Bel jam istirahat pada pukul sepuluh siang berdentang saat pelajaran kewirausahaan berakhir. Pak Krisna yang merupakan guru pelajaran kewirausahaan, lantas keluar kelas lalu di susul oleh beberapa siswa yang perutnya sudah kelaparan.
Tasya yang sudah menepukkan kembali compact powder mahalnya ke wajah, terlihat mendatangi meja Kevin dengan penuh percaya diri. Membuat Ve, Hana dan Ariel tentunya langsung menoleh geli.
" Hy, aku Tasya!" ucap Tasya sembari mengulurkan tangannya namun sama sekali tak di anggap oleh Kevin.
Ya, Kevin yang sibuk memasukkan buku-bukunya tampak tak menggubris dan terlihat acuh tak acuh. Tasya akhirnya malu sendiri dan membuat dua temannya saling menatap murung.
" Mau ke kantin?" tanya Tasya tak jera.
" Emmm!" Kevin menjawab dengan gumaman.
" Bareng Yuk!"
Kevin langsung bangkit tanpa menjawab sementara Tasya terlihat langsung menyusulnya bersama gengnya.
Alhasil trio kadal gurun itu langsung bergunjing.
" Gak tau malu banget. Gak bisa lihat barang bagus dikit!" kata Hana yang muak melihat Tasya dan gengnya.
Ve hanya tersenyum geli sembari memasukkan bukunya ke dalam tas. Sementara Ariel langsung membuka maskernya penuh kelegaan. Maka Ve dan Hana langsung saling menatap.
" Kamu kenapa sih? Aneh banget tau nggak!" seru Hana yang selalu heran dengan sikap temannya yang satu itu.
"Nggak apa-apa. Ngap aja pakai masker sering-sering."
" Kemana aja kok baru tahu kalau pakai masker itu ngap. Jangan sampai kamu pingsan gegara mabok bau napas kau sendiri!" tukas Hana yang membuat Ve seketika tergelak.
" Enak aja. Aku gak bau mulut ya kampret. Rutin nenggak Listerine tiap hari!" sahut Ariel sebal.
" Listerine di tenggak. Yang ada berangkat duluan kau ke alam baka!"
Ve semakin sakit perut kalau mendengar Hana dan Ariel berdebat. " Udah udah. Kalian berdua stop. Sakit perutku ketawa!"
" Si Hana tuh. Udah lah, aku mau ke toilet dulu!"
Sepeninggal Ariel, Ve hanya mengendikkan bahu kala Hana bertanya melalui bahasa tubuhnya. Merasa jika temannya itu semakin aneh saja.
Mereka berdua tidak tahu jika Ariel mati-matian untuk menyembunyikan diri agar tak terdeteksi oleh Kevin.
...••...
Kevin yang sedari tadi di ikuti oleh Tasya merasa risih dan akhirnya angkat bicara.
" Tidak usah begini. Aku bisa sendiri!" tolak Kevin yang tak suka dilayani oleh Tasya saat makan di kantin.
" Oh ayolah Vin. Kamu kok dingin banget sih jadi cowok. Jangan cuek-cuek dong. Kita jalan yuk nanti sore!"
" Iya bener!" timpal Amel penuh semangat.
Tapi Kevin yang kesal langsung meninggalkan mejanya padahal makanan yang ia pesan belum habis. Tasya langsung terlihat kesal akan hal itu. Membuat Bagas yang duduk di sana reflek mencibir.
" Beda kelas kali Sya. Jangan harap lu bisa dapetin dia!" ledek Bagas terkekeh-kekeh.
" Eh bangke diam lu ya!" sungut Tasya menatap kesal Bagas yang meledeknya.
Kevin kesal bukan main. Jika pelajaran di sekolah lamanya begitu membosankan karena terlampau disiplin, kini ia muak karena harus bertemu dengan siswi yang kecentilan. Ya, meskipun ini bukan sebuah hal baru untuknya.
Keesokan harinya hal itupun kembali terjadi. Tasya dan beberapa siswi lainnya terus saja mencari perhatian meskipun tak ada satupun dari kelakuannya mereka yang di notice oleh Kevin.
Namun saat di parkiran ketika jam pulang sekolah, Kevin memicingkan matanya kala melihat sosok yang lumayan familiar. Untung saja Ariel sekarang selalu menggunakan masker kemanapun dia pergi.
Ia belum bisa mengembalikan uang itu karena terkendala keberadaan Tasya yang selalu dekat dengan Kevin. Ia menunggu saat yang pas untuk mengembalikan uang Kevin sebab rupanya Tasya selalu membuntuti kemanapun Kevin pergi. Membuatnya repot.
Seperti pagi ini misalnya, Ariel yang hendak menuju ke kantor berpapasan dengan Kevin yang juga baru keluar dari kantor. Ia buru-buru menundukkan kepalanya namun sialnya salah satu temannya memanggil namanya.
" Ril, habis ini pinjam buku paketnya dong!"
DEG
Ariel bingung harus menjawab apa sebab di depannya ada Kevin yang belum menjauh dari tempatnya berdiri.
" Woy Ril!"
" Iya, aku ke kantor Bu Mus dulu ya?" jawab Ariel akhirnya terpaksa.
Kevin yang mendengar suara familiar itu langsung menghentikan langkahnya dan menoleh. Menyadari Kevin sepertinya notice dengan suaranya, Ariel seketika terbirit-birit kabur.
Kevin merasa seperti sangat mengenal suara itu. Tapi dimana? Dimana ia pernah mendengar suara nyaring itu.
Ia akhirnya melanjutkan perjalanan karena merasa itu adalah hal lumrah. Mungkin saja itu hal random sewaktu dia di jalan. Bukan sebuah masalah.
Mungkin hari ini Ariel bisa menghindar. Tapi semua itu tak bisa lagi ia hindari tatkala ada kegiatan demo acne treatment dari salah brand kosmetik remaja yang mengadakan promosi goes to school.
Meraka mengadakan demo ke tiap-tiap kelas di semua jurusan. Dan semua siswa tampak begitu antusias untuk mengikuti.
" Kami butuh model. Yang paling pas yang mungkin saat ini punya jerawat!" kata sang tutor.
"Ariel!"
" Ariel!"
Kesemua siswa kompak menunjuk ke arah Ariel yang memang memiliki beberapa jerawat membandel di keningnya. Membuat keringat dingin langsung membanjiri kening Ariel.
Mati aku!
" Mana yang namanya Ariel?" tanya sang tutor dengan lemah lembut.
" Duh jangan aku dong!" tolak Ariel mulai risau.
" Memangnya siapa lagi. Di kelas ini mukamu aja yang ancur!" teriak Tasya yang kesal karena Ariel malah tak segera maju.
Kevin yang melihat keriuhan itu hanya bisa menghela napas malas. Ia tampak tak tertarik dengan apapun yang terjadi di sana. Termasuk kegiatan ini.
" Untuk memangkas waktu, mohon yang bernama Ariel untuk segera maju!"
Maka detik itu juga Ariel merasa kiamatnya akan segera tiba. Kevin pasti akan segera mengetahui jika itu adalah dirinya. Habis sudah.
Ariel akhirnya berjalan meski seolah melangkah menuju ke lubang neraka. Tempat duduk yang kini menopang bokongnya serasa seperti kursi pesakitan. Tak ada kenyamanan di sana. Dada Ariel berdetak cepat dan tangannya gemetaran.
" Tolong di lepas maskernya!"
DEG
" Saya flu!" bohongnya mencoba mengelak.
Sang tutor tersenyum menatap sepasang mata khawatir yang sulit di sembunyikan. " Hanya sebentar. Saya hanya ingin mendemonstrasikan cara yang benar untuk menumpas jerawat!"
Ariel akhirnya hanya menghela napas pasrah. Mungkin semua teman kelasnya biasa saja kala melihat hal itu. Tapi pasti tidak untuk satu cowok yang duduk di bangku belakang sana.
Dan tidak tahu kenapa, Kevin yang semula membuang muka karena malas, menjadi tertarik untuk melihat ke arah depan ketika sorakan demi sorakan makin masih di teriakan.
Satu.
Dua.
Tiga.
Dan saat masker itu di buka.
DEG
Matanya langsung membelalak lebar demi mengenali siapa gadis yang selalu menutup wajahnya dengan masker itu.
" Dia kan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
N Wage
iya dia!!!
cewek yg malak kamu di minimarket kemarin😂
2024-02-07
0
moerni🍉🍉
ia ..dia si gadis tak tau malu yg ngototan Vin...xixixixi
2023-12-02
1