Senin di Minggu kedua bulan Agustus ini Ariel memilih membawa sepeda untuk menghemat ongkosnya. Lumayan. Jika ia bisa menabung, ia bisa memiliki cukup uang saku untuk study tour di bulan Desember nanti usai ujian sekolah.
Maklum. Keluarganya memang sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Ayahnya di PHK secara sepihak. Sementara usaha sang Ibu akhir-akhir ini mengalam penurunan. Begitulah kehidupan. Tak peduli seberapapun lamanya bermukim, naik turun pasti ada.
Saat tiba di lampu merah, ekor matanya sempat melihat sebuah poster yang berisikan lowongan pekerjaan.
" Penyiar radio?"
Namun belum juga Ariel menuntaskan aksi membacanya, suara-suara gaduh klakson sekonyong-konyong membuatnya tersentak.
TIN! TIN!
" Woy!"
Ariel gupuh dan mau tak mau harus mengayuh sepedanya. Maka dengan sangat terpaksa ia meninggalkan pengumuman itu. Berjanji dalam hati untuk membacanya lagi nanti sepulang sekolah.
Begitu ia tiba di parkiran, tanpa disadari ia berbarengan dengan Tasya yang baru keluar dari mobilnya.
" What? Sepeda beginian masih zaman ya?" hina Tasya sembari tergelak jijik melihat sepeda Ariel yang memang sudah uzur.
Ariel yang di sindir memilih diam. Memangnya kenapa? Orang aku yang punya PD-PD aja!
" Woy kita lagi ngomong sama kamu!" sentak Amel menarik kasar lengan Ariel sebab kesal dengan kebisuan gadis itu.
" Lepas!" Ariel memberontak.
" Wooyy, sok jagoan sekarang lu ya?" hardik Meicha turut tak suka.
" Woy woy ngapain di sini, cepat baris. Upacara!"
Maka kesemuanya langsung kocar-kacir kala Bu Mus memergoki mereka. Ariel bernapas lega karena bisa terlepas dari ketiga gadis sialan itu karena kehadiran Bu Mus.
Hari itu upacara, terlaksana dengan khidmat dan tanpa adanya tragedi siswa atau siswi yang pingsan. Hanya ada satu keajaiban aneh yang sempat mengundang gelak tawa dan rasa malu pemiliknya, yakni resleting sang guru pembina yang memberikan amanat tadi, tiba-tiba melorot dan membuat dewan guru lain tahan napas karena hal itu.
Tapi keriaan yang ada sepertinya tak bertahan lama. Usai semua murid dan dewan guru bubar guna memasukkan kelas untuk kegiatan belajar mengajar, riuh rendah anak-anak mereda kala guru paling saklek tiba.
Pak Harto namanya. Memang namanya sekilas mirip seperti nama presiden kedua kita. Tapi guru cungkring yang belum juga laku di usia yang nyaris setengah abad itu selalu berhasil membuat suasana tiba-tiba senyap tanpa berteriak.
" Selamat pagi anak-anak!" ucap sang guru sembari meletakkan tas kulit keluaran lawas ke atas meja.
" Pagi pak!" koor semua siswa yang langsung dalam mode hening.
" Hari ini bapak akan memperkenalkan teman baru buat kalian!" ucap pak Har sembari memindai seluruh siswa yang ada di kelasnya.
" Hah murid baru?"
" Dari Amerika mana?"
" Siapa tuh?"
" Laki-laki atau perempuan?"
Kasak-kusuk beraroma penasaran menguar jelas di kelas bercat kuning itu. Bagaimana tidak, meskipun ini baru menginjak awal semester, tapi tidak menyangka jika akan ada murid pindahan.
" Sudah-sudah kalian diam dulu. Vin, ayo masuk!" ucap sang guru mempersilahkan seseorang untuk masuk, ketika suasana mulai kembali ricuh.
Satu kelas itu kini terlihat senyap ketika seorang cowok berwajah tampan dengan tubuh tinggi, mengenakan sepatu mahal dengan potongan rambut yang begitu keren, masuk ke kelas mereka dan seketika membuat para siswi belingsatan karena terpesona.
" Astaga, dia sangat tampan!"
" Oh ya ampun, akhirnya ada yang bisa dibuat cuci mata!"
" Aaa, apakah itu jaket Adidas asli?"
Semua suara-suara kegirangan itu terlontar dari mulut para siswi yang begitu girang dengan kedatangan siswa baru berparas tampan itu.
Tapi tidak dengan gadis bernama Ariel. Gadis itu langsung mengambil buku untuk menutupi wajahnya demi melihat siapa yang datang ke kelasnya sebagai siswa baru.
" Sialan. Kenapa harus dia murid barunya. Haaa, gimana kalau dia ngelihat dan notice aku?" ia membatin resah ketika yakin jika cowok di depan sana itu adalah orang yang sempat ia mintai uang secara paksa.
"Ini teman baru kalian. Dia pindahan dari SMK Harapan Indah. Nah nak, sekarang perkenalkan diri kamu!"
" Buset dari Harapan Indah? Sekolahnya orang-orang kaya tuh. Kenapa dia mau pindah ke sini?"
Ariel turut memasang telinga saat Kenta, siswa paling gendud di belakangnya turut mengomentari hal tersebut.
" Benar juga. Kenapa dia pindah kesini?" batin Ariel penasaran.
" Kenalkan semua, namaku Kevin!" kata Kevin memperkenalkan diri yang terlihat datar tanpa ekspresi.
DEG
" Kampret! Jadi namanya Kevin. Aaaaa, sial sekali. Tau gitu aku sebut aja Kevin kemarin ke satpam itu. Gimana aku sekarang?"
" Woy Ril, kamu ngapain sih nunduk-nunduk gitu?" Hana yang melihat tingkah janggal temannya menjawil Ariel yang malah sibuk menenggelamkan kepalanya di bawah bangku.
" Eh Han, kamu ada masker nggak. Aku tiba-tiba b'rasa kayak flu. Hidungku gatel banget!" kilahnya mencari ide secepat mungkin.
" Ada, bentar!"
Ariel bernapas lega ketika mendengar jawaban Hana. Setidaknya ia harus menutupi wajahnya dulu dan berniat akan mengembalikan uang itu nanti.
" Nih!" kata Hana menyerahkan sebuah masker.
" Makasih ya Han!"Secepat kilat Ariel menyambar benda berwarna putih itu lalu segera mengenakannya.
" Kevin, di sana ada bangku kosong. Kamu bisa duduk di sebelah Bagas. Bagas, kamu tolong geser!" titah Pak Harto.
" Siap Pak!"
Kevin berjalan menuju ke arah bangku dengan malas. Tasya yang melihat Kevin langsung memasang senyuman terbaik namun di acuhkan oleh laki-laki itu. Membuat Tasya langsung kesal.
" Mel, dia ngacuhin aku. Apa aku kurang cantik?"
Amel dan Meicha langsung muram saat ketua gengnya menggerutu.
Bagas tersenyum berniat menyapa Kevin yang kini akan menjadi teman sebangkunya, tapi laki-laki itu segera meredupkan senyumannya kembali lantaran yang di sapa sama sekali tak merespon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Aran_MouHanAra
huaaaa upacara, mengingatkan aku akan masa jaman putih abu abu mom 🤭🤭🤭🤭
2023-12-07
0
Moms_Anang&Ainun
sebel sm tasya😤
2023-12-03
1
moerni🍉🍉
kevin...jangan jutek2...aku yg baca juga ikutan takut mau nyapa kamu🫢🙄🙄🙄
2023-12-02
1