Bab 5 Tidak Menyerah

Pagi hari di kediaman rumah keluarga Matson. Terlihat sang ibu sedang sibuk menyiapkan hidangan sarapan untuk seluruh anggota keluarganya. Herlina memilih piring dan gelas yang akan digunakan. Lalu menaruh serbet makan, juga mengisi vas bunga dengan bunga segar yang baru di petik. Dua pelayan berlarian bolak balik, dari dapur ke ruang makan.

"Good morning mom." tiba-tiba Harris datang turun dari lantai dua, raut wajahnya terlihat berseri-seri.

"Morning, sayang." Herlina menyapa balik.

"Wah pagi-pagi kamu sudah terlihat tampan, wajah kamu juga cerah sekali." Herlina tersenyum melihat putranya berpakaian rapi dengan setelan jas kerja.

Tidak lama Caroline turun kebawah, ia berjalan sambil menguap. "Iiihh kakak ganti parfum lagi...?? Tiap pagi kok wanginya beda-beda sih...." protes Caroline, sambil mengendus jas kakaknya.

"Of course, parfum ini wanginya lebih fresh dari pada yang kemarin...~." ucap Harris dengan wajah bangga.

"Ih..., baunya sama sekali gak ada yang enak, yang kemarin baunya kayak parfum kakek-kakek, hari ini bau parfum om-om..." ledek Caroline sambil menutup hidung dengan dua jari.

"Cih...., Dasar cewek jomblo gak ngerti selera laki-laki jaman sekarang." decak Harris, meledek balik adiknya.

Caroline tidak terima, ia langsung naik pitam mendengar ledekan kakaknya. "Apa kakak bilang apa...!! Ngatain aku jomblo, kakak sendiri juga sama, perjaka tua...!!" umpatnya tidak kalah pedas.

Harris memekik dan mengerenyitkan dahi, suasana pagi yang cerah malah kian memanas. Keduanya terus saja cekcok saling meledek, Herlina yang sudah terbiasa melihat mereka bertengkar. Harris dan Caroline memang tidak pernah akur sedari kecil, ada saja yang selalu mereka perdebatkan. Tanpa menghiraukan mereka berdua, Herlina tetap fokus, menyiapkan semua hidangan sarapan di meja makan.

"Ada apa ini, pagi-pagi kok sudah ribut...!!" kemunculan suara bariton, membuat keduanya langsung terdiam, ternyata Harlord sang kepala keluarga telah datang bersama Charlotte anak terakhir.

"Pagi Pa..." sapa Harris dan Caroline secara bersamaan, keduanya langsung diam seribu bahasa.

"Suara ribut kakak sampai terdengar ke kamarku loh..." ujar Charlotte terkekeh melihat wajah panas kedua kakaknya.

"Sudah....sudah..., ayo kita semua duduk dan sarapan dulu." ajak Herlina, sembari menarik kursi untuk duduk.

Sebelum duduk Harlord mengecup dahulu dahi sang istri, pemandangan yang sudah sering anak mereka lihat di pagi hari. Kini seluruh anggota keluarga sudah duduk bersama-sama. Herlina menyendok kan nasi goreng ke atas piring suaminya, juga beberapa lauk pelengkap, anak-anak mereka pun segera menyendok menu sarapan ke piring mereka masing-masing.

"Hmm~, la...la..la...la..." Harris bersenandung riang, menyantap nasi goreng dan telur mata sapi di piringnya.

"Tumben kamu kelihatan sangat gembira..., ada apa nih..??" tanya Herlina penasaran, tidak biasanya Harris bersenandung di pagi hari.

"Iya....Bekerja di perusahaan papa kan harus semangat...~." celetuk Harris sembari menyesap kopinya.

"Hmm..., Yakin merasa gembira hanya karena itu..?" tanya Herlina sedikit tidak percaya.

"Yes mom.." ujar Harris, tidak berani menatap mata ibunya, lalu lanjut melahap sarapan paginya.

.

.

Setelah menyelesaikan sarapannya. "Udah ya mom..., Harris berangkat kerja dulu." Harris berpamitan lalu mencium pipi ibunya, ia pun langsung berangkat ke kantor mengendarai mobil SUV.

.

.

Sesampainya di kantor, ia memarkirkan mobilnya di Basemen tempat biasa, Harris pun keluar dari mobilnya.

"Harris.." namun tiba-tiba Gaby datang memanggilnya.

"Hey.. morning Gaby..." seru Harris sambil melambaikan tangannya, senang sekali pagi-pagi sudah di sambut sang wanita pujaan.

Gaby menghampiri dengan ekspresi datar, sambil menggerek dua koper, Harris pun bingung melihatnya.

"Harris.., gua mau balikin semua barang yang lu beliin kemarin malam, semua barangnya aku taruh dalam koper ini." tanpa basa basi Gaby langsung memberikan kedua koper yang ia bawa.

"Oh.. no Gaby..~, Aku senang kok belikan semua buat kamu, tolong jangan tolak pemberianku." Harris merasa bingung, kenapa tiba-tiba barang yang ia belikan kemarin dibalikin semua.

"Sorry boss..., tapi aku gak bisa terima barang-barang semahal ini." ucap Gaby dengan tegas.

"Ooo...Aku ngerti, mungkin kamu masih belum terbiasa dengan semua barang ini, it's okay... kamu bisa simpan aja dulu." ujar Harris yang tidak peka.

Gaby tidak merespon omongan Harris barusan, dengan paksa Gaby merebut kunci mobil Harris. Lalu Gaby membuka paksa bagasi mobil bossnya, dan...

Bruk...

Bruk....

Ia memasukan kedua koper yang ia bawa tadi ke dalam bagasi, semuanya berisi barang-barang yang Harris belikan kemarin.

"Sorry gua gak butuh semua barang itu, jadi gua balikin semuanya pagi ini." Gaby memberikan kunci mobil ke tangan Harris.

"Gaby.. tolong dong, jangan bersikap dingin begini sama aku." Harris nampak kecewa, hatinya pun merasa sedih, kemarin malam baru saja memulai pendekatan, masa paginya di tolak lagi.

"Maaf Harris, tapi pertemuan pertama kita terjadi, karena kesalahanku, perjodohan malam itu cuma salah paham, harusnya aku gak ketemu sama kamu, jadi mulai sekarang lebih baik hubungan kita cuma sebatas Karyawan dan boss saja." Gaby menjelaskan.

"But..., Gaby..., Aku gak peduli itu salah paham atau gak sengaja, aku justru senang bisa kenal sama kamu, aku lakukan semua ini karena mau lebih dekat sama kamu." seru Harris.

Gaby terdiam sejenak, sebelum berkata lebih lanjut. "Maaf tapi, aku gak suka cowok." ujar Gaby dengan tegas dan langsung meninggalkan Harris begitu saja di parkiran basemen mobil.

Harris pun langsung syok mendengarnya, ia berdiri mematung untuk beberapa saat, setelah mendengar perkataan absurd Gaby barusan.

.

.

Di ruangan kerjanya pun Harris duduk di kursi kerja sambil mengarahkan kepalanya, melihat langit-langit ruangan, termenung bingung mengartikan ucapan Gaby tadi pagi. "Aku gak suka cowok." Kata-kata absurd yang terus terbesit di benaknya. "Masa iya dia sukanya cewek, gak masuk akal pasti bohong." rasanya tidak mungkin kalau Gaby itu tipe cewek yang suka sama sesama jenis.

"Tok...tok...tok..." suara pintu membuyarkan lamunan Harris.

"Excuse me, Mr. Horrisson, saya mau mengantarkan kopi." Sabrina masuk ke dalam ruangan si boss.

"Okay makasih " ucap Harris singkat.

"Meja bapak kelihatannya berantakan, saya bantu bereskan ya pak." seru Sabrina memperlihatkan senyuman menggoda.

"Eehh.. Gak usah..!!!" Harris menolak.

Namun Sabrina tidak menyerah begitu saja untuk bisa menggoda bosnya.

"Aduuuhh..!!" tiba-tiba Sabrina pura-pura jatuh.

"Kamu gak apa-apa?" Harris panik, ia langsung menghampiri dan membantu sang sekertaris yang terjatuh tiba-tiba.

"Sepertinya kaki saya terkilir." Sabrina berpura-pura, mengucap dengan nada manja.

"Okay, saya bantu kamu berdiri." Harris memegang kedua tangan Sabrina.

Sabrina tersenyum smirk, rencana Sabrina untuk mendekatkan dirinya pada si boss berhasil, dia pun langsung tancap gas.

"Aahh..!! aduh...." Sabrina dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke dada Harris, agar bisa memeluk si bos.

"Maaf ya pak, aku gak sengaja." ujar Sabrina sambil memberikan senyum yang menggoda, dan memperlihatkan belahan dadanya.

Namun betapa Kagetnya dia ketika sedang  melihat ekspresi wajah bosnya yang menyeramkan, sorot matanya dipenuhi kemarahan, dan membuat Sabrina jadi gemetar ketakutan.

"Cepat keluar..!!!" pekik Harris.

Sabrina pun langsung keluar ruangan sambil lari ketakutan. "Ada-ada aja, kelakuan cewek jaman sekarang." ucap Harris sambil membersihkan bajunya dari wangi parfum menyengat sang sekretaris centil.

.

.

Hari ini pun cepat berlalu, setelah selesai bekerja, Harris langsung menemui kedua temannya untuk makan malam bareng.

"Harris tumben lu dari tadi diem aja, kayak kurang semangat gitu..., lagi mikirin apa sih?" tanya Rendy sambil memotong daging steak.

"Kalau lagi ada masalah, cerita aja sama kita, siapa tau bisa bantu kasih saran." ujar Theo mengaduk-aduk saladnya.

"Hmm... gimana ya cara jelasin ke kalian" seru Harris yang terlihat sedang galau, makan sambil berpangku tangan, seharian ini sikap Gaby sangat dingin terhadapnya, berbeda saat awal pertemuan dan kemarin saat ia mengajaknya makan malam dan belanja.

Theo dan Rendy yang penasaran terus memaksa Harris untuk cerita, mereka sangat kepo.

Mau gak mau akhirnya ia menceritakan semuanya, dari permulaan ia bertemu dengan Gaby saat perjodohan, sampai dengan kejadian pagi ini.

"Buahaha..hahaha...." Rendy tertawa lepas.

"Pffttt...." Theo menahan tawanya dengan kedua tangan, badannya sampai gemetaran.

"Iiih...!! Katanya mau bantu tapi malah ngetawain gua...!!" celetuk Harris yang kesal.

"Aduh kasian deh lu, belum pernah pacaran, sekalinya tembak cewek, eh...ceweknya gak suka cowok, ahahahaha..." ujar Rendy yang masih tertawa meledek.

"Yah... Gak kaget sih." ujar Theo sambil mengusap air matanya, karena tertawa sampai sakit perut.

"Terus gua mesti gimana, solusinya apa...!!" Harris mencebik.

"Hmm... Lebih baik nyerah aja deh, lagian masih banyak pilihan, cewek kan gak cuma satu di dunia ini kawan." ujar Rendy.

"Iya... dari pada lu makin galau mikirin cewek, mendingan fokus dulu aja ke tanggung jawab lu, sebagai pimpinan di perusahaan, jangan bikin bokap lu kecewa, apalagi usah kuliah jauh-jauh sampai ke amrik." ujar Theo menasehati temannya yang lagi kasmaran.

"Sorry ya, gua gak akan nyerah gitu aja...!!! selama dia masih jomblo, namanya cewek,  omongan-nya sama perasaanya kan beda." seru Harris dengan yakin.

Rendy dan Theo terdiam melihat Harris yang keras kepala.

"Hmm.. Gini aja deh, kalian kan satu divisi, coba kamu cari tahu soal dia lewat orang-orang kantor, siapa tahu bisa dapat pencerahan." ujar Theo memberikan saran.

"Pencerahan, supaya lu tau arti kata "menyerah"." ledek Rendy jarinya mengutip.

"Okay I'll try it, kalian lihat saja nanti." ujar Harris yang pantang menyerah.

Bersambung~

...****************...

Terpopuler

Comments

Hiatus

Hiatus

gas wae mas hariss

2024-07-06

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

1 bunga untuk kakak

2024-06-28

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat haris /Determined//Determined/

2024-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permulaan Gaby dan Harris
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Pertemuan Kedua
4 Bab 4 Pendekatan
5 Bab 5 Tidak Menyerah
6 Bab 6 Makin Menjauh
7 Bab 7 Pulau Seribu
8 Bab 8 Awal Kedekatan
9 Bab 9 Harus Lembur
10 Bab 10 Pura-pura Sakit
11 Bab 11 Perhatian (Visual Karakter)
12 Bab 12 Jadi Makin Akrab
13 Bab 13 Gara-gara Covid
14 Bab 14 Pindahan
15 Bab 15 Numpang Tinggal
16 Bab 16 Terpesona
17 Bab 17 Marahan
18 Bab 18 Bukti..??
19 Bab 19 Acara Outbound Kantor
20 Bab 20 Ciuman Hangat
21 Bab 21 Sama-sama Egois
22 Bab 22 Impostor
23 Bab 23 Kencan Pertama
24 Bab 24 Kedatangan Theo
25 Bab 25 Kegalauan
26 Bab 26 Pulang ke Rumah
27 Bab 27 Reunian
28 Bab 28 Misi Rahasia
29 Bab 29 Tangisan Sahabat
30 Bab 30 Welcome to Bali
31 Bab 31 Salah Paham
32 Bab 32 Romansa di Bali
33 Bab 33 Jadian di Bali
34 Bab 34 Office Couple
35 Bab 35 Nyamuk Nakal
36 Bab 36 Liburan Bareng
37 Bab 37 Berteduh (21+)
38 Bab 38 Wisata Air Terjun
39 Bab 39 Lamaran Mendadak
40 Bab 40 Pertengkaran
41 Bab 41 Baikkan
42 Bab 42 Janji Setia
43 Bab 43 Menahan Hasrat (21+)
44 Bab 44 Muncul Lagi
45 Bab 45 Kucing-kucingan
46 Bab 46 Kencan Panas (21+)
47 Bab 47 Terhalang Restu
48 Bab 48 Terhalang Restu Lagi
49 Bab 49 Nasihat Theo
50 Bab 50 Permainan di Mulai
51 Bab 51 Memancing
52 Bab 52 Kak Helena
53 Bab 53 Jebakan
54 Bab 54 Kecewa
55 Bab 55 Me and You End
56 Bab 56 Sama-sama Menderita
57 Bab 57 Menahan Rasa Sakit
58 Bab 58 Mengakhiri Cinta Kita
59 Bab 59 Godaan Mantan
60 Bab 60 I Love You (21+)
61 Bab 61 Jadi Selingkuhan
62 Bab 62 Tunangan
63 Bab 63 Orang Ketiga
64 Bab 64 Melarikan Diri
65 Bab 65 Saingan
66 Bab 66 Teman Curhat
67 Bab 67 Meninggalkan Jejak (21+)
68 Bab 68 Kebetulan Dua Kali
69 Bab 69 Kemarahan Herlina
70 Bab 70 Pulang ke Rumah
71 Bab 71 Berkunjung
72 Bab 72 Pelayan Gadungan
73 Bab 73 Menebar Bulu
74 Bab 74 Kepanikan
75 Bab 75 Pertunangan Telah Batal
76 Bab 76 Ada Ujian Lagi
77 Bab 77 Ujian Calon Istri
78 Bab 78 Godaan Calon Istri (21+)
79 Bab 79 Hari Melamar Gaby
80 Bab 80 Calon Mertua Harris
81 Bab 81 Calon Mertua Gaby
82 Bab 82 Perkenalan
83 Bab 83 Cemburu Buta
84 Bab 84 Hukuman (21+)
85 Bab 85 Hari Lamaran
86 Bab 86 Naik Kapal
87 Bab 87 Sebelum Hari H
88 Bab 88 Mengucap Janji
89 Bab 89 Malam Spesial (21+)
90 Bab 90 Buka Kadonya (21+)
91 Bab 91 Pengantin Baru
92 Bab 92 Nyonya Baru
93 Bab 93 Kehidupan Baru Gaby
94 Bab 94 Kelelahan
95 Bab 95 Kesabaran ada Batasnya
96 Bab 96 Keegoisan
97 Bab 97 Amarah
98 Bab 98 Keras Hati
99 Bab 99 Menyesal
100 Bab 100 Hujannya mereda (21+)
101 Bab 101 Rutinitas Baru
102 Bab 102 Perhatian Kecil
103 Bab 103 Berkunjung ke Bali
104 Bab 104 Teman Lama
105 Bab 105 Teman Tapi Mesra
106 Bab 106 Cinta di Masa Lalu
107 Bab 107 Please Love Me Honey (21+)
108 Bab 108 Honeymoon Kedua
109 Bab 109 Mau Punya Anak ??
110 Bab 110 Yakin Mau Punya Anak...??
111 Bab 111 Kecurigaan Harris
112 Bab 112 Ipar yang Meresahkan
113 Bab 113 Suami Versi Bocah
114 Bab 114 Gebuk-gebukkan
115 Bab 115 Please ! Jangan Ribut
116 Bab 116 Kencan Ganda
117 Bab 117 Nostalgia Nakal Pasutri
118 Bab 118 Just Wait Mom
119 Bab 119 Mendambakan Momongan
120 Bab 120 1st Wedding Anniversary (21+)
121 Bab 121 Berdamai Dengan Masa Lalu
122 Bab 122 Akhir Kisah Berdua (End)
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Permulaan Gaby dan Harris
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Pertemuan Kedua
4
Bab 4 Pendekatan
5
Bab 5 Tidak Menyerah
6
Bab 6 Makin Menjauh
7
Bab 7 Pulau Seribu
8
Bab 8 Awal Kedekatan
9
Bab 9 Harus Lembur
10
Bab 10 Pura-pura Sakit
11
Bab 11 Perhatian (Visual Karakter)
12
Bab 12 Jadi Makin Akrab
13
Bab 13 Gara-gara Covid
14
Bab 14 Pindahan
15
Bab 15 Numpang Tinggal
16
Bab 16 Terpesona
17
Bab 17 Marahan
18
Bab 18 Bukti..??
19
Bab 19 Acara Outbound Kantor
20
Bab 20 Ciuman Hangat
21
Bab 21 Sama-sama Egois
22
Bab 22 Impostor
23
Bab 23 Kencan Pertama
24
Bab 24 Kedatangan Theo
25
Bab 25 Kegalauan
26
Bab 26 Pulang ke Rumah
27
Bab 27 Reunian
28
Bab 28 Misi Rahasia
29
Bab 29 Tangisan Sahabat
30
Bab 30 Welcome to Bali
31
Bab 31 Salah Paham
32
Bab 32 Romansa di Bali
33
Bab 33 Jadian di Bali
34
Bab 34 Office Couple
35
Bab 35 Nyamuk Nakal
36
Bab 36 Liburan Bareng
37
Bab 37 Berteduh (21+)
38
Bab 38 Wisata Air Terjun
39
Bab 39 Lamaran Mendadak
40
Bab 40 Pertengkaran
41
Bab 41 Baikkan
42
Bab 42 Janji Setia
43
Bab 43 Menahan Hasrat (21+)
44
Bab 44 Muncul Lagi
45
Bab 45 Kucing-kucingan
46
Bab 46 Kencan Panas (21+)
47
Bab 47 Terhalang Restu
48
Bab 48 Terhalang Restu Lagi
49
Bab 49 Nasihat Theo
50
Bab 50 Permainan di Mulai
51
Bab 51 Memancing
52
Bab 52 Kak Helena
53
Bab 53 Jebakan
54
Bab 54 Kecewa
55
Bab 55 Me and You End
56
Bab 56 Sama-sama Menderita
57
Bab 57 Menahan Rasa Sakit
58
Bab 58 Mengakhiri Cinta Kita
59
Bab 59 Godaan Mantan
60
Bab 60 I Love You (21+)
61
Bab 61 Jadi Selingkuhan
62
Bab 62 Tunangan
63
Bab 63 Orang Ketiga
64
Bab 64 Melarikan Diri
65
Bab 65 Saingan
66
Bab 66 Teman Curhat
67
Bab 67 Meninggalkan Jejak (21+)
68
Bab 68 Kebetulan Dua Kali
69
Bab 69 Kemarahan Herlina
70
Bab 70 Pulang ke Rumah
71
Bab 71 Berkunjung
72
Bab 72 Pelayan Gadungan
73
Bab 73 Menebar Bulu
74
Bab 74 Kepanikan
75
Bab 75 Pertunangan Telah Batal
76
Bab 76 Ada Ujian Lagi
77
Bab 77 Ujian Calon Istri
78
Bab 78 Godaan Calon Istri (21+)
79
Bab 79 Hari Melamar Gaby
80
Bab 80 Calon Mertua Harris
81
Bab 81 Calon Mertua Gaby
82
Bab 82 Perkenalan
83
Bab 83 Cemburu Buta
84
Bab 84 Hukuman (21+)
85
Bab 85 Hari Lamaran
86
Bab 86 Naik Kapal
87
Bab 87 Sebelum Hari H
88
Bab 88 Mengucap Janji
89
Bab 89 Malam Spesial (21+)
90
Bab 90 Buka Kadonya (21+)
91
Bab 91 Pengantin Baru
92
Bab 92 Nyonya Baru
93
Bab 93 Kehidupan Baru Gaby
94
Bab 94 Kelelahan
95
Bab 95 Kesabaran ada Batasnya
96
Bab 96 Keegoisan
97
Bab 97 Amarah
98
Bab 98 Keras Hati
99
Bab 99 Menyesal
100
Bab 100 Hujannya mereda (21+)
101
Bab 101 Rutinitas Baru
102
Bab 102 Perhatian Kecil
103
Bab 103 Berkunjung ke Bali
104
Bab 104 Teman Lama
105
Bab 105 Teman Tapi Mesra
106
Bab 106 Cinta di Masa Lalu
107
Bab 107 Please Love Me Honey (21+)
108
Bab 108 Honeymoon Kedua
109
Bab 109 Mau Punya Anak ??
110
Bab 110 Yakin Mau Punya Anak...??
111
Bab 111 Kecurigaan Harris
112
Bab 112 Ipar yang Meresahkan
113
Bab 113 Suami Versi Bocah
114
Bab 114 Gebuk-gebukkan
115
Bab 115 Please ! Jangan Ribut
116
Bab 116 Kencan Ganda
117
Bab 117 Nostalgia Nakal Pasutri
118
Bab 118 Just Wait Mom
119
Bab 119 Mendambakan Momongan
120
Bab 120 1st Wedding Anniversary (21+)
121
Bab 121 Berdamai Dengan Masa Lalu
122
Bab 122 Akhir Kisah Berdua (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!