Panggil Aku Bunda
"Sah."
"Sah."
Satu kata itu terdengar bersahutan di sebuah rumah mewah di sore hari. Satu kata yang membuat perubahan status antara Arya dan Rania. Mereka bukan lagi kakak ipar dan adik ipar melainkan pasangan suami istri. Jika biasanya, pasangan yang baru menikah menunjukkan kebahagiaan tapi tidak dengan Arya dan Rania. Di wajah mereka terlihat kesedihan karena pernikahan itu bukan keinginan mereka melainkan paksaan dari kedua orang tua mereka masing masing.
Sebenarnya, dua keluarga itu baru saja berduka. Ayumi, saudara kandung dari Rania yang tidak lain dari istri Arya sendiri meninggal satu Minggu yang lalu setelah beberapa hari melahirkan anak yang kedua. Penyebab kematiannya belum diketahui dengan pasti. Arumi yang awalnya baik baik saja setelah melahirkan tiba tiba satu Minggu kemudian mengalami pendarahan yang parah dan tidak terselamatkan.
Kesedihan masih sangat jelas terlihat di wajah orang orang yang ada di rumah itu. Kedua orang tua masing masing dari Arya dan Rania dan kerabat dekat terlihat menitikkan air mata. Sungguh kehidupan tidak bisa ditebak. Dua Minggu yang lalu, dua keluarga besar bersuka cita karena kelahiran anak laki laki di keluarga Arya. Tapi satu Minggu kemudian mereka berduka cita karena Ayumi meninggal. Dan saat ini, perasaan mereka tidak bisa digambarkan seperti apa.
Yang pasti Orang tua Arya dan orang tua Rania merasa lega. Setidaknya, meskipun Ayumi sudah tiada. Anak anak yang ditinggalkan Ayumi tidak akan kehilangan sosok ibu. Mereka sangat yakin jika, Rania bisa menyayangi anak anak Ayumi seperti anak anaknya sendiri. Baik orang tua Arya maupun orang tua Rania tidak ingin anak anak Arya mendapatkan ibu sambung selain Rania. Bisa dipastikan banyak wanita yang bersedia menjadi istri untuk Arya tapi tidak bisa dijamin bersedia menjadi ibu sambung yang baik bagi kedua anak anak Arya. Rania adalah wanita yang tepat. Itulah sebabnya, orang tua Arya dan orang tua Rania memaksa mereka untuk menikah secepatnya.
Arya adalah laki laki yang mapan. Di usianya yang masih di angka tiga sudah banyak kesuksesan yang sudah dicapainya. Arya adalah seorang direktur operasional di perusahaan yang cukup besar. Selain karir yang sukses. Arya juga mempunyai beberapa bisnis sampingan sehingga tidak heran keluarganya kecilnya hidup berkecukupan. Tapi sayang, kebahagiaan Arya terenggut dengan kehilangan Ayumi. Wanita yang sangat dia cintai. Wanita yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun termasuk Rania. Entah bagaimana, laki laki itu bisa menjalani kehidupannya nanti. Selama satu Minggu ini, Arya diliputi kesedihan yang luar biasa. Kalau bukan karena memikirkan anaknya yang baru lahir. Arya pasti menolak keras pernikahan itu.
Tidak kata selamat untuk pasangan pengantin itu. Kerabat yang hadir justru mengingat kenangan Ayumi di masa hidupnya. Ayumi adalah wanita yang sangat beruntung di masa hidupnya. Ayumi benar benar ratu di rumah dan di hati Arya. Tapi sayang, kebahagiaan itu hanya bertahan lebih kurang sepuluh tahun. Ayumi lebih memilih menghadap Sang Pencipta daripada mendampingi tumbuh kembang kedua anaknya.
"Terima kasih Rania."
Rania tersentak dari lamunannya. Wanita muda yang baru lulus kuliah itu tidak bisa membayangkan hidupnya seperti apa setelah pernikahan ini. Di hatinya sudah ada nama laki laki yang dia cintai dan mencintai dirinya. Rania terpaksa bersedia dinikahkan karena dirinya tidak dapat membayangkan kedua anak kakaknya mendapatkan ibu tiri yang kejam seperti yang ditakutkan kedua orangtuanya dan kedua orang Arya.
Rania menatap wanita tua yang ada di hadapannya saat ini. Wanita yang dulu ibu mertua kakaknya dan kini menjadi ibu mertuanya. Wanita tua itu masih menyimpan duka. Sisa sisa air mata masih jelas terlihat di kedua pipinya.
"Arya, Rania bukan lagi adik ipar mu. Kini, dia sudah menjadi istri mu. Perlakukan dia seperti kamu memperlakukan Ayumi di masa hidupnya. Pernikahan tidak melulu karena cinta. Tapi jika kamu bisa menerima takdir. Mama percaya, perlahan hatimu akan mencintai Rania."
Masih jelas teringat penolakan Arya ketika dipaksa menikahi Rania. Laki laki itu menolak karena alasan tidak ada cinta dan hanya Ayumi yang ada di hatinya.
Laki laki itu sama seperti Rania. Tidak menjawab perkataan Ratih, ibu kandungnya sendiri. Arya sudah menolak pernikahan ini sebelumnya. Dia sudah beralasan bisa menjaga Rio anak keduanya tanpa menikah lagi. Tapi baktinya kepada kedua orangtuanya membuat Arya tidak dapat berkutik. Dia sangat sadar apa yang bisa dicapai selama ini bukan semata-mata karena kerja kerasnya. Itu semua tidak terlepas dari doa doa kedua orangtuanya dan kedua mertuanya tentu saja doa dari Ayumi wanita tercintanya.
"Ayumi juga pasti lebih tenang di alam sana jika Rania yang menggantikan dirinya di rumah ini, di hatimu dan di hati anak anak."
Arya teringat dengan kata kata yang membuat dirinya bisa menerima pemaksaan itu. Demi ketenangan Ayumi di alam sana. Dia terpaksa menikah dengan Rania. Tapi tidak bisa dipastikan jika Rania bisa menggeser nama Ayumi dari hatinya.
Arya dan Rania sama sama bermain dengan pikiran masing-masing. Kata kata nasehat dari keluarga dan kerabat hanya angin lalu. Satupun tidak masuk ke dalam otak mereka. Baik Arya dan Rania hanya ingin terbebas dari situasi itu.
Ketika tiba makan ala kadarnya, Arya dan Rania masih tetap duduk di tempat semula. Tidak ada adegan romantis, yang ada mereka duduk berdampingan dengan canggung. Para keluarga dan kerabat bisa melihat kecanggungan diantara mereka. Tapi mereka maklum karena bagaimanapun perubahan status diantara mereka membuat keduanya butuh waktu untuk beradaptasi dengan status yang baru.
"Papa, aku rindu mama."
Arya tersentak. Sofia putri pertamanya yang baru keluar dari kamar terlihat berjalan menghampiri Arya dan Rania. Arya tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihannya. Laki laki itu menitikkan air mata. Dalam keadaan lumayan ramai seperti saat ini, putrinya kesepian sama seperti dirinya yang merindukan Ayumi.
Arya hanya memeluk putrinya tanpa berusaha mengatakan apapun. Dia sadar jawaban apapun yang keluar dari mulutnya tidak bisa mengobati kerinduan sang putri. Bukan hanya Arya yang menangis. Di sebelahnya, Rania juga menitikkan air matanya. Sama seperti Arya dan Sofia. Dirinya juga merasakan sangat kehilangan Ayumi. Kakak tercinta tempatnya berbagi suka dan duka.
Acara makan makan itu tidak seperti acara makan pada pernikahan seperti biasanya. Acara makan itu terjeda sebentar karena perkataan Sofia mengingatkan mereka akan sosok Ayumi.
Jam terus berputar. Tidak terasa serangkaian acara sederhana itu akhirnya selesai juga. Ketika Rania mau beristirahat. Dia bingung mau masuk ke kamar yang mana. Apakah dirinya masuk ke kamar tamu seperti biasanya jika dirinya datang ke rumah itu. Atau ke kamar utama milik Arya dan Ayumi sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Uthie
lanjut 💪🤗
2024-04-22
0
kemuning fram surya rahmat dhani
iseng2 buka eeeh ternyata ada yang baru lanjuuut kak linda
2023-12-10
0