Then I Love U 2

Then I Love U 2

Bab 1. The First Meet

Gubrak

Pintu ruang tamu yang sudah terbuka dengan lebar, tak menyurutkan langkah seorang gadis berseragam putih biru itu menggebrak nya dengan cukup kencang.

"Assalamu'alaikum Marimar..."

Suara cempreng nya saat mengucapkan salam bahkan membuat seorang wanita paruh baya yang tengah berkutat di dapur yang terhubung dengan ruang makan itu pun keluar menyambut gadis remaja tersebut.

"Waalaikumsalam, Ya Rosalinda"

Cengiran khas gadis itu nampak di wajah cantik yang masih polos di usia remaja nya itu, membuat sang Bunda yang gemas itu pun menarik gemas hidung minimal gadis cantik tersebut, sesaat setelah gadis itu mencium punggung tangan kanan nya dengan takzim

"Kenapa baru pulang?" Tanya Bunda mengiringi langkah gadis remaja bernama Aghnia itu memasuki dapur untuk kemudian membuka kulkas dan mengambil sebuah teko beling berisikan air putih yang selalu di isi oleh nya tersebut.

"Ish, Bunda mah lupaan, Nia kan udah bilang ada latihan Taekwondo" Jawab Aghnia sambil menuang air dingin kedalam gelas.

"Lho, bukan nya Neng latihan setiap hari sabtu?, ini kan baru hari kamis". Ujar Bunda saat Aghnia minum.

"Aih tuh kan Bunda lupa lagi. Hari Sabtu Aghnia tuh tanding". Rengek Aghnia setelah selesai minum.

"Astaghfirullahalazim. Maaf atuh Neng cantik, Bunda lupa" Aghnia mencembikkan bibir nya setelah Bunda berucap dan tersenyum kepada gadis cantik tersebut.

"Ya sudah, mandi dulu sana. Jangan langsung ke kamar Abang, soal nya lagi ada temen nya Abang" Ucap Bunda kepada anak gadis nya saat gadis cantik itu kembali mengisi air di teko nya sebelum kembali memasukkan teko tersebut kedalam kulkas.

"Siapa Bun?. Kak Budi atau Kak Rio?" Tanya Aghnia penasaran. Pasal nya kalau kedua teman kakak nya itu cukup mengenal Aghnia, dan Abang nya pasti tidak akan melarang nya menemui mereka, karena tak jarang mereka suka beradu argumen kalau bertemu.

"Bukan, Bunda juga baru tadi di kenalin Abang. Anak nya kalem, nggak grasak grusuk, sopan banget. Maka nya Kamu harus jaga sikap nggak boleh langsung nyelonong masuk kamar Abang. Itu pesan nya Abang!" Bibir Aghnia kembali mengerucut kala mendengar penjelasan panjang sang Bunda.

"Ganteng nggak Bun?" Tanya Aghnia penasaran.

"Ganteng. Tapi lebih ganteng Ayah Kamu lah!" Tawa Bunda pun pecah dan cembikan Aghnia pun tampak di wajah cantik nya itu.

"Kalau itu mah, Nia juga tahu Bunda. Bagi Bunda, Ayah itu yang paling ganteng, tapi bagi Ayah, Aghnia lah yang paling cantik"

"Pret. Mana ada Ayah ngomong kaya gitu. Ngehalu plus hoax Kamu Neng!" Bunda tertawa penuh kemenangan mendapat pembelaan dari kekasih halal nya yang baru saja pulang dari mencari sebongkah berlian demi sang istri tercinta dan sepasang buah hati nya.

"Kok nggak ngucapin salam Yah?" Tanya Bunda lalu mencium punggung tangan kanan Ayah dengan takzim.

"Gimana mau kedengeran salam nya Ayah, lah wong Bunda sama Neng lagi sibuk ngobrol" Jawab Ayah sambil menerima Aghnia yang kini bergantian mencium punggung tangan kanan nya.

Bunda pun bergegas mengambikan sebuah gelas besar berisi air putih kepada Ayah, saat Ayah mendudukan tubuh nya di kursi ruang makan.

"Abang mana Bun?" Tanya Ayah setelah meminum air yang di serahkan oleh Bunda.

"Lagi ngerjain tugas sama teman nya di kamar Yah". Jawab Bunda yang di angguki Ayah.

"Si Budi dan Si Rio?. Bunda menggelengkan kepala nya.

"Bukan, Yah. Kata Abang teman sekelas nya, baru pindahan dari Jogja Kalau nggak salah nama nya Adrian" Jawab Bunda yang di angguki Ayah.

"Widih, manggil nya Mas ya Bun?" Celoteh Aghnia.

"Terserah Kamu lah Neng. Mau Mas, Abang, Kakak, asal jangan Kamu panggil sayang, bisa ngamuk Ayah sama Abang Kamu" Jawab Bunda di sertai tawa kecil yang di angguki oleh Ayah dan Aghnia bersamaan.

"Udah sore. Mandi sana. Malu sama Jamilah" Titah Ayah kepada Aghnia yang masih betah berada di ruang makan menemani Ayah dan Bunda nya.

"Ayah ih, Neng cantik begini di samain sama Jamilah si Jagi kesayangan Ayah" Bibir gadis cantik itu semakin mengerucut tak terima, kala di samakan dengan ayam jago betina kesayangan sang Abang yang Aghnia juluki Jagi.

Kata nya segala sesuatu yang berhubungan dengan wanita harus di akhiri dengan huruf i, seperti Siswi atau Mahasiswi, maka nya ayam jago peliharaan Abang nya itu mendapat julukan Jagi bukan Jago.

"Ya maka nya mandi. Neng geulis" Titah Bunda tak bisa di bantah lagi oleh Aghnia.

"Hilih, bilang aja pengen berduaan" Ucap Aghnia menggoda kedua orang tua nya, seraya menaik turunkan kedua alis nya.

"Nah itu Neng tau. Nggak mau kan jadi orang ketiga?. Tau sendirikan orang ketiga itu apa?" Ayah membalikkan ucapan Aghnia dengan senyuman usil nya.

"Yang penting nggak ada anak ketiga!" Seloroh Aghnia sebelum beranjak dari duduk nya guna meninggalkan ruang makan.

"InsyaAllah. Tapi, Ayah dan Bunda nggak janji" Ayah kembali menggoda Aghnia, membuat gadis remaja itu pun menuju kamar nya dengan berjalan sambil menghentakkan kaki nya berpura-pura kesal.

"Abang. Ayah sama Bunda mau kasih Neng, adik lagi tuh!" Aghnia berteriak sebelum masuk kedalam kamar nya yang berada di samping kamar Abang nya.

Ceklek

Pintu kamar Akmal terbuka sesaat setelah Aghnia berteriak, Aghnia pun bergegas menutup pintu kamar nya bertepatan dengan suara teriakan Ayah dari ruang makan bersamaan dengan Akmal yang memanggil kedua orang tua nya dengan nada protes.

"Aghnia" Pekik Ayah yang justru di tertawai kecil Bunda sambil menggelengkan kepala nya.

"Ayah, Bunda. Awas ya kalau sampai Aghnia punya ade!" Ancam Akmal dari pintu kamar nya.

"Satu lagi Bang. Biar Ayah dan Bunda ada teman di rumah kalau Ayah pensiun" Seloroh Ayah semakin menggoda kedua anak nya.

Ceklek

Pintu kamar Aghnia terbuka dan gadis itu pun langsung menyuarakan keberatan nya mempunyai adik bersamaan dengan Akmal "No Way!"

Tawa Ayah dan Bunda pun terdengar dari ruang makan.

"Mandi sana. Anak perempuan jam segini baru pulang, ngaya_"

"Enak aja ngayap. Tanya aja Kang Mirza. Beliau tuh yang nyuruh Neng tanding" Protes Aghnia sebelum Akmal selesai berucap.

"Bawel nya Abang ngelebihin Ayang Jamilah kalau mau nelor" Terdengar Tawa Ayah dari ruang makan yang memang pasti terdengar kalau kedua anak nya itu tengah berdebat.

Maklum rumah yang mereka tempati adalah rumah subsidi yang sudah di renovasi. Rumah dengan luas asli tanah 72 meter dan sebidang tanah lebih di samping rumah seluas 10 meter membuat keluarga kecil itu, memiliki tiga buah kamar dengan satu kamar mandi bersama dan ruang makan dan dapur yang menjadi satu.

"Akmal" Aghnia melongokkan kepala menuju dalam kamar Abang nya, seorang remaja pria seusia Abang nya yang sedang duduk di lantai kamar Akmal melihat kearah nya.

"MasyaAllah, Ya Allah Abang, temen nya ganteng banget!"

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hai ... Hai ... Jumpa lagi dengan karya terbaru dari Choco 33, semoga kisah kali ini bisa menghibur para readers semua nya...

Jangan lupa dukungan nya dengan memberikan like, komen juga vote nya ya .... Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!