu, namun tanpa mereka sadari ada seseorang yang telah mengintai mereka. Siapa yaaa kira kira ?

"Saya ga tau lagi pak harus terimakasih kayak gimana ke bapak dan ibu, saya bersyukur banget ketemu bapak ibu semoga allah membalas setiap pertolongan bapak dan ibu. Hanya doa yang bisa saya panjatkan dan saya berjanji tidak akan mengecewakan bapak dan ibu dengan belajar sebaik mungkin." ucap Resmi dengan muka sedihnya, ia bener bener sedih dihari ini mendapar bantuan yang dari orang lain padahal saudaranya banyak tapi tidak ada yang peduli. Beruntung Resmi dipertemukan dengan orang seperti Pak Agung, Pak Karim, dan Bu Sumi.

"Res pergunakan kesempatan ini sebaik mungkin ya, saya tau kalau kamu mampu ko. Kamu bisa menjaga diri kamu disini. Semoga kamu bisa sukses dan mengangkat derajat orang ibu kamu, seperti yang kita tahu bagaimana perlakuan saudara mu itu. Saya hanya bisa membantu itu saja. Aduuh Res saya jadi inget anak saya" jelas Pak Agung dengan wajah sedihnya yang teringat anaknya yang sedang pesantren di luar kota.

"Hanya kamu yang dimiliki ibu kamu jadi kamu harus semangat yaa belajarnya. Setiap kelulusan Persada mengadakan beasiswa ke luar negeri supaya kamh salah 1nya siswa yang berhasil itu ya." ucap Bu Sumi.

"Iya bu saya usahan belajar sebaik mungkin" jawabnya yang air matanya ijjt menetes, sedih dan terharu karna dikelilingi oleh orang baik.

"Yaudah yuk dimakan, nanti kami langsung pulang ya Res biar kamu bisa istirahat" perintah pak Agung yang langsung dijawab dengam anggukan kepala oleh Resmi.

Orang yang mengikuti Resmi mendengar semua obrolan rombongan Resmi, entah siapa yang suruh namun hati Rajab ikut tersentuh dan berjanji akan menjaganya dengam jarak jauh. Ia tidak bisa menbayangkan bagaiamana jahatnya saudara yang dimaksut oleh pak guru itu. Orang yang mengikutinya itu adalah Rajab, karna ia sangat penasaran dengan sosok Resmi. Wanita yang terlihat ayu, cantik, dan polos jelas saja terlihat menarik dimata Rajab.

Setelah selesai makan rombongan pak Agungpun mengantar Resmi kedalam kost. Pak Agung ingin mengetahui bagaimana dalamnya dan juga ia akan menitip Reami pada ibu kost.

"Waah tepat sekali ya baru saya mau panggil kamu Res." ucap bu Tari.

"Iya bu" jawab Resmi sambil tersenyum manis.

"Oh iya bu untuk pembayarannya bagaimana ? Bisa di tranfer ga ya ?" tanya Bu Sumi.

"Busa bu bisa di transfer sebentar ya saya cek hp dulu" jawab bu Tari. setelah pertukaran no rekening dan pak Agumg langsung mentransfernya Resmipun dipersilahlan mau untuk bebenah dikamarnya. Dibantu dengan Pak Karim dan Bu Sumi Resmi menata semua barangnya, Resmi hanya bawa sesikit barang karna memang ia tidak ada barang lebih tapi barang dari benar benar diluar dugaan Resmu, Muria memang pengertian sebagai teman, ia membawa secara detail soal perlengkapan rumah. Waaauu...

Setelah lama beres beres akhirnya selesai dan rombongan Pak Agung memutuskan untuk pulang.

"Res bapak pamit pulang yaa, ingat pesan bapak pergunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin, diluar sana banyak orang yang mengingkan ada diposisi kamu walaupun sebenrnya berat." pesan Pak Agung sambil tersenyum dan dijawab dengana anggukan kepala karna Resmi yang tak kuasa menahan tangis.

"Jaga diri baik baik Res, pasti disekolah baru ada yang suka denganmu pokoknya kamu harus hati hati pergaulan disini lebih seram daripada ditempat kita" ucap Bu Sumi dan lagi Resmu hanya mengangguk kepala.

"Res bapak bakal kangen nih sama kamu,, aaakh siswa kesayangan sekarang harus merantau jauh" goda Pak Karim.

"Semuanya saya ucapakn banyak terimakasih" jawabnya sambil berpelukan dengan Bu Sumi dan menangis kencang. Pak Agung, Pak Karim, dan Bu Sumi hanya tersenyum sambil menahan air mata melihat Resmi sedih dan yaa ia harus tinggal sendirian dikota yang sangat jauh tidak ada keluarga atau teman yang menemani, pasti berat tapi yaa semua demi masa depan Resmi agar lebih baik lagi.

Setelah mengantar rombongam sampai depan jalan Resmi kembali ke kamar, didalam kamar yang sunyi Resmi hanya bisa melamun terdiam dengan waktu yang lama sampai ia lupa memberi kabar ibunya.

"Assalamualaikum bu,, maaf aku lupa kasih kabar ibu... " ucap salam Resmi pada ibunya sambil menahan tangis kembali, ia sadar bahwa ia sudah rindu dengan ibu.

"Walaikumsalam Res,, ya allah Res knapa baru kasih kabar gini nak,, padahal ibu nunggu dari siang" jawab ibu Hamzah disela sela ia mengelap air matanya yang tak terasa turun karna ia sangat rindu dengan anaknya.

"Iya bu maaf ya, tadi pas sampe sekolahnya aku langsung keliling lihat bagaimana sekolah trus cari kost bu" penjelasan Resmi agar ibunya tidak khawatir.

"Iya Res yang penting kamu selamat sekarang. Sudah sore gini kamu udah makan Res ?" tanya Bu Hamzah.

"Tadi si udah bu sekarang aku belum mau makan lagi masih mau beres beres siapain untuk hari senin sekolah" tutur Resmi.

"Yaudah kamu istirahat yaa biar ga cape cape" pinta Bu Hamzah.

"Ya bu aku mau langsung tidur saja. Assalamualaikum bu" ucap Resmi.

"Walaikumsalam Res" salam Bu Hamzah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!