Chapter 5

"Entah kenapa rasanya begitu sakit saat aku melihatnya tersenyum pada wanita lain. Apakah aku mencintainya?"

~Dea Amelia Wijayanto~

.

.

.

.

Dea pov

Aku mengosok seluruh tubuhku dengan kasar. Aku membenci noda merah yang menempel di seluruh tubuhku. Kurang Ajar ! Aku membenci lelaki itu. Dia membuat aku merasa seperti ******-****** yang berada di luar sana.

Bahkan aku tak tau berapa lama ia melakukannya. Akan aku bunuh dia nanti liat saja.

"Sial!" Makiku lagi saat bekas cumbuan menjijikannya itu berada di leherku.

Selesai mandi aku keluar dari kamar mandi telah memakai baju lengan panjang dengan kerah sampai leher. aku melangkah mendekati meja rias dan duduk di kursi. Aku memolesi wajahku dengan make up. Agar terlihat segar dan cantik kembali.

Ku lirik jam di ponselku menunjukan waktu jam delapan malam. Malam ini aku ada janji dengan Mark. Dan soal lelaki sialan itu aku tak tau setelah ia selesai memakai tubuhku sampai jam tiga sore dia pergi keluar entah kemana.

Rambut panjang ku jepit ke samping dengan jepitan lidi. Bibirku ku poles lipstik pink cerah dengan minyak lipstik. Merasa telah sempurna aku berdiri dari dudukku dan melangkah keluar dari kamarku.

Namun saat aku keluar dari kamar aku melihat anak yang bernama Bintang itu berdiri beberapa langkah dari pintu kamarku. Dia menatapku dengan pandangan sendu. Entah mengapa aku merasakan perasaan sakit.

Entah gerakan dari mana kakiku melangkah ke arahnya. Ia mematung hanya menatapku. Mungkin dia takut jika aku membentak atau marah kepadanya seperti hari-hari kemarin.

"Apa kau sudah makan?" tanyaku tiba-tiba padanya.

Kepalanya mengeleng pertanda ia belum makan. Hatiku berdenyut nyeri kembali, jika dia benar-benar putriku maka aku adalah Ibu yang buruk bukan. Aku menelantarkannya begitu saja.

"Mau ikut denganku?" tanyaku lagi dengan pelan.

Ke dua matanya membulat sempurna namun kemudian ia mengangguk-angguk kepalanya berulang-ulang kali. Senyum di bibirnya begitu lebar seakan ia mendapatkan hadiah yang mahal.

"Tapi dengan satu syarat," ucapku.

"Apa syaratnya, Ma?" tanyanya dengan suara ceria.

"Jangan memanggilku Mama di depan teman-temanku. Tapi panggil aku, Kakak mengerti?" titahku.

Kulihat dia terdiam sesaat seakan memanggil diri ku dengan panggilan Kakak adalah hal yang berat di ucapannya. Melihat ia ragu aku pun berujar kembali.

"Jika kau tak ingin ya sudah kau makan saja sendiri di rumah."

"Tidak! Aku akan memanggil Mama dengan panggilan Kakak jika di luar saat ada teman-teman, Mama!" Jawabnya dengan cepat seakan ia takut jika aku tak akan pernah mengajak nya.

"Oke, sekarang tukar bajumu karena aku akan makan bersama kekasihku. Jangan terlalu lama aku akan menunggu di ruang tamu." Ucap ku ia mengangguk dan langsung berlari ke arah kamarnya dengan cepat.

Aku melangkah kembali berjalan ke arah ruang tamu. Karena Kak Mark sebentar lagi akan sampai di rumahku. Karena baru saja ia memberikan aku kabar bahwa ia sudah dekat dengan rumahku.

Sohyun off

Author pov

Dea yang duduk di kursi ruang tamu masih menunggu Mark sampai dan juga menunggu Bintang selesai menganti pakaiannya. Terdengar jelas langkah Bintang menuju ke arahnya saat itu pula bel pintu berbunyi. Pembantu rumahku membuka pintu agar Mark bisa masuk.

"Aku telah selesai Mama!" Seru Bintang dengan dress merah sederhana yang menjadi kado ulang tahun ke enamnya yang di beri Dea.

"Ingat yang aku katakan."

"Ya, Ma" Jawab Bintang dengan senyuman.

"Dea!" Sapa Mark saat sampai di ruang tamu di antar oleh kepala pembantu rumahnya.

"Kak!" jawab Dea ceria.

"Oh, apa gadis cantik ini yang bernama Bintang?" Tanya Mark dengan senyum hangatnya.

"Ya, Hallo Paman!" Balas Bintang mengulas senyum imut.

"Hallo juga Bintang!" jawab Mark.

"Kak! Tidak apa-apakan jika kita membawa Bintang ikut makan malam bersama?" tanya Dea pada Mark.

Mark mengembangkan senyum manisnya. Ia mengangukan kepalanya pertanda setuju.

"Tentu saja, dia adalah anakmu bukan? Jadi apa salahnya dia ikut bersama kita."

Dea tersenyum lega. Bintang menatap Mark dan beralih menatap sang Ibu. Ia merasa lelaki yang di katakan sebagai Kekasih Ibunya itu begitu tampan dan juga cool. Bintang sama sekali tak marah dengan Dea. Ia tau Mamanya pantas mendapatkan kebahagian meski tak bersama Papanya.

"Ayo berangkat." Ucap Mark melangkah mendekati Bintang terlebih dahulu dan mengendongnya membuat Dea terdiam melihat apa yang di lakukan oleh Mark.

Lalu Mark melangkah ke arah Dea mengandeng tangan Dea. Dea tak menyangka Mark bahkan mau mengendong anak dari lelaki yang membuat dirinya tak bisa menikah dengannya.

"Ayo kenapa diam?" tanya Mark pada Dea yang masih termengu.

"Eh?? Iya ayo, Kak." Jawab Dea dengan senyum lebarnya dan melangkah keluar bersama Mark dan Byul.

Kepala pembantu hanya menatap sendu ke tiga orang itu. Ada rasa bahagia dan sedih di dalam hatinya. Di satu sisi ia bahagia melihat senyum lebar Dea yang tak lagi palsu. Karna biasanya Dea akan tersenyum palsu. Dengan penuh sandiwara di depan banyak orang.

Dea yang berpura-pura bahagia hidup bersama Lucas. Ia yang hanya mengurusi Lucas dan Bintang tanpa mengeluh. Hanya untuk mengurusi dirinya sendiri Dea tak ada waktu. Namun sekarang Dea tak lagi penuh sandiwara. Apa yang Dea tunjukan di wajahnya itu adalah sebuah kebenaran.

Di sisi lain ia merasa sedih itu berarti majikannya akan benar-benar bercerai. Ia dulu pernah mendengar pertengkaran Lucas dan Dea. Dimana lelaki Sandoro itu meminta Dea untuk bercerai dengannya. Namun Dea yang terlalu keukeuh mempertahankan rumah tanganya.

Di restoran mewah Cina itu Dea duduk bersama Mark dan Bintang. Mark begitu memperhatiakan Bintang dan dirinya dengan baik. Mark bahkan tak cangung-cangung menyuapi dirinya maupun Bintang. Bahkan Mark meminta Bintang tetap memanggil Mama pada Dea. Karena bagaimana pun Dea tetaplah Ibu dari Bintang.

"Apa setelah ini Bintang mau main dulu ke suatu tempat?" Tanya Mark pada Bintang yang meminum minumannya.

Bintang menatap Mark sebentar lalu beralih menatap ke arah Dea. Dea hanya diam saat kedua matanya bertemu dengan Bintang.

"Kenapa melihat ke arahku?" tanya Dea pada Bintang.

"Tidak ada, aku hanya akan mengikuti kemana pun Paman dan Mama pergi." Jawab Bintang pada Mark memutuskan pandangan matanya pada Dea.

"Kak! Aku ke toilet sebentar ya," pamit Sohyun.

Mark menganggukan kepalanya. Dea melangkah keluar dari ruangan VIP restoran menuju toilet. Namun saat ia melewati salah satu ruangan. Ia terhenti saat mendengar suara seorang lelaki yang Sepertinya ia kenal.

Dea membuka sendikit pintu kayu pembantas ruangan itu. Pupil matanya membesar melihat lelaki yang mengaku sebagai suaminya itu tengah berpelukan dengan seorang gadis dengan erat.

Wanita berambut panjang itu wajahnya tak terlihat oleh Dea karna posisinya membelakangi pintu masuk. Namun yang membuat Dea semakin terkejut adalah Lucas mencium mesra bibir wanita itu dengan lupatan mengebu.

Dea merasakan perasaan sakit di ulu hatinya. Kepalanya terasa begitu sakit seolah ia pernah melihatnya. Dea melangkah meninggalkan ruangan itu dengan cepat.

Kepalanya begitu berat, ia mengurungkan niat ke kamar mandi. Ia melangkah kembali ke arah ruangan Mark dan Bintang. Seperti kaset rusak yang tak jelas. Dimana ia bertengkar dengan Lucas.

Dea berjalan terhuyung-huyung dan jatuh pingsan di pintu masuk ruangan. Mark mendengar benda jatuh di depan puntu Mark berdiri dan melangkah untuk membuka pintu.

"Dea!!" Teriak Mark panik melihat Dea pingsan di lantai.

Bintang mendengar teriakan Mark berdiri dari duduknya dan berlari ke arah Mark yang memaku kepala Dea.

.

.

.

Terpopuler

Comments

beby

beby

tuhhh kan selingkuh lg

2023-08-13

0

Magdalena Lena

Magdalena Lena

mark...Sohyun...
namanya kok ganti2
bingung aku🤦‍♀️

2021-05-10

2

Enab Kecil

Enab Kecil

aku gak ngerti. sohyun itu siapa

2021-01-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!