“Hah, ada apa dengan gadis yang baru saja itu? Hei! Apakah trend sekarang ini berbicara menghadap orang lain?” tanya Alex sembari mengemudikan mobil.
“Tidak, itu jelas bukan trend. Hahaha….baru pertama kali aku melihatmu diperlakukan begitu oleh seorang gadis” ucap temannya sembari tertawa.
“Apa benar begitu? Hai, Alex? Apa kamu mengenal gadis itu sehingga ia bertindak seperti itu? Kalian seperti saling kenal atau pernah bertemu sebelumnya” ucap salah satu teman Alex.
“Tidak, aku tidak pernah bertemu dengannya. Aku bahkan tidak tahu Namanya. Hah, sungguh sial! Aku harus memperbaiki diriku” ucap Alex dengan perasaan kecil. Ia berpikir ketampanannya telah berkurang dan mulai mengoreksi diri.
Sementara itu, Bibi Brown mulai menata bunga-bunga lagi. Setelah selesai Bibi Brown duduk di bangku untuk melepas lelah.
“Olivia, apa kamu sudah mendapatkan perlengkapan sekolah?” tanya Bibi Brown sembari menyeka keringat di keningnya.
“Ya sudah Bibi Brown, aku baru membelinya. Aku ke kamar dulu, aku ingin melihat bagaimana seragam akademi yang kuterima” ucapku tersenyum dan segera membawa semua barang-barangku ke kamar.
Meletakan kardus dan paper bag di tempat tidur. Membuka kardus dan melihat seragam sekolah yang dikemas rapi dengan kotak kardus yang elegan. Seragam akademi yang dikemas dengan sangat baik. Aku melihat seragam akademi baru yang terpajang di depanku, siap untuk dikenakan pada hari pertama sekolah. Setiap lipatan seragam terlihat rapi dan tertata dengan sempurna di dalam kotak kardus yang elegan.
“Oh, astaga! Seragam akademi ini benar-benar membuatku semakin bersemangat untuk memulai petualangan baru di akademi,” gumamku sambil tersenyum puas. Aku mulai meletakan seragam tersebut di dalam lemari pakaian dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap lipatan tetap tertata rapi seperti yang terlihat di dalam kotak kardus tadi.
Sementara itu keberadaan si tampan bernama Alex sedang beristirahat di bawah pohon taman MAC seorang diri. Kepalanya dipenuhi oleh wajah gadis yang baru saja ia temui pagi ini. Gadis itu berbicara kepadanya tetapi terus melihat kearah teman-temannya.
“Ah, sial! Apa yang ada dipikiranku? Apa karena ini aku hanya menjadi pangeran kedua di MAC? Wajahku tidak cukup tampan untuk bersaing dengan pangeran mahkota” gerutu Alex mengesalkan diri sendiri.
Dia merasa tidak cukup percaya diri dengan penampilannya untuk bersaing dengan pangeran mahkota. Meski telah memenangkan dalam perlombaan sebagai pangeran kedua itu saja tidak cukup baginya.
“Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja, aku akan berusaha untuk mendapatkan lebih banyak penggemar,” pikir Alex dengan mantap.
Perlahan-lahan waktu terus berjalan. Bintang-bintang dan bulan bersinar terang dengan keindahan di langit malam, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Embun pagi mulai berjatuhan di dedaunan yang subur, memberikan kesegaran dan keindahan bagi alam sekitar. Dari ufuk timur terlihatlah sinar matahari yang hangat, mengusir kegelapan malam dan memberikan kehidupan kepada semua makhluk.
Hari ini adalah hari pertama sekolah di Akademi Malvado atau MAC. Usai sarapan pagi aku segera berpamitan dengan Bibi Brown.
“Saya berangkat sekolah, Bibi Brown!” ucapku setelah mengambil tas sekolahku di kursi makan.
Bibi Brown tersenyum seraya memberikan semangat kepadaku. “Semangat, Olivia! Semoga hari pertamamu di Akademi Malvado menyenangkan!” ucap Bibi Brown sambil melambaikan tangan kepadaku.
Aku mengangguk dan berjalan menuju pintu depan dengan perasaan campur aduk. Aku berjalan menuju pemberhentian bus. Tidak lama menunggu, bus yang ditunggu datang. Aku segera masuk ke dalam bus dan duduk di kursi kosong dekat jendela.
Tiba-tiba aku mendengar perbincangan penumpang bus lainnya.
“Lihat, bukankah itu murid dari Akademi Malvado?” ucap seorang penumpang dengan wajah terkejut.
“Ya benar! Dilihat dari seragam sekolah yang dikenakan, dia pasti murid dari Akademi Malvado,” kata penumpang lain dengan penuh kekaguman.
“Apa ia dari kalangan bawah seperti kita? Jika itu benar, bukankah itu sangat mengagumkan?” ucap penumpang lain.
“Ya benar, aku harap dia baik-baik saja dan serius bersekolah disana. Kudengar biaya pendidikan di sana tidak main-main. Aku punya anak satu saja belum bisa menyekolahkan anakku ke tempat itu” jawab penumpang lain.
Aku terdiam sejenak, memikirkan dan mendengarkan perbincangan dari penumpang lain. Aku menyadari bersekolah di Akademi Malvado itu memang sulit untuk kalangan bawah terutama karena faktor keuangan. Biaya pendidikan di MAC sangat besar untuk kalangan bawah.
Tidak lama kemudian aku tiba di depan gerbang Akademi Malvado. Ada banyak orang yang berjalan masuk dan keluar, terlihat sibuk dan penuh semangat. Pelajar Akademi Malvado datang ke sekolah dengan mobil mewah dan motor sport yang mahal.
Aku pun memasuki gerbang sekolah dengan hati berdebar. Setiap langkahku terasa berat, tapi aku bisa menahan rasa antusiasme untuk memulai hari baru di Akademi Malvado ini. Saat masuk ke dalam, aku langsung disambut oleh suasana yang begitu hidup dan penuh energi. Semua mobil dan motor disini terlihat mewah, bagaimana sedang cuci mata di showroom mobil dan motor.
Aku melihat para siswa berlarian menuju ruang kelas atau bahkan menghampiri teman mereka. Aku pun segera menuju papan denah MAC. Tertulis dengan jelas dimana ruang kepala akademi. Aku pun segera menuju ruang kepala Akademi. Kedatanganku disambut baik oleh kepala Akademi. Ia menunjuk seorang guru untuk mengantarku ke ruang kelas.
Sementara itu Pangeran Alex yang telah melihat gadis yang tidak asing baginya. Ia berada di dalam mobil dan tanpa sengaja melihat gadis itu berjalan menuju papan denah.
“Bukankah itu gadis yang kemarin? Ia juga belajar disini! Apa ini sungguh kebetulan? Menarik sekali!” guman Alex tersenyum manis. Ia pun segera keluar dari mobil.
Pagi yang cerah dengan angin sepoi-sepoi, bunga-bunga bermekaran tiba-tiba berubah menjadi suram saat tuan muda Grup Shiremoon memanggil anak buahnya. Wajahnya menunjukkan rasa frustasi yang jelas, seolah-olah ada sesuatu yang benar-benar mengganggu keberadaan dan menghilang darinya.
“Sial! Mengapa ia melarikan diri dariku? Tidak bisakah menungguku saat aku kembali dari latihan militer? Apakah aku tidak tampan? Aku bahkan punya segalanya. Apa ia membenciku? Apa aku melakukan kesalahan?!” ucap tuan muda Grup Shiremoon merasa kesal yang tidak tertahankan hingga membanting vas bunga dengan harga puluhan juta itu.
Suara vas bunga pecah bergema di seluruh ruangan yang menyebabkan kepanikan pada bawahannya.
“Temukan nona muda secepatnya?! Laporkan padaku. Aku ingin segera menemuinya dan lihat bagaimana reaksi dia setelah melarikan diri dari perjodohan ini” ucap tuan muda Grup Shiremoon. Kata-katanya bergema di seluruh ruangan ini.
“Baik, tua muda. Kami segera melacak dan menemukan nona muda yang Anda cari,” jawab salah satu pengawal setia tuan muda Grup Shiremoon.
“Pergilah!” ucap tuan muda Grup Shiremoon.
“Kami undur diri, tuan muda!” jawab salah satu pengawal setia yang kemudian pergi meninggalkan tuan muda Grup Shiremoon. Mereka mulai melakukan tugas yang diberikan oleh tuan muda Grup Shiremoon.
Tuan muda Grup Shiremoon pun mulai bersiap berangkat ke akademi dengan mobil kesayangannya. Ia benar-benar kesal di tahun terakhir ini malah mendapat kabar nona muda melarikan diri dari perjodohan. Tuan muda sendiri sebenarnya sudah berniat membuat kejutan setelah selesai latihan militer. Ia benar-benar kesal dan kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
MAY.s
Huh, horang kaya 🤧
2023-12-17
0
MAY.s
Sudah terbiasa jdi pusat perhatian orang trus tiba-tiba dicuekin cewek rasanya nanonano ya Lex😅
2023-12-17
0
Lianhua Livi
lanjut
2023-12-07
0