Aghnia berdecak kesal saat Akmal mendorong tubuh nya menjauh dari kamar nya, sementara sosok pria yang di maksud Aghnia itu hanya tersenyum kecil melihat ulah kakak beradik yang sudah mirip Tom And Jerry itu.
"Adik Kamu lucu"
Akmal memutar malas kedua bola mata nya mendengar pujian Adrian untuk Aghnia.
"Lucu dari mana?. Kecil kecil udah genit!" Seloroh Akmal yang membuat Adrian pun tersenyum.
"Bang Rian. Tunggu Neng, 5 tahun lagi ya"
Adrian tertawa kecil mendengar ucapan Aghnia, saat gadis itu kembali menggoda nya dan Akmal si Abang yang protektif.
Adrian sendiri tidak menanggapi ucapan Aghnia, karena bagi remaja 18 tahun itu, ucapan Aghnia hanya lah keisengan semata.
Apalagi usia Aghnia yang baru menginjak 14 tahun, jadilah membuat Adrian tak menanggapi ucapan remaja cantik tersebut.
"Mandi sana. Bau asem!"
Titah Akmal justru membuat Aghnia membaui tubuh nya sendiri tanpa malu dan masih dalam pengawasan Adrian, yang diam-diam melihat Aghnia yang tengah sibuk membaui tubuh nya.
"Masih wangi. Nih cium aja!"
Akmal langsung mendorong pelan tubuh Aghnia menuju kamar mandi yang berada di ujung kamar mereka, sesaat setelah Aghnia menempelkan tubuh nya kepada Akmal.
"Abang ih. Ganggu Neng yang lagi menikmati ciptaan Allah, yang ganteng nya MasyaAllah. Bikin Neng, rela selingkuh dari Kim Seok Jin"
Akmal menyentil pelan kening Aghnia sebagai bentuk protes atas ucapan adik kesayangan nya itu.
"Jan Jin, Jan Jin. Kesambet Jin beneran baru tau rasa Kamu!".
Bibir Aghnia langsung mengerucut mendengar ucapan Akmal.
"Nggak apa-apa kesambet Jin, asal Jin nya Bang Adrian. Hahahaha" Aghnia segera menutup pintu kamar mandi sebelum keisengan nya membuat Abang kesayangan nan protektif itu mengajukan protes lagi.
"Maaf ya An, Ade Gue emang doyan banget ngegombal. Jadi Lo jangan masukin hati apa yang Dia ucap" Adrian mengangguki pelan Akmal.
"Jangan Elo, Si Budi sama Si Rio aja masih suka Dia gombalin" Tutur Akmal yang langsung di balas tawa kecil oleh Adrian dan Akmal bersamaan.
"Santai aja Mal" Ucap Adrian menepuk punggung Akmal, dan Mereka pun kembali melanjutkan kegiatan belajar bersama mereka.
Jam sudah menunjukkan menjelang Maghrib ketika Adrian dan Akmal baru saja menyelesaikan kegiatan Mereka.
Akmal memaksa Adrian untuk menikmati makan malam bersama dengan keluarga nya sebelum kembali ke kost an nya.
Ya Adrian memang memutuskan untuk tinggal di kost yang berada tak jauh dari sekolah nya, karena masih enggan ikut bersama Ibu nya yang menikah lagi setelah bercerai dengan Ayah nya enam bulan yang lalu.
Adrian pun enggan tinggal bersama dengan Ayah nya, karena Ayah nya pun telah menikah lagi sebelum bercerai dengan Ibu nya, bahkan Istri baru Ayah nya sering menggoda Adrian kalau mereka bertemu, karena itulah Adrian menolak keinginan Ayah nya agar tinggal bersama dengan nya dan keluarga baru nya tersebut.
"Apa tidak akan merepotkan keluarga Kamu, kalau Saya ikut makan malam bersama?" Tanya Adrian saat Akmal memaksa nya ikut makan malam bersama.
"Santai aja. Justru kalau Lo nolak dan milih balik tanpa makan malam, bisa ngamuk Bunda Gue" Ucap Akmal santai.
"Lo mau mandi dulu nggak?. Nanti pakai baju Gue aja dulu, soal nya Gue mau sholat di Musholla" Ujar Akmal.
"Tambah ngerepotin dong Mal" Tutur Adrian tak enak hati.
"Santai aja Sob" Akmal pun menyerahkan sebuah kaos yang masih di bungkus plastik.
"Nggak ada yang lain, Akmal?. Seperti nya kaos ini masih baru" Adrian menolak kaos yang Akmal berikan kepada nya.
"Warna nya nggak cocok sama Gue, Adrian. Lo tau kan kulit Gue eksotik gini, malah Ade Gue kasih kado kaos yang warna kuning mustard kaya gini" Ujar Akmal sedikit kesal, yang di balas tawa kecil Adrian.
"Out of the box kan Ade Gue" Tawa kecil Akmal terdengar di balas Adrian dengan anggukan kepala nya.
"Maaf ya Pak, Bu. Saya jadi merepotkan" Ucap Adrian saat berkumpul bersama di ruang makan keluarga Akmal, selepas ikut memaksakan sholat bersama Akmal dan Ayah nya.
Aghnia sendiri masih berada di dalam kamarnya. Sudah menjadi kebiasaan keluarga mereka kalau Ayah dan Akmal akan berada di Musholla dari waktu Magrib hingga selesai waktu Sholat Isya.
Sementara Bunda dan Aghnia yang melaksanakan Sholat Maghrib di rumah akan menyiapkan makan malam, dan kemudian Sholat Isya.
Jika Bunda menyiapkan perlengkapan makan di ruang makan, maka Aghnia akan belajar sebentar sambil menunggu Ayah dan Abang nya pulang dari Musholla.
"Nggak merepotkan kok Nak. Malah Kami senang kalau ada teman Akmal atau Aghnia yang main dan ikut makan bersama Kami. Dan ingat. Harus ikut makan. Tidak boleh ada penolakan. Titik!" Ucap Ayah yang di angguki oleh Bunda.
"Terima kasih Bapak dan Ibu" Ucap Adrian sopan.
"Panggil Ayah dan Bunda saja, biar sama kaya teman Akmal dan Aghnia lain nya" Ucap Bunda.
"Baik Ayah, Ibu" Ujar Adrian sedikit canggung.
"Abang. Atlas Neng, mana?. Udah seminggu lebih belum di balikin!" Tiba-tiba saja terdengar suara lantang Aghnia dan langsung menggelayut manja memeluk leher belakang Abang nya dengan maksud berpura-pura memiting leher Akmal dari belakang.
"Neng!" Pekikan Ayah, Bunda dan juga Abang nya membuat kedua bola mata Aghnia membulat dan mulai memperhatikan wajah Ayah, Bunda dan Akmal bergantian.
Tunggu Akmal?. Aghnia masih terpaku memeluk belakang leher Akmal, namun Akmal nya sendiri sedang menatap horor nya sambil membawa dua buah gelas berisikan air putih.
"Astaghfirullahalazim!" Aghnia langsung melepaskan tangan nya dari leher yang ternyata Adrian bukan Akmal.
Wajah Adrian dan Aghnia sontak merona, saat Aghnia sempat menghadapkan wajah nya kepada Adrian, bertepatan dengan Adrian yang mengalihkan wajah nya kearah Aghnia.
"MasyaAllah, Astaghfirullahalazim." Kembali Aghnia berucap setelah menjauh dari Adrian.
"Kebiasaan. Main nemplok aja. Nggak liat liat dulu!" Akmal menyentil kening Aghnia.
"Maaf atuh Ayah, Bunda, Abang, Mas, Neng pikir Abang" Aghnia mengatup kedua telapak tangan nya kepada Ayah, Bunda, Akmal dan Adrian bergantian.
"Ya habis Abang Mas pakai kaos yang Neng kasih buat Abang" Rengek Aghnia menyesal.
"Lain kali liat liat dulu" Ucap Ayah dengan nada datar.
"Nggak baik seperti itu Neng" Kali ini Bunda yang bersuara dengan nada dingin.
"Iya Ayah, Bunda. Maaf. Lain kali Neng akan lebih berhati-hati lagi" Ucap Aghnia menyesal lalu meletakkan kedua tangan nya di kedua telinga nya, sebagai tanda menyesal dan meminta maaf.
Hal itu memang selalu Ayah dan Bunda ajarkan kepada kedua anak nya saat memberikan hukuman kepada Akmal dan juga Aghnia kalau mereka melakukan kesalahan, tanpa mereka harus menggunakan kekerasan kepada kedua anak nya.
"Maaf ya Adrian. Aghnia memang suka sekali bercanda dengan Abang nya. Kebetulan kursi yang Adrian tempati, memang biasa di duduki oleh Akmal" Ucap Bunda memberikan alasan.
"Iya Bunda. Tidak apa-apa. Lain kali lihat sekitar dulu ya Dek. Takut nya nanti malah di manfaatkan oleh orang iseng" Ucap Adrian mengingatkan Aghnia.
"MasyaAllah, dipanggil Ade, bikin Ade meleleh Mas" Ucap Aghnia yang dibalas Ayah, Bunda juga Akmal dengan memutar malas kedua bola mata mereka, sementara Adrian hanya tersenyum kecil menanggapi Aghnia yang tengah berpura-pura salah tingkah.
"Dasar ratu gombal!" Desis Akmal yang kembali menyentil kening Aghnia.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa like dan komen nya ya ...
See U Next Bab
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments