The Unexpected Husband
Kota Chrysanthemum, pagi hari yang cerah berawan.
Beberapa penjaga pria berjas hitam dan pelayan wanita bergegas berlari kesana kemari. Salah satu dari penjaga pria berjas hitam memberi instruksi kepada mereka untuk segera menemukan nona muda yang telah melarikan diri dari rumah.
"Temukan nona muda secepat mungkin! Ia belum jauh dari sini" teriak pria berjas hitam adalah ketua dari mereka semua. Orang yang bertanggung jawab penuh atas keamanan nona muda yang melarikan diri.
Mereka terus berusaha mencari dan menemukan nona muda hingga waktu terus berlalu mereka belum juga menemukan nona muda. Dengan keputusasaan, ketua keamanan pergi menemui nyonya dan tuan untuk melapor.
"Maaf nyonya dan tuan, kami belum berhasil menemukan nona muda yang melarikan diri. Kami telah mencari dengan sekuat tenaga namun belum menemukan jejaknya. Saya sungguh minta maaf, ini adalah kelalaian saya. Mohon ampun, tuan dan nyonya. Lain kali saya akan menjaga nona muda dengan sangat baik" ucap pria itu menundukan kepala dengan penuh penyesalan karena tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik.
Tuan dan nyonya melihat ke arah pria itu sebentar, lalu mereka saling tatap satu sama lain.
"Hah! Ini salahku, tidak seharusnya aku terlalu memaksa putriku untuk mengikuti kemauan kita" ucap nyonya.
"Mungkin ini adalah saatnya untuk membiarkan nona muda menentukan jalannya sendiri," tambah tuan dengan penyesalan di matanya.
"Kita harus memberinya kebebasan untuk menjalani hidupnya sendiri, tanpa mengatur-aturnya. Aku sungguh menyesal! Putriku yang malang"ucap tuan dengan suara yang penuh penyesalan dan kepahitan.
"Astaga! Kamu berlebihan sekali, sayang. Putri kita itu sudah kita didik dengan baik. Ia akan baik-baik saja dan bisa menjalani hidupnya dengan bijak" ucap nyonya mencoba menenangkan suaminya.
"Bagaimana aku bisa tenang? Ia bahkan belum sempat melihat dengan siapa dirinya dijodohkan! Seharusnya ia merasa bersyukur dengan apa yang kita pilihkan untuknya" ucap Tuan dengan rasa kecewa.
Spontan nyonya tertawa kecil, "Hahaha....lucu sekali! Kamu egois sekali, sayang! Tetapi aku yakin putri kita akan menyukai pria seperti itu. Ia tidak akan mengalami kesulitan setelah kita tiada nanti.”
Keegoisan itu berdiri tegak menjulang ke langit dan tidak pernah condong ke bawah sedikitpun meski nona muda tidak lagi ada di rumah ini. Tidak ada raut wajah kesedihan setelah kepergian nona muda dari rumah. Hanya ada raut wajah ketidakpuasan terhadap tindakan nona muda yang melarikan diri.
“Jika aku bertemu kembali dengan nona muda, aku akan memaksanya pulang! Aku akan memberinya hukuman agar ia tidak lagi melarikan diri dari rumah” ucap Nyonya dengan kekesalan dan berjanji akan memberikan hukuman kepada nona muda yang melarikan diri.
Ketua penjaga nona muda merasakan penyesalan terhadap dirinya sendiri yang tidak becus dalam menjaga nona muda. Ketua penjaga nona muda juga berat hati setelah mendengar ucapan nyonya yang memberikan hukuman kepada nona muda jika nona muda ditemukan. Entah bagaimana ketua penjaga nona muda merasa iba dan berbelas kasihan kepada nona muda, perasaan hati yang sangat sakit dan kecewa memiliki orang tua yang egois.
“Nyonya, maafkan saya jika berbicara lancang! Tolong jangan memberikan hukuman yang berat kepada nona muda. Nona muda melakukan ini pasti dengan sangat terpaksa. Ya, mungkin saja nona muda ingin memberikan tes kepada calon suami lebih dulu karena itu nona muda melarikan diri dari rumah ini. Karena ini mungkin saja rencana nona muda agar bisa mendapatkan calon suami yang baik” ucap ketua penjaga nona muda berkata dengan hati-hati.
Tuan dan nyonya segera melihat kearah ketua penjaga nona muda. Mereka berpikir sejenak apa yang telah dikatakan oleh penjaga nona muda.
“Ah, begitu! Ya itu ada benarnya. Tetapi bukankah ia sudah dijodohkan dengan orang lain yang kami pilihkan. Seharusnya nona muda tidak perlu terlalu khawatirkan?” ucap Nyonya muda dengan ragu.
"Apakah putriku sudah jatuh cinta dengan pria lain? Siapa? Berani sekali mendekati putriku! Katakan padaku, siapa yang disukai nona muda?" ucap tuan dengan nada cemas. Tuan menatap tajam kearah ketua penjaga nona muda.
Wajah ketua penjaga nona muda menjadi pucat karena ketakutan dengan tatapan tajam tuan. Dengan suara pelan dan terbata-bata ketua penjaga nona muda berucap, “Ma-maafkan aku, tuan dan nyonya! Saya tidak bermaksud membuat tuan dan nyonya marah. Saya hanya berpikir nona muda mencoba menguji calon suami, maksudnya…..ca-calon suami….yang dijodohkan dengan nona muda.”
Ketua penjaga nona muda menghadapi tuan dan nyonya dalam perbincangan yang cukup lama. Ia harus bertahan dari keegoisan tuan dan nyonya. Ia sendiri telah memahami bagaimana tuan dan nyonya memperlakukan nona muda. Ia harus membuat nona muda tidak berada dalam masalah saat kembali ke rumah ini.
Kehidupan orang kaya tidak semudah yang dibayangkan. Anak-anak yang terlahir dengan tuntutan orang tua yang egois. Tetapi bagaimanapun setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak mereka. Setiap orang tua pasti memiliki sisi baik. Kehidupan yang membosankan kadang datang menghampiri anak-anak orang kaya di samping banyaknya tuntutan orang tua yang harus dipenuhi. Tetapi banyak orang akan mengatakan mereka ( anak orang kaya) tidak tahu bersyukur. Sebenarnya dari segi ukur apa yang menentukan pemikiran serupa? Anak-anak orang kaya itu tidaklah kaya dan memiliki harta yang melimpah, yang memiliki harta adalah orang tua mereka. Sementara anak-anak itu tidak memiliki apapun, mereka hanya dituntut oleh orang tua mereka untuk memuaskan rasa keegoisan. Sebagai timbal balik anak-anak itu mendapatkan fasilitas hidup yang baik.
Kesialan atau keberuntungan adalah dua hal yang saling beradu tidak pernah selesai. Jika ingin bertahan dalam rumah yang nyaman tentu harus melakukan sesuatu yang disukai oleh tuan rumah. Tetapi jika kamu tidak suka melakukan apa yang diperintahkan oleh tuan rumah, maka silahkan pergi angkat kaki dari rumah. Begitulah kehidupan ini, kadang menyenangkan dan kadang menyedihkan. Begitulah yang dilakukan oleh gadis cantik nan manis ini. Rambutnya yang hitam panjang dan berkilau mengalir seperti sutra, dan matanya yang hitam pekat seperti malam. Dia berjalan dengan anggun di keramaian kota sore hari. Kota Malvado di hari yang cerah berawan sore hari.
Memasuki area pemungkiman, orang-orang disekitar diam-diam telah memperhatikan setiap langkahnya. Hingga gadis itu berhenti di sebuah toko bunga yang terhubung dengan bangunan rumah.
Kedatangannya di toko bunga itu membuat pemilik toko segera menghampiri. Seorang wanita paruh baya adalah pemilik toko ini.
“Selamat sore, apa benar ini toko bunga Malvado?” ucap gadis itu dengan suara lembut.
Pemilik toko menghampiri dengan senyuman ramah di wajahnya, ia berucap “Ya benar sekali, nona. Ini adalah toko bunga Malvado. Saya adalah pemilik toko bunga ini. Kamu bisa memanggil saya dengan Bibi Brown. Ada yang bisa saya bantu untukmu?.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Paeipel Game
lanjut
2023-12-19
0
mama Al
nyimak sambil ninggalin jejak
2023-12-16
0
MAY.s
Hah, paling nggak enak emang dijodohkan sama orang yang nggak diinginkan 😌
2023-12-16
0