Bab 5. Dingin

"Buruan atuh Neng. Bunda udah janji sama Adrian mau ambil pesanan jam lima, ini udah jam lima kurang"

Aghnia mengambil tas selempang nya dan menghampiri Bunda nya yang tengah berdiri sambil melipat kedua tangan nya di dada nya dan menatap Aghnia yang terlihat santai itu dengan gemas.

"Kenapa nggak minta di anterin aja sih Bun. Bikin ribet aja. Biasanya juga di anterin" Protes Aghnia lalu mengambil kunci mobil yang berada di nakas TV.

"Adrian nya lagi sibuk mau UAS" Aghnia menghela nafas pelan saat Bunda menarik tangan kanan menuju mobil.

Remaja cantik berusia tujuh belas tahun itu pun akhir nya melajukan mobil menuju Supermarket langganan sang Bunda.

Selang lima belas menit kemudian mobil itu pun tiba di parkiran Supermarket yang Bunda tuju.

"Neng tunggu di sini aja Bun" Kedua alis Bunda pun langsung terangkat mendengar ucapan anak gadis cantik nya itu yang lebih memilih memainkan HP nya dan tak bergerak dari kursi kemudi.

"Turun" Titah Bunda, tak bisa di bantah membuat Aghnia pun akhir nya beranjak dari kursi kemudi dan menyusul Bunda yang sudah berjalan di depan nya.

"Adrian"

Aghnia sengaja mengalihkan pandangan nya kearah lain saat sosok yang di panggil oleh sang Bunda melambaikan tangan nya kearah Bunda dan diri nya yang berada di belakang Bunda.

"Assalamu'alaikum Bunda, Aghnia" Adrian mengucapkan salam seraya mencium punggung tangan kanan Bunda dengan takzim, lalu melihat kearah Aghnia yang masih engan melihat kepada nya.

"Waalaikumsalam Ian. Pesanan Bunda sudah di siapkan?". Bunda membalas salam Adrian, sementara Aghnia hanya membalas salam lalu berjalan masuk kedalam Supermarket menjauhi Bunda nya dan juga Adrian yang sedang berbincang mengenai pesanan kepada Adrian, mengabaikan keberadaan Adrian seperti biasa sejak pertemuan hangat terakhir mereka saat kelulusan Adrian tiga tahun yang lalu.

"Sudah Bunda. Maaf Ian nggak bisa antar seperti biasa nya. Karena harus UAS" Adrian berucap dengan nada tak enak hati, karena memang biasa nya setiap bulan atau setiap pesanan Bunda selalu di antar oleh Adrian, dan selalu Adrian, dengan alasan sekalian pulang dari tempat kerja nya, lalu kemudian berjalan beriringan dengan Bunda menuju sebuah troli yang berisikan barang barang pesanan Bunda Aghnia.

"Iya nggak apa-apa. Kebetulan Aghnia juga sudah pulang sekolah, jadi Dia bisa antar Bunda untuk ambil pesanan Bunda" Adrian tersenyum seraya mengangguk kecil menanggapi ucapan Bunda seraya sesekali melirik Aghnia yang memilih duduk di bangku tunggu yang berada di depan Supermarket sambil memainkan HP nya.

"Ya sudah, kalau begitu biar Aghnia yang dorong saja sampai parkiran aja, takut Kamu buru buru" Ucap Bunda lalu memanggil Aghnia, membuat gadis cantik itu pun beranjak dari duduk nya dan menghampiri Bunda nya juga Adrian.

"Udah Bun?" Gadis cantik berkuncir kuda seperti biasa nya itu bertanya kepada Bunda nya dengan masih mengabaikan keberadaan Adrian yang berada di samping nya dengan membawa sebuah troli di depan nya itu.

Adrian melihat kearah Aghnia, namun gadis cantik yang berada di samping nya itu masih enggan melihat kearah nya bahkan menarik troli yang masih di pegang oleh Adrian dengan paksa.

Kedua alis Aghnia menukik menatap tajam tangan Adrian yang menahan troli yang di tarik oleh Aghnia. Harapan Adrian, kalau Aghnia akan melihat kearah nya harus pupus saat hanya terdengar decakan kesal dari Aghnia yang tak mau melihat wajah nya kalau mereka bertemu sejak tiga tahun yang lalu.

"Biar Ian yang bawa aja Bunda, sekalian ke parkiran" Ucap Adrian. Aghnia pun segera melepaskan pegangan di troli.

"Tuh, mau di bawain kan Bunda. Buruan yuk pulang Bun, Neng masih ada tugas besok harus di kumpulin" Ujar Aghnia menarik pelan tangan kanan Bunda dan kemudian memeluk lengan kanan sang Bunda dengan erat sambil berjalan menuju parkiran dengan Adrian yang berjalan di belakang mereka dengan tatapan sedih, karena Aghnia masih mengabaikan nya sejak Dia menolak hadiah kelulusan dari Aghnia.

Ya sikap Aghnia langsung berubah dingin kepadanya. Catat hanya kepada nya, karena setiap Aghnia bertemu dengan Rio dan Budi, sikap Aghnia biasa saja walaupun hanya menjawab seadanya karena ada Adrian di sana.

Aghnia tak pernah lagi menganggu Akmal saat mereka berkumpul kalau ada Adrian. Bahkan pernah pada suatu ketika Adrian melihat Aghnia tertawa dengan lepas saat berinteraksi dengan sahabat Akmal lain nya namun tawa itu langsung hilang saat Adrian tiba, dan sapaan Adrian pun hanya di balas dengan sekilas.

Setiap Adrian mengantar pesanan Bunda pun, Aghnia tak pernah menampakkan diri nya, kalaupun berpapasan maka Aghnia akan segera masuk kedalam kamar nya dengan alasan ingin belajar agar bisa membanggakan orang tua, seolah menyindir ucapan Adrian saat Dia memberikan hadiah kelulusan kepada Adrian, yang sejati nya tak hanya Adrian saja yang Aghnia berikan hadiah pada saat kelulusan hari itu, tapi Budi dan Rio pun mendapatkan kado kelulusan dari Aghnia, dan Adrian tidak mengetahui hal tersebut.

"Bantuin Ian dulu, masukin barang ke bagasi" Agjnia mengangguki pelan ucapan Bunda, dan membatalkan membuka pintu kemudi lalu berjalan dengan malas ke bagasi belakang.

"Biar kakak saja yang masukkan" Adrian menahan tangan kanan Aghnia saat akan mengambil sebuah kantung belanja, membuat Aghnia refleks menepis tangan kanan Adrian dengan kasar, yang sempat mengenggam tangan kanan nya.

"Maaf" Ucap Adrian lirih dan di abaikan Aghnia dengan beranjak jalan menuju pintu depan, namun Adrian menahan langkah nya dengan kembali mengenggam tangan kanan Aghnia dengan erat, membuat tubuh gadis yang sekarang memiliki tinggi se telinga Adrian itu membalikkan tubuh nya dan menatap tajam tangan Adrian, ingat tangan Adrian yang tengah mengenggam tangan nya bukan wajah Adrian yang sangat berharap agar gadis yang kini berada di hadapan nya itu sudi melihat kearah nya.

Namun harapan Adrian kembali sirna, karena lagi-lagi gadis cantik itu tak menatap nya dan hanya berusaha melepaskan genggaman tangan Adrian yang tak ingin melepaskan tangan Aghnia.

Hal yang di lakukan oleh Adrian pun membuat Aghnia kesal, dan kemudian mencengkram tangan kanan Adrian dengan tangan kiri nya, membuat Adrian terkejut dan terpaksa melepaskan genggaman nya, untuk kemudian menatap lembut wajah Aghnia yang tak menghadap nya membuat hati Adrian semakin sakit.

"Jaga batasan Anda, Tuan!" Ucap Aghnia pelan namun menusuk membuat Adrian menghela nafas lirih, ketika Aghnia berjalan meninggalkan nya menuju pintu kemudi.

"Sudah semua nya Neng?" Aghnia mengangguki ucapan Bunda dan segera melajukan mobil nya meninggalkan Adrian setelah Bundanya pamit kepada Adrian.

"Mas rindu Kamu Neng" Gumam Adrian lirih menatap mobil yang di kemudikan oleh Aghnia hingga mobil itu hilang dari pandangan Adrian yang berkabut menahan air yang tiba-tiba saja keluar dari kedua kelopak mata bernetra coklat milik nya tersebut.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Jangan lupa bantu like dan komen nya ya

See you next bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!