melihat dari segi yang berbeda

"Dia keracunan makanan?" ujar chef cafe terkejut

"Benar, dokter menganalisa dan hasil nya dia keracunan makanan" ujar detektif

"Aku bekerja di sini sudah bertahun-tahun tapi aku tidak pernah menghidangkan makanan beracun" ujar chef tegas

"Kami tahu, tapi kasus ini perlu di tindak lanjuti, apakah ada seseorang yang menyentuh makanan itu selain anda?" ujar detektif

"Tentu saja para pengantar makanan, tidak mungkin seorang chef yang akan pergi mengantarkannya" ujar nya

"Ingat siapa orang itu?" ujar detektif

"Cafe sangat ramai, dan beberapa orang datang hari ini untuk melamar pekerjaan seharian dan pihak cafe juga mengambil banyak karyawan tambahan, jadi kami sulit mengingat nya bahkan nama dan wajah saja tidak bisa di ingat karena terlalu banyak" ujar nya panjang lebar

"Ini lebih sulit yang di duga" ujar detektif

"Baiklah terima kasih atas kerja samanya" ujar detektif lalu pergi

Sementara di sisi lain natan sedang menonton berita yang menayangkan kasus pamannya, orion. Natan terkejut saat mengetahui nya.

"Wahh so crazy" ujar natan

Hari masuk kampus pun tiba, seluruh mahasiswa ribut karena berita besar yang membuat semua warga menggila, mereka bahkan melakukan diskusi untuk mencari tahu motif dari pelaku pencobaan pembunuhan Orion, walikota sekaligus donatur kampus.

Alena berdiri dari kejauhan menatap mereka dengan tersenyum lalu mengibaskan jaket nya dan masuk ke dalam kelas. Di saat Alena akan memutar lagu tiba-tiba ponsel nya di rebut oleh seseorang.

"Luna kembalikan" ujar Alena dengan nada marah

"Hey ini masih pagi, apa yang terjadi?" ujar luna lalu mengembalikan ponsel Alena

"Kamu sedih juga karena donatur kita sedang sakit? bahkan di kabarkan dia lumpuh" ujar laras

Alena tidak menjawabnya namun hanya memasang earpod nya lalu menyetel lagu dan memejamkan matanya..

"Dia terus melakukannya" ujar luna sinis

"Sudahlah ayo kita ke perpustakaan, kita memiliki nilai yang harus di perbaiki" ujar laras lalu menarik tangan luna dan pergi dari sana

Di saat laras dan luna keluar mereka hampir bertabrakan dengan natan yang masuk dengan tergesa-gesa, mereka pun terkejut lalu pergi dan tidak menghiraukan nya.

"Alena? Kamu melihat beritanya?" ujar natan sambil mengambil earpod Alena

"Umm? berita apa?" ujar Alena polos

"Pamanku masuk rumah sakit dan dia di nyatakan lumpuh setengah badan, apakah dia sekarang sedang di hukum? Wahh ini di luar dugaan" ujar natan sambil menatap alena

"Pergilah aku ingin tidur" ujar Alena tanpa membuka matanya

Natan pun pergi meninggalkan Alena, sementara Alena terus saja mendengar lagu yang membuat natan kesal lalu pergi.

"huff hampir saja" ujar Alena lalu membuka matanya dan mengusap dadanya

Alena pun kembali tidur dengan memeluk tasnya di atas meja, sementara itu jam kini terus berputar karena hari terus berlalu.

"Alena bangun ini sudah waktunya pulang, ayo cepat" ujar laras kesal

"aku hanya ingin tidur, you know i need rest time!" ujar Alena tanpa membuka matanya

"baiklah tidur yang tenang" ujar luna

"aku akan melihat bagaimana perilaku nya kedepan, perilaku mu sekarang menentukan apa yang akan kamu alami nanti" ujar Alena sambil tersenyum dengan menatap artikel tentang Orion di ponselnya

Kini jam menunjukan pukul 16.00 sore Alena bersama kedua sahabat nya sedang berjalan menuju ke rumah mereka, saat mereka sampai di depan gerbang, Alena pun dengan tidak sengaja melihat seseorang berpakaian lusuh dan susah dikenali.

siapa orang itu?

"Siapa itu? Kenapa dia terlihat aneh?" guman Alena dalam hati

Alena pun kini tiba di apartemen nya bersama kedua sahabat nya, luna dan laras akan menginap di tempat Alena.

"Akhirnya aku bisa datang ke tempatmu juga" ujar luna sambil merebahkan tubuh nya di atas kasur

"Anggaplah rumah sendiri" ujar Alena sambil tersenyum

"View nya sangat indah, aku pikir ini salah satu alasan kamu tidak pernah keluar" ujar laras

"Aku juga punya beberapa makanan ringan di kulkas, jika kalian ingin makan ambil saja" ujar Alena lalu masuk ke dalam kamar mandi

Alena membersihkan dirinya sebelum mengerjakan tugas rumah dari kampus, sementara kedua sahabat nya sedang menonton tv sambil makan cemilan.

Di saat Alena sedang mandi tiba-tiba hujan deras turun, kaca apartemen nya kini lembab karena terkena percikan air hujan, luna dan laras pun mematikan tv untuk berjaga-jaga jika ada petir.

"Kalian tidak menonton?" ujar alena saat keluar kamar mandi

"Hujan sedang turun, berjaga-jaga jika ada petir nantinya" ujar laras

"Baiklah kalian bisa minum kopi atau susu di sana tapi aku kehabisan teh celup jadi kalian bisa minum apa yang ada di sana" ujar Alena

"Baiklah kami akan mencobanya nanti" ujar luna

Di sisi lain natan yang berada di kamarnya sedang menatap langit-langit kamar sambil berpikir keras.

"Siapa pelaku di balik kejadian ini?" ujar natan masih bingung

"Argh aku terlalu banyak berpikir sejak tadi pagi, kepalaku sakit" ujar natan sedikit meringis sambil memegang kepalanya

"Alena, bagaimana menurut mu soal kasus donatur kampus kita?" ujar laras

"benar menurutku itu aneh, apakah dia memiliki masalah dengan orang lain hingga timbul kebencian?" ujar luna

"manusia memang cenderung egois, hal itu perlu di lakukan untuk menyelamatkan diri sendiri" ujar Alena

"Alena benar, bahkan itu ada teorinya" ujar laras

"kenapa manusia cenderung lebih egois dan sensitif?"ujar laras

"teori manusia egois?"ujar luna kaget

"Teori tentang manusia egois telah diteliti oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti psikologi, filsafat, dan sosiologi. Seperti yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam teorinya tentang kepribadian manusia, sifat manusia terdiri dari tiga unsur yaitu id, ego, dan superego. Ego yang merupakan bagian dari kepribadian manusia yang dipahami sebagai representasi dari sisi realistis seseorang. Dalam kurun waktu yang cukup lama, psikoanalisis memusatkan diri pada sifat kekuatan ego, yaitu mampu mendorong kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti rasa aman dan berprestasi. Selain itu, ada juga pandangan dari filosofi bahwa egoisme adalah teori bahwa diri seseorang adalah motivasi dan tujuan dari tindakannya sendiri. Egoisme memiliki dua varian, deskriptif atau normatif. Varian deskriptif (atau positif) menganggap egoisme sebagai faktual tentang urusan manusia. Dalam pandangan ini, manusia cenderung berperilaku egois ketika mengambil keputusan dan bertindak karena mengikuti memaafkan alamiahnya sebagai makhluk hidup yang selalu mempertahankan kelangsungan hidupnya" ujar laras panjang lebar

"wahh jawaban mu luar biasa"ujar alena kagum

"rajinlah membaca"ujar laras sambil tersenyum

" sepertinya sekarang dia menggunakan logikanya dengan sangat baik" ujar luna sambil tersenyum

"baiklah terserah padamu saja" ujar laras acuh

"aku akan memutar lagu" ujar Alena lalu mengambil ponsel nya

"kamu akan memutar lagu favorite mu?" ujar luna

"hmm tentu saja" ujar nya

♬ dia ada di bawah guyuran hujan ♬

♬ kamu ingin menyakiti dirimu sendiri ♬

♬ aku akan tetap bersamamu ♬

♬ kamu ingin memaksa dirimu melalui rasa sakit♬

♬ lebih baik di utarakan dari pada dipendam ♬

♬ now....woooo ♬

♬ kita berada di bawah guyuran hujan ♬

♬ di bawah hujan yang turun ini ♬

♬ aku ingin menguatkan dirimu yang terluka ♬

♬ agar kamu bisa melihat betapa indahnya dirimu ♬

♬ now....woooo ♬

♬ kita berada di bawah guyuran hujan ♬

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!