Kemarin aku memutuskan untuk tidak bicara mengenai niat Zaskia untuk menikah dengan calonnya. Karena aku lihat Ayah sedang tidak dalam kondisi baik. Mungkin hari ini waktu yang tepat, mumpung Ayah dan Ibu sedang libur. Mereka juga sekarang sedang santai menonton televisi sambil minum teh di ruang tamu.
"Dek, gimana?, sudah siap untuk bicara dengan Ayah dan Ibu?,". Tanyaku pada Zaskia yang terlihat gusar.
"Zaskia takut kak, takut Ayah dan Ibu tidak mengijinkan,".
"Loh kan kita belum coba, jangan pesimis dulu, jangan menyerah sebelum perang dek,".
"Yasudah deh, yuk kak, Zaskia siap,".
"Nah bagus,".
Aku berjalan menggandeng tangan Zaskia keruang tv untuk menemui Ayah dan Ibu. Aku merasakan tangan Zaskia berkeringat dan dingin. Aku dan Zaskia duduk berdampingan.
"Ayah... Ibu ...,". Panggilku lirih.
"Ada apa Renita?,". Tanya Ayah padaku.
"Yah... Renita ingin membicarakan sesuatu dengan Ayah dan Ibu,".
"Bicara tentang apa?, tumben sekali,". Ucap Ibu.
"Ayah... Ibu. Jadi gini, putri Ayah Zaskia kan sudah memiliki pasangan. Nah, pasangannya dek Zaskia berniat ingin melamar Zaskia dan menikahi Zaskia dalam waktu dekat, jika Ayah dan Ibu mengijinkan,". Aku mengucapkan nya dengan sangat hati-hati.
"Lalu bagaimana dengan kamu?,". Tanya Ayah dengan sangat dingin padaku.
"Aku?, maksud nya gimana Ayah?,". Aku benar-benar bingung. Ayah malah bertanya padaku, bukannya merespon apa yang barusan aku katakan.
"Ya bagaimana dengan kamu?!, kamu aja belium menikah?!!. Mana mungkin Ayah menikahkan Zaskia sedang kamu anak pertama belum menikah. Tidak!!. Ayah tidak akan mengijinkan adik-adikmu menikah sebelum kamu menikah Renita!!,". Nada suara Ayah tinggi, Ayah emosi. Sedang Ibu tidak bisa berkutik jika Ayah sudah berkata tidak.
Aku seperti tersambar petir. Aku bahkan sama sekali belum punya teman dekat laki-laki, atau mungkin bahkan tidak ada yang mau mendekatiku. Aku tidak mau memikirkan masalah ini. Toh kalau sudah jodoh dan saat nya akan datang sendiri tanpa harus aku cari. Aku melirik ke arah Zaskia yang kini menangis mendengar jawaban Ayah.
"Tapi Yah... kasian Zaskia. Dia punya niat baik Yah, Zaskia ingin menikah. Lagi pula usia calonnya seumuran dengan Renita, pasti bisa mencukupi segala kebutuhan Zaskia Yah,". Aku mencoba meluluhkan Ayah.
"Ya kalau gitu, suruh saja pacar Zaskia menikahi kamu. Lagi pula usia pacar Zaskia dan kamu sama, biar Zaskia cari laki-laki lain, dan baru boleh menikah kalau kamu sudah menikah Renita!!. Kalian tau hah!. Adik yang menikah duluan melangkahi kakak nya adalah aib yang sangat memalukan!!. Jadi dengar Renita!!, kalau kamu ingin adik-adik mu menikah, maka kamu harus segera menikah..!!!. Titik!!, tidak bisa di ganggu gugat!!,". Ayah marah dan pergi meninggalkan Ibu, aku, dan Zaskia yang masih menangis.
Aku masih tidak habis pikir dengan ucapan Ayah barusan. Apa yang ada di pikiran Ayah?, sampai bilang pacar Zaskia untuk menikahiku?, apa Ayah tidak memikirkan bagaimana perasaan Zaskia?. Dan apa yang menjadi aib?, kenapa adik yang lebih dulu menikah dari pada kakak nya di katakan aib?. Padahal Ayah termasuk orang yang berpendidikan. Tapi kenapa masih saja berpikiran se kuno itu?.
"Ibu?, bisakah Ibu bantu untuk membujuk Ayah?,". Kali ini aku berusaha untuk membujuk melalui Ibu.
"Renita, kamu sudah paham bukan?, bagaimana sifat Ayahmu itu?. Dia tidak akan merubah keputusannya, apalagi jika berkaitan dengan masalah keyakinan seperti ini. Ayah masih mengikuti hal-hal kuno Renita, Ibu tidak mungkin bisa membujuk Ayah kalau sudah berurusan dengan prinsip dan keyakinan. Ayahmu itu sangat keras kepala,".
"Hiks... hiks... hiks...,". Aku mendengar tangis Zaskia yang semakin kencang. Jujur aku jadi merasa bersalah, kondisiku yang menjadi penghalang dirinya dengan calonnya untuk menikah. Tapi aku harus bagaimana?, sampai sekarang memang tidak ada satupun laki-laki yang mendekatiku.
"Dek... tolong ucapan Ayah tadi jangan di masukkan hati yah. Jangan di pikirkan,". Ucapku pada Zaskia yang masih menangis. Aku takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Zaskia. Karena Zaskia juga termasuk anak yang suka berbuat nekat kalau apa yang dia inginkan tidak terlaksana.
"Sudah, kalian ikuti saja apa kata Ayah tadi, dari pada nanti malah ada masalah,". Ucap Ibu menasehati aku dan Zaskia.
Zaskia kemudian pergi dan lari sambil menangis menuju kamar nya. Aku benar-benar tidak enak padanya. Aku harus berbuat apa?, apa aku haru tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang aku sendiri tidak tahu siapa?. Ah.. Ayah, kenapa masih saja berpikiran seperti itu. Aku berpamitan pada Ibu dan menyusul Zaskia di kamar nya, tapi sayang pintu kamar nya di kunci dari dalam oleh Zaskia. Aku memilih masuk kamarku. Dan berpikir cari cara bagaimana agar Zaskia bisa cepat menikah tanpa harus menungguku dulu.
Aku berguling-guling kekanan dan kekiri di kasur. Aku harus bagaimana ya Allah. Kenapa serumit ini?. Apa yang harus aku lakukan?, ayok berpikir Renita!!.
"Kak Renita?,". Aku mendengar suara Adelia memanggilku dari balik pintu.
"Iya buka saja pintunya Del, kakak ngga mengunci pintu kamar nya,". Ucapku.
"Kak?,". Aku melihat tubuh Adelia mendekatiku di kasur, dan dia ikut turut tiduran di kasur bersamaku.
"He'em.. ada apa dek?,".
"Tadi Adel nggak sengaja dengar percakapan kak Renita dan kak Zaskia bersama Ayah dan Ibu di ruang tv kak,".
"Lalu?,".
"Kak Renita pasti merasa ngga enak dengan kak Zaskia ya kak?, atau biar Adel ikut bicara dengan Ayah kak?,".
"Nggak usah, nggak perlu Del. Yang ada nanti kamu kena marah sama Ayah. Ngga papa, ini juga kak Renita lagi cari jalan keluar nya kok. Kamu ngga perlu khawatir,".
"Adel tau kok gimana posisi kak Renita. Lalu apa rencana kak Renita selanjutnya?. Apa kak Renita mau mencoba mencari pasangan?,".
"Hmmm... entahlah Del, kak Renita aja bingung. Kamu tau sendiri sampai sekarang belum ada laki-laki yang mau dekat dengan kak Renita, dan ditambah kak Renita memang tergolong malas memikirkan masalah hal kaya gini dek,".
"Tapi bagaimana dengan kak Zaskia?, kak Zaskia suka melakukan hal-hal yang membahayakan maksud Adel nekat kak. Tapi seharusnya kan, kak Zaskia bisa dapat meluluhkan Ayah, secara kak Zaskia sangat disayang dan di manja sama Ayah,".
Hmmm... rupanya tidak hanya aku yang menyadari bahwa Zaskia dan Safira memang sangat di sayang dan dimanjakan oleh Ayah. Berbeda dengan aku dan Adelia. Sepertinya antara aku dan Adelia lah yang sering kena semprot Ayah. Makanya kami sangat dekat.
"Tapi Del, Ayah kalau sudah berurusan dengan masalah sakral yang masih menjadi prinsipnya, akan sangat sulit untuk di lobby. Semua harus diikuti sesuai keinginan Ayah. Kak Renita juga bingung, apa salah nya jika menikah mendahului kakak nya?. Toh kak Renita juga fine-fine saja. Nggak mempermasalahkan atau merasa di lecehkan. Namanya jodoh kan susah. Kalau belum waktunya datang ya dicari pun ga akan datang,".
"Iya juga yah kak, atau coba nanti kak Renita bicara sama kak Zaskia. Kalau misal nikah nya nanti-nanti aja bagaimana gitu kak?. Ya kan kali aja kak Zaskia mau mengerti posisi kak Renita?,".
"Ya cobalah nanti dek, nunggu Zaskia dalam kondisi yang baik moodnya. Tadi sepertinya dia sangat kecewa dengan ucapannya Ayah. Pasti sekarang dia juga masih nangis di kamar, oh ya adikmu sudah pulang belum Del?,".
"Sepertinya udah kak, tadi Adel liat sepatu Safira di rak sepatu,".
"Syukurlah, anak itu suka pulang telat, kebiasaan buruk. Hmmm... Kamu mau tidur siang nggak?. Kalo iya, tidur aja bareng sama kakak disini,".
"Iya kak, salah satu tujuan Adel disini juga mau ikut numpang tidur. Hehehe,".
"Sudah kuduga kau ferguso,".
Adelia memang suka sekali main ke kamarku, sekedar untuk curhat, atau bahkan hanya melihatku mengerjakan tugas-tugas kuliah. Padahal kamar nya jauh lebih rapih jika di bandingkan dengan kamarku. Tepat jam dinding menunjukkan pukul dua siang, aku dan Adelia tertidur setelah bercanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments