My Heart For You

My Heart For You

Bab 1. Senin yang sial

CRAT!

Seorang gadis melongo konyol mendapati seragam yang dikenakannya telah kuyup dengan air berwarna keruh karena cipratan genangan yang terkena lindasan ban mobil.

 Ah sial!

Dan belum sirna keterkejutannya, si pelaku yang berada di dalam mobil malah meledeknya sesaat setelah membuka kaca mobil.

" Duh, basah deh. Hahahaha!"

" Udah pulang aja gak usah sekolah. Hahahaha!"

Namanya Ariel. Orangtuanya memberikan nama itu karena kepincut dengan kecantikan tokoh Disney yang bentukannya seperti ikan duyung. Ya, meski keselurahan tampilan Ariel sama sekali berbeda dengan Ariel alias beda jauh.

Mereka tergelak kompak menertawai keadaan Ariel yang sudah mirip seperti tikus got. Ya, tiga gadis resek itu lagi-lagi merundungnya dengan sengaja. Ketiga gadis kurang ajar itu sejurus kemudian melesatkan mobil mereka dan meninggal Ariel yang kini kebingungan dengan keadaan seragamnya.

" Sungguh sial, gimana dong ini? Mana hari ini upacara lagi!" keluhnya bersusah hati.

...•...

...•...

Ariel tiba di kelas tepat pukul tujuh kurang lima belas menit. Waktu yang terbilang terlambat untuk ukuran siswa di hari Senin. Ia masuk ke kelas sembari menggosokkan tissue ke seragam putih abu-abu yang warnanya sudah tidak bisa lagi disebut dengan putih dengan muka cemberut.

" Ya ampun Ril, bajumu kenapa?"

Ve menoleh saat teman sebangkunya yang bernama Hana memekik karena terkejut manakala melihat penampilan Ariel. Penampilan temannya tampak begitu kacau balau di jam sepagi itu. Apalagi, sebentar lagi mereka akan berkumpul di lapangan untuk melakukan upacara.

"Ulah Tasya lagi?" Ve bertanya saat Ariel memilih duduk dan tampak enggan menjelaskan. Gadis itu sungguh tak bersemangat dengan penampilannya yang seperti itu.

Hana turut memutar tubuhnya menatap wajah Ariel yang terlihat resah. " Bener mereka lagi yang ngelakuin?"

Dengan wajah di tekuk, Ariel akhirnya mengangguk mengakui. " Tadi ketemu aku di dekat lampu merah!"

Membuat Ve langsung bangkit dengan geram tapi ia buru-buru di tahan oleh Ariel. " Jangan Ve. Jangan buang-buang tenaga!" sergahnya dengan tatapan memohon.

Ve menghela napas demi melihat ketidaksetujuan Ariel. Untuk kesekian kalinya, Tasya benar-benar keterlaluan. Mereka akhirnya berduyun-duyun menuju halaman sekolah ketika bel tanda upacara berbunyi.

Dan saat Ariel bersama kedua temannya lewat, ia menjadi pusat perhatian karena bajunya yang sangat kotor begitu kontras. Membuat Tasya beserta kawan-kawannya, bersorak-sorai akan hal itu.

" Kurang ajar banget sih mereka Ril. Kamu kok bisa ketemu mereka sih?" kesal Hana yang melihat Ariel di gunjing oleh trio kampret itu.

Ve diam mendengarkan Hana menginterogasi temannya itu. Tapi seperti biasa, Ariel lebih memilih diam. Beberapa menit kemudian mereka sudah terlihat berbaris dan menunggu teman dari kelas lainnya merapatkan barisan.

" Duh Ve, Si Fandy bakal jadi pemimpin upacara tuh. Ya ampun dia ganteng banget!" kata Hana yang selalu belingsatan ketika melihat ketua OSIS itu.

Tapi belum juga Ve maupun Ariel menanggapi hal itu, suara khas milik seseorang berhasil mengerucutkan nyali. Seseorang yang paling di takuti semua siswa.

" Kamu yang rambutnya di kepang, baris yang lurus jangan ngobrol saja!"

Hana sontak memanyunkan bibirnya karena ia malah kena semprot guru gemuk yang sedang mengecek barisan. Guru itu adalah Bu Mus, guru terbesar sekaligus guru tercerewet.

Ve dan Ariel terkikik-kikik saat melihat hal itu. Rasakan itu Han. Siapa suruh keranjingan sebelum waktunya.

Begitulah rutinitasnya di sekolah tiap hari Senin. Datang lebih awal untuk mengikuti upacara bendera. Di jam yang sama dan tak jauh dari tempat mereka berdiri, Tasya dan gengnya yang sudah berbaris di barisan paling depan tampak sedikit mengeluh sebab di minta melepaskan gelang serta pernak-pernik berlebihan yang dikenakannya.

...•...

...•...

Di belahan wilayah lain, seorang cowok berpostur tinggi berambut hitam lebat tampak terpekur memandangi sepiring nasi goreng yang tengah mengepulkan asap putih. Garis rahangnya terlalu sempurna untuk ukuran cowok yang masih duduk di bangku sekolah.

Dialah Kevin, laki-laki itu seharusnya lulus satu tahun lalu. Tapi karena satu hal, ia sering tak masuk sekolah dan membuatnya tinggal kelas.

" Kenapa tidak di makan Den?" tegur seorang asisten rumah tangga bernama Sundari.

Tapi Kevin tetap diam. Raganya di situ, tapi pikirannya malah kembali kepada pertemuannya beberapa waktu yang lalu dengan orang yang paling ia benci, Papanya.

" Aku tidak lapar!" tukasnya sembari menjauhkan sepiring makanan lezat itu ke depan lalu beranjak pergi.

Pembantu berusia paruh baya itu hanya bisa geleng-geleng kepala manakala melihat kelakuan Kevin. Dan seperti biasa, Kevin hari ini bolos sekolah. Laki-laki itu tampak tak memiliki semangat untuk bersekolah.

Laki-laki itu malah menghabiskan waktunya di sebuah toko buku yang berada di jarak yang terbilang jauh dari rumahnya, untuk membaca komik selama berjam-jam. Ya, dia bolos lagi hari ini.

Dan saat jam pulang sekolah tiba, ia turut pulang agar aksinya tidak ketahuan. Merasa tenggorokannya kering, Kevin membelokkan motor sportnya ke sebuah minimarket untuk membeli minuman kesukaannya. Namun tanpa di duga, sebuah tangan juga turut mengambil sebotol minuman yang hendak ia ambil di show case bersuhu dingin itu.

Aksi berebut pun tak terelakkan.

" Apa yang kau lakukan?" hardik Kevin dengan muka tak suka.

" Aku duluan yang memegangnya!" eyel seorang perempuan yang terlihat mati-matian mempertahankan minuman itu.

" Kau tidak lihat tanganku yang lebih dulu memegangnya?"

" Enak saja. Aku yang lebih dulu datang. Berikan!" sembur gadis itu seraya merampas paksa botol minuman.

Kevin tentu saja kalah. Ralat, lebih tepatnya mengalah. Minuman itu adalah minuman dingin yang kebetulan belum ada stok lainnya. Menjadi minuman favoritnya selama beberapa tahun ini.

Kevin yang kesal akhirnya memilih minuman lain lalu menuju ke kasir dengan muka keruh. Namun saat hendak membayar, ia yang mengantri di belakang gadis berkuncir kuda itu menghembuskan napas malas karena melihat drama.

" Astaga mas, beneran tadi ada di sini uangnya! Aku tinggal saja KTA ku ya?"

Perempuan menyebalkan itu terlihat sibuk mengaduk isi tasnya seperti mencari sesuatu. Dan jawaban dari petugas yang terdengar sejurus kemudian, makin menegaskan jika gadis penyerobot itu sepertinya tidak membawa uang.

" Maaf mbak tidak bisa, ini uangnya masih kurang banyak!"

Kevin yang kesal akhirnya main maju saja karena tak sabar. " Minggir!" ucapnya ketus.

" Heh!" gadis itu menjengit kesal karena tubuhnya terhuyung akibat terdorong.

" Ini aja kak?" tanya petugas itu berganti ramah kepada Kevin.

Kevin mengangguk, sementara gadis itu melirik tak suka.

" Eh ngantri dong! Enak aja main nyerobot!"

Tapi Kevin terlihat acuh. Usai membayar Kevin terlihat pergi tanpa memperdulikan kesusahan gadis yang uangnya kurang itu. Dan saat hendak menarik pintu keluar, sebuah suara mengentikan langkahnya.

" Tunggu!"

Kevin berhenti lantaran teriakan seseorang. Ia menoleh dan mendapati gadis itu sudah nyengir dengan muka ragu-ragu.

" Bisa kau meminjamkan aku uang? Uangku hilang. Besok aku akan..."

" Pinjam? Aku bahkan tak mengenalmu!" sahut Kevin terlihat mulai naik pitam.

Mati sudah kau Ariel!

Ariel terlihat kesal tapi demi sebotol minuman dingin pelega tenggorokan sekaligus beberapa makanan untuk anak-anak ia menjadi menebalkan muka.

" Aku berjanji akan mengembalikannya. Seragam mu ini seragam SMK Harapan Indah kan?"

" Tidak mau!" tolak Kevin kesal sembari menutupi seragamnya sebab gadis itu diam-diam mengamati almamater seragamnya.

" Ku mohon. Aku akan datang ke sekolahmu!"

" CK!" Kevin mendecak kesal sebab gadis ini sungguh menggerus waktu pulangnya.

" Ku mohon tolong aku!" Gadis itu masih tak jera merengek kepadanya.

" Lepas!" hardik Kevin yang tak suka lengannya di sentuh.

" Tolong aku sekali ini saja. Uangku ketinggalan, aku mohon!"

Kevin yang kehilangan kesabarannya akhirnya melempar uang pecahan seratus ribu ke hadapan Ariel dengan muka tak suka karena jika di tidak ia bisa semakin terlambat pulang.

Ini sudah sangat terlambat. Ia tak mau kena omel neneknya.

" Nih!"

Meski sebenarnya ia sangat malu dan kesal, tapi Ariel memilih bodo amat dan tetap memungut uang yang di lemparkan itu daripada dia kena masalah. Ia akan mengembalikan uang itu besok. Lagipula, mereka beda sekolah kan? Jadi gak malu-malu amat.

" Cewek aneh!" gumam Kevin sembari membuka pintu minimarket dengan kasar.

Ariel sempat mendengar Kevin menggerutu karena dirinya, tapi sejurus kemudian ia memilih kembali ke kasir dan dan mengabaikan tatapan aneh pengunjung lainnya.

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ish lama kali aku buka ni aplikasi NT...riweuh d reallife

2024-06-16

0

rara

rara

hadirrrr.. br buka nt lagiii... seneng ada 2 cerita baru... semangat terus Mommy 😘🤗⚘️

2024-02-04

0

Bintang Gatimurni

Bintang Gatimurni

Hadirr ..

2024-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Senin yang sial
2 Bab 2. Vin?
3 Bab 3. Pindah?
4 Bab 4. Mr. Cool
5 Bab 5. Habis sudah aku!
6 Bab 6. Frustasi
7 Bab 7. Song from Radio
8 Bab 8. Perundungan?
9 Bab 9. Kindly
10 Bab 10. Menyentuh kalbu
11 Bab 11. My team
12 Bab 12. Tak pernah akur
13 Bab 13. Di rumahmu
14 Bab 14. Iri
15 Bab 15. Pendengar setia
16 Bab 16. Kasihan?
17 Bab 17. Keresahan Kevin
18 Bab 18. Marah
19 Bab 19. Alunan suara itu
20 Bab 20. Tak segampang itu
21 Bab 21. Kepo
22 Bab 22. Aku masih marah
23 Bab 23. Kenalan baru
24 Bab 24. Desiran di dada
25 Bab 25. Untung ada dia
26 Bab 26. Bisakah kita memulainya dari awal?
27 Bab 27. Takdir untuk bertemu
28 Bab 28. Deep talk
29 Bab 29. Lega
30 Bab 30. Ke rumahmu
31 Bab 31. Rival?
32 Bab 32. Pendengar?
33 Bab 33. Seorang penyiar
34 Bab 34. Kenyataan yang menghimpit
35 Bab 35. Pemikiran yang dewasa
36 Bab 36. Butuh tumpangan?
37 Bab 37. Hampir berkelahi
38 Bab 38. Ternyata dia
39 Bab 39. Kebetulan macam apa ini?
40 Bab 40. Kau mau jadi pacarku?
41 Bab 41. Menelan ludah sendiri?
42 Bab 42. Apapun untukmu
43 Bab 43. Datang pada Papa
44 Bab 44. Berdua denganmu
45 Bab 45. Ketahuan tak sekolah
46 Bab 46. Siapapun bisa marah
47 Bab 47. Emang boleh sekhawatir itu?
48 Bab 48. Kiss her
49 Bab 49. Ketemu juga akhirnya
50 Bab 50. Kekhwatiran Sukma
51 Bab 51. Fakta sebenarnya
52 Bab 52. Di kebimbangan hati
53 Bab 53. Segitiga setan
54 Bab 54. Jatuh pada lubang yang sama?
55 Bab 55. Metamorfosa hidup
56 Bab 56. Di lounge
57 Bab 57. Pria brengsek!
58 Bab 58. Start yang di curi
59 Bab 59. Pria misterius
60 Bab 60. Aku merindukanmu
61 Bab 61. Cinta lama bersemi kembali
62 Bab 62. Go to public?
63 Bab 63. My heart for you
64 Bab 64. Sebenarnya Cinta
65 Bab 65. Pria jantan
66 Bab 66. Kembalinya seorang sahabat
67 Bab 67. Jadi pingin
68 Bab 68. Ikhtiar menuju pernikahan
69 Bab 69. Sabar dulu dong!
70 Bab 70. Bakal mantu
71 Bab 71. Menanam kebaikan memanen kebahagiaan
72 Bab 72. Keduluan kawin
73 Bab 73. Kejutan jelang pernikahan
74 Bab 74. Takdir selalu punya cara
75 Bab 75. Hari bersejarah
76 Bab 76. Yang sebenarnya
77 Bab 77. Di balik kisah
78 Bab 78. Duty pertama sebagai suami
79 Bab 79. Aku sangat mencintaimu
80 Bab 80. Fokus pada kebahagiaan istri
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Senin yang sial
2
Bab 2. Vin?
3
Bab 3. Pindah?
4
Bab 4. Mr. Cool
5
Bab 5. Habis sudah aku!
6
Bab 6. Frustasi
7
Bab 7. Song from Radio
8
Bab 8. Perundungan?
9
Bab 9. Kindly
10
Bab 10. Menyentuh kalbu
11
Bab 11. My team
12
Bab 12. Tak pernah akur
13
Bab 13. Di rumahmu
14
Bab 14. Iri
15
Bab 15. Pendengar setia
16
Bab 16. Kasihan?
17
Bab 17. Keresahan Kevin
18
Bab 18. Marah
19
Bab 19. Alunan suara itu
20
Bab 20. Tak segampang itu
21
Bab 21. Kepo
22
Bab 22. Aku masih marah
23
Bab 23. Kenalan baru
24
Bab 24. Desiran di dada
25
Bab 25. Untung ada dia
26
Bab 26. Bisakah kita memulainya dari awal?
27
Bab 27. Takdir untuk bertemu
28
Bab 28. Deep talk
29
Bab 29. Lega
30
Bab 30. Ke rumahmu
31
Bab 31. Rival?
32
Bab 32. Pendengar?
33
Bab 33. Seorang penyiar
34
Bab 34. Kenyataan yang menghimpit
35
Bab 35. Pemikiran yang dewasa
36
Bab 36. Butuh tumpangan?
37
Bab 37. Hampir berkelahi
38
Bab 38. Ternyata dia
39
Bab 39. Kebetulan macam apa ini?
40
Bab 40. Kau mau jadi pacarku?
41
Bab 41. Menelan ludah sendiri?
42
Bab 42. Apapun untukmu
43
Bab 43. Datang pada Papa
44
Bab 44. Berdua denganmu
45
Bab 45. Ketahuan tak sekolah
46
Bab 46. Siapapun bisa marah
47
Bab 47. Emang boleh sekhawatir itu?
48
Bab 48. Kiss her
49
Bab 49. Ketemu juga akhirnya
50
Bab 50. Kekhwatiran Sukma
51
Bab 51. Fakta sebenarnya
52
Bab 52. Di kebimbangan hati
53
Bab 53. Segitiga setan
54
Bab 54. Jatuh pada lubang yang sama?
55
Bab 55. Metamorfosa hidup
56
Bab 56. Di lounge
57
Bab 57. Pria brengsek!
58
Bab 58. Start yang di curi
59
Bab 59. Pria misterius
60
Bab 60. Aku merindukanmu
61
Bab 61. Cinta lama bersemi kembali
62
Bab 62. Go to public?
63
Bab 63. My heart for you
64
Bab 64. Sebenarnya Cinta
65
Bab 65. Pria jantan
66
Bab 66. Kembalinya seorang sahabat
67
Bab 67. Jadi pingin
68
Bab 68. Ikhtiar menuju pernikahan
69
Bab 69. Sabar dulu dong!
70
Bab 70. Bakal mantu
71
Bab 71. Menanam kebaikan memanen kebahagiaan
72
Bab 72. Keduluan kawin
73
Bab 73. Kejutan jelang pernikahan
74
Bab 74. Takdir selalu punya cara
75
Bab 75. Hari bersejarah
76
Bab 76. Yang sebenarnya
77
Bab 77. Di balik kisah
78
Bab 78. Duty pertama sebagai suami
79
Bab 79. Aku sangat mencintaimu
80
Bab 80. Fokus pada kebahagiaan istri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!