Kepribadian ganda

Kepribadian ganda

Apa hukum itu adil?

"maaf tapi laporannya tidak cukup untuk mengeluarkan surat penangkapan" ujar polisi

"tapi bukankah semua luka yang ada tubuhku ini cukup sebagai bukti kekerasan?" ujar amora ibu alena

"itu saja tidak cukup untuk membuat perintah, kembali lah!" ujar polisi lalu masuk kembali ke dalam ruangannya

Alena kecil menangis dalam pelukan ibunya, sementara ayah tirinya tertawa bahagia lalu pergi dari kota itu. Kini Alena sudah tumbuh dewasa menjadi gadis yang cantik dan berprestasi di sebuah perguruan tinggi.

(12 tahun kemudian)

"Suasananya tidak berubah" ujar alex setelah turun dari bus

Dari kejauhan di dalam kegelapan dia melihat seseorang dengan berpakaian serba hitam sedang berdiri menatap dirinya, namun dia tidak menghiraukan nya dan terus berjalan menuju rumahnya.

Di dalam lorong sempit dengan pencahayaan yang minim, Alena terus mengikuti ayah tirinya dari belakang, hingga akhirnya Alena menghentikan langkah kakinya setelah melihat ayah tirinya berbalik dan menatap nya.

"Hei, siapa kamu? Apa kamu mengikuti ku? " ujar alex ayah tiri Alena

"Jawab aku!" ujar alex sedikit berteriak karena kesal

"Alex vergen, pelaku kejahatan tapi tidak pernah di penjara, bagaimana kamu bisa berkeliaran bebas seperti ini setelah melarikan diri karena hampir membunuh seseorang?" ujar Alena

"Bagaimana? Aku bisa bebas karena itulah yang di putuskan oleh polisi berdasarkan hukum!" ujar alex lalu berlari ke arah Alena

Bruk

Alex terjatuh setelah mendapat pukulan dari Alena, alex menjerit kesakitan karena bibir nya pecah dan mengeluarkan darah, dengan satu tendangan keras alex terpental keras ke atas tumpukan kayu.

"Kamu tidak boleh hidup seperti ini, keluarga ku hancur karena kamu" ujar Alena sambil menjambak rambut alex dengan kuat

" Hukum macam apa ini?"ujar Alena dengan nada marah

"Arghh" pekik Alena karena mendapat serangan dari alex

Alex pun berusaha bangun lalu mengeluarkan sebuah pisau dari saku jaketnya dan mencoba menyerang Alena, namun Alena dengan cepat langsung menendang kepala alex dengan keras hingga dia terjatuh.

Alena pun menarik jaket alex, menatap wajahnya dengan lekat lalu tersenyum yang membuat alex terkejut dan takut.Satu pukulan mendarat di wajah alex, namun Alena tidak berhenti ia terus memukuli wajah alex dengan brutal, setelah itu alena meninggalkan alex yang pingsan dan tidak sadarkan diri.

"Terima kasih karena kamu tetap jahat" ujar Alena lalu meninggalkan alex yang sudah terkapar tidak berdaya

Alena pun pulang kembali ke apartemen nya, ia kini tinggal sendiri karena sedang menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi, sementara ibunya tinggal bersama pamannya.

Alena duduk di sofa sambil menatap fotonya bersama sang ibu,ia tersenyum lalu melepas hoodie hitam yang di kenakannya.

Tidak lama Alena mendengar suara mobil polisi yang melewati apartemen nya, ia berjalan menuju jendela lalu melihat mobil polisi menuju lorong di mana dia memukul alex dengan brutal.

[ Ada kekosongan dalam hukum, hukum sering terlalu ringan kepada penjahat yang tak pantas mendapatkan nya, sekarang aku akan mengisi kekosongan itu. Ini adalah keadilan. ] *Alena

Kini Alena kembali menjadi mahasiswa seni di kampusnya, ia sedang menikmati waktu istrahat bersama kedua temannya di taman kampus.

"Alena kamu harus ikut kami ke mall sebelum kita ujian semester" ujar luna

"Tidak bisa, kamu tahu aku sibuk di akhir pekan"ujar Alena sambil memainkan ponsel nya

"Kamu tidak mungkin sesibuk itu" ujar laras

Alena pun kembali ke apartemen nya setelah menyelesaikan jam belajar di kampus, kini jam menunjukkan pukul 10.30 malam alena sedang berbaring di atas kasurnya sambil menatap layar ponsel nya.

Alena membaca sebuah artikel yang menjelaskan sebuah kasus pembunuhan yang di lakukan oleh seorang pria kepada keluarga pemilik toko makanan. Bahkan pria itu membunuh dua anak kecil.

Alena pun bangun dan bersiap untuk memulai aksinya, ia memakai celana panjang berwarna hitam dan hoodie besar yang berwarna hitam, Alena keluar dari apartemen nya menuju sebuah tempat.

Alena berdiri cukup jauh untuk mengamati suasana, setelah membongkar rumah si pembunuh dan mengambil uang serta buku transaksi ilegal karena menjual narkoba, Alena terus memantau rumah itu.

Dari kejauhan ia melihat sebuah mobil putih datang, setelah pemiliknya keluar dan melihat keadaan rumah yang sudah terbuka, dia langsung berlari menuju rumah untuk mengecek nya.

"Argh....sial, dimana uang dan buku itu?" ujarnya

"Aland vincent" ujar Alena sambil melambaikan tangan dari kejauhan

"siapa kamu?" ujar aland karena tidak bisa melihat wajah Alena

"Hei itu milikku, jangan sentuh!" ujar aland saat Alena menjatuhkan semua uang dan buku ke tanah

"Aku khawatir polisi akan menangkap mu" ujar Alena sambil menuangkan bensin ke atas tumpukan uang dan buku

"Jangan" pekik aland

"Surga juga menginginkan ini" ujar alena

"Hei jangan! Hentikan" ujar aland frustasi lalu berlari ke arah alena

Bruk

Aland terpental setelah mendapat tendangan dari Alena, aland yang kesakitan berusaha untuk bangun dengan susah payah.

"Apa yang kamu inginkan?" ujar aland

"Bertobat lah, minta maaf kepada keluarga yang kamu bunuh" ujar Alena sambil menatap aland dengan tatapan dingin

"Apa? Bertobat?" ujar aland sambil terkekeh

Alena langsung menyalakan korek api dan melemparkan nya ke atas tumpukan uang dan buku hingga pada detik berikutnya api pun langsung menyala.Aland yang panik langsung menginjak-injak uang itu untuk mematikan apinya, tapi nihil api tidak padam.

"Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan?" ujar aland dengan nada marah

Bruk

saat aland hendak menyerang Alena, dengan sigap Alena menghindar dan balik menyerang aland dengan meninju wajahnya tanpa henti hingga aland terjatuh.

"Siapa kamu?" ujar aland mencoba bangun tapi langsung di tendang oleh Alena

Aland terjatuh dan Alena melihat ke arah samping di mana terdapat rantai besar, Alena mengambil rantai itu dan melilitkan nya di leher aland.

Aland yang merasa leher nya tercekik mencoba untuk memberontak, namun nihil karena terlalu kesakitan dia tidak bisa mengimbangi keganasan Alena.

Dengan brutal Alena menarik rantai itu yang secara otomatis membuat aland ikut tertarik, Alena mengikat rantai itu di sebuah tiang besi panjang.Alena terus menarik rantai itu yang membuat aland semakin tercekik.

"Tolong ampuni aku" ujar aland dengan wajah yang sudah babak belur

"Kamu tidak mengampuni mereka" ujar Alena

"Mereka memohon kepadamu tetapi kamu tetap membunuh mereka" ujar alena sambil meninju wajah aland dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang rantai

"Tolong jangan bunuh aku, ku mohon ampuni aku" ujar Aland

Alena hanya tersenyum lalu meraih saku jaket aland dan mengambil ponsel nya, setelah mengotak-atik beberapa detik tiba-tiba Alena menunjukkan sebuah foto keluarga kepada aland.

"Ingat mereka? Minta maaf!" ujar Alena sambil menarik rantai lebih keras

"Katakan bahwa kamu pantas mati" ujar Alena

"Ya, aku minta maaf" ujar aland

Kini Alena kembali ke apartemen nya dengan pakaian yang cukup berantakan, ia berjalan menuju sofa lalu membuka hoodie yang ia kenakan.Alena langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa lalu memejamkan matanya.

Ke esok kan paginya di kediaman aland sudah banyak mobil polisi dan banyak petugas forensik dan beberapa detektif sedang menyelidiki tempat itu.

"Tampaknya seseorang mengambil kartu memori kamera dasbornya" ujar detektif

"Bagaimana kamu menemukan tempat ini?" ujar kepala polisi kepada asisten detektif

"Ponsel aland di nyalakan dan terlacak ke tempat ini" ujar nya

"Ini layar terakhir nya" ujar sang asisten sambil menujukan layar ponsel aland

"Dia melihat itu sebelum dia tewas?" ujar detektif kaget saat melihat foto keluarga yang di bunuh aland adalah layar terakhir yang di lihat aland

Detektif dan beberapa polisi melihat tubuh aland yang sudah tidak bernyawa dengan rantai yang masih terlilit di lehernya, seorang petugas forensik mengambil potret tubuh aland yang sudah berlumuran darah itu.

"Apakah kamu mengerjakan semua tugas kemarin?" ujar laras

"Hey jangan di tanya, dia anak teladan di kampus" ujar luna yang membuat Alena dan laras tersenyum

Di saat mereka bertiga sedang duduk di dalam kelas setelah jam kelas usai, tiba-tiba laras menjerit yang membuat Alena dan luna kaget.

"Hei jangan berteriak, kita bisa di panggil hanya karena suara keras mu itu" Protes luna

"Kalian tahu aland? Bos besar sebuah perusahaan pengedar narkoba, dia di temukan tewas pagi ini di rumahnya" ujar laras

"Benarkah? Wahh ini benar-benar gila" ujar luna sambil menonton berita yang menayangkan kasus kematian aland Vincent

Terpopuler

Comments

Karlina Lia

Karlina Lia

Mampus! makanya kalo jadi Bpk jangan jahat, liat noh cara Alena balas dendam... 😤

2024-05-12

1

Solaya

Solaya

hukum wakanda.......

2024-01-28

0

Alizeee

Alizeee

kak aku udah mampir, jangan lupa feedback ya 😃

2024-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!