"IRASSHAIMASE...!!!" sambutan para pelayan restoran jepang, ketika Harris dan Gaby baru saja masuk ke dalam.
Mbak pelayan yang berpakaian kimono Jepang, datang menghampiri, lalu mengarahkan mereka ke tempat duduk untuk dua orang. Baru saja duduk keduanya disuguhkan Teh hijau racikan tradisional jepang di hadapan mereka.
"Teh-nya kental sekali..." celetuk Gaby saat melihat cairan berwarna hijau yang seperti gumpalan air lumut di dalam gelas chawan.
"Agak pahit, tapi percayalah ini minuman sehat." ujar Harris saat melihat ekspresi takut Gaby.
"Apa tidak masalah kita berdua keluar di jam kerja pak?" tanya Gaby yang merasa ragu.
"Kalau kita lagi berdua seperti ini, tolong jangan panggil saya, bapak. Panggil saja namaku seperti kemarin saat kita baru pertama kali bertemu. kita kan satu kantor jadi harus akrab...~." Harris tersenyum sambil mengedipkan satu matanya.
"Uh..." Gaby bergidik merasa merinding.
Saat ini hati Harris sedang merasa senang. Karena dirinya tidak perlu repot-repot menyewa anak buah ayahnya untuk mencari keberadaan soal Gaby. Tak disangka, ternyata Gaby berkerja satu Divisi dengannya di perusahaan keluarganya, ini tentu menjadi mudah bagi Harris untuk lebih mengenal Gaby.
Setelah menunggu beberapa saat, pramusaji datang membawakan, piring besar berbentuk kapal yang berisi banyak daging ikan mentah yang masih segar.
Harris makan sushi dengan sangat nikmat. Sedangkan Gaby lebih memilih makan mie soba dingin dengan ebi Furia.
"Gaby..., Coba juga ikan segar ini." Harris menyodorkan ikan sashimi yang berwarna pink berkilau.
"Sorry tapi aku, gak terlalu suka sama ikan mentah." Gaby menolak
"Ini enak sekali loh..., ayo aaa..., jangan menolak pemberianku." paksa Harris,
"Okay, tapi sekali aja ya." Gaby terpaksa menerima suapan bossnya.
Gaby pun terpaksa menerima suapan dari Harris, ia tidak ingin membuat pria ini malu di depan umum, lagian dari kecil sudah biasa juga disuapi para abangnya.
Melihat respon positif dari Gaby, Harris sangat senang dan punya harapan, ia mengira Gaby mungkin juga suka padanya.
"Gaby habis ini, kamu ikut denganku ke tempat lain ya." ajak Harris tiba-tiba, tidak ingin kedekatan dengan Gaby berakhir sia-sia.
"Mau kemana lagi kita? Sebentar lagi kan udah jam pulang kantor loh." Gaby melirik jam tangannya.
"Gak apa-apa, tenang saja, aku kan boss kamu sekarang~." Harris tidak memedulikan posisi Gaby sebagai karyawan biasa.
Gaby jadi merasa dilema, harus mengikuti jam kantor atau mengikuti boss barunya yang masih muda.
"Harusnya dia merasa ilfil denganku kan..?? Sepertinya cowok-cowok lainnya."
Sebelum bertemu Harris di acara perjodohan kemarin, Gaby sudah di jodohkan sebanyak lima kali oleh ibunya. Tapi semua perjodohan itu gagal, karena semua pria merasa ilfil melihat cara dia bicara dan bertingkah, namun pria ini berbeda ia sama sekali tidak ilfil padanya.
"Apa mungkin dia cuma mau berteman akrab denganku...??" batin Gaby, yang tidak peka dengan sikap baik seorang laki-laki.
_________
Bu aku pulang...!!" ujar Gaby yang baru sampai rumah, kedua tangannya menenteng banyak kantong belanjaan.
"Gaby ibu mau Bicara...." seru Jane, namun terkaget-kaget melihat ada banyak kantong belanjaan yang dibawa Gaby.
"KAMU NGAPAIN BOROS BANGET..!!" teriak Jane dengan marah, mengerenyitkan dahinya saat melihat Gaby, dirinya tidak pernah mendidik putrinya untuk boros dalam berbelanja.
"Ini bukan Gaby belanja pakai uang Gaby Bu..!!" ujar Gaby menepis kesalahan pahaman ibunya.
"Terus pakai uang siapa, belanjaan sebanyak ini...!!!, Jangan bilang kamu habis jalan sama om-om senang...!!!" pekik Jane yang salah paham, apalagi melihat putrinya pulang agak larut.
"Ada apa sih ribut-ribut." ujar Justin yang keluar dari kamarnya, karena mendengar suara ribut-ribut diluar.
"EH...!! BUSET..!!, Udah Gajian lu, cepet amat." ujar Justin kaget melihat banyaknya kantong yang dibawa adiknya.
Akhirnya Gaby menjelaskan kalau bosnya lah yang membelikan ini semua untuknya.
"Serius..!! hari gini masih ada Bos yang sebaik dan murah hati begini??" seru Justin nyeleneh.
"Sebenernya Bu, bosnya Gaby tuh orang yang ibu jodohkan sama aku kemarin, aku gak nyangka loh ibu bisa kenalan sama keluarga konglomerat." Gaby masih belum tahu kenyataannya sebenarnya.
"Itu.. yang dari tadi mau ibu omongin sama kamu Gaby..~." ujar Jane sambil memijit kepalanya.
Sang ibu pun menjelaskan, tentang kesalahan pahaman pada perjodohan kemarin.
"Astaga jadi aku salah ketemu orang dong..!!!" ujar Gaby amat terkejut.
"Makanya kamu tuh kalau ibu ngomong dengerin...!!, Semua jadi kacau deh.., Ibu jadi merasa gak enak banget sama ibu Wawan yang udah susah payah membujuk keponakannya supaya mau ketemu kamu." keluh Jane.
"Gab.. Boss lu itu om-om senang ya...??, ati-ati deh Gab.., Takutnya dia beliin ini semua pasti mau minta sesuatu dari kamu." ujar Justin mengingatkan, sambil melirik semua barang branded yang dibelanjakan untuk adiknya.
"Hahaha... Gak lah bang, kepalanya belum botak kok, dia tuh seumuran sama Abang." ujar Gaby dengan santai.
"Serius..!!! Masa sih seumuran gua dah punya duit banyak gini." Justin nampak syok.
"Namanya juga anak sultan bang, tadi aja Gaby diajak ke restoran mewah, trus dibawa ke mall, tiba-tiba disuruh cobain baju, tas, dan aksesoris yang inilah itulah, habis itu dia ajak Gaby makan malam sambil lihat kembang api...." ujar Gaby cerita dengan polosnya.
"Astaga nak..., Itu namanya kamu diajak kencan..!!" Jane menjadi kesal, merasa putrinya sangat bodoh.
"Aduh adek gua bodoh banget, hahaha." Justin tertawa kencang.
"...." Gaby jadi cemberut karena merasa di remehkan.
"Aku pulang Bu.." seru Jerry yang baru pulang kerja.
"Jerry tolong kamu nasehatin si Gaby nih..." ujar Jane, soal menasehati Gaby, Jerry lah yang paling bisa diandalkan.
"Loh kok banyak amat belanjaan siapa nih, mang lu udah gajian." tanya Jerry ke Gaby.
"Si Gaby bang, dia di taksir bosnya dong." ujar Justin sambil tertawa meledek.
"Ya ampun, pacaran aja dia belum pernah, udah di taksir om-om." ledek Jerry, mengira boss adiknya itu seorang pria setengah baya, yang suka gadis muda.
"Abang ih..!!" Gaby kesal, lalu mencubit lengan Justin.
"Aww...!!" pekik Justin.
Akhirnya semua duduk berkumpul sambil membuka semua barang-barang yang Harris belikan untuk Gaby.
"Gile...!!! ini tas kan seharga motor." Justin kaget setengah mati, sampai mulutnya menganga melihat di internet kalau harga tasnya sampai dua digit.
"Sssttt... jangan keras-keras!!!, Nanti tetangga dengar." seru Jane khawatir, mengingat mereka tinggal di perumahan yang ramai.
"Gab mendingan besok lu balikin aja semua barang mahal ini." ujar Jerry menasehati.
"Loh kenapa kak?, kan bisa kita jual lagi, lumayan kan tambah cuan hehe." Gaby terkekeh.
"Nak.., kalau ada cowok berani kasih barang-barang semahal ini, pasti ada maksud, ingat gak ada yang gratis di dunia ini." ujar Jane menasehati.
"Maksudnya??" Gaby masih tidak mengerti.
"Haduh...ya udah pasti dia mau lu jadi pacarnya..!!!" seru Justin dengan tidak sabar.
"PACAR...!! iiihh Ogah.. deh sama si Harris!!!" ujar Gaby merasa jijik membayangkannya dirinya bukan lagi seorang jomblowati.
"Ibu juga takut kalau kamu punya barang-barang mahal kayak gini, takut ada tindak kriminal pas kamu lagi diluar." Jane merasa sangat khawatir, mengingat putrinya tidak peka mengarah ke bodoh.
"Iya bu, cuma Gaby bingung aja gimana bawanya semua barang ini besok?"
Akhirnya semua terdiam, sambil memandangi semua barang mahal itu, dan memikirkan cara membawanya esok hari.
Bersambung~
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Hiatus
gk prnah mkan makanan jepang
2024-07-06
1
Dee Nur
satu kata untuk thor . Yang penting aku datang untuk mu
2024-06-29
1
piyo lika pelicia
1 bunga untuk kakak ☺️
2024-06-28
1