Bee Menjadi Anak Kampus

Bee sudah resmi menjadi mahasiswa di kampus ternama di kota A, ia mengambil jurusan bisnis manajemen juga seperti Sean. Satu almamater dan satu fakultas ekonomi dan bisnis hanya beda di tingkat saja mereka.

Sean sudah di tingkat akhir dan Bee baru masuk di semester satu.

Cherissa di fakultas fisip di jurusan ilmu komunikasi.

Bee di kampusnya belum mendapatkan teman ia masih suka menyendiri duduk di perpustakaan asyik dengan buku-buku bisnisnya.

Seorang gadis berkacamata juga mendekati Bee.

"Hai, salam kenal aku, Dea, kamu?"

Bee mengangkat kepalanya menoleh ke gadis di sampingnya. Mereka sama-sama berkacamata, dan berpenampilan cupu.

"Aku Bee," Bee kembali menunduk asyik dengan bukunya.

"Kamu jurusan apa?" tanya Dea sambil membetulkan kacamata nya yang melorot turun.

"Manajemen bisnis," Bee menjawab singkat tanpa menoleh ke Dea.

"Aku juga, berarti kita sama,"

Bee akan beranjak sudah masuk ke mata kuliah selanjutnya. Dea juga ikut beranjak.

"Kamu mau kan jadi temanku?"

Bee mengangguk. Bee bukan gadis ceria yang cerewet, ia gadis pendiam dan dingin. Bicara jika ada perlunya aja.

Bee sedang berjalan bersama Dea tiba-tiba saja ada yang dengan sengaja menubruk Bee dari depan.

"Minggir kamu gadis cupu," ucap gadis itu sambil berjalan santai bersama dua orang temannya.

Bee terjatuh terduduk.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Dea.

Bee menggelengkan kepalanya.

"Kenapa dia itu tiba-tiba jalan menubruk aja," Dea mendengus ia merasa kesal teman barunya udah kena bully sama cewek populer yang selalu bikin rusuh.

Bee kembali berjalan padahal ia merasa bokong nya sakit. Dea disamping Bee berjalan matanya tak bisa diam melirik ke kanan dan ke kiri.

Dea membuka mulut nya dan meletakkan kedua tangannya di mulut.

"OMG, itu cowok cakep banget, kok aku baru liat ya,"

Bee menoleh ke arah mata Dea memandang. Bee mengernyitkan alisnya. Bukannya itu kak Sean. Bee yang mengenal Sean langsung menundukkan kepalanya.

Sean sedang bersama temannya berjalan berlawanan arah dengan mereka.

Bee dan Sean berpas-pasan tapi di antara mereka tidak bertegur sapa. Bee pura-pura tak melihat kakak angkat nya itu. Sean yang tau itu Bee hanya melirik sekilas.

Bee dan Dea memasuki ruangan mereka. Mata kuliah saat ini pengantar ekonomi.

Tampak oleh Bee dan Dea gadis yang tadi sengaja menubruk Bee duduk di depan dengan dua orang temannya tadi.

Dosen masuk ke ruangan, setelah memberikan presentasi dan penjelasan selama dua jam, kuliah berakhir. Semua sudah keluar dari ruangan tibalah Bee dan Dea akan keluar ruangan tetapi tiba-tiba saja gadis yang menubruk Bee tadi menyiramkan air ke kepala Bee. Temannya pada tertawa-tawa melihat teman nya mengerjai si cupu.

Bee hanya diam saja.

"Hei cupu, hari gini kok masih ada ya gadis kek lo, gak up date banget, lo tu ya merusak pemandangan mata aja, tau gak? Lo tu harusnya gak di kampus ini, gak cocok lo di kampus ini, hush.. hush.." si gadis populer di kampus itu sengaja mengusir-usir Bee.

"Dan lo temannya si cupu ngapain lo mau berteman dengan dia ini, cuma gadis miskin yang beruntung bisa masuk kampus favorit ini,"

Bee ingin beranjak dari sana tetapi tangannya di cekal oleh gadis itu, gadis bernama Claudya populer karena kecantikan dan gaya nya yang modis salah satu anak pengusaha kaya di kota A.

"Jangan sering-sering lo muncul di depan gue, awas lo," ancam Claudya sambil menghempaskan tangan Bee. Bee meringis kesakitan tapi di tahannya. Kuku panjang Claudya menancap di kulit halusnya sampai terluka mengeluarkan darah.

"Bee," panggil seorang cewek cantik ia baru saja akan ke ruangannya ada mata kuliah yang akan di ikutinya.

"Kak Cheris," Bee kaget bisa bertemu dengan Cheris di kampus.

"Kamu kenapa basah begitu, rambutmu kenapa?" tanya Cheris heran melihat Bee seperti habis mandi.

"Gak kenapa-kenapa kok Kak, Bee ke toilet dulu ya Kak," pamit Bee ke Cherissa.

"Kamu pulang di jemput kan?"

"Iya Kak,"

"Ya udah Kakak ke ruangan dulu, langsung pulang aja bajumu basah gitu,"

"Iya Kak,"

Cherissa berjalan ke ruangan kelasnya. Bee dan Dea berjalan ke toilet.

"Itu kakakmu? Cantik banget, model ya?"

Bee menggelengkan kepalanya. Maksudnya Bee tidak tau apakah Cherissa itu model atau bukan, karena Bee tidak begitu dekat dan tidak tau pekerjaan kakak angkatnya itu. Sedangkan Dea berpikirnya Bee menjawab kalau kakaknya memang bukan model.

"Bee," panggil seorang lelaki.

Dea kembali membuka mulutnya dan menutupinya dengan kedua tangannya, ia antusias melihat lelaki tampan dengan rambut gondrong dan bulu-bulu halus di rahangnya yang tampak macho.

Bee menoleh, ia malu dengan pakaian dan rambutnya yang basah. Bee sudah tidak tau lagi rasa malunya di depan lelaki tampan di depannya ini.

"Kak Sean,"

"Kamu kenapa? Habis mandi hujan? Tapi cuaca panas,"

"It-it-tu kak.." Dea mau menjawab tetapi Bee sudah mencubit tangannya duluan. Dea meringis menatap ke Bee.

"Ayo ikut Kakak," Sean menarik tangan Bee.

"Kak, ma-u ke-ma-na?" Bee gugup tangannya di genggam kakak tampannya.

Getaran aneh di rasakannya di dadanya.

Sean tidak menjawab. Ia terus berjalan sambil menggandeng tangan Bee.

Sean membawa Bee ke motor sportnya di parkiran, Sean naik ke atas motor, menghidupkan motornya.

"Ayo naik, kita pulang, kamu basah begitu, siapa yang sudah jahilin kamu, awas aja," Sean menggeber motornya emosinya tersulut.

Tubuh Bee gemetar mendengar kemarahan kakak tampannya itu.

Bee naik ke atas motor, untung hari ini ia tidak memakai rok ke kampus, tetapi memakai celana kulot warna krem pastel.

"Pegang yang kuat, biar kamu gak terbang," goda Sean.

Bee hanya memegang ujung kemeja Sean. Tubuh depannya pun agak berjarak dengan punggung Sean. Sean tidak sabaran ditarik nya tangan Bee ke perutnya. Bee kaget tubuh depannya nya reflek menempel ke punggung Sean.

Bee malu sekali dadanya menempel ke punggung kakak angkatnya. Wajahnya terasa panas jantung nya berdetak semakin tak beraturan. Sean di depan tersenyum smirk.

Sean menggas motornya kencang, tubuh Bee yang kurus seperti mau terbang, dengan terpaksa Bee memeluk erat tubuh kakak angkatnya pipinya pun menempel di punggung Sean.

Sean sengaja mengambil jalur yang agak jauh agar tidak cepat sampai ke rumahnya. Baginya ini kesempatan langka. Belum tentu ia bisa mengajak pulang bareng adik angkatnya ini.

Bee merasa kenapa jalannya berbeda saat pergi di antar kang Ujang. Tapi Bee tidak berani bertanya. Baju Bee yang tadinya basah sekarang malah sudah kering. Begitu juga dengan rambutnya yang sudah berantakan kucirannya karena di tiup angin di jalan raya.

Tiba di pagar rumah sebelum di buka, Bee minta diturunkan, ia malu jika di lihat pengawal atau mama papanya berboncengan dengan kakak angkat.

"Kak, Bee turun di sini aja,"

"Kenapa? Malu?"

Pintu pagar terbuka, Sean kembali menggas motornya masuk ke dalam halaman rumah. Baru setelah berhenti di parkiran Sean memiringkan motornya Bee turun.

"Terimakasih Kak," Bee tersenyum ke kakak angkatnya.

"Hemm,"

Sean berjalan berdampingan bersama Bee.

"Kalian pulangnya bareng?" tanya mama.

"Iya Ma," jawab Sean singkat.

"Ya udah ganti baju istirahat lagi, Bee,"

Sean sudah melesat naik ke lantai dua.

"Rambutmu kenapa berantakan, sayang?"

"Kena angin Ma,"

"Oohhh.. "

"Bee ke kamar dulu, Ma,"

"Iya sayang,"

Bee berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sean.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

kasihhh pljrn tuhhh,,, hariii gini jaman bully membully,, karungin ajjj🤧

2024-10-01

0

⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nit𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅

⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nit𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅

nah otw jadi sahabat bee ya dee... namapun sama klop dah bee dan dee/Chuckle/

2024-06-12

1

❤️⃟WᵃfRahma

❤️⃟WᵃfRahma

Wah si Bee udah merasakan getaran getaran ini 🤣🤣 akankah si Bee nanti akan punya rasa sama kakak angkatnya ya😁

2024-06-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!