“Tidak ada, ketua penjaga hanya menyampaikan hal itu. Saya pikir tuan dan nyonya memang sengaja tidak menjemputmu. Bukankah itu sesuatu yang sangat baik dan beruntung? Kamu bisa memulai sesuatu yang kamu sukai” ucap Bibi Brown dengan bijak. Ia tersenyum kepadaku seolah-olah hal ini bukanlah masalah besar dengan maksud mencoba menenangkan kecemasanku. Tetapi dalam hatiku, hal ini seperti tidak wajar dan aku merasa akan ada sesuatu yang akan terjadi karena ini bukan sikap biasa ayah dan ibuku.
“Begitu. Baiklah, aku rasa tidak perlu dicemaskan berlebihan” kataku tersenyum pada Bibi Brown dengan sedikit kelegaan.
“Olivia, makanan apa yang kamu suka? Biar aku memasak makanan kesukaanmu,” ucap Bibi Brown dengan ramah.
“Anda tidak perlu khawatir, Bibi Brown. Saya akan mengatur makanan yang cocok untuk saya sendiri. Terima kasih, saya sangat menghargai perhatian dari Bibi Brown” jawabku dengan rasa tulus.
“Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah disini? Apa rencanamu, Olivia? Mungkin Bibi Brown yang tua ini bisa membantumu,” tanya Bibi Brown dengan penuh perhatian.
“Selamat perjalanan menuju kemari, aku memikirkan untuk masuk akademi. Apakah Bibi Brown mengetahui akademi yang terbaik di kota ini? Aku ingin Bibi Brown menjadi waliku juga. Itu tidak masalah kan jika aku pernah Independent study?” ucapku meminta dan memohon kepada Bibi Brown.
Bibi Brown berpikir sejenak, ia mencoba mengingat akademi yang populer dan terbaik di kota Malvado ini. Ekspresi wajah seriusnya berubah saat ia mengingat sebuah nama yang selalu muncul dalam percakapannya dengan beberapa orang yang datang membeli bunga di toko ini.
“Itu dia! Akademi Malvado!” seru Bibi Brown. Bibi Brown merasakan gelombang kegembiraan saat mengingat nama akademi ternama tersebut.
“Akademi Malvado,” gumamnya pelan, merasakan kepastian atas pilihannya.
“Akademi Malvado?” tanyaku memastikan apa yang kudengar.
Kegembiraan terlihat jelas di wajah Bibi Brown, ia berbicara dengan nada senang. “Ya benar, Akademi Malvado. Itu akan menjadi pilihan terbaik. Akademi Malvado adalah akademi nomor satu di kota ini, kota Malvado. Saya pernah mendengar beberapa hal tentang Akademi Malvado. Malvado Academy, atau MAC. Ada beberapa jurusan disana. Kudengar juga akademi itu memiliki pelajar berprestasi. Oh kalau tidak salah, scholar! Tempat belajar yang luas, gedung sekolah yang bagus. Kudengar juga banyak anak orang kaya yang belajar disana. Tapi sayangnya biaya masuk ke MAC itu tinggi. Orang tua sepertiku tidak akan mampu membayar biaya pendidikan di sana,” kata Bibi Brown dengan sedih.
“Itu sangat mengesankan! Aku akan mendaftar disana. Bisakah Bibi Brown menjadi waliku? Aku yang akan membayar semua biaya pendidikanku sendiri” ucapku meminta Bibi Brown dengan penuh antusiasme.
Bibi Brown tersenyum dengan penuh harapan, “Tentu saja, sayang. Tetapi kita harus mencari tahu informasi lebih lanjut tentang persyaratan masuk dan biaya pendidikan di Akademi Malvado. Mungkin kamu bisa mencari informasi tentang Akademi Malvado melalui website mereka atau menghubungi pihak sekolah langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Maaf, Bibi Brown tidak bisa membantumu mencari informasi” ucap Bibi Brown menyarankan dengan antusias.
“Itu suatu ide yang bagus! Aku akan segera mencari informasi lebih lanjut tentang Akademi Malvado dan persyaratan masuknya. Terima kasih, Bibi Brown” ucapku segera beranjak dari tempat duduk.
“Ya, tidak masalah. Senang membantumu, Olivia” jawab Bibi Brown tersenyum.
Aku segera beranjak dari tempat duduk dan pergi menuju ruang kamarku. Aku segera membuka laptop kecilku untuk mencari informasi lebih lanjut tentang persyaratan masuk dan biaya pendidikan di Akademi Malvado.
Terdengar suara papan ketik laptop diiringi dengan klik-klik tombol mouse yang membawa kesan keseriusan. Mesin pencari tertulis Akademi Malvado dan segera menekan tombol enter. Hasil pencarian segera muncul di layar monitor laptop, menampilkan berbagai artikel dan sumber daya yang relevan dengan topik yang dicari. Dengan rasa antusias, aku memilih website yang menuliskan artikel Akademi Malvado resmi.
Aku mulai membaca artikel yang kutuju, mendapatkan banyak informasi. Secara kebetulan aku menemukan formulir pendaftaran online untuk murid baru. Aku segera mengisinya dengan cermat dan cepat. Setelah itu aku dituntun pada biaya pendaftaran dan biaya pendidikan lainnya.
“Oh, astaga! Ini mahal sekali. Apa uang simpananku akan cukup membayar semua ini? Setidaknya sampai beberapa bulan agar aku bisa merasakan belajar seperti yang lainnya” ucapku dengan wajah lesu setelah melihat biaya yang harus aku bayar. Aku pun segera melakukan pembayaran secara digital.
Aku beranjak dari tempat duduk dan menggerakan seluruh tubuhku menghilangkan rasa penat. Aku tersadar bahwa lupa untuk melakukan aktivitas lain. Hari telah menjelang malam. Bintang dan bulan tampak bersinar terang diluar, lampu-lampu di gedung-gedung tinggi, rumah-rumah dan jalanan telah menyala mengusir kegelapan.
“Hah, akhirnya! Aku telah selesai. Eh! Harinya sudah gelap? Ah, astaga! Aku terlalu lupa waktu” ucapku terkejut dan penyesalan.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan Bibi Brown dari luar ruang kamar ini. “Olivia, waktunya makan malam?!” ucap Bibi Brown dengan suara lantang.
Dengan bersemangat, aku segera menjawab, “Ya, aku akan segera kesana!.” Aku pun segera keluar kamar dan menuju ruang makan. Kulihat ada beberapa menu hidangan yang telah terjadi diatas meja makan. Bibi Brown pun telah duduk di kursinya.
“Duduklah! Kita makan malam bersama, anggap saja di rumah sendiri. Maaf ya, makan malam kali ini hanya menu biasa saja. Aku tidak begitu tahu apa yang dimakan oleh anak orang kaya!” ucap Bibi Brown sambil tersenyum.
Aku segera duduk di kursi, dan menatap menu hidangan yang telah disediakan oleh Bibi Brown. Meskipun aku tidak begitu tahu apa yang dimaksud dengan menu biasa, tetapi aku merasa senang karena hidangan ini pertama kali dilihat olehku. Menu hidangan makan malam yang terasa unik bagiku.
Bibi Brown mengambilkan sayur dan ikan untukku dan meletakan di piringku. “Makanlah yang banyak, Olivia. Aku harap kamu menyukai menu hidangan makan malam ini” ucap Bibi Brown tersenyum.
“Ya, terima kasih banyak Bibi Brown” Jawabku tersenyum dan mulai berdoa. Aku mulai makan, masukan nasi dan sayur bersamaan ke dalam mulut. Mengunyah lembut dan menikmati rasanya. Aku kagum sekali pada Bibi Brown, ia dapat memasak makanan yang seenak ini. Setelah beberapa suap, aku segera menghentikan makanku sejenak dan berkata kepada Bibi Brown, “Terima kasih atas makananya, ini sangat enak. Masakan Bibi Brown sangat lezat. Aku belum pernah makan makanan seenak ini.”
Bibi Brown menjawab dengan tulus, “Tidak usah berterima kasih. Aku hanya melakukan tugasku, kamu sudah membayarku dengan uang.”
Aku tersenyum, “Kalau begitu selamat malam, Bibi Brown. Aku akan kembali ke kamar.”
“Ya, selamat malam, Olivia” jawab Bibi Brown tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
MAY.s
Mending Oliv kabur lagi deh, pindah dari tempat itu, cari yg lain
2023-12-16
0
Yue Xin
lanjut
2023-12-09
0
Khusus Gajian
😂🐊
2023-12-04
1