ASMARALOKA

ASMARALOKA

Kecelakaan

"Zia, kedua orang tua kamu ... Meninggal karena kecelakaan!!!" Seorang wanita paruh baya bersama suami dan putranya baru saja tiba di rumah seorang gadis dengan wajah panik dan napas yang menderu.

Gadis itu terkesiap, "APA? tante tidak berbohong kan? Jawab dengan jujur tante, ini pasti hanya bercanda, iya kan? Tidak mungkin." tanyanya memastikan, sebelum akhirnya pingsan tak sadarkan diri.

"Zia!!!"teriak Merisya, tantenya dengan panik.

Namanya Zia Zeline Kirana atau sering disapa Zia, dia adalah seorang siswi SMA, anak tunggal dari keluarga Hendrawan, pemilik perusahaan Hendrawan Grup Company. Perusahaan terbesar di Jakarta dan memiliki cabang di seluruh penjuru negeri.

Kehidupannya yang selalu dipenuhi cinta, tiba-tiba mendengar kabar bahwa kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Bagaikan disambar petir, kabar itu membuat hati Zia hancur. Kenyataannya, siapa pun tidak ingin ditinggal selamanya oleh orang yang disayanginya.

Slang beberapa menit, Zia mengerjabkan mata, "Mama, papa..." ucapnya lirih sambil mengedarkan mata berusaha mencari keberadaan papa dan mamanya.

Merisya segera memeluk,

'Jangan menangis Zia, nanti hanya akan menambah beban om dan tante' batin Zia sebelum air matanya menetes.

Zia adalah gadis yang tangguh dan pintar, dia sadar tak ada gunanya menangisi kepergian kedua orang tuanya, lagi pula menangis tak akan bisa mengembalikan mereka yang sudah meninggal.

"Syukurlah kamu sudah sadar, kami semua sangat khawatir dengan kondisimu sayang." Ucap Merisya sambil menyeka air matanya dan menyodorkan segelas air putih untuk diminum Zia. Zia menyadari tantenya pasti juga sangat terpukul mengingat papanya adalah kakak Merisya.

"Iya, kakakmu yang tampan ini juga sangat mengkhawatirkanmu hingga lupa makan siang" tambah Evan, sepupu Zia dengan wajah dramatis.

"Hanya lupa makan siang, mengapa tidak lupa makan saja selamanya?"jawab Zia blak-blakan.

"Bisa mati dong!"

"Biarin" Semuanya tergelak mendengar kelucuan kedua sepupu itu.

"Sudah-sudah. Kamu yang sabar ya Zia, kami akan selalu ada di sisimu, tak perlu khawatir," ucap Bram yang diangguki oleh Merisya.

"Jadi, Zia sekarang mau pindah ke rumah om?"Lanjut Bram, melihat Zia yang berangsur mulai tenang.

"Iya om, maafkan Zia sudah merepotkan kalian" jawab Zia sedikit menunduk.

"Ah, tidak merepotkan kalau untuk keponakan tersayang om," sambung Bram sambil tersenyum.

'Hebat Zi, setelah menerima kabar kematian orang tua Lo , Lo tetap tak mau memperlihatkan setetes air mata pun. Kalau gue di posisimu, gue pasti akan menangis histeris.' batin Evan berdecak kagum.

***

Sebuah mobil SUV berwarna putih baru saja tiba di halaman sebuah rumah mewah. Ada berbagai macam bunga di halaman. Serta air mancur di tengah taman.

Dengan cepat pintu mobil dibuka oleh Evan “Silakan tuan putri”

"Terima kasih kakak" ucap Zia tersenyum.

Evan mengangkat salah satu alisnya, "Ya, Tuan Putri" sambil membungkuk hormat, seperti seorang prajurit kepada Putrinya. Memang pria yang sangat romantis.

Zia hanya tertawa kecil, lalu masuk ke dalam rumah.

"Lihat saja, kakakmu ini akan berusaha membuatmu ceria lagi" ucap Evan penuh percaya diri melihat punggung Zia kemudian menyusulnya.

Di dalam ruangan bernuansa pink yang hampir mirip dengan kamar Zia, terdapat banyak boneka di atas kasur dan juga buku-buku yang tertata rapi di perpustakaan pribadi.

"Tante yang mendekorasi ini semua untuk Zia?"tanyanya tanpa mengalihkan pandangan, tidak hanya buku dan boneka, tetapi juga barang antik di sana. Merisya mengangguk dan tersenyum.

"Tante harap kamu nyaman tinggal di rumah tante, kalau begitu Tante mau turun dahulu untuk persiapan acara tahlil" ucap Merisya lembut, mengalihkan perhatian Zia.

"Iya tante, terima kasih banyak" jawab Zia tersenyum tulus.

"Papa, mama... Zia harap kalian bahagia di sana, walaupun kalian sudah tidak ada lagi di dunia ini, Zia akan tetap berusaha hidup sebaik mungkin sesuai pesan kalian."Zia berkata lirih, tidak terasa air matanya luruh.

***

Di aula yang luas dengan karpet permadani elegan dan banyak makanan yang tersaji. Saat ini Zia sedang duduk menunggu para tamu undangan. Zia terlihat sangat cantik mengenakan gamis berwarna krem dengan hijab berwarna cokelat susu.

Di tengah perbincangan asyik Zia dengan Bunga, sahabat dekatnya. Zia tersentak melihat seorang lelaki yang terlihat tak asing baginya, baru saja masuk dari pintu utama.

“Ada apa, ZI seperti orang terkejut begitu?”tanya Bunga melihat perubahan ekspresi wajah Zia.

"Zia ke sana dulu yah, Bunga lanjutkan saja makannya, sebentar kok" ucap Zia lalu berjalan ke arah pria itu. Bunga mengangguk.

“Yuda?”Zia memastikan, membuat pria itu langsung menoleh ke arahnya sembari melepas kacamata hitamnya.

Yuda Aditama, pria blasteran Indonesia dan Prancis itu adalah pacar sekaligus sahabat Zia sedari kecil. Kedua orang tua Zia menjalin partner bisnis dengan orang tua Yuda, itulah mengapa mereka sedari kecil sudah akrab dan bersahabat.

"Zia? Hei, apa kabar? Kita sudah lama nggak ketemu" balasnya dengan tangan akan meraih bahu Zia, Zia pun langsung melangkah mundur.

"Apa? Lo ngelupain aku? Ini pacarmu sayang" sambungnya, kali ini berusaha meraih tangan Zia,

"Jika Yuda berani menyentuh lagi, Zia akan berteriak!" ucap Zia dengan marah.

Yuda memijat alisnya bingung "Kenapa? Apa gue telah ngelakuin kesalahan? nanti bakal ku ajak shopping di mall ya sayang" timpalnya dengan nada merayu,

Zia tersenyum pahit, "Nggak semua masalah bisa diselesaikan dengan uang Yuda"

“Yah, salah gue apa, gue nggak mengerti Zia...” desak Yuda

Sementara Bunga yang sedari tadi memperhatikan mereka dari tempat duduknya sambil makan kue, berkata, "Apa yang mereka bicarakan, seru sekali sepertinya."

"Salahmu apa, Yuda nggak peka yah? Yuda ninggalin Zia pas lagi sayang-sayangnya. Zia kangen banget sama Yuda, Di chat nggak dibalas, ditelepon nggak diangkat bahkan Yuda ganti nomor seperti menjauh dariku. Tega kamu!" jawab Zia, emosinya makin memuncak namun berusaha dia tahan.

"Ayolah, maafin gue... Gue harus ngelakuin itu karena papa memaksaku pindah ke Prancis, buat nyelesain proyek barunya. Maaf, gue nggak memberitahumu sebelumnya, Zi, aku..." Yuda berusaha menjelaskan.

"Cukup, Zia udah muak sama semua alasanmu, mulai sekarang kita PUTUS!"Zia menyela sebelum akhirnya kembali ke tempat duduknya. Tak menghiraukan Yuda yang terpaku di tempat.

"Apa yang udah kalian bicarakan, keren sekali?"Bunga bertanya dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

"Nggak usah dibahas lagi, nggak penting" Zia masih menatap lekat Yuda yang mematung di dekat pintu.

"Lo mengacaukan semuanya Yuda," gumam Yuda kesal.

"Semua tamu undangan silahkan duduk lalu kita akan membaca Surat Yasin bersama-sama" seru ustaz.

.

.

.

Gadis berparas cantik dengan hidung mancung, kulit putih nan lembut dan rambut sebahu yang tergerai indah itu sudah memakai baju piyama lima menit lalu. Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, Zia masih terjaga dengan laptopnya di atas kasur.

Karena tidak bisa tidur ia memutuskan menyelesaikan tugas sekolah yang belum selesai, handphone di sampingnya berdering mengalihkan atensi Zia.

"Halo? dengan siapa? halo?" namun tidak ada jawaban sama sekali.

"Orang salah nomor kali" ucap Zia tak ambil pusing lalu melanjutkan mengetik di laptop

Sementara itu di tempat lain, Yuda baru saja tiba di sebuah basecamp malam yang di dalamnya banyak laki-laki geng menggandeng wanitanya. Serta banyak minuman beralkohol.

Semua yang melihat kedatangan Yuda segera berdiri dari duduknya kemudian membungkuk hormat.

"Malam bos" sapa salah seorang dari mereka, yah Yuda Bimantara adalah ketua geng motor Althero.

Siapa yang tidak tahu geng Althero, geng tersebut terkenal dengan kebengisannya di dunia perbalapan. Tidak ada pertandingan balap motor yang tak dimenangkan mereka.

"Kenapa bro, nggak biasanya wajah Lo kelihatan kusut gitu. Lawan tandingnya lemah yah?" timpal lelaki  berbadan kekar dan sebelah alis di cukur. Dia bernama Sebastian, wakil ketua sekaligus pemegang posisi yang cukup penting.

Yuda berhambur duduk di sofa, "Diputusin pacar" jawab Yuda singkat dengan wajah ditekuk. Mood nya tiba-tiba rusak sejak pulang dari rumah Zia.

"Yaelah, cewek polos itu? move on lah bro, lagian masih banyak cewek yang lebih cantik dan seksi daripada dia." ucapnya meremehkan, Yuda langsung naik pitam, berdiri dan segera menarik kerah baju Sebastian.

"Jangan bicara macam-macam tentang Zia, kalau nggak gue bunuh Lo, camkan itu" bisik Yuda penuh penekanan , wajahnya merah padam.

Sebastian terpaku seribu bahasa, walaupun ucapan Yuda terdengar hanya berbisik, namun auranya sangat mencekam dan Yuda tak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dia ucapkan.

"Siapkan pasukan, malam ini kita war!" Seru Yuda.

Segera terdengar sorakan bersemangat dari seluruh anggota lainnya.

***

Terpopuler

Comments

bankit majapahit

bankit majapahit

semangat zia km kuattt😢

2024-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!