Makan Malam Mencekam

Semua yang ada di meja makan sudah mengisi pringnya masing-masing dengan nasi dan lauk pauk, Bee sendiri yang belum, semua menunggu dirinya, dengan gugup Bee ingin mengambil nasi yang agak jauh dari tempatnya. Ia merasa sungkan, ia ingin berdiri tetapi tidak enak hati. Lelaki tampan yang berambut gondrong yang duduk di depan Cherissa akhirnya mengulurkan tangannya dan mendekatkan tempat nasi di depan Bee.

Bee melirik takut- takut lelaki tersebut, ia tersenyum tipis.

"Terimakasih Kak," lirih Bee.

Setelah piring nya diisi nasi dan lauk pauk baru mereka makan dengan hening tanpa ada suara yang bicara, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu di piring.

Bee makan sedikit sekali lelaki tampan yang tadi mengambil kan tempat nasi ke depannya melirik piring Bee.

Suasana terasa tegang dan mencekam bagi diri Bee sendiri tetapi tidak dengan yang lain satu keluarga tersebut, mereka biasa saja di meja makan.

Selesai makan makanan utama mereka memakan desserts yang ada di meja.

"Bee, kenapa sedikit sekali makannya? Makan yang banyak Bee biar berisi badannya," ucap mama Angel.

Tiga kakak beradek hanya melirik ke piring Bee, mereka belum mengeluarkan suaranya.

"Ma aku udahan ya, mau ke rumah teman nih," ucap lelaki gondrong tersebut dan akan bergerak dari kursinya.

"Sebentar, Sean, mama mau mengenalkan saudara bungsu kalian ini, jangan pergi dulu,"

"Saudara bungsu Ma?!" teriak tiga saudara tersebut.

"Cheris anak bungsu Mama, Ma bukan yang lain," protes Cheris tak terima.

Mama tertawa lebar, wajah Cherissa sudah cemberut saja.

"Iya kamu bungsu, cuma ini ada adek bungsu lagi, namanya Ribeena, panggilan nya Bee, Bee ini anak sahabat Mama, Rinda yang pindah ke kota X setelah menikah,"

"Rinda baru saja meninggal dan menitipkan amanah agar Bee tinggal dengan Mama,"

"Kenapa gitu Ma?" ucap Reever si sulung.

"Rinda dan Mama sangat dekat Reev, Mama juga banyak berhutang budi dengan sahabat Mama itu, Rinda orang yang baik, saat sakit nya pun ia tidak mau menyusahkan Mama," jelas Mama Angel.

"Sudah, sudah, perkenalkan saja anak-anak ini sama Bee Ma, mereka sudah pada dewasa bukan anak-anak lagi, biar saja Bee tinggal di sini, Bee kuliah di tempat yang sama denganmu Sean dan Cherissa, Bee akan ke kampus dengan antar jemput sopir papa, jika kalian tidak ada yang mau pergi bareng dengannya," tegas papa Dimas ke anak-anak nya.

"Om, maaf saya ke kampus naik bis aja tak usah antar jemput, saya bisa sendiri Om ke kampus,"

"Tidak ada bantahan, Bee," tegas papa lagi.

Bee menelan salivanya, suara berat papa Dimas membuat nya ciut mendengarnya.

"Baik Om,"

"Panggilnya Papa, sayang bukan Om," protes mama Angel ke Bee.

Bee menarik ujung bibirnya.

Selama hidupnya Bee tidak pernah mempunyai Papa, menurut ibunya papa angkat Bee meninggal saat Bee masih berusia balita.

Bee di besarkan oleh Ibu Rinda sebagai single parent, Ibu Rinda tidak menikah lagi setelah suaminya meninggal.

" Oke Bee, nah di depan Mama ini namanya kakak Reever, sebelah nya kakak Sean, dan yang di sebelah Mama ini si cantik Cherissa,"

Para lelaki tampan tersebut tidak terlalu antusias di kenalkan dengan gadis cupu di depan mereka ini. Sedangkan Cherissa tersenyum hangat ke Bee.

"Baiklah karena sudah selesai perkenalannya, makan malam ini selesai, kalian boleh melakukan kegiatan masing-masing,"

Reever, Sean dan Cherissa beranjak dari kursi mereka. Papa Errick sudah duluan menuju ke ruang keluarga menonton televisi kegemarannya menonton bola.

Bee masih di tempat ia berdiri dan akan membawa piring-piring kotor ke dapur.

"Sudah, Bee, biar bibi aja yang membersihkan mejanya," ucap Mama Angel.

"Gak apa-apa kok Ma, ini sebentar aja bawa ke dapur nya,"

Mama Angel tidak bisa melarang Bee untuk membawa piring-piring kotor ke dapur untuk di cuci.

Bibi sudah berada di meja mengangkat lauk pauk untuk di pindahkan ke lemari makan yang ada di dapur.

Bee mencuci semua piring kotor habis makan tadi.

"Sudah Nonton biar Bibi aja, Non istirahat aja,"

"Gak papa kok Bi,"

Selesai di dapur Bee di panggil Mama Angel ke ruang keluarga.

"Bee, ada yang mau Papa dan Mama sampaikan,"

"Iya Ma?"

"Karena kamu sudah Mama dan Papa anggap sebagai anak sendiri, Mama Papa akan memberikan uang saku buat kamu kuliah, sayang,"

Bee kaget, ia yang tinggal disini saja sudah merasa beruntung apalagi ini akan di beri uang saku.

"Maaf, Ma, Om, bukan Bee menolak tapi Bee bisa cari duit sendiri Ma, Bee bisa bekerja sambil kuliah," jawab Bee.

"Tapi Mama dan Papa ingin memberi uang saku ke kamu, sayang,"

"Bee, merasa tersanjung Ma, Om, tapi Bee ingin hidup mandiri Ma, Om, terimakasih banyak sudah mau menampung Bee di rumah ini, dan ini sudah merupakan anugerah bagi Bee bs tinggal di rumah ini," ucap Bee matanya berkaca-kaca.

Mama salut dengan gadis remaja di depannya ini yang sebentar lagi akan beranjak dewasa. Rinda sudah sangat baik mendidiknya.

"Jangan sedih sayang, baiklah, Mama Papa akan tetap mentransfer ke rekening mu, mau kamu gunakan atau tidak terserah kamu sayang," Mama mendekati Bee dan mememeluknya.

"Ma, Om, apa boleh Bee ke taman belakang? Bee ingin melihat-lihat dan berjalan-jalan ke taman belakang,"

"Iya sayang, silahkan saja, ini rumah mu sendiri jangan sungkan ya,"

"Terimakasih Ma, Om,"

"Papa sayang bukan Om," ucap mama Angel.

Bee masih terlalu sungkan dengan suami mama Angel, Om Errick, orang nya pendiam dan sekali menatap seperti mau menelan orang saja.

Papa Errick ini hampir sama dengan lelaki yang ada di balkon kamar sebelah, yang mengambilkan nasi, auranya terlalu dingin dan kaku, batin Bee.

"Jangan melamun sayang katanya mau ke belakang,"

"Ohh iya Ma, Bee ke belakang dulu, Om Bee ke belakang dulu," Bee beranjak dari duduknya dan melangkah menjauhi ruang keluarga.

Bee berjalan melewati dapur dan menuju pintu ruangan belakang. Bee berjalan ke gazebo yang ada di tengah taman.

Bee mengira di sana kosong tetapi ada seorang cowok yang sedang bersandar di dinding gazebo kakinya berselonjor tangannya sibuk dengan ponselnya.

Bee yang melihat cowok gondrong tersebut hendak berbalik arah, tetapi suara dingin di telinganya membuat langkahnya terhenti.

"Mau duduk di sini juga?" tanya lelaki itu.

"Emm, gak jadi saya mau ke kamar aja," ucap Bee dengan suara pelan.

"Kamu malu?"

Bee mengangkat kepalanya.

Mata mereka saling beradu. Di keremangan malam Bee tidak terlalu jelas memandang wajah yang hanya berjarak dua meter dari dirinya berdiri.

"Duduk sini, temani aku, itu ada minuman dan cemilan kamu boleh makan dan minum," ucap lelaki itu tanpa menoleh ke Bee.

Bee melihat ke minuman kaleng, air mineral dan juga bungkusan beberapa snack yang ada di depan lelaki itu.

"Kenapa masih berdiri di situ? Duduk," perintah lelaki itu ke Bee.

Bee ragu-ragu untuk duduk. Si lelaki menoleh ke Bee.

"Ayo duduk, jangan berdiri aja,"

Akhirnya Bee duduk di depan lelaki itu agak berjauhan ia di pinggir gazebo dengan kaki menggantung, ia duduk membelakangi lelaki tersebut.

Si lelaki tersebut mengamati punggung gadis itu. Gadis lansing dengan leher panjang kulit putih bersih.

"Kok membelakangi aku duduknya,"

Bee menoleh, "Saya di sini saja Kak," ucapnya halus lembut suaranya.

Mata mereka kembali bertautan.

"Terserah aja," ucap lelaki itu dingin.

Bee yang tadinya ingin berjalan-jalan melihat-lihat suasana malam di taman belakang rumah, akhirnya duduk dengan manis menemani anak lelaki tampan mama Angel yang berambut gondrong dengan wajah sama seperti papanya.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

akuu suka cowo cool😂😂😂

2024-10-01

0

⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nit𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅

⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nit𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅

wahhh pemimpin yang tegas... mengambil keputusan dengan cepat dan tegas...

2024-06-12

1

❤️⃟WᵃfRahma

❤️⃟WᵃfRahma

Ini Sean kan yang berambut gondrong itu, semoga dia nanti mau menerima Bee jadi keluarga nya

2024-06-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!