Bab 4. Aghnia

"Abang, Abang Mas masih jomblo nggak?"

Akmal menghentikan kegiatan nya belajar untuk ujian kelulusan besok, saat Aghnia menanyakan status Adrian.

Sejak pertemuan pertama mereka tiga bulan yang lalu, Adrian memang beberapa kali ke rumah mereka untuk belajar bersama Akmal dan juga kedua sahabat Akmal, Rio dan Budi. Dan beberapa kali pula Aghnia dan Adrian bertemu. Sudah barang tentu dan menjadi kebiasaan Aghnia untuk menggombali nya dan tentu nya saja kedua sahabat Akmal pun tak lepas dari gombalan receh Aghnia.

Namun yang menjadi keanehan Aghnia tetap memanggil Rio dan Budi dengan panggilan Kak, tidak seperti Adrian yang di panggil Aghnia dengan panggilan Abang Mas.

Aneh bukan, sudah Abang harus nya Abang saja bukan?, tidak perlu ada tambahan Mas lagi. Tapi lagi-lagi Akmal bahkan Adrian memahami sikap Aghnia yang memang ajaib, maka dari itu Mereka pun mengabaikan panggilan Aghnia buat Adrian tersebut.

"Kenapa?" Akmal balik bertanya dan kembali melanjutkan belajar nya.

"Kalau Neng mau bilang suka sama Abang Mas, kira kira di terima nggak Bang?" Akmal yang terkejut mendengar pertanyaan Aghnia sontak kembali menghentikan belajar nya dan melihat kepada Aghnia dengan tatapan tajam nya.

"Nggak usah macem-macem Neng. Kamu sebentar lagi UN, lagi pula masih kecil. Nggak pantes kamu suka suka an sama lawan jenis!" Ucap Akmal dingin dan membuat Aghnia mengerucutkan bibir nya.

"Cuma bilang suka aja Abang. Masa nggak boleh" Aghnia merengek.

"Nggak. Abang nggak setuju. Lebih baik Kamu fokus sama sekolah. Dan jangan bebani Adrian dengan Kamu. Kamu tau kan Adrian itu tinggal sendiri Dia kost dan juga kerja sambilan buat lanjut kuliah?. Kalau Kamu bilang suka sama Dia, itu akan membuat Dia kepikiran dan menganggu belajar juga kerjaan nya" Ucap Akmal panjang lebar.

"Abang tau, Kamu kepingin seperti Citra juga Hani yang sudah punya pacar, tapi nggak sekarang Neng. Kamu masih terlalu kecil untuk memahami apa itu pacaran. Jadi saran Abang lebih baik Kamu fokus belajar, kejar cita-cita Kamu yang pengen jadi Dokter" Kembali Akmal berucap.

"Neng tau, Neng masih kecil Abang. Neng juga nggak ngarep kalau Abang Mas bakal terima Neng buat jadi pacar nya. Neng cuma mau bilang aja Kalau Neng suka sama Abang Mas, itu aja Abang" Akmal menarik nafas kesal. Memang menjelaskan suatu hal yang mutlak sudah menjadi keinginan Aghnia itu akan selalu susah di terima oleh adik kesayangan nya tersebut.

"Terserah. Asal jangan marah apalagi ngambek kalau Adrian nolak!" Aghnia tersenyum kecil dan bersorak gembira saat mendengar ucapan Akmal.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Adrian mengerjapkan kedua kelopak mata nya saat melihat Aghnia berdiri di hadapan nya dengan seulas senyuman kecil yang sangat menggoda Adrian, namun sebisa mungkin Adrian menahan rasa gembira nya karena Aghnia menjadi orang pertama yang mengucapkan. selamat atas kelulusan nya dan di terima nya Dia di salah satu Universitas Negeri di kota.

"Selamat Abang Mas, Neng seneng Abang Mas lulus sekolah juga jadi Mahasiswa"

Adrian mengukir senyuman kecil. Semalam Akmal sudah memberitahukannya kalau hari ini Aghnia mungkin akan mengungkapkan perasaan suka nya kepada Adrian, Adrian yang memahami maksud dan permintaan Akmal semalam yang meminta nya untuk tidak menanggapi ungkapan perasaan Aghnia kepada Adrian.

"Kalau perlu langsung Lo tolak, An." Itulah pesan Akmal semalam dan tadi pagi saat mereka bertemu, dan Adrian pun memyanggupi permintaan Akmal.

Bohong kalau Adrian bilang Dia tidak tertarik dengan Aghnia, remaja cantik berusia empat belas tahun itu memang sangat menarik dan tidak menutup kemungkinan kalau remaja cantik itu menjadi primadona di sekolah nya.

Tubuh nya cukup tinggi untuk seukuran remaja usia empat belas tahun pada umum nya, wajah cantik blasteran Indo Arab terkesan mirip dengan artis Turki Aybuke Pusat versi remaja pun sudah bisa di pastikan jika dewasa kelak Aghnia cantik nya offside.

Adrian tampak mengulum senyuman ketika mengingat Aghnia selalu menggombali nya kalau ketampanan nya yang mirip Park Solomon itu dengan kata-kata "Abang Mas, ganteng nya offside". Padahal remaja cantik itu memiliki kecantikan yang juga offside.

"Stop" Kedua kelopak mata Adrian mengerjap pelan pelan saat terdengar suara cempreng Aghnia yang masih memiliki ciri khas remaja perempuan pada umum nya.

"Abang Mas, nggak boleh senyum senyum, nanti tambah banyak yang naksir!" Adrian tertawa kecil mendengar ucapan Aghnia dengan nada merajuk dan langsung mengusak gemas dan lembut pucuk kepala Aghnia hingga membuat rambut kuncir kuda nya itu sedikit berantakan, yang sial nya justru membuat Adrian terpaksa menelan lekat saliva nya karena terlihat sangat menggoda, hingga tanpa sadar Dia mengucapkan istighfar dalam hati karena tergoda oleh pesona Aghnia.

"Ujian nya udah selesai, Neng?" Tanya Adrian langsung di angguki oleh Aghnia dengan antusias.

"Buat Abang Mas" Aghnia menyodorkan sebuah kotak berwarna dan berpita biru, yang merupakan warna kesukaan Adrian itu dengan wajah penuh semangat.

"Apa ini?" Tanya Adrian yang masih belum menerima hadiah dari Aghnia.

"Hadiah kelulusan buat Abang Mas" Jawab Aghnia bersemangat dan penuh senyuman.

"Eh nggak usah, Nia" Aghnia mengerjapkan kedua kelopak mata nya kala mendengar Adrian memanggil nama nya bukan panggilan seperti biasa nya "Neng".

"Lebih baik uang nya di tabung, jangan kasih Kakak hadiah" Tolak Adrian yang justru berbanding terbalik dengan isi hati dan juga pikiran nya itu.

"Tapi_" Ucapan Aghnia menggantung saat Adrian menepuk bahu kanan nya dengan pelan.

"Belajar yang rajin, jangan mengecewakan Ayah, Bunda juga Akmal" Kembali ucapan yang berbanding terbalik dengan apa yang di rasa itu Adrian keluarkan membuat Aghnia pun menarik pelan kotak yang tadi di sodorkan nya lalu memeluk kotak itu dengan erat.

"An". Sebuah panggilan dari seorang gadis terdengar dari kejauhan membuat Adrian dan Aghnia pun mengalihkan pandangan nya kearah si pemilik suara.

Seorang gadis tampak melambaikan tangan nya kepada Adrian meminta nya untuk datang kearah nya. Adrian mengembangkan senyuman seraya mengangguk membalas sapaan gadis yang Aghnia kenal bernama Christine, salah seorang gadis primadona di sekolah Abang nya, dan sempat mengejar perhatian Akmal beberapa waktu lalu.

Hati Aghnia terasa nyeri saat melihat senyum dan anggukan Adrian kepada Christine membuat wajah cantik Aghnia itu langsung di tekuk hingga membuat hati Adrian pun terasa sakit, saat melihat kesedihan di wajah gadis cantik tersebut.

"Sudah waktu nya Kamu pulang, Akmal pasti nggak bisa pulang bareng Kamu, karena Kami masih harus merayakan kelulusan" Ucapan Adrian menyadarkan Aghnia dari keterdiaman nya, yang sejati nya membuat Adrian pun merasakan nyeri di dada nya. Apalagi saat Aghnia tak menjawab ucapan nya dan memilih membalikkan tubuh nya berjalan meninggalkan nya tanpa kata yang terucap.

Jangan lupa like dan komen nya ya

See You next bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!