Kembalinya Sang Mantan
"mama sudah Mencarikan seorang Wanita Cantik untuk kamu. Dan mama berharap Kamu, tidak Membuat Masala lagi!" Ucap seorang wanita Dewasa. Kepada Putranya yang sedang Duduk di sofa.
Dengan wajah yang Sedikit Kesal Pemuda itu Menoleh ke Hadapan Ibunya.
"Ma! Aku sudah Punya pacar, Dan sampai kapanpun Aku hanya Mencintai dia. bukan wanita pilihan mama atau papa." Balas Erlangga Saputra Winata. Dengan Tegas Menatap pada Ibunya.
"Cukup Erlan! Mama tidak Akan Pernah Menyetujui Pilihan Kamu itu. Dia tidak Sebanding dengan Keluarga kita, apa kamu Tidak malu? Jika harus Menikah dengan anak Seorang petani?! Tegas Bu Anita Prayoga
"Memangnya Kenapa Ma? Apa masalanya jika aku Memilih Menikah Dengan Anak Seorang petani. Apa mereka sangat hina Di mata mama??
"Pokoknya. mama tidak Akan pernah Merestui Hubungan Kamu dengan Wanita Miskin Itu! dan Jika kamu, Tidak bisa Menuruti Kemauan mama. maka lebih baik Mama Mati saja." Ucap Bu Anita. Dengan raut wajahnya yang begitu marah.
Erlangga hanya bisa Menghempaskan tubuhnya kembali ke sofa. ia bahkan tidak bisa berkata Apa-apa lagi. Karena sikap Bu Anita, Sejak dulu Sangat Egois. Dia sama sekali tidak Mempedulikan Perasaan Orang-orang di sekitarnya karena baginya Kekayaannya Bisa Membuat anak-anaknya Bahagia.
Erlangga adalah anak ke dua dari Pak Deddy Winata Dan Bu Anita. Dan ia memiliki Seorang saudara laki-laki yang bernama Bram Aliando Winata. Dan kini Bram juga sudah menikah Dengan gadis Pilihan Ibunya.
Di tempat lain seorang Gadis sedang Duduk Menunggu Kekasihnya datang untuk Menjemputnya. Karena hari ini adalah hari pertama kalinya bagi Kania Untuk Bertemu dengan Kedua Orang tua Erlan. Wajah Kania Terlihat sangat bahagia Karena Sebentar lagi ia akan Segera Menikah Dengan Erlan. Senyum manis Terukir di wajah cantiknya. membuat Ayahnya Ikut Bahagia melihat Putri Semata Wayangnya Kini Sudah Menemukan kebahagiaannya Sendiri.
Lalu Pak Wandy pergi menemui putrinya yang sedang Duduk Sendirian di Halaman Rumah.
"Kamu terlihat begitu cantik Nak, Ayah berharap Kamu bisa bahagia dengan Pilihan kamu Itu," ucap pa Wandy. Sambil Menatap wajah Anaknya.
Kania pun tersenyum sambil Memeluk Ayahnya dengan sangat bahagia.
"Iya ayah, Aku sangat bahagia ayah, karena hari ini Mas Erlan, akan Membawah aku Ke rumah mereka, untuk Bertemu dengan Kedua Orang Tuanya, Semoga saja Mereka Bisa menerima Kekurangan ku ayah," balas Kania. Yang masih dalam pelukan Sang ayah.
"Ayah yakin, Mereka akan Menerima kamu Dengan baik nak,"
"Amin... Makasih ayah, Aku sangat sayang sama ayah."
Beberapa menit kemudian. Mobil milik Erlangga Memasuki Halaman Rumah Keluarga pak Wandy. Setelah melihat Mobil Milik Erlangga Sudah terparkir di depan rumahnya. Kania Langsung Keluar untuk menemui Erlangga.
"Mas," Sapa kania. Sembari tersenyum menatap Erlangga.
"Kania, maafkan Aku ya, karena aku terlambat menjemput kamu." Ucap Erlangga. Sembari tersenyum menatap Wajah Gadis yang ia cintai.
"Iya mas, Tidak apa-apa Kok, Apa kita mau berangkat sekarang, mas?" Tanya Kania. Dengan Tak sabaran lagi untuk Segera bertemu dengan Kedua Orang tua Erlangga.
Erlangga Mengangguk dengan Antusias.
Lalu Kania Segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil Tas hitam kecil yang selalu ia Bawah kemanapun ia pergi. Dan tak lupa ia Merapikan Penampilannya Terlebih dahulu agar tidak membuat malu Erlangga di depan orang tuanya.
"Apa kalian sudah mau pergi nak?" Timpal pak Wandy. Dari sebrang Dapur.
"Iya, Ayah." Sahut Kania. Sambil pergi Mendekati Ayahnya di dapur sana.
Erlangga juga ikut Masuk kedalam rumah. Untuk meminta ijin kepada pak Wandy, Untuk Membawah Kania ke rumahnya. Dan dengan sangat senang hati Pak Wandy mengijinkan Mereka Pergi.
Akang tetapi dalam perjalanan Menuju rumah keluarga Erlangga. Batin Kania merasa tidak Tenang ia bahkan merasa sangat Gugup Karena ini pertama kalinya ia di bawah Ke rumah keluarga pemuda yang sangat ia cintai.
"Kamu, Kenapa sayang? Kok wajah kamu Pucat?" Tanya Erlangga. Sambil terus mengemudi.
"Entahlah. Mas, tiba-tiba aku merasa Takut Untuk bertemu dengan Orang tua kamu," balas Kania.
"Sebaiknya tenangkan Dulu Pikiran kamu, apa pun yang akan terjadi nanti, Kita akan Hadapi bersama-sama."
Kania hanya mengangguk Sambil Menatap ke jalanan. Namun dalam hatinya ia masih merasa Takut.
Tidak lama kemudian Mobil milik Erlangga Mulai memasuki halaman Rumah Keluarganya. Melihat Halaman Rumah Keluarga Erlangga. Yang begitu luas dan besar. Kania semakin Bertambah canggung
"Rumah mereka sangat mewah dan besar, Bagaikan istana. bagaimana mungkin, Aku bisa menjadi Bagian dari Keluarga Mereka," batin Kania.
Setelah mobil tiba di parkiran. Erlangga Langsung keluar dan Berjalan ke samping mobilnya sambil Membukakan Pintu mobil yang di dalamnya masih ada Kania.
"Ayo sayang, kita masuk kedalam," Ajak Erlangga. Sambil Mengulurkan tangannya. Walaupun ia merasa Gugup dan Takut untuk Masuk Kedalam Rumah itu. Namun Erlangga selalu menyemangatinya. Sehingga ia pun segera Keluar dan Mereka Masuk ke dalam rumah sambil bergandengan tangan.
"Pa, Ma." Sapa Erlangga. Kepada kedua orang tuanya yang sedang Duduk sambil menikmati Kopi.
Tatapan Bu Anita langsung ke arah gadis yang sedang berdiri di samping Erlangga.
Sementara pak Deddy, ayahnya Erlangga. tersenyum Menatap Kepada Erlangga dan Kania.
"Ohhh... jadi ini, Calon istri kamu. Erlangga, apa kamu sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil itu?" Ucap Bu Anita. Dengan sangat sinis menatap wajah Kania.
"Sudahlah. Bu, biarkan saja. Mungkin ini Memang sudah pilihan Hatinya. Untuk apa kita selalu ikut campur dalam urusan mereka." Sambung Pak Deddy.
"Kamu kerja di mana? Dan Keluarga kamu Berasal dari mana?" Tanya Bu Anita. Dengan sangat Sombong.
Membuat Kania Semakin Bertambah Gugup
"A--aku, aku kerja di Pasar Bu, Membantu Ayah untuk berjualan," Jawab Kania. Sambil menundukkan wajahnya.
"Hahaha...! Bu Nita tertawa Mengejek Kania.
"Jadi kamu, Hanya Berjualan di pasar saja? Lalu, apa kamu pantas, berada di dalam rumah keluarga kami?! Menatap Kania dengan tajam.
"Cukup ma! Mama tidak berhak Mengatai Kania Seperti itu. Seharusnya mama bangga, Karena Kania Tidak Seperti wanita lain yang Hanya menghamburkan uang saja. Walaupun mereka Serba Kekurangan tapi Kania tidak pernah merasa malu untuk berjualan di pasar ma. dan Sampai kapanpun, aku tetap akan menikahi Kania!" Bentak Erlangga.
"Erlangga!"
"Apa kamu Sadar dengan Ucapanmu itu! Wanita ini Tidak pantas untuk Kamu! Bahkan Keluarga mereka begitu miskin, di mana Harga diri kamu. jika harus menikah dengan Wanita miskin ini!"
Ujar Bu Anita. Terus menghina Kania
"Sudahlah Bu. biarkan saja, memangnya salah ya, Jika mereka Menikah?" Ucap Pak Deddy.
"Jelas salah pa. mereka itu bagaikan Bumi dan Langit. Takutnya Jika mereka Sudah Menikah, Harta kita akan di hambur-hamburkan oleh orang-orang miskin ini."
"Maaf Bu, jika memang Keluarga bapa dan ibu. Tidak bisa menerima Kehadiran Saya di sini, Tidak Masala Bu, Tapi tolong, jangan pernah menghina keluargaku. Walaupun kami orang Susa akan tetapi kami tidak terbiasa Mengambil barang yang bukan hak kami." Ucap Kania. Dengan wajahnya yang sudah berlinang air mata.
"Kamu pikir hati saya bisa Lulu, Dengan Sandiwaramu itu? Itu hanya akal-akalan kamu saja kan? Memang dasarnya Keluarga kalian miskin. Pastinya ada banyak Sandiwara untuk bisa Menguasai harta kami. Dan Rencana kamu ingin menikah dengan Anak saya. Karena ingin Merubah Nasib kalian kan?!
Kania Menggelengkan Kepalanya dengan cepat.
"Aku tidak pernah punya Pikiran Seperti Bu. Bahkan aku, tidak pernah tahu kalau Keluarga mas Erlangga, ternyata adalah orang terpandang di kota ini. Jika memang Bapa dan ibu, tidak merestui Hubungan kami. tidak Apa-apa, Saya tidak akan Memaksa untuk Menikah dengan mas Erlangga,"
"Baguslah. memang Itu yang saya inginkan. dan sebaiknya kamu Segera pergi dari rumah ini, Karena saya tidak bisa Terlalu lama Berada di Depan kamu yang di penuhi oleh Kotoran dan kuman." Hina Bu Anita. Membuat Kania merasa sangat Kecewa dan Sedih.
"Kania. tolong Jangan tinggalkan aku, Kita bisa lewati semua ini Bersama-sama. Aku tidak ingin Kehilangan kamu Kania," ucap Erlan.
"Maafkan aku mas, Aku juga tidak ingin kehilanganmu. tapi apa yang di katakan oleh Ibumu, semuanya Benar mas. kita bagaikan Bumi dan langit, Cinta kita tidak akan pernah bisa Bersatu. Semoga kamu bahagia mas," balas Kania. Lalu ia segera Berlari Keluar Sambil Menangis terisak-isak. Meninggalkan pemuda yang sangat ia cintai.
"Tunggu Kania!" Teriak Erlangga. Sambil mengejar Kania.
Dengan perasaan yang sangat berat Kania Menghentikan langkahnya. Dan Menoleh pada Erlangga yang sedang Berjalan ke arahnya.
"Kania, tetaplah di sini. Jangan dengarkan Perkataan Mamaku," Erlangga memohon pada Kania.
Akan tetapi Bu anita kembali Berteriak mengusir Kania.
"Keluar kamu dari rumah Ini! Keluar!" Teriak Bu Anita yang sedang Berdiri di depan pintu.
Tanpa mempedulikan Erlangga. Kania kembali berlari Menuju jalan. Dengan perasaan yang sangat Malu dan Kecewa.
Setelah melihat Kania sudah pergi. Erlangga kembali masuk ke dalam rumah. Dengan begitu marah
"Apa sekarang mama sudah Puas? Mama Selalu menentukan Jalan Aku sama Bram, bahkan mama tidak pernah Mau Mendengarkan Penjelasan kami berdua, apa ini yang mama maksudkan kebahagiaan? Dan mama ingin Aku menikahi wanita yang tidak pernah aku Cintai. Yang di pikiran mama hanya harta dan Kekuasaan. Mama tidak pernah Memikirkan Perasaan kami berdua." Tegas Erlangga.
"Memang itu yang Mama inginkan. Kamu harus menikah dengan anak Sahabat Papamu. dan Besok mereka akan datang ke sini. Untuk Membicarakan Perjodohan Kalian Berdua." Balas Bu Anita. Dengan Santai. Tanpa memikirkan Perasaan Erlangga dan Kania.
"Terserah Mama saja. Karena Mama sudah Gila akan Kekuasaan!" Lalu ia segera Masuk Kedalam kamarnya.
Sementara Bu Anita semakin bertambah Emosi karena Putranya sudah berani membentaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Widi Widurai
disini bapakny erlangga kaya kacung. dia ga ada kebijaksanaan sama skali jadi kepala kluarga
2024-01-14
0