After Say Goodbye

After Say Goodbye

Chapter 1 : Prolog

...----------------...

...Menarilah hingga lututmu terasa akan hancur, menarilah hingga dukamu luruh dan berganti suka. Dan teruslah menari meski nanti ragaku telah mati....

.........

Maria Sean menatap jauh ke langit kelabu yang berkabut sore itu, air matanya yang bergantung di sudut matanya siap terjatuh kapanpun. Duduk di tepi tempat tidur yang sudah membuatnya muak, jemarinya bergerak perlahan menggenggam tangan seorang pria yang tengah tertidur di sana, Billy Sean. Orang yang ia harapkan bisa menua bersamanya, suaminya.

Wajah tidur pria itu begitu tenang seakan tak terjadi apapun padanya, namun hal itulah yang semakin menambah kadar kekhawatiran dalam hati Maria. Mengingatkannya pada badai yang datang setelah hujan.

Kecelakaan tiga tahun lalu mengubah segalanya. Wajah tampan itu kini tak lagi berbentuk, kaki jenjang yang begitu ia banggakan pun telah remuk, tubuh yang semula tegap dan gagah kini mulai mengurus dan tak terawat. Bahkan dokter berkata tak ada jalan lagi untuknya bisa kembali pada kehidupan normalnya.

Bukan hanya perubahan fisik tapi juga mental yang ikut terguncang.Maria ingat bagaimana Billy mengamuk ketika pertama kali siuman dari koma, itu benar-benar mengiris hatinya. Semenjak saat itu Billy telah kehilangan senyumannya, memikirkan hal itu membuat Maria tak menyadari air matanya kembali terjatuh.

"Bella.." ucap Billy berbisik perlahan, menyebut nama istrinya dengan suara yang lemah. Nella dengan cepat menghapus air matanya, meski Billy sudah tak mampu melihatnya.

"Ya.." Tanggap Maria dengan cepat, tersenyum getir memandang mata suaminya yang kosong. Bahkan sepasang sinar dalam bola mata itu pun, turut terenggut dalam peristiwa itu.

".. Ada hal yang harus kamu tahu, tentang masa lalu ku.." Seketika tenggorokan Maria terasa tercekat, 'Ada hal yang tak aku ketahui selama lima tahun pernikahan kami?'

"Apa?" ucap Maria dengan suara lembutnya, Billy meremas tangan Maria yang menggenggamnya.

"Tolong, ambilah sebuah buku dan kotak di rak paling atas sebelah kanan di ruang kerjaku." ucap Billy dengan susah payah berbicara.

Maria mengerutkan alisnya, jika tak salah mengingat buku di rak paling atas sebelah kanan di ruang kerja suaminya adalah buku yang selama ini begitu misterius bagi Maria.

"Itu.." Maria berdengung ragu.

Buku dengan sampul kulit berwarna coklat itu, buku yang dikirim seseorang dihari pernikahan mereka beserta kotak berbentuk persegi panjang berwarna hitam.

Billy pernah bilang itu dari kenalannya, namun tak pernah sedikit pun ia memperbolehkan Maria membukanya. Dan yang membuat Maria benar-benar heran, Billy juga tak pernah terlihat membuka buku itu juga memperlihatkan isi kotak kecil itu padanya.

"Kamu boleh membacanya saat aku benar-benar sudah tidak ada. Kunci kotak itu ada di laci ku." ucap Billy yang membuat Maria memandangnya dengan terkejut.

Jantungnya terasa berdenyut dan panas.

"Ada satu hal yang tidak bisa aku ceritakan padamu, tapi kamu bisa mengetahuinya setelah membuka kotak itu dan membaca bukunya.."

Maria menatap wajah Billy dengan sorot mata yang kentara sekali kecewa. Selama ini ia yakin tak ada lagi rahasia di antara mereka, namun nyatanya suaminya masih menyembunyikan sesuatu.

Maria ingin tahu tapi disisi lain ia juga ragu, apa itu hal yang akan menyakitinya atau tidak?

Saat Maria sedang berpikir keras, menimbang keputusan antara memilih untuk mengetahuinya atau tidak, Billy tiba-tiba mengalami sesak nafas dan mulai kejang dengan panik Maria menekan tombol darurat, dan beberapa saat kemudian para dokter menghampirinya dengan tak kalah panik.

Maria menyingkir ke pojok ruangan dan menangis histeris saat dokter melakukan defibrilasi pada Billy, namun tiba-tiba darah menyembur keluar dari mulut Billy dan memenuhi masker oksigen.

" .... ..... ..... , .... ..... .......... ... ......" Billy tersenyum tulus ketika nafas terakhirnya berhembus.

Maria merasa dunianya berputar saat elektrokardiogram yang terhubung ke tubuh Billy berhenti di angka 0, dan berdenging nyaring.

Maria melihat Billy mengatakan sesuatu dan tersenyum sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap. Senyuman tulus terakhirnya, sebagai hadiah perpisahan.

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Lanny Setya

Lanny Setya

aku mampir kak/baby kucing/

2024-01-26

1

aku mampir kak☺️

2024-01-25

1

ARIP HIDAYAT TUWLLOH

ARIP HIDAYAT TUWLLOH

nice

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!