Manik mata Dera berotasi menatap sepatu yang terlihat cantik namun, sederhana. Mawar hanya memberikan tatapan sungkan pada gadis berkulit eksotis itu.
"Wah! Hebat sekali. Dia membunuh buaya Amazon untuk membuatkan aku sepasang sepatu," ujar Dera dengan wajah tak percaya.
Ingin sekali Dera membuang sepatu yang sudah jadi itu, Mawar tersenyum lembut. Gadis cantik itu hanya bisa tersenyum saja mendengar kedongkolan Dera, dengan ekspresi kesal yang jelas membingkai wajah sang gadis tawanan.
"Bukankah Bos begitu perhatian," imbuh Mawar dengan nada lembut.
"Perhatikan lubang cina," tukas Dera remeh disertai dengan decisan di akhir kata.
"Mawar!" Seruan berat itu membuat gadis cantik itu berbalik.
Mawar tercekat di ambang pintu lelaki berwajah anime tampan itu terlihat begitu menakutkan dengan pistol di tangannya. Bukan hanya Mawar saja, gadis bermata sipit itu juga sama takutnya. Keberanian yang tadi ada langsung menyusut kala manik mata Dera menyorot mulut pistol yang di arah, kan pada mereka.
"Bos," gumam Mawar dengan wajah ketakutan.
"Aku merasa ada yang sedang membicarakan diriku," tutur Hiro melangkah dengan lebar masuk ke dalam kamar luas miliknya.
Dera terkekeh di buat-buat, ia berdiri dari posisi nyamannya. Dera dengan sigap mengambil cepat sepatu yang mengkilat berada pasrah di atas lantai marmer, tak lupa tersenyum lebar mengelus sepatu dari kulit Buaya buas itu.
"T——tentu saja itu karena aku sedang mengatakan pada Mawar jika sepatunya bagus, dan aku suka sekali," sahut Dera penuh dusta. Gadis berdarah Padang-Manado itu tergagap di awal kata.
Ia mengelus kulit sepatu, lain di wajah lain di hati. Dera merasa sangat takut dan jijik mengelus sepatu kulit yang di buat oleh bos mafia itu, pistol yang di acungkan diturunkan dengan perlahan.
Garis bibirnya terangkat tingg, senyum ganjil ditampilkan. Hiro Yamato, ia mendengarkan perkataan dan gerutu kucing nakalnya itu tapi memilih pura-pura tak mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu.
"Ah, begitu ternyata," balas Hiro manggut-manggut. "Lain kali aku akan membuatkan tas dari kulit ular piton untukmu. Dan jika kau mau aku akan membuatkan juga sepatu dari kulit harimau," lanjut Hiro dengan senyum penuh kemenangan.
Bibir Dera terbuka, dahinya berlipat mendengar perkataan Hiro. Wajahnya langsung seperti orang bodoh saja, kala mendengar kata Ular dan Harimau.
Ular dan harimau? Dia sungguh gila, dengan susah payah Dera meneguk air liurnya sendiri.
"Ular dan harimau," ulamg Dera dengan wajah bodohnya. "Tuan Hiro, aku lebih suka jika mereka tetap hidup. Tidak usah dibunuh mereka terlalu lucu untuk dibunuh," lanjut Dera dengan kekehan di paksa.
Kedua pupil mata Mawar membulat sempurna mendengar perkataan Dera. Lucu? Dari mananya coba, Mawar merasa otak gadis itu sudah geser dari tempatnya. Hinga hewan buas tersebut dikatakan lucu.
"Bos saya harus melanjutkan pekerjaan yang tertunda, kalau begitu saya permisi," pamit Mawar langsung kabur dari kamar sang bos.
Dalam hati kecil Dera menjerit keras tanpa suara, bagaimana bisa Mawar meninggalkan dirinya dengan bos mafia psikopat itu. Hiro dengan santai menyimpan senjatanya di dalam laci.
"Ternyata mereka lucu untuk kucing liarku, ya?" Hiro berucap dengan mengusap dagunya.
Dera mengigit bibir bawahnya dengan pelan, ekspresi wajahnya langsung memucat.
"Kalau begitu mulai mereka bisa menjadi teman bermainmu," ujar Hiro membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Dera.
"Oh," pekik Dera tertahan. "B——bukan begitu, maksudnya, aku. Ah, tidak! Jadi begini," lanjut Dera dengan panik hingga kata-kata yang keluar dari bibirnya terdengar begitu kacau.
"Ya, aku tahu, kok. Aku akan membuat mereka tetap hidup untuk bermain denganmu jadi, kau bisa tenang saja," potong Hiro dengan wajah serius.
Dera berdiri dari duduknya, langsung berlari ke arah Hiro. Ia meraih tangan Hiro dengan panik gila saja, mati saja kedua binatang itu sudah mengerikan. Bagaimana jika hidup, dan bermain dengannya.
"Aku benci. Ah tidak! Aku takut dengan buaya, ular, dan harimau. Jadi aku mohon jangan bawa mereka padaku," pinta Dera dengan wajah panik.
"Bukankah kau mengatakan jika hewan itu lucu?" tanya Hiro masih dengan wajah datarnya.
Wajah seriusnya mengundang ketakutan dari Dera, gadis berkulit sawo matang itu merasa semakin ketakutan saja. Hati Hiro terasa tergelitik melihat bagaimana ekspresi wajah Dera saat ini.
"Tidak! Mereka tak lucu. Aku hanya berbohong. Aku mohon maafkan aku. Aku janji akan patuh padamu. Tapi, jangan ada tiga binatang itu ya, hem," ujar Dera dengan teriakan di awal dan cicitan di akhir.
Kedua matanya terlihat berkaca-kaca ingin menangis, air matanya jatuh kala tak melihat ekspresi lain atau pun suara yang tak keluar dari mulut Hiro.
Gelak besar terdengar Hiro tertawa sedang Dera menangis. Gadis itu menangis dengan raut wajah heran. Apa lagi saat suara tawa besar Hiro. Ternya bos mafia terlihat tampan saat tertawa air mata Dera berhenti mengalir menatap wajah tampan itu.
"Kau sungguh lucu. Aku suka kau," imbuh Hiro melepaskan tangan Dera dari tangan nya.
Ia mengusap puncak kepala Dera dengan lembut, lalu melangkah menuju tempat tidur. Merebahkan tubuhnya, ia sangat letih seharian melakukan banyak kegiatan membaca setiap laporan yang ditulis oleh anak buahnya. Belum lagi dari kemarin membuat sepatu kulit yang pas dan cocok untuk Dera.
"Kau tidak tidur?" tanya Hiro dengan mata menatap Dera yang masih berdiri di tempatnya.
Mulutnya terbuka sebelum tertutup kembali, ia tak bisa berkata apa-apa. Ia mengusap air mata yang masih berada di pipinya. Melangkah pelan menuju ranjang king size. Membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang sama dengan Hiro. Dera Sandya adalah peliharaan spesial Hiro, gadis itu dibiarkan tidur bersama Hiro. Tidur dalam tanda kutip hanya tidur tanpa melakukan apa-apa.
"Kenapa kau tak masuk dalam pelukanku? Kau itu kucingku jadi cepat sini. Majikanmu ini ingin memeluk kucingnya," titah Hiro membuat Dera menggembungkan kedua sisi pipinya sebelum melakukan apa yang Hiro inginkan.
Ia bergeser, lalu masuk dalam pelukan Hiro. Gemericik dari gelang kaki yang dibuat Hiro terdengar, gelang kaki terbuat dari emas murni. Terdapat pelacak di dalamnya. Gadis yang kini ada dalam pelukan mafia kejam itu tak akan bisa kemana-mana, tanpa seizin Hiro.
"Bos! Kau tak akan membuat aku bermain dengan mereka bukan?" tanya Dera memastikan sekali lagi.
Gadis itu menengadah menatap wajah tampan lelaki berdarah Jepang itu, Hiro mengusap pelan surai hitam milik Dera.
"Tergantung, jika kau nakal maka aku akan memberikan mereka untuk bermain denganmu," jawab Hiro berupa ancaman.
"Tidak. Aku tidak akan nakal," bujuk Dera dengan lembut.
Hiro tersenyum lebar. Sedangkan di luar kamar Yeko dan Clara saling adu tatapan.
"Baru kali ini aku mendengar tawa Bos dengan lepas," ketus Clara heran.
"Ya, sepertinya kucing liar memang mampu membuat Bos lebih baik," sahut Yeko dengan senyum ganjil.
***
Hanya rintihan sakit, dan permintaan ampun yang menggema di dalam ruangan khusus. Kedua matanya memerah, perawatan kulit untuknya begitu menyiksa. Bulu di tubuhnya memang menghilang namun, sakit yang ia rasakan sangat menyiksa.
Beberapa kali ia mengeluh minta perawatannya diberhentikan, mana berani orang-orang itu menghentikannya sebelum pekerjaan mereka selesai. Hal hasil lebih baik mendengar pekikan serta teriakan marah dari Dera daripada dari bos mafia berdarah dingin.
"Berapa lama lagi Mawar?" tanya Dera dengan suara pelan.
"Tiga puluh menit lagi Nona, masker nona akan mengering dan begitu juga dengan lulur yang di tubuh," papar Mawar menjelaskan dengan intonasi nada pelan.
"Sial," umpat Dera terdengar pelan.
Gadis berdarah Cina dengan nama asli Ziying itu tersenyum, dengan hasil yang ia dapatkan. Kulit gadis itu menjadi lebih cerah tanpa bulu.
"Nona Clara setelah ini tidak ada lagi, kan yang seperti ini?" tanya Dera menghadap gadis cina dengan nama populer Clara.
"Hem... entahlah, mungkin saja tidak," jawabnya dengan logat Cina.
Beberapa jam gadis itu telah bersih dan terlihat manis. Bukan cantik, karena level yang biasa di capai oleh orang jelek hanya lah manis bukan cantik.
Ia bahkan tertidur mulas di atas tempat tidur setelah ritual kecantikan yang menyakitkan. Ia menguap pelan, membuka matanya dengan perlahan. Beberapa berkedip menyesuaikan pencahayaan yang masuk dalam retina matanya. Kedua matanya membulat sempurna maka wajah tampan ternyata tepat berada di depan wajahnya.
"Sepertinya menyenangkan tidur siang," kata Hiro dengan wajah yang Err... sangat mempesona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Riris Panda
cerita ini AQ baca berulang kali g pernah bosan sampe ganti hp tetep AQ baca
2024-01-27
2
evita19
baca ulang ceritanya, seru dan gak bikin bosan
2023-03-18
0
inayah machmud
karena level yg di dapat dari orang jelek' adalah manis bukan cantik, ,, 🤭🤭🤭🤭
2023-01-27
0