Pertarungan Sengit

Zia meletakkan kotak tersebut di atas meja belajar, "Buka nggak yah, buka aja deh" Karena penasaran, Zia pun memutuskan membuka kotak misterius itu.

Betapa terkejutnya Zia, isi kotaknya adalah sebuket bunga mawar putih dengan sekotak kecil cokelat, terdapat pula secarik kertas.

"Cokelat itu manis, tapi lebih manisan Lo." membaca itu Zia langsung tertawa, di balik kertas tertulis kata mister S. Siapa S? batin Zia heran.

 Zia beranjak meletakkan bunga mawar di vas bunga kaca yang sudah berisi air.

Ponsel di samping Zia bergetar, ada notifikasi pesan dari nomor tak dikenal tadi.

~anonymous : "Lo suka?"

Zia : "Iya. Dari kamu?"

~anonymous : "Tentu"

Zia : "Siapa mister S itu?"

~anonymous : "Haha ... teman Lo, Sebastian"

Deg ... Zia terperangah, mengetahui kotak tadi dari Sebastian, lelaki yang menurutnya playboy. Zia berusaha menetralkan pikirannya sebelum membalas pesan Sebastian.

Zia : "Apa ada maksud di balik ini semua?"

Zia curiga sebab dia paham, pasti lelaki seperti ini memiliki motif tersembunyi.

~anonymous: "Gue ingin ngajak Lo nonton konser Lyodra, besok"

***

Sementara di meja makan yang panjang dan luas, bisa untuk duduk 10 orang,

"Dari mana saja kamu, Yuda!" ucap lelaki paruh baya yang sedang makan, kepada putra semata wayangnya.

Yuda yang baru saja pulang, dan masih memakai seragam sekolah, "Dari rumah teman" jawab Yuda datar.

"Mau jadi apa kamu, selalu pulang malam, keluyuran nggak jelas. Papa mau kamu berubah Yuda, ubah sikap kamu!" sambung Andika marah, sehingga memperlihatkan urat wajahnya yang keriput termakan usia.

"Kalau kamu nggak bisa berubah, papa akan blokade rekening kamu dan papa akan mencoret nama kamu dari ahli waris!" ancam Andika.

"Yah nggak bisa gitu dong pa, okey Yuda bakal berubah, tetapi beri Yuda waktu." balas Yuda memelas.

***

Pagi menyingsing, cahaya matahari pagi yang lembut masuk dari jendela kamar yang tertutup gorden berwarna putih. Suara kicauan burung terdengar nyaring di balkon kamar.

Gadis cantik yang masih terlelap bersama mimpinya itu terbangun. Kemudian, menyibak gorden.

Dia menarik napas dalam-dalam lalu perlahan menghembuskannya. Menikmati udara segar dan keindahan ciptaan Tuhan.

"Non Zia, apa sudah bangun? Bibi boleh masuk non?" tanya pembantu di depan pintu kamar.

"Silakan Bi Inem" Zia mempersilahkan, segera Bi Inem membuka pintu. Sudah hal biasa, setiap pagi Bi Inem akan membersihkan kamar Zia.

"Permisi non" ucapnya saat masuk.

Zia mengangguk kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

25 menit kemudian, di meja makan, terdapat Merisya dan Evan yang sedang sarapan melihat Zia yang sudah siap dengan tas selempang favoritnya. Bram sedang menyelesaikan proyeknya di daerah Bandung selama 3 hari.

"Sarapan dulu, Zia." tawar Merisya.

"Nanti aja tante, teman Zia udah nungguin di depan" jawab Zia sopan sembari menyalami tangan Merisya.

"Oh yasudah kalau begitu, hati-hati di jalan" timpal Merisya. Kemarin malam, Zia sudah memberi tahunya jika akan pergi menonton konser bersama temannya, Sebastian.. Berhubung hari ini adalah hari Minggu.

"Pasti tan, assalamualaikum" kata Zia lalu bergegas pergi. Sebastian pasti sudah menunggu lama.

"Jangan lupa hotdog nya!" seru Evan dibalas jari berbentuk nyempurit oleh Zia.

Di depan gerbang, "udah nunggu lama yah?" tanya Zia yang sudah duduk di kursi samping pengemudi dan memakai seat belt.

"Tentu, tetapi terbayarkan saat melihat parasmu yang menawan" jawabnya merayu.

Zia tersenyum manis.

Mobil pun berjalan, menyisakan kepulan debu dari ban mobil yang bergesekan dengan tanah.

Di tengah perjalanan, Zia heran perjalanan dari rumahnya ke tempat konser membutuhkan waktu 15 menit, namun ini sudah 25 menit belum juga sampai.

"Kapan sampainya?" tanya Zia sedikit khawatir. Kekhawatiran Zia makin memuncak ketika jalanan berbeda dari jalan ke tempat konser.

"Kamu mau bawa Zia ke mana? stop, kalau nggak mau berhenti, Zia bakal loncat!" ancam Zia yang sudah ketakutan.

"Hahaha, silakan aja lompat, sekeras apa pun Lo membuka pintu nggak akan terbuka karena gue udah menguncinya" jawab Sebastian dengan tawa kemenangan.

"Memang salah Zia udah mempercayaimu Sebastian, kau pria licik!"

"Terserah Lo bilang seperti apa, yang jelas Lo udah masuk perangkap ku, kesempatanmu kecil untuk selamat."

Perasaan Zia bercampur aduk sekarang, antara marah, sedih, takut. Namun, gadis itu berusaha tetap tenang, menetralkan pikiran lalu memutar otak, memikirkan cara yang tepat untuk bisa lolos dari perangkap pria licik seperti Sebastian.

Walaupun dengan terpaksa, Zia memutuskan untuk menghubungi Yuda.

Diam-diam, Zia mengetik di ponselnya, namun Sebastian tahu dan langsung membanting ponsel Zia sehingga pecah.

Zia terkejut, "Tidak!" sudah pupus harapan Zia agar bisa selamat. Ponselnya sudah hancur. Kini Zia hanya bisa memohon pertolongan kepada Allah.

Beberapa menit kemudian, mobil Sebastian sampai di pelataran sebuah klub.

"Mau apa kamu?" tanya Zia panik. Keringat dingin membasahi kening putih Zia.

Seakan tak menggubris pertanyaan Zia, Sebastian menarik paksa tangan Zia untuk masuk ke dalam.

"Lepasin! nggak mau! tol ..." Sebastian membungkam mulut Zia dengan tangannya.

"Sekali lagi Lo berontak, sahabat Lo Bunga, akan dalam bahaya" bisik nya, membuat Zia terdiam ketakutan.

Baru pertama masuk, suasananya sangat ramai dengan lampu disko menyala, terlihat lebih seperti malam ketika masuk ke dalam.

Pria dan wanita sama-sama menari, ada juga yang sedang minum-minum dan bermain kartu.

"Halo bro, waw lebih cantik daripada kemarin." sapa lelaki dengan seorang wanita seksi di belakangnya.

"Hi" sambung lelaki itu dengan berusaha menyentuh tangan Zia, namun Zia menepisnya dengan kasar.

"Jangan pernah nagih utang lagi" ucap Sebastian yang masih mencengkeram kuat tangan Zia.

"Okeh, gue anggap utang Lo lunas!" balasnya tersenyum puas, lalu beralih menatap paras cantik Zia.

Zia meludahi Sebastian,

Jyuh ...

"Lelaki br*ngs*k!"

Sebastian menatap lekat Zia, "Bawa dia"

Lelaki asing itu segera membawa paksa Zia,

"Lepasin! ku mohon, tolong!" teriak Zia histeris membuat lelaki itu menarik tangannya makin keras.

"Berhenti!" seru Yuda yang tiba-tiba datang lalu memukul Sebastian hingga membuatnya tersungkur di lantai, Zia tertegun melihat kedatangan Yuda.

"Puas gue udah buat Lo putus dan mencelakai orang yang paling Lo sayang" Sebastian menyeringai.

Yuda kembali memukul bertubi-tubi membuat Sebastian tak berdaya. Segera banyak pasang mata menatap ke arah mereka.

"Pengecut!" sarkas Yuda kepada Sebastian. Kemudian menarik tangan Zia untuk ke belakangnya,

"Lawan aku" perintah Yuda kepada lelaki asing tadi, tanpa menunggu aba-aba, pertarungan sengit pun dimulai.

Pukulan keras berhasil dilayangkan Yuda di rahang lawan. Lalu perut, kemudian dagu. Membuat lawan lebam.

"Jago juga Lo" ucapnya sedikit meringis kesakitan dibarengi senyuman smirk.

Lelaki itu melirik besi di sampingnya, dan ... bug ...

Pukulan mendarat di bahu lalu wajah Yuda, "Argh!" teriaknya kesakitan. Seketika darah segar mengucur deras dari mulut Yuda. Semua orang yang melihat itu berteriak histeris.

Tak ada yang berani menghentikannya. Bahkan staff keamanan sekalipun sebab melihat lawan Yuda adalah pemilik klub tersebut.

Zia makin ketakutan, namun dia mencari cara lain untuk membantu Yuda.

Yah, dengan berlari ke barista dan meminjam teleponnya untuk menghubungi polisi.

"Kesempatannya kecil untuk bisa selamat, itu menandakan masih adanya kesempatan walau kecil" lirih Zia penuh harapan.

Ninu ... Ninu ... Ninu ...

Terdengar suara sirine mobil polisi.

Semua orang berteriak panik, "Polisi!"

Lelaki asing tadi berusaha untuk kabur, namun polisi lebih dulu menangkapnya.

Namun, Sebastian berhasil lolos.

"Yuda!" teriak Zia melihat Yuda sudah terkapar di lantai.

Zia menangis, takut kehilangan orang terdekatnya lagi.

Yuda yang terbaring di pangkuan Zia, "Rasanya nyaman berada di pangkuanmu, serasa hidup kembali" lirihnya tersenyum.

"Ini bukan waktunya berbicara itu Yuda, kamu terluka parah, hiks ... ini semua karena Zia..." ucap Zia makin menangis.

"Hey, stop ... Gue nggak suka Lo nangis, ini semua bukan salahmu, Sebastian cuman ingin balas dendam ke gue dengan cara mencelakai orang yang paling gue sayang, berhenti menangis, kamulah ... wanitaku ..." Yuda kemudian memejamkan matanya,

"Yudaaaaa!!!"

***

Terpopuler

Comments

Dark Dynamix

Dark Dynamix

Asik banget!

2023-12-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!