Aku segera kembali ke ruang kamar dan memeriksa ponselku. Aku ingin tahu apa yang terjadi di luar. Aku langsung dibuat terkejut dengan kabar panas sekarang.
“Putra direktur utama Grup Shiremoon kembali setelah pelatihan militer. Berencana akan kembali ke sekolah. Kedatangannya di sekolah akan disambut oleh banyak orang” artikel yang kubaca di salah satu media.
“Aaa….! Gawat sekali! Mengapa pria seperti dia kembali ke sekolah? Bukankah lebih baik dikirim ke militer saja lebih lama? Aku sangat tidak suka dengan berita ini!” ucapku dengan nada tinggi, suaraku hampir memenuhi ruangan ini dan aku benar-benar merasa kesal.
Perlahan-lahan waktu terus berjalan. Bintang-bintang dan bulan bersinar terang dengan keindahan di langit malam, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Embun pagi mulai berjatuhan di dedaunan yang subur, memberikan kesegaran dan keindahan bagi alam sekitar. Dari ufuk timur terlihatlah sinar matahari yang hangat, mengusir kegelapan malam dan memberikan kehidupan kepada semua makhluk.
Usai sarapan pagi bersama, Bibi Brown segera membuka toko bunga. Ia mulai kegiatan sibuknya di toko seperti hari-hari biasa.
“Bibi Brown, saya pamit pergi!” ucapku yang telah siap untuk pergi ke shopping center.
“Olivia? Kamu mau pergi kemana?” tanya Bibi Brown menghentikan tindakannya menata bunga-bunga yang akan dijual.
“Saya akan pergi ke shopping center membeli perlengkapan sekolah” jawabku dengan penuh antusias.
“Baiklah, harap hati-hati di jalan. Jangan lengah dengan tas dan benda berharga milikmu selama di jalanan, Olivia!” kata Bibi Brown menasehatiku.
“Ya, baiklah. Saya akan mengingat nasehat Bibi Brown” jawabku yang kemudian mulai berangkat ke shopping center.
Aku tidak perlu naik taksi untuk ke shopping center, aku hanya perlu berjalan kaki. Pagi yang cerah ini, aku keluar rumah dengan perasaan senang. Ini pengalamanku pergi sendiri dan aku juga membawa cukup banyak uang. Aku berjalan menyusuri jalanan yang ramai, ada banyak orang melakukan aktivitas pagi mereka. Aku melihat beberapa orang yang mulai membuka toko mereka, pergi bekerja, bersepeda, berlari, terburu-buru, berjalan-jalan dengan anjingnya,dan lain-lain. Semua orang terlihat bahagia dan menikmati pagi yang indah ini.
Sebuah mobil dan kendaraan mewah melintas gentian. Aku lihat pengendara motor itu adalah pelajar dari akademi Malvado atau MAC.
“Oh, astaga! Mereka keren sekali. Sepertinya apa yang dikatakan oleh Bibi Brown ada benarnya” gumanku yang kembali melanjutkan perjalanan menuju shopping center.
Tidak lama kemudian aku tiba di shopping center. Suasana belum ramai sehingga aku dapat dengan leluasa berjalan kesana kemari. Aku membeli perlengkapan sekolah. Tidak perlu waktu yang lama, aku mendapatkan barang yang aku inginkan.
“Hah, astaga! Akhirnya aku selesai berbelanja. Sekarang sudah jam sembilan pagi. Apa yang harus kulakukan? Besok aku sudah mulai datang ke akademi. Bagaimana jika pergi ke taman kota dulu? Ya sepertinya ide bagus” gumanku pada diriku sendiri dengan perasaan senang pergi ke taman kota.
Taman kota Malvado, suasana yang sepi karena waktu ini adalah waktu untuk mereka bekerja dan melakukan kegiatan lainnya. Hanya ada beberapa orang yang melintasi tempat ini. Aku segera duduk di bangku taman yang kosong, meletakan paper bag di samping.
Angin berhembus sepoi-sepoi di tengah pemandangan yang indah, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Disisi lain, dua pria dari Akademi Malvado berjalan-jalan di taman. Mereka pun berhenti dan duduk dibangku taman tepat tidak jauh dari keberadaan Olivia.
“MAC sungguh gila ya? Pemilihan pangeran akademi akhirnya berakhir. Pemenang sungguh luar biasa” ucap seorang pria kepada temannya.
“Ya, benar sekali. Aku juga kagum pada mereka, selain tampan mereka juga scholar. Multi Talenta yang luar bisa” jawab teman pria di sampingnya.
“Tahun ini hanya dua pangeran yang terpilih, apakah sebaiknya sang ratu juga ada ya?” guman pria itu.
“Hahaha….jika ratu ada tentu sang pangeran akan terasa terancam. Lebih baik tidak ada. Bukankah tujuannya ada pangeran Akademi Malvado itu hanya untuk menarik banyak orang” jawab temannya.
“Tentu saja,” jawabnya. “Ratu adalah simbol kekuatan dan kekuasaan. Keberadaanya akan membuat pangeran terlihat lemah dan tidak berdaya. Hal ini tentu akan mengurangi minat orang-orang untuk mendaftar di Akademi Malvado. Ide bagus kan?.”
“Betul sekali! Tetapi itu tidak akan pernah terjadi. Aku tidak membenci para pangeran, aku juga tidak ingin ada ratu di akademi. Laki-laki harus tetap bersinar kan dengan begitu bukankah akan ada banyak yang datang mendekat” jawabnya tersenyum.
Kemudian dua pria itu segera pergi meninggalkan taman kota ini. Aku pun segera beranjak dari tempat duduk, dan pergi kembali ke rumah Bibi Brown.
Tidak lama kemudian, aku tiba di rumah Bibi Brown. Kulihat ada beberapa pembeli yang datang, beberapa diantara mereka adalah pelajar MAC. Pria tampan dan teman-temanya sedang sibuk memilih bunga.
“Alex, berapa banyak bunga yang harus kita beli?,” tanya temannya bertanya kepada si tampan yang bernama Alex.
“Kita perlu membeli setidaknya lima puluh jenis atau sama untuk dekorasi acara nanti. Seharusnya juga membeli bunga mawar,” jawab Alex dengan tegas dan yakin.
“Apa Grey tidak akan marah jika membeli banyak bunga?” tanya temannya lagi.
“Tenang saja! Ia lah yang memintaku untuk membeli banyak bunga. Jadi aku harus melakukan ini bukan? Bibi Brown, tolong pilihkan bunga-bunga segar” jawab Alex sembari meminta kepada Bibi Brown.
“Ya tentu saja, Bibi Brown akan mencarikan bunga segar sesuai permintaan kalian” jawab Bibi Brown segera memulihkan bunga segar setelah melayani pembeli sebelumnya.
Aku memperhatikan Bibi Brown yang sibuk dengan bunga-bunganya, Aku duduk di sudut ruangan dan melihat pembeli-pembeli yang sibuk dengan memilih bunga-bunga yang ingin mereka beli.
“Olivia, paketmu ada di atas lemari. Mereka mengirimkan paket dari MAC” ucap Bibi Brown sembari merapikan bunga-bunga.
Aku terkejut dan segera beranjak dari tempat duduk menuju lemari untuk mengambil paketku. Tertera di kardus paket logo MAC atau akademi Malvado.
“Oh, benar. Ini lah yang aku tunggu. Terima kasih banyak, Bibi Brown” ucapku tersenyum.
“Bukankah kamu juga harus berterima kasih pada mereka juga, Olivia?” tanya Bibi Brown dengan senyum ramah.
Aku mengangguk pelan. “Ya, Bibi Brown. Aku akan berterima kasih pada mereka” jawabku segera menghampiri pelajar yang mengenakan pakaian MAC itu.
“Terima kasih sudah mengantar paketku kemari. Maaf aku tampaknya telah membuat kalian kerepotan” ucapku mengarah pada teman-teman si tampan.
Si tampan tersenyum lembut. “Tidak apa-apa, kok. Kami senang bisa membantu. Kami juga kebetulan kemari untuk membeli bunga-bunga. Jadi jika dipikirkan bukankah bisa melakukan dua kegiatan sekaligus,” jawabnya.
“Benar, kok. Lagi pula, kami juga ada keperluan kemari. Jadi ini seperti kebetulan” timpal salah satu temannya.
Si tampan mengangguk. Tetapi ia berpikir bahwa gadis di depannya sekarang ini cukup aneh dimana saat berbicara tidak sekalipun melihat ke arahnya. Gadis itu seperti menghindarinya dan memilih melihat kearah teman-teman.
“Ini pesanan kalian, ada lima puluh bunga dan beberapa jenis bunga yang kalian pilih” ucap Bibi Brown sembari memberikan bunga yang diikat biasa.
Teman Alex mulai membayar dengan uang tunai dan mengambil bunga tersebut. “Terima kasih, Bibi Brown” ucap salah satu teman Alex.
“Ya, justru aku lah yang berterima kasih karena sudah membeli bunga disini” jawab Bibi Brown dengan senyum ramah.
Alex dan teman-temannya melanjutkan perjalanannya dengan membawa bunga yang indah. Mereka merasa senang karena telah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka segera memasuki mobil dan pergi menuju MAC. Alex mengemudikan mobil dan teman-temannya memegang bunga agar tetap terjaga baik selama perjalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Paeipel Game
ada gilanya
2023-12-19
0
MAY.s
Bunga bertebaran untuk othor...
Semangat othorku🌹🌹🌹
2023-12-16
0
MAY.s
Baca part ini aku udah kebayang cogan bts datang dari akmil😍🤣🤣🤣
2023-12-16
0