Double R

Double R

Bab 1

Hari pertama Ruslan pasca wisuda

Ruslan sibuk mengirim beberapa file lamaran ke beberapa perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan yang dia kirim melalui email.

"Semoga aja ada satu yang kecantol, kerjaan apa aja, gue ambil deh, yang penting kerjaannya itu halal dan bisa punya penghasilan, buat bantuin nyokap" pikir Ruslan.

"Wihh.... Bro, lagi ngapain lu, serius banget kayaknya di depan laptop" salah satu teman Ruslan, masuk ke kamarnya.

"Eh... Lu, Tor, tumben jam segini main kesini, biasa juga agak sorean baru nongol batang hidung lu" kata Ruslan yang masih berkutat dengan laptopnya.

"Boring gue dirumah, bro, jadi gue kesini aja, ngerecokin lu, hahaha...." Jawab Tora sambil tertawa.

"Eh... Itu lu lagi ngapain sih, serius banget gue liat, lagi stalking sosmed? Atau main game online?" Tora mencecar Ruslan dengan pertanyaan.

"Gak, Tor, gue barusan abis apply ke beberapa perusahaan yang buka lowongan pekerjaan, gue kirim aja deh, siapa tahu ada yang nyantol kan" jawab Ruslan.

"Yaelah santai aja kali, bro, baru juga kemarin kita wisuda, masa udah sibuk aja nyari kerja, refresh pikiran dulu lah, main game kek atau nongki di cafe gitu, hidup harus dibawa santai, bro" kata Tora.

"Lu mah enak, bokap lu kerja di pertambangan, gajinya gede, jadi, biar lu gak kerja sekalipun, uang jajan lu lebih dari kata cukup, lah gue apaan, bokap gue udah meninggal setahun yang lalu, nyokap gue cuma buka warung kecil-kecilan dan pendapatan gak menentu, kadang rame kadang juga sepi, mau makan apa gue sama nyokap kalau gue gak kerja dan gak mungkin cuma andalkan warung nyokap, makanya gue gak bisa nyantai kayak Lu, Tor, harus gerak cepat gue" jawab Ruslan dengan raut wajah serius.

"Bukan cuma itu aja, Tor, ini juga demi masa depan gue, suatu saat nanti kan, gue bakal nikah dan jadi kepala keluarga, jadi gue harus persiapkan dari sekarang, biar nanti saat hidup gue udah mapan dan ketemu perempuan yang tepat untuk jadi istri gue, gue bisa bahagiakan dia dan mencukupi kebutuhan hidup dia" lanjut Ruslan.

"Yaelah si Ruslan, lagaknya kayak motivator aja gue liat-liat, hehehe...." Ledek Tora.

"Yee... Malah ngeledek ni anak" Ruslan menoyor kepala Tora.

"Eh, gue kesini tuh mau refresh pikiran, terus gue juga lagi boring dirumah, bukan mau dengerin lu ngoceh soal masa depan, soal pekerjaan, nyantai bentar aja dulu, bro" keluh Tora.

"Ya udah, karena gue juga udah kelar ngirim lamaran kerja gue ke beberapa perusahaan, sekarang kita main PS5 aja, mumpung gue masih free, besok-besok siapa tahu gue udah diterima kerja di salah satu perusahaan yang tadi gue kirimi lamaran" Ruslan beranjak dan segera memasang PS5 miliknya itu.

Mereka berdua pun mengabiskan waktu dengan bermain game. Memainkan beberapa game, mulai dari game bola, motoGP dan lain sebagainya, sampai-sampai mereka lupa waktu. Tanpa sadar mereka sudah bermain lebih dari dua jam. Baik Tora maupun Ruslan sudah merasa lelah dan Ruslan pun mematikan gamenya, lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya.

"Eh... Bro, cari makan diluar yuk" ajak Tora.

"Terus nyokap gue gimana, pasti nyokap gue belum makan juga, apalagi seharian ini jaga warung kan, masa iya gue makan diluar sementara nyokap gue kelaparan dirumah" kata Ruslan.

"Gini deh, gimana kalau kita beli makanannya aja, terus kita makan bareng disini, di rumah lu, sama nyokap lu juga" Tora memberi usul.

"Nah... Kalau itu gue setuju, okey, let's go!!" Seru Ruslan bersemangat.

Mereka berdua pun bergegas keluar dari kamar Ruslan. Sebelumnya mereka berpamitan pada ibunya Ruslan yang tengah duduk santai di warungnya sambil menunggu pembeli yang datang. Ruslan mengatakan kalau dirinya dan Tora mau keluar membeli makanan dan Ruslan meminta agar ibunya tidak perlu memasak untuk makan siang, karena Tora yang akan membeli makanan untuk makan siang hari ini.

Mobil Tora membelah jalanan yang cukup padat siang itu. Tora berniat membeli makanan Padang di restoran Padang favoritnya. Sambil mengemudi, Tora memikirkan perkataan Ruslan tadi sewaktu dirumahnya mengenai pekerjaan dan juga masa depan. Tora merasa kalau ucapan sahabat karibnya itu benar adanya. Meskipun Tora berasal dari keluarga yang kaya, namun, Tora tidak mungkin terus menerus bergantung pada kedua orang tuanya. Suatu saat nanti dia juga akan jadi kepala keluarga, yang harus bertanggung jawab menafkahi anak istrinya kelak.

"Woy, Tor! Ngelamun lu!" Ruslan mengagetkan Tora yang sedari tadi hanya diam saja.

"Eh! Apa sih! Ngagetin orang aja!" Tora mengelus dadanya karena dikagetkan oleh Ruslan.

"Lagian lu, nyetir sambil melamun, bahaya! Ngelamun apa sih, lu, sok banyak pikiran, kayak orang kantoran aja lu" Ruslan sedikit meledek Tora.

"Yee... Somplak! Bukannya gitu, cuma gue kepikiran aja sama omongan lu tadi pas di rumah lu" kata Tora yang kini terlihat serius.

"Yang lu bilang itu benar, kita harus mikirin dari sekarang soal masa depan dan sudah gue putuskan kalau gue akan melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan" Tora bertekad.

"Wuih.... Sohib gue ini udah mulai kebuka pikirannya, bagus tuh, Tor, gue salut sama lu" Ruslan mengacungkan jempol.

"Ntar, gue kasi tahu beberapa perusahaan yang buka lowongan pekerjaan" lanjut Ruslan.

"Thanks bro!" Jawab Tora singkat.

Sekitar 15 menit kemudian, mereka berdua pun sampai di sebuah rumah makan dan memesan makanan untuk mereka berdua dan juga untuk ibu Ruslan dan dimakan bersama-sama dirumah Ruslan. Setelah selesai, Tora dan Ruslan bergegas kembali kerumah.

Sesampainya dirumah, ibu Ruslan yang sudah menunggu mereka, makan bersama-sama di meja makan, menikmati makanan yang tadi dibeli oleh Tora.

"Nak Tora, gak perlu repot-repot kayak gini, Tante jadi tidak enak" kata ibu Ruslan.

"Santai aja, Tante, lagian aku juga udah anggap Tante dan Ruslan itu kayak keluargaku, jadi, Tante gak perlu merasa tidak enak atau apa yah" jawab Tora sambil meneruskan makannya lagi. Ibu Ruslan hanya tersenyum dan melanjutkan makannya. Dia merasa senang anaknya bersahabat dengan orang seperti Tora. Meskipun dari keluarga yang berada, namun, Tora tetap mau bersahabat dengan Ruslan, tanpa memandang status sosial Ruslan.

"Ruslan benar-benar beruntung punya sahabat seperti Tora, udah ganteng, baik hati dan mau menerima keadaan Ruslan apa adanya, ibu berharap persahabatan kamu dan Tora terus langgeng sampai tua nanti" gumam ibunya dalam hati.

Setelah selesai makan, ibunya Ruslan membereskan bekas piring makannya dan juga piring makan Ruslan juga Tora. Sedangkan Ruslan dan Tora beranjak ke kamar, karena Tora ingin meminjam laptop miliknya untuk dipakai mengirimkan lamaran pekerjaan.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!