Ribeena
Ribeena seorang gadis 19 tahun yang biasa di panggil Bee berambut hitam lurus selalu dikuncir satu dan berkacamata berbingkai tebal. Bee harus menerima kenyataan pahit, ibu angkatnya meninggal saat dirinya baru saja lulus sekolah menengah atas.
Ibunya meninggalkan dirinya karena sakit keras yang sudah tidak bisa di obati lagi, ibunya menyerah dengan penyakit nya dikarenakan tidak punya biaya untuk operasi.
Sebelum meninggal di kamar, ibunya memanggil dirinya.
"Bee," lirih Ibu angkat Bee, Rinda.
"Iya Ibu,
"Ada yang ingin ibu sampaikan, dengar kan ibu baik-baik, tolong ambilkan kotak coklat di lemari itu Bee,"
Bee berjalan ke lemari dan mengambil kotak coklat di lemari ibunya.
Bee menyerah kan kotak coklat tersebut ke ibunya.
Ibunya membuka kotak itu dan mengambil selembar foto, surat dan kertas kecil.
"Sini Bee, ini foto ibu dengan sahabat ibu, kamu pergi ke alamat ini di kota dan jumpai sahabat ibu namanya Angelica, kamu berikan foto ini dan surat ini kepadanya, kamu bisa? Di dalam kotak coklat itu ada kartu ATM ibu, bisa kamu gunakan, untuk kamu berangkat dan keperluan kamu. Dan di dalam kotak itu juga ada surat tertutup yang belum di buka, kamu bisa buka jika ibu sudah tidak ada," jelas Winda ke Bee.
"Ibu ngomong apa sih, ibu pasti sembuh Bu, jangan tinggalkan Bee sendirian Bu," Bee menagis sesenggukan.
"Kamu harus kuat sayang, Ibu akan pergi dengan tenang kalau kamu mengikuti permintaan Ibu ya sayang,"
Airmata Bee semakin deras mengalir.
"Jangan tinggalkan Bee, Bu, Ibu pasti sembuh, Bee akan bekerja untuk mengobati Ibu, Bu, hiks.. hiks.. hiks.. " Bee menangis terisak-isak.
Bee terus menangis ia tidak menyadari kalau ibunya sudah tidak bersuara. Bee panik.
"Ibu, Ibuuu, Ibuuuuu! Ibu bangun Bu, jangan tinggalkan Bee Bu, hiks.. hiks.."
Ibu Rinda tidak bersuara tubuhnya sudah mulai dingin.
"Ibu.. Ibu.. Ibu bangun Bu.. Ibuuu!.."
Suara teriakan Bee kedengaran ke tetangga. Tetangga dekat rumah Bee pada berdatangan.
"Bee, kenapa, Nak, Ibumu kenapa?" tanya Ibu Rima tetangga sebelah rumah.
Bee sudah lemas ia sudah tidak menangis lagi wajahnya pucat tiba-tiba saja tubuhnya ambruk di samping tubuh ibunya.
Tetangga yang melihatnya sangat sedih dan prihatin dengan nasib Bee. Gadis cantik itu tidak ada lagi yang menjaganya, ia sekarang sebatang kara.
Tetangga segera bergerak cepat memanggil seorang dokter yang tinggal di dekat situ juga.
Dokter memeriksa Ibu Rinda dan menggelengkan kepalanya.
Tetangga pada bersedih, pergi satu persatu tetangga mereka meninggalkan mereka yang masih di ada di dunia.
Setelah tetangga berkumpul semua bergerak cepat.
Dalam masa 4 jam prosesi penguburan Ibu Rinda selesai.
Bee yang sudah mendapatkan amanat ibunya mempersiapkan semuanya barang dan perlengkapan dirinya untuk segera berangkat ke kota.
Rencananya besok pagi Bee akan berangkat dengan pesawat menuju ke kota mencari alamat yang diterimanya dari Ibu Rinda.
Bee sudah bersiap malam ini, malam ini juga masih diadakan doa bersama kepergian Ibu Rinda.
***
Bee sudah berada di bandara kota A yang di tujunya.
Bee berpakaian sangat sederhana kemeja lengan panjang putih dan rok hitam dengan sepatu flat.
Bee berjalan dengan pelan tetapi tiba-tiba seorang pria dengan tubuh tinggi memakai kacamata hitam menubruk dirinya. Bee yang bertubuh kecil terhempas ke belakang ia terduduk di lantai.
Lelaki tinggi dengan kacamata yang tidak di buka dan hanya melihat dirinya sekilas kemudian terus berjalan meninggalkan Bee yang masih terduduk.
"Dasar orang kaya, mau menangnya sendiri saja," lirih Bee hampir tidak kedengaran.
Ia masih baru di kota ini belum apa-apa sudah sial saja. Bee mengumpat dalam hatinya.
Bee berdiri sendiri tanpa ada bantuan. Ia mengusap-usap bokongnya. Lumayan juga ini sakitnya.
Bee berjalan kembali menunggu taxy datang di depan masih di kawasan bandara.
Klakson mobil taxy sudah menjerit-jerit.
Bee masuk ke dalam mobil taxy. Bee memberitahukan alamat sahabat ibunya ke sopir taxy.
Taxy bergerak, 40 menit kemudian taxy berhenti di depan sebuah rumah mewah 3 lantai dengan disain modern.
Taxy pergi meninggalkan Bee sendiri. Bee bingung bagaimana ia akan masuk ke rumah mewah ini suasana di depan rumahnya sepi. Lama Bee menunggu di depan gerbang sampai seorang lelaki yang tadi bertemu dengannya mengernyit kan alisnya di dalam mobil.
Bukannya ini gadis yang di bandara tadi, tapi kenapa ia bisa di sini, cari siapa? batin lelaki tersebut.
Lelaki tersebut membunyikan klakson mobilnya kemudian pintu gerbang terbuka. Tampak lelaki tersebut berbisik kepada pengawal yang berada di pos gerbang.
Pengawal tersebut menganggukkan kepala.
Tidak lama kemudian pengawal tadi mendatangi Bee.
"Selamat sore Nona, ada yang bisa saya bantu?"
"Saya mencari alamat ini Pak," Bee Menyodorkan kertas kecil ke pengawal tersebut.
Pengawal tersebut manggut-manggut.
" Nona benar, itu tulisannya memang alamatnya di disini, sebentar ya Nona, saya akan kesini lagi tunggu sebentar,"
"Baik Pak,"
Bee masih menunggu di luar gerbang tiba-tiba datang lagi seorang lelaki dengan motor sport nya berwarna hitam, wajahnya tidak nampak karena memakai helm standar.
Karena pintu gerbang di buka motor tersebut bisa masuk tanpa menunggu pengawal datang.
Bee menutup telinganya, lelaki tersebut sengaja menggas motor nya kencang di depan Bee sebelum melesat masuk ke dalam rumah.
Bee masih menunggu pengawal tadi.
"Silahkan Nona, Nyonya Angelica sudah menunggu,"
"Baik Pak, terimakasih," Bee menunduk hormat ke pengawal.
Bee berjalan di belakang pengawal memasuki rumah mewah tersebut.
Pengawal mengajak Bee masuk dan menemui Nyonya Angelica.
Pengawal kembali ke tempat nya. Bee di tinggal menemui orang yang ditemuinya.
"Selamat sore Nyonya,"
"Sore, ayo sini," nyonya Angelica mengajak Bee duduk di dekatnya.
"Maaf Nyonya saya ingin menyampaikan ini ke Nyonya," Bee memberikan surat yang diminta ibu angkatnya diberikan kepada ibu Angelica.
Angelica menerima surat tersebut. Ia membukanya dan membacanya. Matanya membola. Ia terus membaca yang ujung-ujungnya airmata menetes di pipinya.
Bee bingung melihatnya.
"Nyonya," panggil Bee.
Angelica mengangkat kepalanya. Ia menghapus airmatanya yang menetes.
"Kamu Bee? Ribeena? Yang dulu selalu diikat satu rambutnya waktu masih kecil?"
"Sekarang juga masih di ikat kok Tante," Bee tersenyum ramah.
"Kamu akan tinggal di sini Bee, permintaan sahabat baik saya,"
"Apakah tidak apa-apa Tante? Saya tinggal di sini? Saya ambil kos aja Tante, dan saya akan kuliah sambil bekerja,"
"Kamu kuliah dimana?" tanya Angelica.
"Saya baru lulus SMA Tante, tetapi saya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di universitas X,"
"Waahh, itu kampus anak saya juga, Sean dan Cherissa,"
Bee diam saja, sebenarnya dirinya sangat sungkan dengan Ibu Angelica, Ibu Angelica yang sangat cantik.
"Kamu akan tinggal di sini, itu pesan dari almarhumah Rinda, amanatnya itu,"
"Maaa," teriak seorang lelaki tampan yang tadi dijumpainya di bandara dan di depan pagar tadi.
Lelaki tersebut memandang Bee sekilas saja.
"Kenapa Reev, manggil-manggil teriak gitu,"
"Itu Ma, ya sudah lah nanti aja Ma, Mama lagi ada tamu,"
"Eitss.. Reev ada apa kok malah gak jadi?"
"Nanti aja Ma," Reev mencuri-curi pandang ke gadis cupu di depannya ini.
"Hari gini pakaiannya gak up date banget," batin Reev.
Reev ngeloyor pergi dari depan mama dan tamunya.
"Bee, mulai malam ini kamu akan tinggal bersama kami di rumah ini, okey? Tidak ada bantahan,"
"Ta.. tapi Tante?"
"Jangan panggil Tante, panggil selain Tante, Ibu, mama, mommy boleh,"
Bee bengong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
aku mampirr...
di ceritaaa Bee🤗🤗
2024-09-30
1
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nitaᴳ᯳ᷢ⍣⃝ꉣꉣ
ibunya sudah menyiapkan semuanya... seorang ibu yg tidak ingin anaknya kenapa2 setelah pergi...
2024-06-12
1
❤️⃟WᵃfRahma⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟
Alhamdulillah sahabat ibu angkat Bee mau menerima kehadiran nya, kalau tidak kasihan Bee ini, tapi sayangnya anaknya tidak menyukainya
2024-06-12
2