NovelToon NovelToon

Kembalinya Sang Mantan

Ep 1: Jodoh untuk Erlangga

"mama sudah Mencarikan seorang Wanita Cantik untuk kamu. Dan mama berharap Kamu, tidak Membuat Masala lagi!" Ucap seorang wanita Dewasa. Kepada Putranya yang sedang Duduk di sofa.

Dengan wajah yang Sedikit Kesal Pemuda itu Menoleh ke Hadapan Ibunya.

"Ma! Aku sudah Punya pacar, Dan sampai kapanpun Aku hanya Mencintai dia. bukan wanita pilihan mama atau papa." Balas Erlangga Saputra Winata. Dengan Tegas Menatap pada Ibunya.

"Cukup Erlan! Mama tidak Akan Pernah Menyetujui Pilihan Kamu itu. Dia tidak Sebanding dengan Keluarga kita, apa kamu Tidak malu? Jika harus Menikah dengan anak Seorang petani?! Tegas Bu Anita Prayoga

"Memangnya Kenapa Ma? Apa masalanya jika aku Memilih Menikah Dengan Anak Seorang petani. Apa mereka sangat hina Di mata mama??

"Pokoknya. mama tidak Akan pernah Merestui Hubungan Kamu dengan Wanita Miskin Itu! dan Jika kamu, Tidak bisa Menuruti Kemauan mama. maka lebih baik Mama Mati saja." Ucap Bu Anita. Dengan raut wajahnya yang begitu marah.

Erlangga hanya bisa Menghempaskan tubuhnya kembali ke sofa. ia bahkan tidak bisa berkata Apa-apa lagi. Karena sikap Bu Anita, Sejak dulu Sangat Egois. Dia sama sekali tidak Mempedulikan Perasaan Orang-orang di sekitarnya karena baginya Kekayaannya Bisa Membuat anak-anaknya Bahagia.

Erlangga adalah anak ke dua dari Pak Deddy Winata Dan Bu Anita. Dan ia memiliki Seorang saudara laki-laki yang bernama Bram Aliando Winata. Dan kini Bram juga sudah menikah Dengan gadis Pilihan Ibunya.

Di tempat lain seorang Gadis sedang Duduk Menunggu Kekasihnya datang untuk Menjemputnya. Karena hari ini adalah hari pertama kalinya bagi Kania Untuk Bertemu dengan Kedua Orang tua Erlan. Wajah Kania Terlihat sangat bahagia Karena Sebentar lagi ia akan Segera Menikah Dengan Erlan. Senyum manis Terukir di wajah cantiknya. membuat Ayahnya Ikut Bahagia melihat Putri Semata Wayangnya Kini Sudah Menemukan kebahagiaannya Sendiri.

Lalu Pak Wandy pergi menemui putrinya yang sedang Duduk Sendirian di Halaman Rumah.

"Kamu terlihat begitu cantik Nak, Ayah berharap Kamu bisa bahagia dengan Pilihan kamu Itu," ucap pa Wandy. Sambil Menatap wajah Anaknya.

Kania pun tersenyum sambil Memeluk Ayahnya dengan sangat bahagia.

"Iya ayah, Aku sangat bahagia ayah, karena hari ini Mas Erlan, akan Membawah aku Ke rumah mereka, untuk Bertemu dengan Kedua Orang Tuanya, Semoga saja Mereka Bisa menerima Kekurangan ku ayah," balas Kania. Yang masih dalam pelukan Sang ayah.

"Ayah yakin, Mereka akan Menerima kamu Dengan baik nak,"

"Amin... Makasih ayah, Aku sangat sayang sama ayah."

Beberapa menit kemudian. Mobil milik Erlangga Memasuki Halaman Rumah Keluarga pak Wandy. Setelah melihat Mobil Milik Erlangga Sudah terparkir di depan rumahnya. Kania Langsung Keluar untuk menemui Erlangga.

"Mas," Sapa kania. Sembari tersenyum menatap Erlangga.

"Kania, maafkan Aku ya, karena aku terlambat menjemput kamu." Ucap Erlangga. Sembari tersenyum menatap Wajah Gadis yang ia cintai.

"Iya mas, Tidak apa-apa Kok, Apa kita mau berangkat sekarang, mas?" Tanya Kania. Dengan Tak sabaran lagi untuk Segera bertemu dengan Kedua Orang tua Erlangga.

Erlangga Mengangguk dengan Antusias.

Lalu Kania Segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil Tas hitam kecil yang selalu ia Bawah kemanapun ia pergi. Dan tak lupa ia Merapikan Penampilannya Terlebih dahulu agar tidak membuat malu Erlangga di depan orang tuanya.

"Apa kalian sudah mau pergi nak?" Timpal pak Wandy. Dari sebrang Dapur.

"Iya, Ayah." Sahut Kania. Sambil pergi Mendekati Ayahnya di dapur sana.

Erlangga juga ikut Masuk kedalam rumah. Untuk meminta ijin kepada pak Wandy, Untuk Membawah Kania ke rumahnya. Dan dengan sangat senang hati Pak Wandy mengijinkan Mereka Pergi.

Akang tetapi dalam perjalanan Menuju rumah keluarga Erlangga. Batin Kania merasa tidak Tenang ia bahkan merasa sangat Gugup Karena ini pertama kalinya ia di bawah Ke rumah keluarga pemuda yang sangat ia cintai.

"Kamu, Kenapa sayang? Kok wajah kamu Pucat?" Tanya Erlangga. Sambil terus mengemudi.

"Entahlah. Mas, tiba-tiba aku merasa Takut Untuk bertemu dengan Orang tua kamu," balas Kania.

"Sebaiknya tenangkan Dulu Pikiran kamu, apa pun yang akan terjadi nanti, Kita akan Hadapi bersama-sama."

Kania hanya mengangguk Sambil Menatap ke jalanan. Namun dalam hatinya ia masih merasa Takut.

Tidak lama kemudian Mobil milik Erlangga Mulai memasuki halaman Rumah Keluarganya. Melihat Halaman Rumah Keluarga Erlangga. Yang begitu luas dan besar. Kania semakin Bertambah canggung

"Rumah mereka sangat mewah dan besar, Bagaikan istana. bagaimana mungkin, Aku bisa menjadi Bagian dari Keluarga Mereka," batin Kania.

Setelah mobil tiba di parkiran. Erlangga Langsung keluar dan Berjalan ke samping mobilnya sambil Membukakan Pintu mobil yang di dalamnya masih ada Kania.

"Ayo sayang, kita masuk kedalam," Ajak Erlangga. Sambil Mengulurkan tangannya. Walaupun ia merasa Gugup dan Takut untuk Masuk Kedalam Rumah itu. Namun Erlangga selalu menyemangatinya. Sehingga ia pun segera Keluar dan Mereka Masuk ke dalam rumah sambil bergandengan tangan.

"Pa, Ma." Sapa Erlangga. Kepada kedua orang tuanya yang sedang Duduk sambil menikmati Kopi.

Tatapan Bu Anita langsung ke arah gadis yang sedang berdiri di samping Erlangga.

Sementara pak Deddy, ayahnya Erlangga. tersenyum Menatap Kepada Erlangga dan Kania.

"Ohhh... jadi ini, Calon istri kamu. Erlangga, apa kamu sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil itu?" Ucap Bu Anita. Dengan sangat sinis menatap wajah Kania.

"Sudahlah. Bu, biarkan saja. Mungkin ini Memang sudah pilihan Hatinya. Untuk apa kita selalu ikut campur dalam urusan mereka." Sambung Pak Deddy.

"Kamu kerja di mana? Dan Keluarga kamu Berasal dari mana?" Tanya Bu Anita. Dengan sangat Sombong.

Membuat Kania Semakin Bertambah Gugup

"A--aku, aku kerja di Pasar Bu, Membantu Ayah untuk berjualan," Jawab Kania. Sambil menundukkan wajahnya.

"Hahaha...! Bu Nita tertawa Mengejek Kania.

"Jadi kamu, Hanya Berjualan di pasar saja? Lalu, apa kamu pantas, berada di dalam rumah keluarga kami?! Menatap Kania dengan tajam.

"Cukup ma! Mama tidak berhak Mengatai Kania Seperti itu. Seharusnya mama bangga, Karena Kania Tidak Seperti wanita lain yang Hanya menghamburkan uang saja. Walaupun mereka Serba Kekurangan tapi Kania tidak pernah merasa malu untuk berjualan di pasar ma. dan Sampai kapanpun, aku tetap akan menikahi Kania!" Bentak Erlangga.

"Erlangga!"

"Apa kamu Sadar dengan Ucapanmu itu! Wanita ini Tidak pantas untuk Kamu! Bahkan Keluarga mereka begitu miskin, di mana Harga diri kamu. jika harus menikah dengan Wanita miskin ini!"

Ujar Bu Anita. Terus menghina Kania

"Sudahlah Bu. biarkan saja, memangnya salah ya, Jika mereka Menikah?" Ucap Pak Deddy.

"Jelas salah pa. mereka itu bagaikan Bumi dan Langit. Takutnya Jika mereka Sudah Menikah, Harta kita akan di hambur-hamburkan oleh orang-orang miskin ini."

"Maaf Bu, jika memang Keluarga bapa dan ibu. Tidak bisa menerima Kehadiran Saya di sini, Tidak Masala Bu, Tapi tolong, jangan pernah menghina keluargaku. Walaupun kami orang Susa akan tetapi kami tidak terbiasa Mengambil barang yang bukan hak kami." Ucap Kania. Dengan wajahnya yang sudah berlinang air mata.

"Kamu pikir hati saya bisa Lulu, Dengan Sandiwaramu itu? Itu hanya akal-akalan kamu saja kan? Memang dasarnya Keluarga kalian miskin. Pastinya ada banyak Sandiwara untuk bisa Menguasai harta kami. Dan Rencana kamu ingin menikah dengan Anak saya. Karena ingin Merubah Nasib kalian kan?!

Kania Menggelengkan Kepalanya dengan cepat.

"Aku tidak pernah punya Pikiran Seperti Bu. Bahkan aku, tidak pernah tahu kalau Keluarga mas Erlangga, ternyata adalah orang terpandang di kota ini. Jika memang Bapa dan ibu, tidak merestui Hubungan kami. tidak Apa-apa, Saya tidak akan Memaksa untuk Menikah dengan mas Erlangga,"

"Baguslah. memang Itu yang saya inginkan. dan sebaiknya kamu Segera pergi dari rumah ini, Karena saya tidak bisa Terlalu lama Berada di Depan kamu yang di penuhi oleh Kotoran dan kuman." Hina Bu Anita. Membuat Kania merasa sangat Kecewa dan Sedih.

"Kania. tolong Jangan tinggalkan aku, Kita bisa lewati semua ini Bersama-sama. Aku tidak ingin Kehilangan kamu Kania," ucap Erlan.

"Maafkan aku mas, Aku juga tidak ingin kehilanganmu. tapi apa yang di katakan oleh Ibumu, semuanya Benar mas. kita bagaikan Bumi dan langit, Cinta kita tidak akan pernah bisa Bersatu. Semoga kamu bahagia mas," balas Kania. Lalu ia segera Berlari Keluar Sambil Menangis terisak-isak. Meninggalkan pemuda yang sangat ia cintai.

"Tunggu Kania!" Teriak Erlangga. Sambil mengejar Kania.

Dengan perasaan yang sangat berat Kania Menghentikan langkahnya. Dan Menoleh pada Erlangga yang sedang Berjalan ke arahnya.

"Kania, tetaplah di sini. Jangan dengarkan Perkataan Mamaku," Erlangga memohon pada Kania.

Akan tetapi Bu anita kembali Berteriak mengusir Kania.

"Keluar kamu dari rumah Ini! Keluar!" Teriak Bu Anita yang sedang Berdiri di depan pintu.

Tanpa mempedulikan Erlangga. Kania kembali berlari Menuju jalan. Dengan perasaan yang sangat Malu dan Kecewa.

Setelah melihat Kania sudah pergi. Erlangga kembali masuk ke dalam rumah. Dengan begitu marah

"Apa sekarang mama sudah Puas? Mama Selalu menentukan Jalan Aku sama Bram, bahkan mama tidak pernah Mau Mendengarkan Penjelasan kami berdua, apa ini yang mama maksudkan kebahagiaan? Dan mama ingin Aku menikahi wanita yang tidak pernah aku Cintai. Yang di pikiran mama hanya harta dan Kekuasaan. Mama tidak pernah Memikirkan Perasaan kami berdua." Tegas Erlangga.

"Memang itu yang Mama inginkan. Kamu harus menikah dengan anak Sahabat Papamu. dan Besok mereka akan datang ke sini. Untuk Membicarakan Perjodohan Kalian Berdua." Balas Bu Anita. Dengan Santai. Tanpa memikirkan Perasaan Erlangga dan Kania.

"Terserah Mama saja. Karena Mama sudah Gila akan Kekuasaan!" Lalu ia segera Masuk Kedalam kamarnya.

Sementara Bu Anita semakin bertambah Emosi karena Putranya sudah berani membentaknya.

Ep 2: Berusaha Tenang

Di dalam Bus Seorang Gadis sedang Memeluk Tas Miliknya, Kini Kania harus Menerima Kenyataan Bahwa Ia tidak bisa Bersatu dengan Pemuda Yang sangat ia cintai itu. Air matanya terus Bercucuran di wajah cantiknya. Membuat Beberapa penumpang di dalam bus Itu Menatap ke padanya.

"Apa yang terjadi sama kamu neng?" tanya salah satu Penumpang Bus yang sedang duduk Di sampingnya.

Dengan cepat Kania Mengusap air matanya Dengan Kedua tangannya.

"Nggak Apa-apa Mas, Aku hanya merasa Bahagia saja, Karena bisa kembali ke Kampung Halamanku," Jawab Kania. menyembunyikan Kesedihan di dalam hatinya.

"Memangnya, Kamu Kerja di kota sudah lama ya Neng?" Kembali bertanya.

Dan Kania hanya Mengangguk. Sembari tersenyum.

Dan tidak lama kemudian Bus yang mereka Tumpangi itu Tiba Di kampung halaman Kania. Dan Semua orang di dalam bus itu segera turun, Begitupun dengan Kania,

"Apa yang harus aku lakukan." Batin Kania merasa tidak Tenang. Jika nanti ayahnya akan Menanyakan Tentang Keluarganya Erlangga.

Kini ia terus Melangkah Menyusuri sepanjang pinggiran jalan yang ada di kampung halamannya.

"Bagaimana, Jika ayah Tau kalau Keluarga mas Erlan, Tidak Menyetujui Hubungan aku sama mas Erlan, ayah pasti akan sangat sedih," Gumamnya Sambil Terus Melangkah mengikuti Jalan menuju Ke rumahnya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Akhirnya Gadis itu tiba di rumahnya. Ia pun segera duduk dan melepaskan tas Kecil di atas meja. Ia memijat Kedua kakinya yang terasa Lelah setelah berjalan tadi.

Ketika melihat Putrinya sudah kembali. pak Wandy Segera Keluar Dan Menemui Kania yang berada di teras rumah sambil Memijat Kedua kakinya.

"Kamu sudah Kembali nak? lalu, di mana Erlangga?" Tanya pak Wandy. Dengan Penasaran, Karena yang ia ketahui Kania Pergi Bersama Erlangga.

Gadis itu tidak berani Menatap Wajah ayahnya. Karena ia tidak ingin pak Wandy Kecewa.

"Kania, apa yang sudah terjadi sama kamu nak, apa mereka Mengusirmu, dari sana?" Ulang kembali pak Wandy. membuat Kania Semakin Bertambah Bingung untuk menjelaskan hal yang sebenarnya pada ayahnya.

Lalu pak Wandy Menangkup wajah putrinya. hingga Menatap Ke hadapannya.

Dan akhirnya Kania tidak bisa membendung air matanya di depan sang ayah. Kini ia menangis tersedu-sedu Di depan pak Wandy. Sehingga membuat pak Wandy merasa Kasihan melihat Kesedihan pada Putrinya itu.

"Sudahlah. Apa pun Yang sudah terjadi sama Kamu dan Erlangga, tidak perlu di tangisi lagi. mungkin ini memang sudah menjadi takdir kita, Yang tidak bisa hidup bahagia," ungkap pak Wandy. Sambil membelai rambut Kania.

"Maafkan aku ayah, Karena aku, ayah jadi Ikutan sedih Seperti ini. Tapi aku janji akan mencari pekerjaan yang Jauh Lebih baik, agar aku bisa membantu Ayah." Ucap Kania.

Dan hanya di anggukan oleh ayahnya.

"Apa Pun rencana Kamu, Ayah akan Selalu Mendukungmu." Balas pak Wandy.

Hari Sudah mulai Sore. Erlangga baru saja Keluar dari kamarnya. dan ia berjalan menuju Dapur untuk mengambil Air mineral Di dalam Sana.

"Erlangga!" Suara Bu Anita. memanggilnya,

Sejenak Erlangga berhenti dan Menatap pada Wanita yang sedang Berdiri Di sampingnya.

"Sebaiknya Sore ini Kamu Menemui Sonya, Anak Sahabat Papamu. Karena hanya Dia yang lebih pantas Menjadi Menantu di keluarga ini,"

Erlangga hanya Diam Mematung tanpa Menghiraukan Perkataan Ibunya. bahkan ia sama Sekali tidak Ingin Menemui Gadis pilihan Dari orang tuanya itu.

“Erlangga, Apa kamu Mendengar apa yang baru saja Mama Katakan sama kamu?”

"Terserah. Mama saja, Terpenting Di hati aku hanya ada Kania, dan sampai kapanpun aku akan Selalu Mencintai Dia." Menatap Bu Anita dengan Tatapan yang amat serius.

"Mau sampai kapan, Kamu Terus Memikirkan Wanita Miskin itu. Apa Kamu Sudah Tidak Waras lagi Erlangga?! Bentak Bu Anita.

Dan Erlangga segera pergi ke dapur. Membiarkan Ibunya Yang sedang Marah-marah.

"Erlangga!"

Bu Anita Menjadi sangat Emosi dengan sikap Putra Keduanya itu.

"Ada apa lagi Bu? Kenapa, Ibu sama Erlangga selalu ribut Seperti ini." Timpal Pak Deddy.

"Bagaimana Ibu Mau tenang pak, Anak kesayangan Bapa Selalu Membuat Masala di Rumah ini. Bahkan ia tidak ingin mendengarkan Perkataan Ibu." Ujar Bu anita. Dengan Raut wajahnya yang Sedikit Kesal.

"Erlangga Sudah dewasa Bu, Dan dia Sudah Bisa Menentukan Pilihannya sendiri. Kita sebagai Orang tua Hanya bisa mendukung apa yang mereka Sukai, bukan Mengatur hidup mereka Bu,"

"Bapa Sama anak, Sama saja!" Cetus Bu Anita. Dan pak Deddy. Hanya Menggelengkan Kepalanya. Dengan sikap Istrinya yang selalu membuat Anak-anaknya Membencinya.

\*\*\*\*

Malam pun tiba. Kania masih membantu Ayahnya, membersihkan Segala sayuran untuk Mereka Jual demi mendapatkan Uang.

Meskipun Hasil Dari jaualan mereka sangat Sedikit, namun Kania dan Pak Wandy selalu mensyukuri Apa yang sudah Mereka Dapatkan.

"Kania, Sini nak!. Kita makan Malam Dulu. Ayah Sudah Menyiapkan Makan Malam Untuk kita Berdua. dan Ada ayah Juga sudah Memasak Sayur Kesukaanmu.” terdengar suara Pak Wandy Dari Dapur.

Kania pun segera Pergi Menemui ayahnya. Yang Sudah Menunggunya di meja makan.

"Apa ini Ayah yang Masak Ya, Aromanya sangat Enak," Ucap Kania. dan hanya di angguki oleh pak Wandy. Sembari tersenyum menatap Wajah Anak Gadisnya yang sudah mulai Tersenyum kembali.

Meskipun Suasana Hatinya Masih Terasa Sakit. Namun Kania Berusaha Untuk Menenangkan Pikirannya Agar tidak mengingat Semua yang Sudah terjadi antara hubungannya dengan Erlangga.

Usai makan Malam Bersama ayahnya. Kania Langsung Membereskan Sisa makanan mereka dan Mencuci semua Piring Kotor yang ada.

Sementara pak Wandy. Kembali menyiapkan Jualan mereka Untuk esok hari.

"Sebaiknya Kamu tidur saja Nak, Ini sudah larut malam. biar nanti Ayah Yang Membereskan Semua ini," Ucap pak Wandy.

"Tidak apa-apa Ayah, aku belum Mengantuk. Lagi pula Ini baru jam Sebelas malam." Balas Kania.

Setelah semua pekerjaan mereka selesai. pak Wandy dan Kania, Langsung beristirahat Karena waktu Sudah Menunjukkan pukul Dua belas tengah malam.

Di dalam kamarnya. Kania Masih Duduk di Tempat tidur. Ia tidak bisa melupakan semua Perkataan Bu anita. Kepada dirinya,

"Kenapa ya, Orang tua Mas Erlangga, sangat membenciku. memangnya salah, jika aku menikah dengan mas Erlangga," Batin Kania

Lalu ia segera Berbaring dan Memejamkan kedua matanya.

Hal yang sama juga di rasakan oleh Erlangga. Pemuda itu Belum juga Tidur ia masih Memikirkan Kania yang Sudah di perlakukan Ibunya dengan sangat tidak baik.

Selama ini Di hatinya hanya ada Kania. Wanita yang selalu Membuatnya Tersenyum.

"Aku merindukanmu, Apa sekarang, Kamu juga merasakan hal yang sama Seperti yang aku rasakan saat ini Kania?" Ucap Erlangga. Sambil menatap foto Kania yang Ada di layar ponselnya.

Lalu ia pun segera tertidur pulas. Sambil Memenggangi Ponselnya.

Suara ayam berkokok Menandakan hari sudah mulai pagi. Pak Wandy sudah bangun lebih awal dari Kania. Dan pak Wandy sengaja tidak membangunkan Kania. Ketika melihat Putrinya masih tertidur Pulas.

Cahaya Mentari pagi bersinar terang menembus Celah-celah Jendela Kamar Kania. membuat Gadis itu Merasa Sangat Tergganggu dengan adanya Cahaya yang masuk kedalam kamarnya.

Perlahan ia mulai membuka matanya. Sambil menatap sekeliling ruangan yang Ada di dalam kamar.

"Astaga. Kenapa aku, bisa Telat bangun? Hari ini aku Kan harus membantu ayah Berjualan," ungkap Kania. Lalu ia segera bangkit dari tempat tidur dan Keluar Mencari ayahnya.

"Jadi sekarang sudah jam tujuh pagi ya? Pantesan saja ayah sudah tidak ada," gumam Kania. Lalu ia kembali ke kamarnya. Dan tidak lama kemudian kania keluar sambil menarik Pintu kamarnya.

"Kenapa aku bisa Kesiangan Si! Kasihan Ayah, harus berjualan sendirian."

Kemana pun ia pergi. Kania selalu berjalan kaki. Karena ia harus Menghemat Biaya untuk Pengobatan Ayahnya nanti.

Dalam perjalanan menuju Ke tempat ayahnya Berjualan. Sebuah mobil berhenti tepat di samping Kania. Sehingga membuat gadis itu terkejut ketika melihat sebuah mobil berhenti tepat sampingnya.

Tak lama kemudian seorang wanita Keluar dari dalam mobil itu. Sambil berjalan mendekati Kania yang masih berdiri Kokoh Di Samping jalan. Wanita itu menatap Kania dengan Sangat sinis.

"Itu kan Ibunya mas Erlangga, Kenapa dia bisa Berada di sini?" Gumam Kania. Dalam hatinya.

"Ternyata dugaanku memang Benar, Kamu memang Gadis miskin yang hanya bisa Memeras uang Erlangga. Apa kamu tidak pernah sadar, Bahwa kamu itu memang tidak pantas menjadi Istrinya Erlangga. Dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah Bisa menerima kamu, Menjadi Bagian dalam keluarga kami."

Kania hanya bisa Menatap wanita dewasa itu dengan Penuh kesedihan.

"Tenang saja Bu, Aku juga tidak akan memaksa untuk Menjadi bagian dari keluarga Ibu. karena aku sadar dengan keterbatasan kami, dan aku tidak pernah Meminta sepeserpun dari Anak Ibu." Ucap Kania.

"Hahaha...! Bu Anita Tertawa Terbahak-bahak. Karena ia tidak Mempercayai Kania.

"Apa kamu Pikir, Saya Bisa percaya Begitu saja. Dengan Ucapan wanita Seperti kamu??"

Ucap kembali Bu Anita. Sambil menatap tajam pada Kania.

"Ibu mau percaya Atau tidak, Yang jelas Aku juga Tidak Berharap agar Keluarga ibu, Bisa mempercayai Aku,"

Anita semakin Bertambah Emosi. Karena baru kali ini ada Orang yang berani Menentangnya.

"Kamu pikir Kamu Itu siapa? Bisa Bicara Seperti itu di depan Saya. Lihat dirimu, Sudah Dekil Dan Tak berpenampilan sama sekali. Aku heran, sama Erlangga. Kok bisa-bisanya dia Jatuh cinta Sama Wanita Miskin Seperti Kamu!"

"Aku memang bukan Siapa-siapa kok Bu, Tapi Cinta kami berdua tumbuh dari hati, Bukan Dari Materi dan Penampilan. Mas Erlangga mencintai aku Dengan apa adanya, Begitu pun dengan aku, kami berdua Saling Mencintai Tanpa Memandang Kekurangan Dan kelebihan Yang ada pada diri kami." Ucap Kania. Lalu ia segera pergi meninggalkan Bu Anita. Di samping Mobilnya.

Anita Menatap tajam Punggung gadis Yang sudah berlalu dari hadapannya itu.

Ia merasa sangat benci kepada Kania.

"Awas saja kamu. Aku akan membuat Hidupmu Menderita, Jika kamu Masih berani Berhubungan dengan Erlangga!! Ujar Bu Anita. Lalu ia kembali ke mobil. Dan Memerintahkan sopirnya untuk segera Pergi.

Ep 3: Peringatan untuk Anita

Erlangga yang masih Tertidur pulas di dalam Kamarnya. Segera di bangunkan oleh Ibunya. Karena Ada tamu istimewa yang sudah datang ke rumah mereka.

"Ada apa Si, Ma? Aku masih ngantuk!" Gerutu Erlangga. Yang tidak suka dengan Suara ibunya yang sedang membangunkannya.

"Lebih baik Kamu segera bangun. Erlangga, karena Di luar sana sudah ada Sonia, Yang Sedang Menunggu kamu di ruang tamu." Ujar Bu Anita. Kembali Menarik Selimut yang masih menutupi tubuh Erlangga.

"Aku tidak Ingin bertemu dengan siapapun hari ini. Mama saja yang pergi menemui dia. Aku tidak mau!" Kembali menutup selimutnya.

"Baik, Jika kamu memang tidak ingin menemui Sonia. maka Mama akan melakukan Hal yang buruk kepada Gadis Miskin itu dan keluarganya!" Ujar Bu Anita. dan Erlangga langsung Menatap Wajah ibunya dengan tajam.

"Jangan Sakiti Kania, dan ayahnya. Aku bersumpah. Akan keluar dari rumah ini Jika Terjadi Sesuatu terhadap Mereka?!

"Ya sudah. Jika memang kamu tidak ingin Wanita miskin itu Menderita. Sebaiknya kamu temui Sonia, Dan ajak dia jalan-jalan!" Pinta Bu Anita. Sembari Tersenyum sinis pada anaknya.

"Mama Memang wanita yang paling kejam. Yang aku kenal di dunia ini." Ucap Erlangga. Lalu ia segera keluar dari kamarnya. Dan Menemui Gadis yang Sejak tadi Menunggunya di ruang tamu

"Hai... Mas Erlangga," Sapa Sonia. Dengan Wajah manisnya. Kepada Erlangga.

"Mau apa kamu ke sini?" Tanya Erlangga. Menatap datar pada Gadis itu.

"M'mm. A-ku, Kesini Karena Ingin Bertemu dengan kamu Mas." Jawab Sonia. Sambil Menatap Wajah Erlangga. Yang Terlihat tidak menyukainya.

"Oh. Sekarang kan Kamu, Sudah ketemu sama aku. Jadi sebaiknya kamu Pulang Saja!"

"Kamu Mengusir aku, Mas??" Tanya Sonia. Menatap serius pada pemuda yang baru saja Bertemu dengannya.

"Iyaa. memangnya aku sedang Bicara sama Siapa?" Menatap Sonia. Penuh permohonan agar wanita itu bisa segera Pergi dari rumahnya.

"Memangnya kenapa mas, apa salahku. Hingga kamu Mengusir aku dari sini mas?"

"Cukup Erlangga. mama tidak suka dengan Cara Bicara kamu terhadap Sonia. karena menurut mama, Sonia ini lebih pantas menjadi Istri kamu. bukan Wanita kampung itu!" Tegas Bu Anita.

"Walaupun Kania tinggal di kampung. Setidaknya Dia tidak Seperti mama, yang selalu Meremehkan Orang lain." Balas Erlangga.

"Apa yang kamu Banggakan dari Wanita Miskin itu Erlangga?? penampilannya saja sama seperti Pemulung. Kamu masih saja Membanggakan dia?!

"Karena dia Wanita yang aku cintai Ma. dan sampai kapanpun, Hanya dia yang ada di hati aku. jadi buat kamu, Sebaiknya jangan pernah berharap bisa menggantikan Posisi Kania, di hati aku." Ucap Erlangga. Menatap Sonia dan ibunya Secara bergantian.

Anita Menatap Wajah Erlangga dengan sangat Marah. Ia bahkan tidak mengerti dengan apa yang ada Dalam pikiran Erlangga saat ini.

Sementara Sonia Terus Memaksa Anita untuk bisa Menemukan cara agar Erlangga bisa menyukainya.

"Kamu tenang dulu, biar nanti Tante yang akan Bicara sama Erlangga." Ucap Anita. Pada Gadis yang Ada di depannya.

Sonia Mengangguk Pelan. Sembari tersenyum kepada Calon Mertuanya.

Setelah kepergian Sonia dari rumah Mereka. Anita segera menemui Erlangga yang berada di dalam kamarnya. Wajah wanita itu terlihat sangat Marah Ketika Memasuki kamar putranya.

"Kenapa kamu Melakukan ini Sama Mama??" Ucap Anita. Menatap Erlangga. Yang masih berbaring ditempat tidurnya.

"Memangnya Kenapa Ma??" Apa mama, Tidak senang dengan Perlakuan aku sama Sonia?" Balas Sambil mengerutkan keningnya

"Erlangga. Apakah kamu tidak bisa Mengikuti Kemauan mama Kali ini?? Apa Menurut kamu, Wanita miskin itu bisa Membuat kamu bahagia. Sehingga kamu tidak bisa Melupakan Dia."

"Hmm..

"Karena di hati aku, cuma ada Kania. bukan Sonia, Wanita yang mama banggakan. Dan aku sangat yakin dengan Keputusan yang sudah aku Ambil Saat ini, Bahwa aku akan tetap mencari Kania." Ujar Erlangga.

"Mama Sungguh Kecewa sama kamu Erlangga. Kamu sangat Keras kepala dan tidak mau Berubah. Bahkan kamu Sangat jauh berbeda dengan Kakakmu." Ucap Kembali Bu Anita. Dengan wajahnya yang masih terlihat emosi

"Terserah Mama saja. Terpenting aku tidak mau Menerima Perjodohan Ini!" Balas Erlangga.

Lalu pemuda segera bangkit dari tempat tidurnya. Dan Masuk ke kamar mandi.

****

Sejak Kejadian Beberapa hari lalu Kania selalu Menghindar dari Erlangga. Bahkan ia juga mengganti nomor Teleponnya agar Erlangga tidak lagi menghubunginya. Meskipun hatinya juga sangat merindukan Pemuda yang amat ia cintai. Namun Kania lebih memilih untuk tidak Meneruskan hubungan mereka, Karena ia tidak ingin Ayahnya Mendapatkan Masala dari keluarga Erlangga.

"Nak, apa yang sedang kamu pikirkan??" Tanya pak Wandy. Yang sejak tadi sudah Memperhatikan Putrinya.

"Tidak ada ayah," Jawab Kania. Berusaha Meyakinkan ayahnya. Jika tidak ada yang sedang ia pikirkan.

Yang jelas saat ini Kania begitu merindukan Sosok Erlangga, yang selalu membuatnya Menjadi Seperti orang tidak waras.

"Apa kamu yakin??" Kembali menatap wajah Putrinya.

Dan hanya Di anggukkan oleh Kania.

"Jika kamu memang Sedang ada Masala. Sebaiknya kamu Cerita sama ayah, Siapa tahu ayah bisa membantu kamu nak," ucap kembali pak Wandy. Yang merasa Khawatir dengan Keadaan Putrinya saat ini.

"Aku tidak Apa-apa Ayah, Mungkin aku hanya kelelahan saja."

Meskipun pak Wandy Masih Penasaran dengan sikap Kania. Namun ia sudah tidak Menanyakan apa-apa lagi kepada Putrinya. Karena mungkin saat ini Kania Memang sedang kelelahan karena seharian ini ia Sangat sibuk Membantu Berjualan Hingga Sore.

"Hai Kania..." Suara seorang wanita dari sebrang sana. Membuat Kania terkejut ketika melihat wanita yang sedang berjalan menuju ke arah rumahnya.

"Windy?? Kapan datangnya??" Ucap Kania. Dengan sangat bahagia. Ketika bertemu sahabat lamanya.

Selama ini windy Bekerja di luar kota. Sehingga Membuat mereka harus Berpisah dan Tak saling berkirim kabar.

Dan kini kedua wanita itu saling berpelukan Melepas kerinduan mereka selama bertahun-tahun tidak pernah bertemu.

"Kamu kapan Pulangnya Dari kota?? Perasaan, Kemarin aku Tidak melihat kamu di Sekitaran Sini," ucap Kembali Kania. Penuh penasaran

"Baru Dua jam yang lalu kok, Gimana kabarmu, dan paman?" Menatap Kania.

"Alhamdulillah. Kabar aku sama ayah, baik." Jawab Kania. Sembari tersenyum menatap sahabatnya itu.

"Syukurlah. Selama ini aku Selalu menghungi kamu, tapi nomor ponsel kamu Selalu tidak aktif."

"M'mm.

"Ponsel aku hilang, Makanya aku juga Tidak pernah bisa menghubungi kamu."

Kedua wanita itu berbincang dengan sangat Serius di luar sana. sehingga membuat pak Wandy Merasa Penasaran dengan Wanita yang sedang Duduk bersama Kania. Tanpa ragu-ragu pak Wandy pun menemui Kedua wanita itu.

"Windy," ucap pak Wandy.

"Paman, bagaimana Kabar paman?" Balas Windy. Sembari tersenyum menatap Ayahnya Kania.

"Baik nak, Kamu sendiri gimana kabarnya. Dan Kapan kamu tiba di kampung?" Tanya pak Wandy.

"Tadi pagi Pak, aku Sengaja datang Tanpa mengabari kalian Semua," jawab Windy. Sembari tersenyum menatap Lelaki tua yang saat ini tengah duduk bersama mereka.

Sejak kecil Windy dan kania, memang sudah berteman. Bahkan hingga saat ini mereka masih menjadi sahabat yang baik. Dan saling membantu satu dengan yang lainnya.

Ketika hari sudah mulai sore. Windy pun segera berpamitan pada pak Wandy dan juga Kania. Ia juga tidak lupa memberikan beberapa bungkusan plastik untuk Kania dan ayahnya.

Setelah Windy pulang. Kania Langsung Mengajak ayahnya masuk ke dalam rumah. Dan mereka Membuka bingkisan dari windy.

Wanita itu tersenyum Bahagia Ketika melihat isi dari bingkisan itu. Ia bahkan tidak habis pikir jika sahabatnya itu bisa Memberikannya Pakaian yang sangat Bagus dan mewah. Bahkan ia sendiri belum bisa membelinya karena hasil Penjualan mereka hanya cukup untuk makanan mereka hari-hari.

"Makasih Windy," ucap Kania. Sembari tersenyum menatap beberapa Dres yang ada di tangannya.

Malam pun tiba. Pak Wandy masih sibuk Dengan Pekerjaannya di ruang tamu. Sementara Kania Sibuk memasak untuk makan malam mereka nanti.

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu yang cukup kuat dari luar sana. Sehingga Membuat pak Wandy terkejut.

"Siapa yang datang Ayah?" Tanya Kania. Dari arah dapur.

Pak Wandy tak sempat menjawab pertanyaan Kania. Ketika melihat Seorang Wanita Berdiri di depan Rumahnya.

"Di mana Kania!" Ucap Bu Anita. Dengan sinis Menatap pak Wandy.

"Dia sedang berada di dapur Bu," jawab Pak Wandy. Dengan Ramah.

"Kania... Keluar kamu!!"

Suara itu tentu saja tidaklah asin di telinga Kania. Ia pun segera berlari Menuju ke arah sumber suara itu.

"Bu Anita??" Gumam Kania. Ketika melihat Ibunya Erlangga sedang berdiri di depan pintu.

"Sebaiknya kita bicara di dalam Saja Bu," Ajak pak Wandy.

"Tidak perlu. Saya hanya ingin bertemu Dengan Kania!" Ujar wanita itu dengan sangat Emosi.

"Ada apa Ibu mencariku."

Ucap Kania. Saat sudah berada di samping Pak Wandy.

"Nak, sebaiknya Ajak Wanita ini kedalam dulu. Biar kalian bisa bicara dengan baik di dalam Rumah," ucap pak Wandy. Menatap pada Putrinya.

"Chuiiiiii...

"Saya tidak Sudi Masuk ke dalam Sarang tikus Seperti ini. Lebih baik Saya di sini saja." Ulang Bu Anita.

Sementara pak Wandy hanya pasrah dengan perlakuan wanita itu.

"Lalu apa tujuan Ibu kesini." Kembali bertanya.

"Saya minta Kamu secepatnya Meninggalkan kampung ini. Agar Erlangga tidak lagi Mencarimu. Karena putra saya, tidak pantas bersanding dengan wanita Seperti Kamu ini. Jadi sebaiknya kamu segera tinggalkan tempat ini, Karena saya tidak ingin kebahagiaan Putraku Hancur hanya karena Wanita Sepertimu!" Ujar Bu Anita. Menatap Tajam pada Kania.

"Maaf Bu, tapi Untuk apa harus pergi dari rumah kami sendiri. Lagi pula aku sama Erlangga sudah Hampir sebulan ini tidak Pernah Bertemu. Lalu kenapa ibu masih Menginginkan aku sama ayahku, untuk pergi dari kampung ini. Memangnya salah kami apa??"

"Sudahlah. Jangan Terlalu banyak protes di depan saya. Saya juga tahu, kalau kalian berdua Sedang Membutuhkan uang yang banyak. Agar bisa Mengubah Nasib kalian, dan jika memang kalian ingin Menuruti Perintah saya. Maka saya akan Memberikan Uang Yang Kalian Harapkan itu."

"Terimakasih Bu. Tapi Kami tidak Terbiasa menerima Uang yang Bukan hasil Dari Suar lelah kami, Jadi sebaiknya Ibu segera pergi dari sini. Sebelum aku memanggil Orang kampung untuk mengusir ibu dari Rumah kami." Nada bicara Kania. Sudah mulai Naik Sedikit demi sedikit

Karena ia tidak bisa bisa diam dengan perlakuan Ibunya Erlangga. Terhadap keluarganya.

Anita Mala Tertawa sambil menatap Kania.

"Jangan Sok Suci kamu! Apa ini sudah cukup, untuk memenuhi Kebutuhan Hidup Kamu sama Ayahmu??"

Ucap Kania. Sambil memberikan Amplop tebal Berwarna coklat kepada Kania. Namun dengan cepat Kania Menolaknya.

"Tidak perlu Bu. Aku sama ayahku, bisa Mendapatkan uang sendiri. Tanpa harus menerima uang Ini." Balas Kania. Lalu ia segera mencekal Lengan tangan Wanita itu dan Menghempaskannya keluar. Sehingga membuat Anita harus merintih kesakitan di bagian Lengannya.

"Awas kamu ya! Aku akan pastikan Hidup kamu. dan si tua Bangka itu akan lebih Menderita!!" Ujar Anita.

"Silahkan, lakukan apapun yang Ingin kamu lakukan. Aku tetap pada pendirianku Bu. Justru sebaliknya, aku akan membuat ibu lebih Kesakitan di situ. Jika tidak segera meninggalkan tempat ini!" Ancam Kania. Yang sudah terlihat sangat emosi.

Ketika melihat Putrinya sudah emosi. Pak Wandy segera mengajak Kania untuk segera masuk ke dalam rumah. Karena pak Wandy tidak ingin terjadi sesuatu pada Putrinya.

"Sudahlah. nak, kamu harus bisa Menahan Emosimu. Jangan sampai Diri kamu di kuasai oleh amarah nak," bujuk pak Wandy. Dan seketika Kania Langsung tertunduk Lemas di depan ayahnya.

Ia tidak bisa menerima jika ayahnya terus di hina Oleh keluarga Erlangga.

"Maafkan aku ayah," ucap kania. Penuh penyesalan. Karena sudah berbuat kasar pada Ibunya Erlangga. Sebenarnya ia juga tidak ingin Berbuat kasar pada Ibunya Erlangga. Namun karena sikap Bu Anita sudah kelewatan. Sehingga membuat Kania Harus melakukan hal yang di luar nalar. Karena ia sudah tidak tahan dengan perlakuan Bu anita terhadap keluarganya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!