Please! Love Me Honey

Please! Love Me Honey

Bab 1 Permulaan Gaby dan Harris

Jakarta kota metropolitan. Banyak orang mencari pekerjaan disana, gedung-gedung perkantoran yang tinggi banyak didirikan di sana, orang-orang memakai baju yang rapih berlalu lalang di pagi hari untuk bekerja setiap harinya.

"Gaby...!!!" panggil seorang manager HRD tempat Gaby melamar kerja.

"I....iya." seru Gaby dengan lantang, ia beranjak dari kursi yang ia duduki di ruang tunggu, wajahnya nampak gugup, walaupun ini bukan wawancara pertamanya. Namun tetap saja hatinya tidak merasa tenang.

Gany melangkah masuk kedalam ruangan, untuk wawancara kerja, ia melihat tiga pria dan satu wanita paruh baya yang duduk di belakang meja, mereka semua tengah sibuk memeriksa berkas-berkas para pelamar kerja.

Gaby menghirup nafas panjang, dalam hati ia melantunkan doa agar bisa diterima bekerja di perusahaan ORCA, perusahaan impiannya.

.

.

"Hiks....Huaaak...!!" Isak tangis Gaby di dalam kamarnya.

"Woi woi, lagi kenapa sih lo?" Jerry (Kakak kedua Gaby) memunculkan kepala dari balik pintu kamar adik perempuannya. Kebetulan kamarnya bersebelahan dengan Gaby.

"Hiks... kayaknya Gaby bakalan gagal lagi kak...." rengek Gaby sambil menangis tersedu-sedu. Sudah 5 kali ia melamar di perusahaan yang berbeda namun di tolak, tadi siang ia melamar di perusahaan ke 6, perusahaan yang menjadi tempat impiannya berkerja, namun saat mengirim surat lamaran, ia sendiri tidak merasa yakin akan di terima disana.

"Loh..., kamu kan baru wawancara hari ini, kepastiannya tiga hari lagi. Jangan pesimis gitu dong." Jerry mencoba menenangkan hati sang adik yang suka emosian.

"Sepertinya saat wawancara, Gaby salah jawab terus...." rengek Gaby yang pesimis, ia merasa putus asa bisa di terima kerja. Dirinya baru saja lulus kuliah tiga bulan yang lalu, setelah puas bersenang-senang, ia memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan.

Jerry menghela nafas panjang. "Ya udah..., Kalau memang kali ini gagal lagi, kamu masih bisa coba melamar di tempat lain, kamu kan masih muda dan baru lulus, pasti ada kok perusahaan yang mau terima kamu kerja sebagai fresh Graduate." ujar Jerry menceramahi.

"Iya kak. Oke...., semoga yang terakhir bisa terima Gaby..." Air matanya mulai mengering, hatinya tidak lagi sedih.

"Bagus..., untuk jaga-jaga, kakak sarankan kamu cari alternatif di tempat lain dulu, yah..., buat cadangan aja..." Jerry memberikan saran.

"Oke deh kak." Gaby mengikuti saran kakaknya. Ia mulai berselancar di internet, mengirim CV ke beberapa perusahaan.

Gaby seorang gadis tomboy berusia 23 tahun sifatnya blak-blakan, emosian, dan paling tidak menyukai hal-hal romantis. Sifat tomboy-nya bertumbuh sejak ia kecil, karena ia dibesarkan bersama tiga orang kakak laki-lakinya.

Jeff kakak pertama Gaby beda enam tahun dari Gaby, sifatnya sangat tegas, bagi Gaby kak Jeff seperti pengganti ayahnya yang sudah meninggal, Jeff yang memiliki sifat dewasa selalu memberikan nasihat dan arahan ke adik-adiknya.

Jerry kakak kedua Gaby beda empat tahun dari Gaby, walaupun lebih tua, kak Jerry sudah seperti teman sebaya bagi Gaby makanya paling suka curhat dengan kak Jerry, kadang kak Jerry juga suka membawa Gaby untuk ikut bermain bola atau basket.

Lalu yang ketiga bang Justin, memiliki sifat kekanakan dan suka jahil pada Gaby, mungkin karena hanya lebih tua dua tahun, jadi mereka sering bertengkar saling ledek bahkan rebutan camilan.

Ibu mereka semua bernama Jane, ia seorang janda yang kini sedang menjalankan bisnis restoran dengan adiknya Josua paman Gaby. Perawakan tegas sangat mirip seperti Jeff, namun sangat emosian seperti Gaby.

Kini tiga hari sudah penantian Gaby, sedari pagi ia sudah sangat putus asa, sepertinya memang tidak akan diterima di perusahaan impiannya, dalam keputusasaannya itu, Gaby berbaring rebahan di kasurnya seharian, sambil mendengarkan music Rock yang keras, berharap musik favoritnya bisa menenangkan hatinya yang sedang gundah gulana.

.

.

Tiga hari kemudian.Tiba-tiba Hp Gaby bergetar. Segera ia meraih benda pipih itu, lalu melihat pesan singkat yang masuk. "AAAGGHH...!!!" teriak Gaby.

"Kenapa lagi..!!!" Jerry yang kaget mendengar teriakan histeris adiknya, langsung datang menghampiri.

"Kak Jerry....hikss.. hikss.." Gaby berderai air mata sampai ingusnya berjatuhan ke baju kaos yang sedang ia pakai.

"Gagal lagi ya..." Jerry menampilkan wajah sedih.

"Bukan kak, Ga..Gaby diterima kok." ucap Gaby sambil cengengesan.

"Aaakkhh..!! Bikin deg-degan aja lu...!!" dengus Jerry, adiknya bikin mood swing saja.

_____________

Tiga bulan sudah berlalu semenjak Gaby di terima di perusahaan ORCA. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan dan minuman kemasan. Setelah melewati masa magangnya, sekarang Gaby sudah resmi menjadi karyawan tetap di sana, ia bekerja sebagai admin bagian produksi. Perjuangannya selama tiga bulan sebagai karyawan magang, membuahkan hasil, karena ia rajin tidak mengeluh, beberapa kali mau mendatangi pabrik-pabrik, walaupun jaraknya jauh dari rumah.

.

.

_________

"Mr. Harrisson....Mr. Harrisson." suara seorang pria paruh baya, berkemeja batik, memanggil manggil nama orang yang ia cari sambil membawa papan namanya di bandara.

"Yes...That's me." Harris tiba-tiba muncul dari belakang.

Pria paruh baya itu langsung terlonjak kaget, hampir saja jantungnya mau copot. Satu tangan mengelus-elus dada kirinya, matanya menyapu penampilan pria muda yang sedang berdiri ada di depan.

Gaya rambutnya tertata rapi seperti k-pop idol, ia pakai kacamata hitam branded. Jelas-jelas ia memiliki wajah yang tampan. Penampilannya makin bersinar, apalagi memakai pakaian bagus dan jam tangan yang tampaknya sangat mahal. Tidak salah orang. Dia pasti tuan muda Harrisson, yang baru saja pulang dari Amerika sehabis menyelesaikan kuliahnya disana.

"Mr. Harrisson..., Perkenalkan saya Benny yang di tugaskan untuk jemput Anda hari ini." ujar pak Benny sang supir.

"Okay.. pak Ben. Ayo kita langsung menuju mobil, aku ingin segera pulang rumah." Tanpa basa basi Harris ingin segera pulang ke rumah yang sudah lama ia rindukan. Harris berjalan dengan santainya, pak Ben mengikutinya dari belakang sambil menggerek dua koper besar milik si tuan muda.

Dalam perjalanan menuju rumah orangtuanya, Harris memerhatikan sekeliling jalanan kota jakarta melalui jendela mobil. Logo perusahaan keluarganya terpajang dimana-mana, di sepanjang jalanan kota jakarta di penuhi iklan produksi makanan perusahaan milik ayahnya. Tidak terasa sudah dua tahun dia tidak pulang ke Jakarta, namun sudah banyak perubahan dan kemajuan di kota metropolitan yang ia rindukan ini.

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya ia sampai di kediaman orangtuanya yang megah, Ibunya sedang menunggu diluar pintu dan langsung menyambut kedatangan putra satu-satunya.

"Harrison... my son" sapa Herlina sang ibu. Sambil tersenyum ia membuka kedua lengannya, menyambut sang putra satu-satunya kedalam pelukannya.

"Mom...!!" Harris langsung memeluk ibunya dengan erat, ia sangat rindu akan kehangatan kasih sayang ibunya. Walaupun Herlina sudah berumur 50 tahun lebih, namun kecantikannya tidak memudar.

"Kamu makin handsome saja nak." Herlina terus memandangi wajah putranya, rindu sekali sudah lama tidak melihat wajah ini secara langsung.

"Yes mom, aku kan mirip mama yang kecantikannya awet muda sekali." kekeh Harris.

Herlina langsung mengecup pipi putranya, dari dulu dirinya dan sang suami selalu memanjakan Harris karena dia adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga Matson. Anak pertama mereka Helena, kedua Jennifer, ketiga Harrisson atau biasa dipanggil Harris, anak keempat Caroline, dan yang terakhir adalah Charlotte.

"Ayo nak kita segera masuk, Papa kamu sudah menunggu dari tadi loh." Herlina menggandeng lengan sang putra, berdua berjalan beriringan memasuki kediaman yang megah.

Setelah ia dan ibunya memasuki ruang keluarga, Langsung terlihat sosok Papanya. Harlord dia langsung berdiri dari sofa dan berjalan menghampiri sang putra.

Harris tersenyum tipis melihat sosok pria berusia setengah abad, namun masih bertubuh tinggi dan gagah.

"Papa senang sekali kamu sudah pulang nak." Harlord memeluknya dengan erat. Jemarinya yang lebar mengacak-acak rambut Harris.

"Astaga..., Harris bukan anak kecil lagi." Dengusnya sembari menata kembali rambut yang sudah di acak.

"Papa harap sekarang kamu sudah siap untuk pimpin perusahaan papa." ujar Harlord dengan tatapan optimis sambil menepuk pundak putranya.

Walaupun kata-kata sang ayah terdengar baik, namun tidak ada rasa senang di hati Harris ketika mendengar ucapan ayahnya ini. Yang ia rasakan hanyalah sebuah beban, sebagai putra satu-satunya dari orang terkaya kelima di Indonesia.

__________

Seminggu sudah berlalu sejak kedatangannya kembali di jakarta, kini Harris sudah mulai terbiasa kembali dengan waktu dan iklim cuaca di Indonesia. Dan hari ini Harris berencana bertemu dengan kedua teman baiknya sejak SMA hingga kuliah pertamanya.

"Hey.. Harris long time no see bro~." sapa Rendy yang sedang duduk di bangku Cafe. Ia berdiri dari kursinya dan memeluk sahabat yang sudah 2 tahun tidak pulang ke jakarta.

"Bro..." Harris pun memeluk Rendy, akhirnya bertemu lagi setelah tiga tahun berpisah karena Harris lanjut kuliah di Amerika.

"Loh kok...., Muka lu gak semangat gitu? Gak seneng liat gua yang tambah ganteng ini." tanya Rendy nyeleneh.

"I d i h....Dasar narsis lu..., Bukan gitu bro, gak tau kenapa gua malah makin capek pas balik kesini, waktu gua tinggal di New York, gua hidup santai banget, cuma kuliah, makan, belajar, tapi pas baru pulang balik jakarta, eh bapak gua langsung suruh gua buat pegang perusahaan besar, dari kemarin gua gak bisa santai bro, tumpukan dokumen dikasih ke gua tiap hari, gua udah harus belajar semuanya dong..." keluh Harris menceritakan uneg-unegnya.

Dia yang terbiasa hidup santai kini diberikan tanggung jawab besar oleh ayahnya.

"Waduh...berat ya jadi lu hahaha, kalau gua sih begitu lulus duku cuma disuruh bantu kakak gua urus pabrik di Cikarang." kekeh Rendy dengan gaya santainya, sambil menyesap kopi hangat.

"Btw kok si Theo belum dateng sih, biasanya dia loh yang paling tepat waktu."

tanya Harris, melipat tangan.

"Dia lagi kasmaran bro, tiap hari jadi supir buat jemput antar pacarnya kesana sini, ngeliatin dia bucin, gua jadi bersyukur belum punya cewek sampai sekarang." ujar Rendy.

"Ooh no.... Jangan bilang dia masih pacaran sama cewek matre itu, i yuh..." decak Harris dengan gaya agak flamboyan-nya.

"Ya.. Susah deh.. kalau udah cinta banget, kita tinggal tunggu undangannya si Theo aja." ujar Rendy sambil meminum kopinya.

Harris walaupun punya wajah tampan dan rupawan, tapi memiliki sisi feminin dalam dirinya. karena ia dibesarkan bersama keempat anak perempuan, sedari kecil Harris sangat di manja oleh ibunya dan kedua kakak perempuannya, tapi terlepas dari gayanya yang agak flamboyan Harris masih laki-laki yang "Normal." hanya saja dia belum pernah berpacaran sama sekali.

"Hei Harris...!!!" sapa Theo yang baru saja datang memasuki pintu Cafe.

"Theo..My friend..~." sapa Harris sambil melambaikan tangannya ke arah Theo, senang sekali bisa bertemu sahabatnya yang bawel ini.

Lengkaplah sudah tiga sekawan saat kuliah di jurusan yang sama, mereka berkumpul kembali, untuk menyambut kepulangan Harris dari Amerika, beberapa saat mereka duduk lalu mengobrol, bercanda, dan bercerita.

Namun tiba-tiba benda pipih milik Harris bergetar diatas meja cafe. "Sorry Guys, nyokap telpon."

Harris pun langsung mengangkat telepon dari ibunya, Theo dan Rendy menutup mulut agar tidak ganggu.

"Yes mom, kenapa?" jawab Harris.

"Harris tadi mama dapat telepon dari teman arisan, kebetulan anak perempuannya yang dulu mama cerita ke kamu, baru aja pulang dari Singapore, sore ini kamu harus ketemuan sama dia, mama kirim lokasi restorannya ya, dah...~." seru Herlina di telepon.

"Wait... mom.., aaakkhh..!!!" pekik Harris kesal, dari kemarin ibunya memang sudah bilang mau menjodohkan dirinya, namun tak disangka akan diatur secepat ini.

"Ada apa bro?" tanya Theo penasaran.

"Nyokap gua gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba main jodohin gua aja hari ini, gua kan

belum bilang setuju..., Gimana dong..." keluh Harris.

"Udah temuin aja tuh cewek, dari pada nanti ribut sama emak lu." ledek Theo.

"Iya bro, ketemuan aja dulu siapa tau kali ini  memang cocok hahaha..." ledek Rendy, yang dari dulu tahu kalau Harris belum pernah pacaran.

"Kalau lu gak temuin, kasian nyokap lu udah susah-susah cariin lu jodoh hahaha...~." ledek Theo.

"Hadeh.... Dasar tega lu pada ama gua.., mana gua lagi pusing mikirin tanggung jawab di perusahaan, sekarang nambah lagi pusing gua.." Harris me n c e bik.

Bukannya ia tidak mau dijodohkan, hanya saja Harris sedang tidak fokus untuk mencari pasangan dan sama sekali tidak memikirkan soal pernikahan, untuk saat ini.

Bersambung~

...****************...

Terpopuler

Comments

ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅

ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅

nanti di lanjut lagi tinggalkan jejak dulu🤭😂

2024-07-15

0

ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅

ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅

duku atau dulu 😂🤧

2024-07-15

1

ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅

ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅

kakak author ini narasinya kepanjangan deh bis dibuat jadi du atau tiga paragraf kak 🤭

2024-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permulaan Gaby dan Harris
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Pertemuan Kedua
4 Bab 4 Pendekatan
5 Bab 5 Tidak Menyerah
6 Bab 6 Makin Menjauh
7 Bab 7 Pulau Seribu
8 Bab 8 Awal Kedekatan
9 Bab 9 Harus Lembur
10 Bab 10 Pura-pura Sakit
11 Bab 11 Perhatian (Visual Karakter)
12 Bab 12 Jadi Makin Akrab
13 Bab 13 Gara-gara Covid
14 Bab 14 Pindahan
15 Bab 15 Numpang Tinggal
16 Bab 16 Terpesona
17 Bab 17 Marahan
18 Bab 18 Bukti..??
19 Bab 19 Acara Outbound Kantor
20 Bab 20 Ciuman Hangat
21 Bab 21 Sama-sama Egois
22 Bab 22 Impostor
23 Bab 23 Kencan Pertama
24 Bab 24 Kedatangan Theo
25 Bab 25 Kegalauan
26 Bab 26 Pulang ke Rumah
27 Bab 27 Reunian
28 Bab 28 Misi Rahasia
29 Bab 29 Tangisan Sahabat
30 Bab 30 Welcome to Bali
31 Bab 31 Salah Paham
32 Bab 32 Romansa di Bali
33 Bab 33 Jadian di Bali
34 Bab 34 Office Couple
35 Bab 35 Nyamuk Nakal
36 Bab 36 Liburan Bareng
37 Bab 37 Berteduh (21+)
38 Bab 38 Wisata Air Terjun
39 Bab 39 Lamaran Mendadak
40 Bab 40 Pertengkaran
41 Bab 41 Baikkan
42 Bab 42 Janji Setia
43 Bab 43 Menahan Hasrat (21+)
44 Bab 44 Muncul Lagi
45 Bab 45 Kucing-kucingan
46 Bab 46 Kencan Panas (21+)
47 Bab 47 Terhalang Restu
48 Bab 48 Terhalang Restu Lagi
49 Bab 49 Nasihat Theo
50 Bab 50 Permainan di Mulai
51 Bab 51 Memancing
52 Bab 52 Kak Helena
53 Bab 53 Jebakan
54 Bab 54 Kecewa
55 Bab 55 Me and You End
56 Bab 56 Sama-sama Menderita
57 Bab 57 Menahan Rasa Sakit
58 Bab 58 Mengakhiri Cinta Kita
59 Bab 59 Godaan Mantan
60 Bab 60 I Love You (21+)
61 Bab 61 Jadi Selingkuhan
62 Bab 62 Tunangan
63 Bab 63 Orang Ketiga
64 Bab 64 Melarikan Diri
65 Bab 65 Saingan
66 Bab 66 Teman Curhat
67 Bab 67 Meninggalkan Jejak (21+)
68 Bab 68 Kebetulan Dua Kali
69 Bab 69 Kemarahan Herlina
70 Bab 70 Pulang ke Rumah
71 Bab 71 Berkunjung
72 Bab 72 Pelayan Gadungan
73 Bab 73 Menebar Bulu
74 Bab 74 Kepanikan
75 Bab 75 Pertunangan Telah Batal
76 Bab 76 Ada Ujian Lagi
77 Bab 77 Ujian Calon Istri
78 Bab 78 Godaan Calon Istri (21+)
79 Bab 79 Hari Melamar Gaby
80 Bab 80 Calon Mertua Harris
81 Bab 81 Calon Mertua Gaby
82 Bab 82 Perkenalan
83 Bab 83 Cemburu Buta
84 Bab 84 Hukuman (21+)
85 Bab 85 Hari Lamaran
86 Bab 86 Naik Kapal
87 Bab 87 Sebelum Hari H
88 Bab 88 Mengucap Janji
89 Bab 89 Malam Spesial (21+)
90 Bab 90 Buka Kadonya (21+)
91 Bab 91 Pengantin Baru
92 Bab 92 Nyonya Baru
93 Bab 93 Kehidupan Baru Gaby
94 Bab 94 Kelelahan
95 Bab 95 Kesabaran ada Batasnya
96 Bab 96 Keegoisan
97 Bab 97 Amarah
98 Bab 98 Keras Hati
99 Bab 99 Menyesal
100 Bab 100 Hujannya mereda (21+)
101 Bab 101 Rutinitas Baru
102 Bab 102 Perhatian Kecil
103 Bab 103 Berkunjung ke Bali
104 Bab 104 Teman Lama
105 Bab 105 Teman Tapi Mesra
106 Bab 106 Cinta di Masa Lalu
107 Bab 107 Please Love Me Honey (21+)
108 Bab 108 Honeymoon Kedua
109 Bab 109 Mau Punya Anak ??
110 Bab 110 Yakin Mau Punya Anak...??
111 Bab 111 Kecurigaan Harris
112 Bab 112 Ipar yang Meresahkan
113 Bab 113 Suami Versi Bocah
114 Bab 114 Gebuk-gebukkan
115 Bab 115 Please ! Jangan Ribut
116 Bab 116 Kencan Ganda
117 Bab 117 Nostalgia Nakal Pasutri
118 Bab 118 Just Wait Mom
119 Bab 119 Mendambakan Momongan
120 Bab 120 1st Wedding Anniversary (21+)
121 Bab 121 Berdamai Dengan Masa Lalu
122 Bab 122 Akhir Kisah Berdua (End)
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Permulaan Gaby dan Harris
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Pertemuan Kedua
4
Bab 4 Pendekatan
5
Bab 5 Tidak Menyerah
6
Bab 6 Makin Menjauh
7
Bab 7 Pulau Seribu
8
Bab 8 Awal Kedekatan
9
Bab 9 Harus Lembur
10
Bab 10 Pura-pura Sakit
11
Bab 11 Perhatian (Visual Karakter)
12
Bab 12 Jadi Makin Akrab
13
Bab 13 Gara-gara Covid
14
Bab 14 Pindahan
15
Bab 15 Numpang Tinggal
16
Bab 16 Terpesona
17
Bab 17 Marahan
18
Bab 18 Bukti..??
19
Bab 19 Acara Outbound Kantor
20
Bab 20 Ciuman Hangat
21
Bab 21 Sama-sama Egois
22
Bab 22 Impostor
23
Bab 23 Kencan Pertama
24
Bab 24 Kedatangan Theo
25
Bab 25 Kegalauan
26
Bab 26 Pulang ke Rumah
27
Bab 27 Reunian
28
Bab 28 Misi Rahasia
29
Bab 29 Tangisan Sahabat
30
Bab 30 Welcome to Bali
31
Bab 31 Salah Paham
32
Bab 32 Romansa di Bali
33
Bab 33 Jadian di Bali
34
Bab 34 Office Couple
35
Bab 35 Nyamuk Nakal
36
Bab 36 Liburan Bareng
37
Bab 37 Berteduh (21+)
38
Bab 38 Wisata Air Terjun
39
Bab 39 Lamaran Mendadak
40
Bab 40 Pertengkaran
41
Bab 41 Baikkan
42
Bab 42 Janji Setia
43
Bab 43 Menahan Hasrat (21+)
44
Bab 44 Muncul Lagi
45
Bab 45 Kucing-kucingan
46
Bab 46 Kencan Panas (21+)
47
Bab 47 Terhalang Restu
48
Bab 48 Terhalang Restu Lagi
49
Bab 49 Nasihat Theo
50
Bab 50 Permainan di Mulai
51
Bab 51 Memancing
52
Bab 52 Kak Helena
53
Bab 53 Jebakan
54
Bab 54 Kecewa
55
Bab 55 Me and You End
56
Bab 56 Sama-sama Menderita
57
Bab 57 Menahan Rasa Sakit
58
Bab 58 Mengakhiri Cinta Kita
59
Bab 59 Godaan Mantan
60
Bab 60 I Love You (21+)
61
Bab 61 Jadi Selingkuhan
62
Bab 62 Tunangan
63
Bab 63 Orang Ketiga
64
Bab 64 Melarikan Diri
65
Bab 65 Saingan
66
Bab 66 Teman Curhat
67
Bab 67 Meninggalkan Jejak (21+)
68
Bab 68 Kebetulan Dua Kali
69
Bab 69 Kemarahan Herlina
70
Bab 70 Pulang ke Rumah
71
Bab 71 Berkunjung
72
Bab 72 Pelayan Gadungan
73
Bab 73 Menebar Bulu
74
Bab 74 Kepanikan
75
Bab 75 Pertunangan Telah Batal
76
Bab 76 Ada Ujian Lagi
77
Bab 77 Ujian Calon Istri
78
Bab 78 Godaan Calon Istri (21+)
79
Bab 79 Hari Melamar Gaby
80
Bab 80 Calon Mertua Harris
81
Bab 81 Calon Mertua Gaby
82
Bab 82 Perkenalan
83
Bab 83 Cemburu Buta
84
Bab 84 Hukuman (21+)
85
Bab 85 Hari Lamaran
86
Bab 86 Naik Kapal
87
Bab 87 Sebelum Hari H
88
Bab 88 Mengucap Janji
89
Bab 89 Malam Spesial (21+)
90
Bab 90 Buka Kadonya (21+)
91
Bab 91 Pengantin Baru
92
Bab 92 Nyonya Baru
93
Bab 93 Kehidupan Baru Gaby
94
Bab 94 Kelelahan
95
Bab 95 Kesabaran ada Batasnya
96
Bab 96 Keegoisan
97
Bab 97 Amarah
98
Bab 98 Keras Hati
99
Bab 99 Menyesal
100
Bab 100 Hujannya mereda (21+)
101
Bab 101 Rutinitas Baru
102
Bab 102 Perhatian Kecil
103
Bab 103 Berkunjung ke Bali
104
Bab 104 Teman Lama
105
Bab 105 Teman Tapi Mesra
106
Bab 106 Cinta di Masa Lalu
107
Bab 107 Please Love Me Honey (21+)
108
Bab 108 Honeymoon Kedua
109
Bab 109 Mau Punya Anak ??
110
Bab 110 Yakin Mau Punya Anak...??
111
Bab 111 Kecurigaan Harris
112
Bab 112 Ipar yang Meresahkan
113
Bab 113 Suami Versi Bocah
114
Bab 114 Gebuk-gebukkan
115
Bab 115 Please ! Jangan Ribut
116
Bab 116 Kencan Ganda
117
Bab 117 Nostalgia Nakal Pasutri
118
Bab 118 Just Wait Mom
119
Bab 119 Mendambakan Momongan
120
Bab 120 1st Wedding Anniversary (21+)
121
Bab 121 Berdamai Dengan Masa Lalu
122
Bab 122 Akhir Kisah Berdua (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!