Bertemu, Bertamu, Bersatu
Ranita Rakhmawati Putri, gadis kelahiran Tegal 17 November 1996. Hari ini usianya tepat menginjak 23 tahun. Gadis yang sederhana namun sangat bersahaja dengan kesederhanaan yang ia miliki. Terlahir dari keluarga yang sederhana, dia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Ketiga adiknya adalah seorang perempuan, yang usianya tidak berbeda jauh dari nya, masing-masing hanya berbeda dua tahun saja.
"Kak Renita,". Sapa salah satu adikku yang paling bungsu.
"Iya dik, ada apa?,". Jawabku kepada adik bungsuku, Safira Rakhmawati Putri.
"Kak, mau tidak temani Safira ke toko buku?,". Pintanya kepadaku.
Adikku yang bungsu memang terkenal dengan kutu bukunya. Bahkan didalam kamarnya sangat banyak sekali buku-buku yang berjejer dengan sangat rapi, sudah mirip dengan perpustakaan. Berbeda dengan aku yang kini sedang kuliah disemester lima. Di kamarku hanya ada beberapa buku, itu pun tak tersentuh dan bahkan berdebu.
"Mau beli buku apa lagi kamu dek?, bukannya Minggu lalu sudah beli beberapa buku?,". Tanyaku yang masih heran padanya.
"Kak, itu udah lama kali. Semuanya sudah habis Safira baca. Hehehe,". Jawabnya dengan sangat santai. Aku terkejut atas pernyataannya barusan. Bagaimana mungkin, buku sebanyak itu bisa habis dalam waktu satu Minggu saja?, aku yang mengantarkannya waktu itu. Jadi aku tau betul berapa jumlah buku yang dia beli.
"Apa?!, segitu banyaknya sudah kamu baca semua dek?, kamu nih baca isinya atau judulnya aja?,". Tanyaku menyelidik karena masih saja tidak percaya.
"Yaelah kak, ngapain beli buku kalau hanya baca judulnya saja. Hmmm... Safira baca isinya lah kak. Gimana si,". Dia sepertinya mulai ngambek karena sikapku yang masih saja tidak mempercayainya.
"Hmmm..., jangan sekarang lah dik. Kaka baru pulang ngampus. Kalau engga kamu minta tolong saja sama kak Zaskia yah. Dia kayanya ngga sibuk,". Aku terpaksa menolak permintaan adikku Safira. Karena memang aku sudah sangat lelah setelah perkuliahan dikampus tadi.
Aku menawarkan Safira untuk meminta tolong kepada adikku yang kedua. Zaskia Rakhmawati Putri, dia dua tahun lebih muda dari aku. Sekarang sedang kuliah juga semester satu. Baru kemarin masuk, dikampus yang sama denganku. Hanya saja berbeda jurusan. Dia jurusan ekonomi, sedang aku mengambil jurusan keperawatan.
"Maafin kak Renita ya dek. Kaka bener-bener lelah sekali,". Aku meminta maaf kepada Safira. Dia agak sedikit manja. Jadi terkadang harus berhati-hati dan sedikit menurunkan ego untuknya.
"Yasudah ngga papa kok kak, nanti coba Safira minta tolong ke kak Zaskia saja. Sepertinya tadi memang kak Zaskia tidak masuk kuliah karena kosong,". Alhamdulillah Safira mau mengerti posisiku, dan kemudian keluar dari kamarku. Mungkin dia akan menuju ke kamar Zaskia.
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur. Ibu dan ayah jam segini belum pulang. Pasti sangat sibuk dikantor. Ibu dan ayahku berkerja diinstansi yang sama. Jadi bisa selalu bersama dimanapun. Ayah bekerja sebagai manager sedangkan Ibu bekerja sebagai sekretaris dikantor Ayah. Meskipun orang tuaku termasuk menengah keatas. Kami berempat selalu dididik dengan didikan yang sederhana. Yang tidak sombong dengan adanya kekayaan yang ada.
Kamarku berada dipaling depan. Dekat dengan ruang tamu, sedangkan kamar Safira dan Zaskia berada dibagian tengah dan berhadapan. Aku mendengar ketukan pintu dan ucapan salam. Aku paham betul itu suara. Jelas suara itu adalah suara adik ketigaku, Adelia Rakhmawati Putri. Gadis ini masih duduk dibangku SMA kelas 2. Berbeda dengan aku, Safira, dan Zaskia, adik ketigaku sangat suka dengan komik. Entah sudah berapa judul dan seri komik yang sering dia baca. Kadang kamarnya sampai tidak cukup untuk menaruh semua koleksi komik miliknya.
Ayah dan Ibuku, tidak pernah melarang anaknya untuk melakukan sesuatu, selama tidak melampaui batas. Maksudnya tidak melupakan kewajiban dan amanah. Seperti ibadah dan kuliah atau sekolah. Kami sangat merasa beruntung terlahir dari mereka.
Aku berjalan membukakan pintu, dan ketika pintu depan dibuka. Aku melihat wajah Adelia yang nyengir bak sedang pamer deretan giginya yang putih bersih seperti iklan pasta gigi.
"Hehe..., assalamualaikum kak Renita cantik,". Adelia mengucapkan salam dan mulai meledekiku.
"Waallaikumussalam dek,". Ucapku sambil menutup pintu kembali.
Di antara ke empat saudara perempuanku, aku lah yang paling beda sendiri. Entahlah bahkan aku tidak mirip dengan Ibu atau Ayah. Banyak orang yang bilang bahwa aku yang paling cantik dan manis dari ketiga adikku. Walaupun aku sering cuek dengan semua komentar orang lain termasuk komentar tetangga. Bagiku, fisik hanyalah titipan sementara, dan semua adikku semuanya cantik. Karena kami lahir dari rahim yang sama.
Aku kembali kedalam kamar, sedang aku melihat Adelia juga masuk kedalam kamarnya yang terletak dekat dengan kamar Ayah dan Ibu.
Belum sempat merebahkan tubuh. tyerdengar suara teriakan Safira dan Zaskia dari luar.
"Kak Renita..., kami pergi dulu ya. Pamit mau ke toko buku oke,". Teriak Safira kepadaku.
"Kak, jangan lupa bilang ke ibu ya, kalau misal Ibu dan Ayah pulang tapi kamu belum pulang kerumah. Tolong pamitin yah kak,". Kali ini giliran Zaskia yang berteriak.
"Iya sudah, kalian hati-hati naik motornya. Gausah ngebut-ngebut,". Ucapku pada mereka.
"Oke kakak cantik,". Jawab mereka dengan kompak.
Jam dinding kamarku masih menunjukkan pukul satu siang. Aku menyalakan kipas karena memang suasana hari ini sangat lah panas. Aku kemudian menarik bantal untuk menutupi wajahku, dan kemudian tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Bu latif
mampir kak,awal yg bagus 👍
2022-09-16
1
Bunny🥨
Smngt thor!
izin prmo jga ya
yuk baca ceritaku "terpaksa menikahi dokter dingin."
siapa tau like dngn crtnya❤
2020-07-03
3
Elmania May Ryca Al Fera
ceritanya bagus, udah aku like juga jangan lupa mampir ya " demi mereka aku bertahan"
2020-05-31
2