" Yang kamu dimana ?". Aku menghubungi mas Andre, aku ingin menceritakan sikap kak Renita padaku, dan aku ingin menegosiasi masalah lamaran dan pernikahan dengannya.
" Aku lagi di rumah. ada apa yang ? mau ketemu ?". Aku membaca balasan pesan mas Andre padaku.
" Iya mas, Zaskia ingin bertemu. Zaskia tunggu di taman dekat alun-alun saja ya mas. Zaskia tunggu sekarang".
Setelah membalas pesan kepada mas Andre, aku berlalu menggunakan motor dan pergi ke taman dekat alun-alun untuk berjumpa dengan mas Andre. Aku benar-benar benci dengan kak Renita !. Berani-beraninya kak Renita menampar ku di depan Adikku Adelia. Sesampainya di Taman alun-alun, aku duduk di kursi panjang dibawah pohon yang lumayan rindang. Aku memang tidak pernah mengenalkan mas Andre pada siapapun. Aku tidak ingin mengenalkan mas Andre pada orang rumah, sebelum dia benar-benar akan melamar ku.
" Hallo sayang, lama ya ?". Tiba-tiba mas Andre sudah berdiri di belakang kursi tempatku duduk ku. Aku sontak langsung menengok ke arah belakang.
" Hallo mas, engga kok. Baru aja sampai". Jawabku dengan wajah Betek.
" Ada apa ? kok mendadak sekali ingin ketemu ? ada kabar baik apa ? apa ayah mu sudah memberikan ijin padaku untuk bisa melamar putrinya yang cantik ini ?". Aku melihat wajah mas Andre yang terlihat sangat berharap aku membawakan kabar bahagia seperti yang baru saja dia ucapkan padaku.
" Tidak mas ". Aku menggeleng lemah. Aku benar-benar sudah tidak tahu lagi harus bagaimana.
" Oh ! lalu apa ?! ada apa kamu ingin bertemu denganku Zaskia ?!". Aku mendengar nada bicara mas Andre padaku berubah. Aku paham dia kecewa dengan apa yang baru saja aku sampaikan.
" Maaf mas, Zaskia hanya ingin bertemu dan bercerita.".
" Tentang apa?!".
" Tadi Zaskia sempat di tampar oleh kak Renita mas. Sakit sekali rasanya mas, sudah begitu kak Renita nampar aku di depan Adelia... hiks.... hiks... hiks ".
" Oh, lalu ?! apalagi yang ingin kamu ceritakan ?!".
Sejujurnya aku sakit mendengar respon mas Andre yang tidak perduli kepadaku. Padahal aku membutuhkan bahunya untuk bisa bersandar dan menceritakan segalanya pada dia. Tapi nampaknya mas Andre masih marah padaku karena aku belum juga mendapatkan ijin untuk dapat menikah dengannya. Aku semakin kesal dengan kak Renita, sepertinya kak Renita memang pembawa sial.
" Mas, bisakah mas Andre bersabar sedikit lebih lama lagi mas ?? sampai Zaskia dapat ijin. dari ayah untuk menikah ?". Aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hatiku pada mas Andre. Berharap mas Andre mau luluh hatinya.
" Harus seberapa sabar lagi aku Zaskia ?!. Aku sudah ingin menikah !! Aku tidak ingin lama-lama main-main tidak jelas seperti ini. Capek !! ".
" Iya mas, Zaskia tau. Tapi bagaimana lagi ? Ayah tidak mengijinkan aku menikah, sampai kakak pertama benar-benar sudah menikah ".
" Itu bukan urusan ku Zaskia !! kalau sampai dalam waktu satu tahun, kamu juga belum mendapatkan ijin untuk menikah. Aku milih mundur dan akan mencari perempuan lain yang sudah siap !!".
" Mas !!! Jangan hiks... hiks... hiks.., mas Andre kenapa setega itu ?! kenapa mas Andre mengancam akan meninggalkan Zaskia mas ?!.
" Dengar Zaskia ! aku tidak sedang mengancam dirimu, jujur aku sangat sayang padamu, tapi aku juga tidak bisa terus menerus bersabar. Aku ingin menikah, apalagi di keluarga tinggal aku saja yang masih lajang !".
" Zaskia juga ingin menikah dengan kamu mas Andre !! tapi bagaimana ?! kak Renita belum juga punya pasangan !!".
" Ya kamu bantu lah kakak mu yang tak laku itu untuk cari pasangan !! seberapa jelek si Renita itu !! sampai tidak ada laki-laki yang mau mendekati nya !!! mana coba !! kulihat wajah nya !! apa kau punya foto kakak mu itu di handphone ??!".
Aku sejujurnya sakit mendengar kak Renita dihina seperti itu oleh mas Andre. Tapi aku juga tidak menyalahkan apa yang barusan mas Andre katakan. Kak Renita memang tidak laku-laku.
" Ada mas, hiks... hiks.... Zaskia punya foto kak Renita ".
" Coba ! mana yang namanya Renita kakak mu itu !! yang sudah bikin kita sudah buat nikah !!'.
" Ini kak Renita, mas Andre. Dia kakak pertama ku. Dia calon kakak ipar kamu mas Andre. Kak Renita seukuran dengan mu". Aku menjelaskan dengan lirih pada mas Andre. Aku tidak ingin mas Andre makin marah padaku. Aku sangat menyayangi nya. Salahku juga yang tidak pernah membolehkan mas Andre mengenal semua keluarga ku, sampai dia benar-benar berniat untuk menikahi ku.
" Ada apa mas ?! kenapa mas Andre memandangi foto kak Renita sampai melongo seperti itu ?!". Aku melihat mas Andre yang sedari tadi tidak berkedip melihat foto Kak Renita. Entahlah apa yang ada di pikirannya.
" Ini !!". Mas Andre dengan kasar menyodorkan Handphone milikku padaku.
" Jadi gimana mas ? apa mas Andre punya kenalan teman laki-laki yang sudah siap menikah ?".
" Tidak !! semua temanku sudah punya pasangan dan calon !!'.
" Satupun tak ada kah yang sendiri mas ? Mana mungkin semua teman mas sudah memiliki pasangan ?!". Aku berusaha mengorek lebih informasi dari mas andre.
" Kamu tuli ?!! sudah aku bilang, aku tidak ada teman yang sendiri !!, sudah Zaskia, aku pusing. Aku mau pulang !!".
" Mas ?! tunggu dulu mas. Kita belum menemukan solusinya !! hiks... hiks... hiks..".
" Itu urusan mu !! ingat satu tahun saja Zaskia. Aku akan berusaha sabar untuk menunggu mu !!".
" Mas... Tak tau kah kamu mas !! ayah malah menyuruh mu untuk menikahi kak Renita !! hiks.. hiks... hiks... Aku benci kak Renita !!".
Mas Andre pergi begitu saja meninggalkan ku yang masih duduk di kursi taman. Dia tidak melihat kearah ku sama sekali. Dan mungkin ucapanku barusan juga tidak di dengar oleh nya. Hatiku benar-benar hancur. Aku bingung harus bagaimana. Satu tahun bukan waktu yang lama. Bagaimana caranya agar dalam waktu setahun kak Renita bisa menikah ? Aku saja butuh waktu bertahun-tahun untuk memantapkan hati menikah dengan laki-laki. Kenapa serumit ini ? Apa yang harus aku lakukan ?.
" Kak, dimana ?". Aku membaca pesan singkat dari Safira. Dia adik yang sangat dekat denganku. Berbeda dengan Adelia yang lebih dekat dengan kak Renita.
" Di taman dekat alun-alun. Ada apa Safira ?". Aku membalas pesan dari Safira. Aku masih duduk memandangi anak-anak kecil yang berlarian kesana kemari tanpa beban dan sangat bahagia.
" Kak, pulang dong. Temani Safira nonton filem baru. Safira habis download filem, tapi filem horor kak. Safira tidak berani nonton sendirian. Plisss kak pulang". Aku hanya menggelengkan kepala, apa dia tidak tahu kalau kakak nya sedang pusing dengan masalah nya.
Aku tidak membalas pesan dari Safira. Dan langsung bergegas menuju motor dan kembali pulang kerumah. Aku bercermin pada sepion dan menghapus bekas air mata dari wajahku. Aku tidak ingin orang rumah tahu, terutama ayah kalau aku menangis karena laki-laki. Ayah tidak akan pernah suka dengan laki-laki yang berani membuat putri-putri nya tersakiti dan menangis. Aku menghela nafas panjang, dan mengendarai motor matic kesayangan ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Almira
owaalaahh..blm jadi suami aja sdh maksa²..coba dipikir ulang dulu
2021-12-12
0
Nurularswar
laki2 macam gitu yang mau kamu jadikan suami? sampai kamu menghina kakak kandung mu sendiri? hebat sekali sikap kamu zaskia
2020-08-13
1
aal lia
sifatnya andre ga bagus gt masi aja dibela"in. dan jd mlh ngelawan sodar sendiri dan ngehina" sodaranya cuma krn laki" ky gt
2020-07-30
4