Namaku Adrian Mahardhika. Aku seorang anak tunggal dari Papa dan Mama ku yang memutuskan untuk bercerai di saat usia pernikahan mereka menginjak 17 tahun.
Perselingkuhan Papa dengan mantan rekan kerjanya yang berusia 10 tahun lebih muda dari nya itu menjadi alasan Mama ku mengajukan perceraian, hingga akhir nya membuat mereka pun sepakat berpisah dengan hak asuh yang mereka bebas kan untuk Aku pilih.
Keputusan ku untuk ikut dengan Mama ku membuat Papa ku menolak untuk membiayai sekolah ku yang hanya tinggal setahun lagi. Dan hal itu membuat Mama ku pun harus memutar otak nya untuk memulai kehidupan baru tanpa seorang suami.
Entah beruntung atau memang sudah jalan jodoh Mama, setelah bercerai selama tiga bulan dengan Papa, Mama bertemu kembali dengan mantan kekasih nya saat muda dulu yang ternyata sudah menjadi duda tanpa anak, karena ternyata mantan kekasih Mama Ku di vonis dokter tidak bisa memiliki keturunan.
Dan jadilah Mereka menikah setelah tiga bulan kembali merajut benang kasih yang sempat terputus tersebut ke jenjang pernikahan.
Mama pun memutuskan untuk ikut serta dengan Papi Doni, yang memiliki usaha di Ibukota. Karena Aku memutuskan untuk ikut Mama, jadilah Aku pun ikut hijrah ke Ibukota.
Aku memutuskan untuk tinggal di kost, karena jujur saja Aku merasa kurang nyaman saat berada dekat dengan Papi Doni, namun demi menghargai keputusan Mama dan pernikahan nya, Aku terpaksa memendam ketidaknyaman itu dan meminta izin kepada Mama agar tinggal di kost saja yang berada tidak jauh dari sekolah Ku saat ini.
Awal nya Papi Doni keberatan dengan keputusan yang Aku buat, namun kembali Aku memberikan alasan ingin belajar mandiri membuat Mama dan Papi Doni akhirnya setuju dengan keputusan Aku untuk kost.
Dan disinilah Aku sekarang. Didalam sebuah kamar dengan sebuah lemari kayu kecil, meja dan kursi belajar serta sebuah kasur lantai yang akan menjadi rumah ku mulai saat ini dan entah sampai kapan.
Udara malam cukup dingin menerpa tubuhku saat mengendarai motor ku pulang dari kediaman teman baru ku.
Seulas senyum kembali terasa mengembang di bibir ku saat kembali mengingat adik teman baru ku yang bernama Aghnia.
Gadis yang cantik dan ceria itu menarik perhatian ku hingga membuat senyum kecil ku selalu terukir kala mengingat wajah cantik nya.
Sikap nya yang ramah dan manja membuat ku merasa gadis remaja yang cantik itu pasti banyak di sukai oleh teman lawan jenis nya.
Apalagi ketika tanpa sungkan dia selalu melontarkan gombalan kepada ku, membuat Aku berpikir kalau gadis cantik itu seorang player atau mungkin memang sudah sifat nya suka menggoda lawan jenis nya. Karena itulah Aku tak menanggapi semua gombalan nya.
Namun entah mengapa Aku justru merasa sangat senang ketika Dia terus menerus menggombali ku. Sangat berbeda dengan beberapa teman wanita yang sempat mendekati Aku tanpa gombalan namun hanya sikap nya yang terkadang mengganggu bagi ku.
Bagaimana tidak menganggu mereka tak orenah menggombal namun langsung mengganggu dengan menelepon ataupun mengirimkan chat tak ingat waktu. Bahkan ada beberapa teman wanita yang secara terang terangan mendatangi rumah ku, hingga membuat Papa dan Mama ku saat itu yang masih bersama memarahi ku dan meminta ku untuk fokus pada pendidikan tak usah memikirkan percintaan di usia remaja alias cinta monyet.
Tentu saja Aku menyetujui keinginan Papa dan Mama saat itu, apalagi ketika itu Aku baru saja berusia 14 tahun dan baru duduk di bangku kelas 7, jadi tak ada salah nya bukan kalau Aku lebih memilih untuk fokus belajar di bandingkan harus terlibat dengan cinta monyet.
Dan hal itu pun terus berlanjut hingga saat ini. Entah mengapa sampai saat ini Aku masih belum tertarik untuk terikat hubungan dengan lawan jenis, apalagi sejak perceraian kedua orang tua ku, semakin membuatku enggan untuk terlibat hubungan kasih dengan lawan jenis, karena Aku takut sakit hati, seperti apa yang di alami oleh Mama ku saat mengetahui perselingkuhan Papa ku yang sudah menghasilkan seorang anak.
"Aghnia" Gumam ku seraya merebahkan tubuh sesaat setelah membersihkan tubuh ku selepas tiba di dalam kamar kost ku.
Aku membuka ******** *****, dan mencoba mencari status Akmal. Senyum ku kembali terukir dan tanpa sadar Aku pun screen shoot status Akmal di ******** ***** yang baru beberapa menit di upload nya.
Tampak Aghnia yang tengah mengerucutkan bibir nya saat Akmal dengan sengaja menarik lembar tugas nya dan langsung memfoto wajah nya dan hal itu justru membuat nya terlihat sangat menggemaskan.
"Lebih cantik Jamila, kalau lagi berkokok" Aku mengulum senyuman membaca caption yang sengaja Akmal tuliskan di status WA nya.
Ting
Aku mengedipkan kedua bola mataku saat tiba-tiba saja terdengar notifikasi masuk dari akun instragram ku.
Akmal men tag Aku dengan menampilkan foto Aghnia yang baru saja Aku lihat di status WA nya.
Tak lama balasan Rio tampak menghiasi layar HP ku.
"Jodoh Gue. Manyun aja cakep nya, MasyaAllah"
Aku tersenyum getir membaca balasan Rio di akun instragram Akmal.
"Sembarangan. Jodoh Gue tuh. Udah Gue tek in dari masih zigot!"
Kembali senyuman getir terasa tersungging di wajahku, saat Budi membalas Rio.
"Widih, Ade Lo, masih kecil aja cakep nya udah offside Bro. DP dulu boleh nggak?"
Aku menghela nafas pelan saat Andrew sang pria terpopuler di sekolah pun ikut berkomentar.
"Dikata ade Gue motor apa pake di DP segala"
Tulisan Akmal spontan membuat ku tersenyum kecil.
Ting
Sebuah chat mengucapkan salam dari nomor tak di kenal masuk kedalam ******** ***** ku, namun Aku abaikan saja, karena memang sudah menjadi kebiasaan Ku akan mengabaikan nomor yang memang tak Aku simpan di HP ku.
Namun entah mengapa pop up yang nampak di layar HP dari nomor yang tak ku kenal itu membuatku merasa tertarik, apalagi saat ada kata "Abang Mas" dalam chat tersebut, membuat ku teringat dengan Aghnia yang sudah memutuskan memanggil ku dengan panggilan tersebut.
Senyum ku mengembang saat membuka chat dari nomor asing tersebut. Dengan menampilkan layar foto profil seorang pria Korea membuat ku yakin kalau memang Aghnia lah yang mengirimkan pesan kepada Ku.
"Assalamu'alaikum Abang Mas. Ini nomor Neng. Disimpan ya, kali aja Abang Mas berkenaan, kelak mau Neng repotkan seperti Abang juga Ayah. Peace"
Tulis pesan dari Aghnia yang membuat detak jantung ku berdebat kencang.
"Waalaikumsalam Ade Neng. Abang Mas, simpan nomor nya Ade Neng ya. InsyaAllah Abang Mas siap di repotkan oleh Ade Neng. Asal jangan minta di halal kan aja. Karena Abang Mas belum punya modal dan Ade Neng masih kecil".
Aku membalas chat Aghnia dengan bergantian menggombali nya, seperti tadi Dia menggombali ku.
"Meleleh Ade, Mas" Aku terkekeh geli membaca chat balasan nya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Neng Aghnia baper nggak ya di gombalin Abang Mas Adrian?????
Jangan lupa di like, komen, dan vote nya jikalau berkenan.
Makasih ... See you next bab
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments