Chapter 2

Bab 2

"Entah kenapa aku merasa benci dan hatiku terasa perih saat melihat wajahnya. Apa yang sebenarnya aku lupakan? Hinga aku tak ingin mengingatnya."

~ Dea Amelia Wijayanto~

.

.

.

.

.

Sudah satu minggu Dea keluar dari rumah sakit. Ke adanya sudah membaik. Ia terlihat menatap pantulan wajahnya di kaca rias kamarnya. Ia tak lagi satu ranjang dengan sang suami.

Dea yang meminta dengan gigih. Ia tak bisa menerimanya saat ini. Dan Dokter menyarankan jangan memaksa jika Dea tak ingin. Karena itu bisa berakibat fatal bagi ke sehatnya.

"Jelek sekali aku? Gaya rambut apa ini. Kriting seperti mie instan saja. Dan lihat lah kulit wajahku yang tidak terawat ini." Keluh Dea memegang rambut dan wajahnya.

Dea sudah bertekad ia akan mencoba memulihkan ingatannya. Ia tak peduli mau umur berapa ia saat ini. Karena yang ia inginkan adalah ia tampil cantik seperti saat ia berumur tujuh belas tahun. Dea yang cantik dan penuh pesona.

Dea keluar dari kamarnya ia berpapasan dengan anak perempuan yang mengaku sebagai anaknya. Anak perempuan yang baru ia ketahui bernama Bintang itu memeluk perutnya dengan kuat.

"Mama mau kemana?" Tanya Bintang dengan suara sedikit teredam karena wajahnya tengelam di perut rata Dea.

Dea melepaskan pelukan Bintang dengan sedikit kasar. Lucas yang baru pulang dari kantor tak sengaja melihat perlakuan kasar Dea pada sang putri.

"Kau bukan putriku, aku baru berumur tujuh belas tahun. Jadi jangan Panggil aku Mama. Dan ingat satu hal, aku yakin Papamu itu menjebak ku dalam sebuah pernikahan. Dan aku berani bertaruh seratus persen kau anaknya bukan anakku." Ucap Dea tampa perasaan.

Bintang terdiam mendengar perkataan sang Ibu. Lucas melangkah terburu-buru mendekati ke duanya. Hati Lucas terasa nyeri mendengar dengar penuturan Dea.

Saat melihat Lucas mendekat Dea melangkah pergi dari ruang tamu menuju pintu keluar. Lucas mengusap air mata sang putri dengan menyamakan tinggi tubuhnya.

Namun Bintang menepis tangan Lucas. Membuat Lucas terdiam dengan apa yang baru saja ia dapatkan dari sang putri.

"Jangan menyentuhku, ini semua karena Papa !" Pekik Bintang marah lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya

Lucas mendesah letih. Ia menatap tangga yang di lalui sang putri dengan wajah sedih. Angab saja ini semua adalah ke salahnya. Namun tak bisakah Tuhan tak mengikut sertakan putrinya. Ia tak kuat melihat putrinya menderita begitu. Biarkan saja ia menderita tidak untuk sang putri.

Sedangkan di lain tempat Dea tengah bersantai di sebuah salon. Ia meluruskan rambut keritingnya. Dan mewarnainya dengan warna hitam legam. Jangan lupakan wajahnya yang tengah di pijet dengan beberapa herbal mahal.

Selesai dengan wajah dan rambutnya. Dea memasuki butik membeli baju bagus. Dimana ia membeli gaun dan dress yang cantik. Seperti mana ia pernah ia beli dulu.

Wanita yang mengaku gadis itu merasa terkejut saat melihat penampilan bahkan bajunya yang terlihat seperti Ibu-ibu. Dea keluar dengan penampilan yang berbeda. Ia begitu cantik dengan penampilan barunya.

Dea memasukan seluruh belanjaannya di jok belang mobilnya. Namun kegitannya berhenti saat melihat gadis cantik dan lelaki yang sangat ia kenal.

"Kakak!" Seru Dea lantang lalu berlari kecil menuju ke arah dua orang yang ia kenal.

Dea langsung memeluk lelaki tampan itu. Membuat ke dua orang yang awalnya tertawa itu membeku di tempat.

"Aku merindukanmu sayang." Ucap Dea dengan senyum lebarnya.

Mark dan Somi terdiam dengan apa yang terjadi dan apa yang mereka dengar. Dea melepaskan pelukannya pada Mark lalu memeluk Somi dengan erat.

"Aku juga merindukanmu De!"

Somi membalas pelukan Dea dengan air mata yang berlinang. Ia bahagia Dea memeluknya. Dimana ia tak pernah lagi merasakan pelukan Dea selama lebih dari tujuh tahun lamanya.

"Aku pun." Jawab Somi.

Dea melepaskan pelukannya ia menatap ke duanya bergantian.

"Kalian tau aku amnesia, dan lebih buruk nya katanya aku hanya mengingat ingatan waktu umurku tujuh belas tahun. Tapi jika begitu apa Kakak Mark tetap kekasihku atau aku sudah putus denganmu Kak?" Tanya Dea menatap wajah Mark menuntut penjelasan.

Sebagai mana ia tau Lelaki berdarah Thailan-America itu adalah kekasihnya yang sangat ia cintai. Jika ia benar-benar di jebak berati hubungannya dengan Mark bisa di Lanjut kan.

"Aku.."

"Kakak Mark tentu saja masih Kekasihmu Dea. Hanya saja kau menikah Karna perjodohan. Kalian masih bersama." Ucap Somi dengan berdusta.

Wajah yang awalnya terlihat murung langsung saja berubah jadi ceria. Mark menatap Somi dengan pandangan bertanya. Namun Somi seakan mengatakan biarkan saja agar Dea bahagia.

"Heh! Benar kita masih bersama di belakang sumimu." Ucap Mark pada akhirnya.

"Ternyata benar dugaanku." Ucap Dea.

Ke tiganya memilih meneruskan obrolanya di caffe yang mereka sukai dulu. Dea menceritakan apa yang terjadi padanya tampa ada yang di tutup-tutupi. Keduanya malah sebaliknya, Mark dan Somi malah merangkai kebodohan untuk membahagikan Dea.

👏 👏 👏

Dea tak henti-hentinya tersenyum saat keluar dari kamar mandinya. Ia tersenyum lebar saat mengingat Mark mencium bibirnya saat lelaki itu mengantarkan dirinya. Memang ke duanya memakai mobil yang berbeda. Ia ingin Dea pulang dengan selamat.

"Astaga!" Pekik Dea saat ia sadar dari lamuannnya. Di atas tempat tidur Lucas menatapnya dengan nyalang.

"Apa yang Paman lakukan di kamar ku, huh!" Pekik Dea kesal.

Lucas berdiri dari duduknya melangkah ke arah Dea. Membuat Dea mau tak mau memundurkan langkah nya.

"Hei! Jangan mendekat pada ku Paman!" Teriak Dea.

Namun Lucas tak peduli lelaki itu mendorong tubuh Dea sampai pungung Dea menabrak dinding belakang tubuhnya. Ke dua tangan Dea terkunci ke atas.

"Kenapa kau berciuman dengan lelaki lain Dea Amelia Sandoro." Ucap Lucaa dengan suara dingin.

"Jangan seenaknya merubah namaku tuan. Dan asal kau tau kau hanya suami di atas kertas. Jadi jangan melarangku! Dia adalah kekasihku jadi dia berhak menciumku."

"CK ! Keparat." Maki Lucas dengan rahang mengeras.

Dea terkejut dengan makian Lucas. Lelaki imut itu ******* bibir Dea dengan kasar. Membuat Dea meronta dalam cekalan Lucas. Dengan sengaja Lucas. mengigit bibir bawah Dea membuat Dea terpekik dalam ciuman kasar Lucas.

Lelaki itu tak menyianyiakan ke sempatan yang ada. Dengan cepat ia memasukan lidahnya ke dalam mulut Dea. Dea tak putus asa ia menginjak kaki Lucas dengan kasar. Ciuman Lucas terlepas, cekalan tangan Lucas pun ikut terlepas.

Dea mendorong Lucas dengan kuat. Ke dua mata bulat itu menatap tajam ke arah wajah Lucas yang meringis.

"Keluar kau dari kamar ku ! Dasar lelaki mesum." Ucap Dea dengan mendorong tubuh Lucas keluar kamarnya dengan kasar.

Bintang yang berada di luar kamar Dea yang berniat menyapa Dea terdiam saat Dea membuka pintu dan mendorong keluar sang Ayah.

"Dan kau jangan berani-beraninya masuk ke dalam kamar ku." Tunjuk Dea pada Bintang dan Lucas.

Lalu Dea menutup pintu kamar nya dengan kencang. Membuat Bintang menatap sang Ayah dengan pandangan kecewa. Lagi-lagi papa nya membuat ia tak memiliki ke sempatan untuk berbicara dengan sang Ibu.

Bintang melangkah terburu-buru meninggal Lucas yang mematung di luar kamar Dea. Dea merasa hatinya perih saat melihat ekpresi anak yang mengaku sebagai anak kandung nya itu.

Yang menjadi pertanyaan Dea saat ini adalah. Apa benar anak perempuan itu adalah anaknya. Namun bagaimana bisa? Bukankah ke duanya tak saling cinta. Lalu bagaimana bisa ia memiliki anak tampa rasa Cinta.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Dea lirih entah pada siapa.

Terpopuler

Comments

beby

beby

lanjut

2023-08-13

0

Dewi dee

Dewi dee

suka juga nih ceritanya

2020-09-15

1

Fitri Lin

Fitri Lin

dah tau orang lg amnesia kok ya malah dikasih kebohongan... mana main cium lg...mark mah modus... entah gimana masa lalu yg mereka lalui tpi tetep aja sekarang keadaan nya udah berbeda....

2020-07-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!