Transmigrasi Alex Di Tubuh Li Mei: Pembalasan Dendam Fantasi Timur
Alex tersentak bangun di tempat tidur, keringat membasahi tubuhnya. Mimpi buruk lagi. Ia mengusap wajahnya dan tertegun. Ada yang salah dengan tangannya, kulitnya terlalu halus dan lentik. Ia menatap sekeliling kamar tidur yang asing, hiasan kertas dan lukisan naga di dinding batu.
"Di mana aku?" bisiknya bingung.
Ia melompat turun dari tempat tidur dan berlari ke cermin. Bayangan seorang gadis cantik berambut hitam panjang balas menatapnya. Alex terkesiap dan jatuh terduduk.
"Ti-tidak mungkin..."
Ia kini berada di tubuh seorang gadis. Otaknya berputar, berusaha mengingat apa yang terjadi. Terakhir kali Alex ingat, ia sedang bekerja di kantornya sebagai insinyur perangkat lunak. Bagaimana bisa ia berakhir di sini, di tubuh orang lain?
Sebuah suara misterius tiba-tiba bergema di benaknya.
"Selamat datang, Alex. Aku telah memanggil rohmu ke tubuh Li Mei untuk membantunya membalaskan dendam atas penderitaan yang dialaminya."
"A-apa? Siapa kau?! Mengapa aku berada di sini?" Alex berteriak frustrasi.
Sosok di cermin itu pastilah Li Mei. Alex ingat membaca tentang reinkarnasi dan transmigrasi, tapi ini kenyataan, bukan dongeng! Ia harus segera pulang, pekerjaannya menunggu. Namun suara itu kembali berbicara, menjelaskan asal-muasal Li Mei yang tragis dan memberinya kekuatan sihir serta ilmu bela diri.
Alex masih kebingungan saat pintu kamar terbuka dan seorang pria tinggi besar melangkah masuk. "Li Mei! Kau terlambat lagi untuk latihan pagi!"
Mendadak amarah membakar di dada Alex. Kenangan-kenangan akan penderitaan Li Mei memenuhi pikirannya. Inilah salah satu penyiksanya, harus dibalas! Tangannya mengepal dan aura kekuatan sihir menguar. Waktunya pembalasan dendam dimulai!
Melihat sosok yang dibencinya, amarah Alex membuncah. Ia merasakan kekuatan sihir mengalir di tangannya saat aura biru menyala menyelimutinya.
"Cukup sudah penderitaan yang kau sebabkan!" geram Alex. Ia melemparkan bola api biru ke arah pria itu. Sang pria terbelalak dan melompat menghindar.
"Apa yang kau lakukan, bodoh?! Beraninya kau menyerangku!"
Alex tidak peduli lagi. Ia melesat maju dengan kecepatan luar biasa dan meninju perut pria itu. Sang pria terpental dan menabrak dinding dengan suara berdebum. Alex akan menghabisinya saat itu juga, namun suara di kepalanya kembali bicara.
"Hentikan, Alex! Kau tidak bisa membunuh sembarangan di sini. Ada aturan yang harus kau ikuti."
Alex menggeram kesal, tapi ia tahu suara itu benar. Ia melompat keluar dari jendela kamar dan mendarat mulus di halaman istana. Beberapa pengawal berlarian ke arahnya.
"Itu Li Mei! Tangkap gadis sinting itu!"
Dengan gerakan anggun, Alex menghindari setiap serangan dan balas menjatuhkan para pengawal itu satu per satu, hanya dengan menggunakan ilmu bela diri. Tubuh Li Mei sungguh luar biasa lentur dan gesit.
Setelah menumbangkan seluruh pengawal, Alex melompati tembok istana dan melarikan diri ke hutan lebat di luar kota. Ia bersembunyi di balik semak-semak, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.
Tiba-tiba perutnya berbunyi minta diisi. Alex baru sadar sejak tadi belum makan apa-apa. Ia memetik beberapa buah liar dari pohon terdekat untuk mengganjal perut.
Malam semakin larut. Udara dingin menusuk tulang, apalagi Alex hanya mengenakan pakaian tipis ala Li Mei. Ia bergelung di akar pohon besar, menggigil kedinginan sambil berusaha mencari jalan keluar dari masalah pelik ini.
Keesokan paginya, Alex terbangun dengan tubuh kaku dan perut kosong. Ia memutuskan pergi ke kota untuk mencari makanan. Dengan menyamar dan berhati-hati, ia berhasil mencuri beberapa potong roti dari sebuah kedai makanan.
Saat akan pergi, matanya menangkap sosok seorang anak laki-laki kurus yang sedang memungut remah-remah roti di tanah dengan lapar. Melihat kemiskinan sang anak, hati Alex terenyuh. Ia pun memberikan roti curiannya untuk anak itu.
Sang anak terkejut menerima roti utuh, air mata bahagia berlinang di pipinya. "Terima kasih Kakak baik hati!" katanya riang sambil melahap rotinya. Melihat senyum polos itu, amarah dendam di hati Alex sedikit mereda.
Ia pun memutuskan menyelinap kembali ke istana, mencuri sedikit uang dan perhiasan untuk dijual guna membeli makanan serta selimut tebal. Dengan bekal itu, ia kembali ke hutan tempat bersembunyinya.
Hari-hari berlalu. Alex mulai terbiasa dengan kehidupan di alam liar dan tubuh Li Mei. Ia berlatih bela diri dan mengasah kekuatan sihirnya agar bisa bertahan hidup. Suara misterius di kepalanya sesekali masih terdengar, memberi petunjuk jalan cerita atau kekuatan baru jika Alex kebingungan atau kesulitan.
Pada suatu hari, saat mencari kayu bakar di hutan, Alex menemukan sesosok makhluk aneh terluka parah di antara semak-semak. Makhluk itu berwujud campuran rubah dan manusia, ekornya yang berbulu keemasan penuh darah.
Melihat makhluk itu sekarat, hati Alex tergerak. Ia membalut luka sang makhluk dan merawatnya dengan tabib ala kadarnya selama beberapa hari sampai si rubah sembuh.
"Terima kasih, Nona Manusia. Namaku Yipao, aku salah satu Siluman Rubah. Kau menyelamatkan nyawaku, aku berhutang budi," kata sang Siluman dengan suara serak saat sadar.
Alex membalas ramah. Ia pun menceritakan perihal dirinya yang terperangkap di tubuh Li Mei dan misi balas dendam yang harus ia penuhi. Yipao mendengarkan dengan serius.
"Izinkan aku membantu misimu, Nona Alex. Aku tahu banyak rahasia istana dan punya banyak teman makhluk ajaib yang bisa diajak kerja sama," tawar Yipao. Alex setuju dan mereka pun bersahabat. Dengan bantuan kemampuan Yipao, perjuangan Alex mencari cara pulang sambil menuntaskan misi balas dendam Li Mei dimulai.
Suatu malam, Alex yang tengah tertidur pulas tiba-tiba terbangun karena cahaya terang dari arah barat hutan. Ia menyelinap mendekat dan melihat sosok tinggi besar dengan sayap putih bercahaya tengah bersimpuh lemas. Sosok itu tak sadarkan diri, pakaiannya compang-camping dan sayapnya penuh luka.
Alex mengenali makhluk itu sebagai malaikat dari buku dongeng masa kecilnya! Ia pun dengan hati-hati membawa sang malaikat yang terluka ke pondok kecilnya dan mengobati luka-lukanya.
Beberapa hari kemudian, sang malaikat siuman. "Terima kasih telah menyelamatkanku, gadis manusia..." ucapnya lemah.
"Namaku Alex," sahut Alex ramah. Ia pun menceritakan kisahnya pada sang malaikat bernama Mikael itu. Mikael mendengarkan dengan penuh rasa ingin tahu.
"Izinkan aku membantu misimu juga, Alex..." pinta Mikael. Alex mengiyakan dengan senang hati. Mereka bertiga; Alex, Yipao si Siluman Rubah, dan Mikael si Malaikat, berbagi informasi dan menyusun rencana pembalasan dendam pada musuh-musuh Li Mei.
Alex dan kedua teman barunya kini tinggal bersama di pondok kecil di tengah hutan. Setiap pagi, mereka berlatih bela diri dan mengasah kemampuan masing-masing. Yipao dengan lincah mempraktikkan jurus silat rubah. Mikael mempertontonkan teknik bertarung anggun khas malaikat. Sementara Alex menyempurnakan ilmu pedang warisan Li Mei. Mereka bertiga kian hari kian kuat dan mahir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
will
males lanjutin,baru juga awal baca.masa rahasianya di bongkar begitu saja,jadi males bacanya.
2024-02-22
1
suka menulis 。◕‿◕。
halo kak saya sudah mampir di karya kakak , ayok mampir' juga dong di karya saya
2024-02-14
2
dita18
baru mampir thoorrr
2024-02-12
3