Sang Pangeran gemetar ketakutan saat Alex kembali menodongkan pedangnya.
"Ja-jangan bunuh aku... kumohon..." pinta sang Putra Mahkota dengan suara gemetar.
Alex mendengus jijik. "Setelah semua penderitaan yang kauakibatkan pada Li Mei, sekarang kau memohon pengampunan? Menjijikkan!"
"A-aku benar-benar menyesal... tolong maafkan aku..." air mata mengalir di pipi pucat Pangeran.
Namun Alex sudah dibutakan amarah. Ia mengayunkan pedangnya, bersiap menghabisi nyawa Pangeran untuk selamanya.
Tiba-tiba bayangan senyum polos bocah penerima roti muncul lagi dalam benaknya, menyadarkan Alex. Tangannya yang memegang pedang bergetar hebat, bimbang antara dendam dan ampunan.
Melihat keraguan itu, dengan sisa tenaga yang ada Pangeran bangkit dan melarikan diri secepat kilat. Alex sudah kehabisan tenaga untuk mengejarnya akibat luka tusuk panah di bahunya. Ia hanya bisa mengumpat pelan melihat Pangeran lolos.
"Sudahlah Alex, biarkan saja dia pergi. Lukamu harus segera diobati," bujuk Mikael lembut.
Alex pun menurut. Ia membiarkan ketiga sahabat setianya itu membopong tubuhnya yang lunglai kembali ke pondok di tengah hutan. Xiong dengan cekatan membersihkan dan mengobati luka tusuk di bahu Alex. Untungnya panah itu tidak merusak organ dalam.
Keesokan malamnya, saat ketiganya tengah terlelap, Alex dikejutkan oleh suara rintihan dan isak tangis dari luar pondok. Meski masih pincang, ia memaksakan diri bangun dan perlahan melangkah keluar untuk memeriksa sumber suara.
Betapa terkejutnya Alex saat mendapati sosok Pangeran duduk bersimpuh dengan tubuh dipenuhi lebam di depan pondok. Pakaiannya compang-camping seperti habis disiksa. Air mata membasahi pipinya yang memar.
"Ke-kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Alex heran bercampur waspada.
Pangeran mendongak menatap Alex. "To-tolong... lindungi aku... mereka ingin membunuhku..." pintanya lirih di sela isak tangis pilu.
Melihat penampilan mengenaskan Pangeran, amarah dendam Alex sirna digantikan iba. Ia membantu sang Putra Mahkota berdiri dan membawanya masuk ke dalam pondok, membaringkannya di dipan bambu miliknya sendiri.
"Istirahatlah. Kau aman di sini," ucap Alex seraya menyelimuti tubuh Pangeran yang gemetar ketakutan. Sang Pangeran langsung jatuh tertidur lelap karena kelelahan. Alex hanya bisa memandanginya dengan perasaan campur aduk.
Keesokan paginya saat terbangun, sikap Pangeran sudah berubah 180 derajat. Ia banyak tertawa dan bercanda seolah telah berteman akrab bertahun-tahun dengan Alex dan yang lainnya. Sangat berbeda dengan sosok angkuh yang dibencinya itu.
"Maafkan kelakuanku selama ini, Lady Alex..." ujar Pangeran tulus sambil menatap Alex. "Sebenarnya aku memiliki kepribadian ganda. Saat siang aku berkelakuan buruk karena pengaruh ayahku, tapi begitu tengah malam tiba, aku kembali jadi diriku yang sesungguhnya."
Alex tertegun mendengar penuturan itu. Jadi inikah sisi lain Pangeran yang sebenarnya? Batinnya bertanya-tanya. Apakah dendamku selama ini salah sasaran?
"Bolehkah aku tinggal di sini bersama kalian? Aku takut keluargaku di istana..." pinta Pangeran memelas.
Melihat ketulusan di wajah rupawan sang Putra Mahkota, hati Alex luluh. Ia pun mengizinkannya tinggal bersama mereka. Mikael dan yang lainnya awalnya curiga, tapi lambat laun mereka akrab dengan Pangeran yang ramah itu.
Malam itu saat bulan purnama bersinar terang, Pangeran mengajak Alex jalan-jalan di tepi danau tak jauh dari pondok mereka. Sang Putra Mahkota nampak gugup sepanjang perjalanan. Sesampainya di danau, ia menggenggam lembut tangan Alex.
"Lady Alex... sejak tinggal bersamamu, aku sadar satu hal..." ucap Pangeran dengan pipi merona. "Aku... aku mencintaimu..."
Jantung Alex berdebar kencang mendengar pernyataan cinta Pangeran. Tanpa sadar wajahnya ikut memerah. Selama ini ia terlalu sibuk membenci sosok angkuh sang Putra Mahkota hingga lupa Pangeran juga memiliki sisi lembut yang menawan hati.
Ketika Alex tenggelam dalam pergolakan batin, tiba-tiba ingatan akan senyuman polos sang bocah penerima roti kembali melintas. Entah mengapa bayangan itu selalu muncul setiap kali keraguan menghampirinya.
Alex memejamkan mata sejenak dan menarik napas dalam-dalam. Akhirnya ia tahu apa yang harus dilakukan. Inilah saatnya memaafkan dan membuka lembaran baru tanpa dendam. Demi masa depan yang lebih cerah bagi semua.
Alex menatap mata Pangeran dalam-dalam dan tersenyum lembut. "Pangeran, aku... juga mencintaimu..."
Sang Putra Mahkota terbelalak bahagia. Ia langsung memeluk erat tubuh mungil Alex. "Terima kasih, My Lady... kau telah memberiku kesempatan..." bisik Pangeran haru.
Alex membalas pelukannya erat. Perasaan hangat dan bahagia membuncah di dadanya, menyapu sisa-sisa dendam yang tersisa.
Keesokan paginya saat matahari terbit, Alex dan Pangeran kembali ke pondok dengan bergandengan tangan, disambut pekikan girang Yipao, Mikael dan Xiong yang turut bahagia atas jalinan cinta di antara mereka berdua.
"Selamat ya!" ujar Mikael tulus sambil memeluk bahu Alex.
"Terima kasih, Mikael..." sahut Alex tersenyum lebar. Ia bahagia bisa membuka lembaran baru tanpa dendam bersama orang-orang tersayang ini.
Tak lama kemudian terdengar suara keriuhan dari arah desa. Rupanya rombongan prajurit istana dipimpin Raja datang mengepung pondok mereka. Sang Raja nampak murka besar begitu melihat putranya bergandengan tangan dengan Alex.
"Beraninya kau menculik dan menodai putra mahkota!" raung Baginda marah bukan kepalang. Ia memerintahkan pengawalnya menangkap Alex.
Namun dengan sigap Pangeran segera melompat maju melindungi Alex dari sergapan pengawal istana. "Jangan sakiti Lady Alex!" serunya tegas.
Raja terperanjat kaget melihat putranya melindungi musuh bebuyutannya itu. "Minggir kau, Nak! Gadis itu berbahaya!"
"Tidak, Ayahanda... dialah pendamping hidupku..." tegas Pangeran. "Izinkan kami bersama..."
Mendengar penuturan putranya, amarah Raja langsung padam seketika. Digantikan senyuman haru melihat ketegasan di mata sang Putra Mahkota.
Hanya saja belum sempat Raja menyatakan persetujuannya, tiba-tiba raut wajah Pangeran berubah. Seringai kejam khas sosok angkuhnya kembali tersungging di wajah rupawannya.
Ia mendorong tubuh Alex menjauh hingga tersungkur. "Hahaha bodoh sekali kau percaya aku mencintaimu!" ejek Pangeran sambil tertawa mengejek.
Alex membelalakkan mata tidak percaya. Rupanya sosok asli arogan Pangeran hanya berpura-pura jadi baik selama ini demi mendapatkan kepercayaannya.
"Tangkap gadis itu! Akan kujadikan selir pribadiku!" perintah Pangeran angkuh.
Para pengawal segera menerjang dan menangkap Alex yang masih terpaku shock. Yipao, Mikael dan Xiong berusaha melawan tapi kalah jumlah. Mereka ikut ditangkap dan dimasukkan ke penjara bawah tanah istana.
Alex merasa sangat terkhianati. Hatinya hancur berkeping-keping. Rupanya takdir tetap memaksanya menerima pahitnya dendam Li Mei sampai akhir. Ia pasrah digelandang masuk ke dalam istana, menantikan nasib buruk apa lagi yang akan menimpanya sebagai selir Pangeran...
"Kau... pengkhianat kejam!" maki Alex pada Pangeran dengan air mata berlinang.
"Lepaskan aku! Kau sudah membohongi dan mempermainkan perasaanku! Dasar laki-laki brengsek! Kau akan menerima balasan setimpal suatu hari nanti!"
Pangeran hanya menyeringai jahat menanggapi umpatan demi umpatan yang dilontarkan Alex padanya.
"Berteriaklah sepuasmu, Sayang... sebentar lagi kau akan jadi mainanku yang patuh," kekeh sang Putra Mahkota.
Ia lalu memerintahkan pengawalnya, "Bawa gadis itu ke kamarku sekarang juga!"
"Tidak! Lepaskan aku! Dasar bajingan!" Alex memberontak sekuat tenaga dari cekalan para pengawal yang menyeretnya. Namun sia-sia, tenaganya tak sebanding dengan laki-laki kekar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Anonymous
Niat membunuh tapi ragu, aduh... Gimana ini. Btw alur cerita bagus nih.
2024-02-12
3
azka aldric Pratama
mau bunuh aj make ber ulang ulang gagal ,gara2 bayangan pengemis di kasih roti 😏😏😏 sadis mu kurang 🥱🥱
2024-02-02
3
🏘⃝Aⁿᵘ≛🦆͜͡ᶍᷢɪⷪḛⷱᴙⷶḁᷞ𝐧ᷤ࿈°👻ᴸᴷ
🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️haduwww ketipu lagi
2024-01-26
2