Bab 5. Habis sudah aku!

Bel jam istirahat pada pukul sepuluh siang berdentang saat pelajaran kewirausahaan berakhir. Pak Krisna yang merupakan guru pelajaran kewirausahaan, lantas keluar kelas lalu di susul oleh beberapa siswa yang perutnya sudah kelaparan.

Tasya yang sudah menepukkan kembali compact powder mahalnya ke wajah, terlihat mendatangi meja Kevin dengan penuh percaya diri. Membuat Ve, Hana dan Ariel tentunya langsung menoleh geli.

" Hy, aku Tasya!" ucap Tasya sembari mengulurkan tangannya namun sama sekali tak di anggap oleh Kevin.

Ya, Kevin yang sibuk memasukkan buku-bukunya tampak tak menggubris dan terlihat acuh tak acuh. Tasya akhirnya malu sendiri dan membuat dua temannya saling menatap murung.

" Mau ke kantin?" tanya Tasya tak jera.

" Emmm!" Kevin menjawab dengan gumaman.

" Bareng Yuk!"

Kevin langsung bangkit tanpa menjawab sementara Tasya terlihat langsung menyusulnya bersama gengnya.

Alhasil trio kadal gurun itu langsung bergunjing.

" Gak tau malu banget. Gak bisa lihat barang bagus dikit!" kata Hana yang muak melihat Tasya dan gengnya.

Ve hanya tersenyum geli sembari memasukkan bukunya ke dalam tas. Sementara Ariel langsung membuka maskernya penuh kelegaan. Maka Ve dan Hana langsung saling menatap.

" Kamu kenapa sih? Aneh banget tau nggak!" seru Hana yang selalu heran dengan sikap temannya yang satu itu.

"Nggak apa-apa. Ngap aja pakai masker sering-sering."

" Kemana aja kok baru tahu kalau pakai masker itu ngap. Jangan sampai kamu pingsan gegara mabok bau napas kau sendiri!" tukas Hana yang membuat Ve seketika tergelak.

" Enak aja. Aku gak bau mulut ya kampret. Rutin nenggak Listerine tiap hari!" sahut Ariel sebal.

" Listerine di tenggak. Yang ada berangkat duluan kau ke alam baka!"

Ve semakin sakit perut kalau mendengar Hana dan Ariel berdebat. " Udah udah. Kalian berdua stop. Sakit perutku ketawa!"

" Si Hana tuh. Udah lah, aku mau ke toilet dulu!"

Sepeninggal Ariel, Ve hanya mengendikkan bahu kala Hana bertanya melalui bahasa tubuhnya. Merasa jika temannya itu semakin aneh saja.

Mereka berdua tidak tahu jika Ariel mati-matian untuk menyembunyikan diri agar tak terdeteksi oleh Kevin.

...••...

Kevin yang sedari tadi di ikuti oleh Tasya merasa risih dan akhirnya angkat bicara.

" Tidak usah begini. Aku bisa sendiri!" tolak Kevin yang tak suka dilayani oleh Tasya saat makan di kantin.

" Oh ayolah Vin. Kamu kok dingin banget sih jadi cowok. Jangan cuek-cuek dong. Kita jalan yuk nanti sore!"

" Iya bener!" timpal Amel penuh semangat.

Tapi Kevin yang kesal langsung meninggalkan mejanya padahal makanan yang ia pesan belum habis. Tasya langsung terlihat kesal akan hal itu. Membuat Bagas yang duduk di sana reflek mencibir.

" Beda kelas kali Sya. Jangan harap lu bisa dapetin dia!" ledek Bagas terkekeh-kekeh.

" Eh bangke diam lu ya!" sungut Tasya menatap kesal Bagas yang meledeknya.

Kevin kesal bukan main. Jika pelajaran di sekolah lamanya begitu membosankan karena terlampau disiplin, kini ia muak karena harus bertemu dengan siswi yang kecentilan. Ya, meskipun ini bukan sebuah hal baru untuknya.

Keesokan harinya hal itupun kembali terjadi. Tasya dan beberapa siswi lainnya terus saja mencari perhatian meskipun tak ada satupun dari kelakuannya mereka yang di notice oleh Kevin.

Namun saat di parkiran ketika jam pulang sekolah, Kevin memicingkan matanya kala melihat sosok yang lumayan familiar. Untung saja Ariel sekarang selalu menggunakan masker kemanapun dia pergi.

Ia belum bisa mengembalikan uang itu karena terkendala keberadaan Tasya yang selalu dekat dengan Kevin. Ia menunggu saat yang pas untuk mengembalikan uang Kevin sebab rupanya Tasya selalu membuntuti kemanapun Kevin pergi. Membuatnya repot.

Seperti pagi ini misalnya, Ariel yang hendak menuju ke kantor berpapasan dengan Kevin yang juga baru keluar dari kantor. Ia buru-buru menundukkan kepalanya namun sialnya salah satu temannya memanggil namanya.

" Ril, habis ini pinjam buku paketnya dong!"

DEG

Ariel bingung harus menjawab apa sebab di depannya ada Kevin yang belum menjauh dari tempatnya berdiri.

" Woy Ril!"

" Iya, aku ke kantor Bu Mus dulu ya?" jawab Ariel akhirnya terpaksa.

Kevin yang mendengar suara familiar itu langsung menghentikan langkahnya dan menoleh. Menyadari Kevin sepertinya notice dengan suaranya, Ariel seketika terbirit-birit kabur.

Kevin merasa seperti sangat mengenal suara itu. Tapi dimana? Dimana ia pernah mendengar suara nyaring itu.

Ia akhirnya melanjutkan perjalanan karena merasa itu adalah hal lumrah. Mungkin saja itu hal random sewaktu dia di jalan. Bukan sebuah masalah.

Mungkin hari ini Ariel bisa menghindar. Tapi semua itu tak bisa lagi ia hindari tatkala ada kegiatan demo acne treatment dari salah brand kosmetik remaja yang mengadakan promosi goes to school.

Meraka mengadakan demo ke tiap-tiap kelas di semua jurusan. Dan semua siswa tampak begitu antusias untuk mengikuti.

" Kami butuh model. Yang paling pas yang mungkin saat ini punya jerawat!" kata sang tutor.

"Ariel!"

" Ariel!"

Kesemua siswa kompak menunjuk ke arah Ariel yang memang memiliki beberapa jerawat membandel di keningnya. Membuat keringat dingin langsung membanjiri kening Ariel.

Mati aku!

" Mana yang namanya Ariel?" tanya sang tutor dengan lemah lembut.

" Duh jangan aku dong!" tolak Ariel mulai risau.

" Memangnya siapa lagi. Di kelas ini mukamu aja yang ancur!" teriak Tasya yang kesal karena Ariel malah tak segera maju.

Kevin yang melihat keriuhan itu hanya bisa menghela napas malas. Ia tampak tak tertarik dengan apapun yang terjadi di sana. Termasuk kegiatan ini.

" Untuk memangkas waktu, mohon yang bernama Ariel untuk segera maju!"

Maka detik itu juga Ariel merasa kiamatnya akan segera tiba. Kevin pasti akan segera mengetahui jika itu adalah dirinya. Habis sudah.

Ariel akhirnya berjalan meski seolah melangkah menuju ke lubang neraka. Tempat duduk yang kini menopang bokongnya serasa seperti kursi pesakitan. Tak ada kenyamanan di sana. Dada Ariel berdetak cepat dan tangannya gemetaran.

" Tolong di lepas maskernya!"

DEG

" Saya flu!" bohongnya mencoba mengelak.

Sang tutor tersenyum menatap sepasang mata khawatir yang sulit di sembunyikan. " Hanya sebentar. Saya hanya ingin mendemonstrasikan cara yang benar untuk menumpas jerawat!"

Ariel akhirnya hanya menghela napas pasrah. Mungkin semua teman kelasnya biasa saja kala melihat hal itu. Tapi pasti tidak untuk satu cowok yang duduk di bangku belakang sana.

Dan tidak tahu kenapa, Kevin yang semula membuang muka karena malas, menjadi tertarik untuk melihat ke arah depan ketika sorakan demi sorakan makin masih di teriakan.

Satu.

Dua.

Tiga.

Dan saat masker itu di buka.

DEG

Matanya langsung membelalak lebar demi mengenali siapa gadis yang selalu menutup wajahnya dengan masker itu.

" Dia kan?"

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

iya dia!!!
cewek yg malak kamu di minimarket kemarin😂

2024-02-07

0

moerni🍉🍉

moerni🍉🍉

ia ..dia si gadis tak tau malu yg ngototan Vin...xixixixi

2023-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Senin yang sial
2 Bab 2. Vin?
3 Bab 3. Pindah?
4 Bab 4. Mr. Cool
5 Bab 5. Habis sudah aku!
6 Bab 6. Frustasi
7 Bab 7. Song from Radio
8 Bab 8. Perundungan?
9 Bab 9. Kindly
10 Bab 10. Menyentuh kalbu
11 Bab 11. My team
12 Bab 12. Tak pernah akur
13 Bab 13. Di rumahmu
14 Bab 14. Iri
15 Bab 15. Pendengar setia
16 Bab 16. Kasihan?
17 Bab 17. Keresahan Kevin
18 Bab 18. Marah
19 Bab 19. Alunan suara itu
20 Bab 20. Tak segampang itu
21 Bab 21. Kepo
22 Bab 22. Aku masih marah
23 Bab 23. Kenalan baru
24 Bab 24. Desiran di dada
25 Bab 25. Untung ada dia
26 Bab 26. Bisakah kita memulainya dari awal?
27 Bab 27. Takdir untuk bertemu
28 Bab 28. Deep talk
29 Bab 29. Lega
30 Bab 30. Ke rumahmu
31 Bab 31. Rival?
32 Bab 32. Pendengar?
33 Bab 33. Seorang penyiar
34 Bab 34. Kenyataan yang menghimpit
35 Bab 35. Pemikiran yang dewasa
36 Bab 36. Butuh tumpangan?
37 Bab 37. Hampir berkelahi
38 Bab 38. Ternyata dia
39 Bab 39. Kebetulan macam apa ini?
40 Bab 40. Kau mau jadi pacarku?
41 Bab 41. Menelan ludah sendiri?
42 Bab 42. Apapun untukmu
43 Bab 43. Datang pada Papa
44 Bab 44. Berdua denganmu
45 Bab 45. Ketahuan tak sekolah
46 Bab 46. Siapapun bisa marah
47 Bab 47. Emang boleh sekhawatir itu?
48 Bab 48. Kiss her
49 Bab 49. Ketemu juga akhirnya
50 Bab 50. Kekhwatiran Sukma
51 Bab 51. Fakta sebenarnya
52 Bab 52. Di kebimbangan hati
53 Bab 53. Segitiga setan
54 Bab 54. Jatuh pada lubang yang sama?
55 Bab 55. Metamorfosa hidup
56 Bab 56. Di lounge
57 Bab 57. Pria brengsek!
58 Bab 58. Start yang di curi
59 Bab 59. Pria misterius
60 Bab 60. Aku merindukanmu
61 Bab 61. Cinta lama bersemi kembali
62 Bab 62. Go to public?
63 Bab 63. My heart for you
64 Bab 64. Sebenarnya Cinta
65 Bab 65. Pria jantan
66 Bab 66. Kembalinya seorang sahabat
67 Bab 67. Jadi pingin
68 Bab 68. Ikhtiar menuju pernikahan
69 Bab 69. Sabar dulu dong!
70 Bab 70. Bakal mantu
71 Bab 71. Menanam kebaikan memanen kebahagiaan
72 Bab 72. Keduluan kawin
73 Bab 73. Kejutan jelang pernikahan
74 Bab 74. Takdir selalu punya cara
75 Bab 75. Hari bersejarah
76 Bab 76. Yang sebenarnya
77 Bab 77. Di balik kisah
78 Bab 78. Duty pertama sebagai suami
79 Bab 79. Aku sangat mencintaimu
80 Bab 80. Fokus pada kebahagiaan istri
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Senin yang sial
2
Bab 2. Vin?
3
Bab 3. Pindah?
4
Bab 4. Mr. Cool
5
Bab 5. Habis sudah aku!
6
Bab 6. Frustasi
7
Bab 7. Song from Radio
8
Bab 8. Perundungan?
9
Bab 9. Kindly
10
Bab 10. Menyentuh kalbu
11
Bab 11. My team
12
Bab 12. Tak pernah akur
13
Bab 13. Di rumahmu
14
Bab 14. Iri
15
Bab 15. Pendengar setia
16
Bab 16. Kasihan?
17
Bab 17. Keresahan Kevin
18
Bab 18. Marah
19
Bab 19. Alunan suara itu
20
Bab 20. Tak segampang itu
21
Bab 21. Kepo
22
Bab 22. Aku masih marah
23
Bab 23. Kenalan baru
24
Bab 24. Desiran di dada
25
Bab 25. Untung ada dia
26
Bab 26. Bisakah kita memulainya dari awal?
27
Bab 27. Takdir untuk bertemu
28
Bab 28. Deep talk
29
Bab 29. Lega
30
Bab 30. Ke rumahmu
31
Bab 31. Rival?
32
Bab 32. Pendengar?
33
Bab 33. Seorang penyiar
34
Bab 34. Kenyataan yang menghimpit
35
Bab 35. Pemikiran yang dewasa
36
Bab 36. Butuh tumpangan?
37
Bab 37. Hampir berkelahi
38
Bab 38. Ternyata dia
39
Bab 39. Kebetulan macam apa ini?
40
Bab 40. Kau mau jadi pacarku?
41
Bab 41. Menelan ludah sendiri?
42
Bab 42. Apapun untukmu
43
Bab 43. Datang pada Papa
44
Bab 44. Berdua denganmu
45
Bab 45. Ketahuan tak sekolah
46
Bab 46. Siapapun bisa marah
47
Bab 47. Emang boleh sekhawatir itu?
48
Bab 48. Kiss her
49
Bab 49. Ketemu juga akhirnya
50
Bab 50. Kekhwatiran Sukma
51
Bab 51. Fakta sebenarnya
52
Bab 52. Di kebimbangan hati
53
Bab 53. Segitiga setan
54
Bab 54. Jatuh pada lubang yang sama?
55
Bab 55. Metamorfosa hidup
56
Bab 56. Di lounge
57
Bab 57. Pria brengsek!
58
Bab 58. Start yang di curi
59
Bab 59. Pria misterius
60
Bab 60. Aku merindukanmu
61
Bab 61. Cinta lama bersemi kembali
62
Bab 62. Go to public?
63
Bab 63. My heart for you
64
Bab 64. Sebenarnya Cinta
65
Bab 65. Pria jantan
66
Bab 66. Kembalinya seorang sahabat
67
Bab 67. Jadi pingin
68
Bab 68. Ikhtiar menuju pernikahan
69
Bab 69. Sabar dulu dong!
70
Bab 70. Bakal mantu
71
Bab 71. Menanam kebaikan memanen kebahagiaan
72
Bab 72. Keduluan kawin
73
Bab 73. Kejutan jelang pernikahan
74
Bab 74. Takdir selalu punya cara
75
Bab 75. Hari bersejarah
76
Bab 76. Yang sebenarnya
77
Bab 77. Di balik kisah
78
Bab 78. Duty pertama sebagai suami
79
Bab 79. Aku sangat mencintaimu
80
Bab 80. Fokus pada kebahagiaan istri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!