Bab 2

"Hidup dalam rasa takut memang membawa kata gelap. Namun, tanpa di sadari kita belajar dari gelap. Untuk merasa betapa berharganya secercah cahaya."

.

.

.

.

Ruas-ruas dari celah dinding yang membawa masuk cahaya terasa menggelitik, tubuh yang damai di atas tempat tidur mewah. Tak ada gorden yang terbuka, dinding kamar luas di warnai dengan warna hitam. Dan di perlengkapan dengan gorden berbahan sutra abu-abu.

Tubuh mungil bergerak pelan, ia mengerang, dikala jiwa kembali masuk ke dalam raga. Halusnya selimut sutra dan empuknya tempat tidur membuat gadis berpipi chubby itu engan memperlihatkan retina matanya. Untuk tampak dan tak bersembunyi di balik kelopak.

Namun bunyi gemericik membawa tidur ikut terusik, ada dengkusan di setiap bunyi dari gelang kaki. Ia berdecak malas kala setiap ia menukar posisi tidur suara gemericik dari gelang mengganggu.

Kedua kelopak sakura beberapa kali terbuka lalu tertutup menyesuaikan penerangan yang minim, kerutan yang samar terlihat jelas.

"Aneh," gumam gadis berusia dua puluh dua tahun itu dengan intonasi nada serak.

Suara serak khas bangun tidur tak mengusik, netra hitam legamnya menelisik ruangan yang diterangi oleh cahaya temaram. Membuat gadis itu sulit menyesuaikan penglihatannya.

"Sudah bangun kucing liar?"

tanya dari suara berat serak seksi itu membuat gadis itu langsung berdiri dari posisi ternyamannya.

Kala itu seluruh tirai tersibak dengan remote kontrol. Oh God! Siapa sangka, lelaki berwajah tampan itu tengah duduk di sofa yang sangat tepat menghadap ranjang besar.

BRUK!

"Akh," rintihan Dera.

Apa yang di lakukan oleh gadis yang di panggil kucing liar itu membuat lelaki yang meyilangkan sebelah kaki kokoh itu mengulum senyum tipis, ia merasa terhibur dengan pertunjukan pagi.

Gadis berkulit sawo matang itu merintih, melupakan jika di sana mata elang itu masih mengawasi gerak-gerik nya dengan seksama. Ia terlalu asik ditemani oleh rasa sakit dari body tak berisinya menghantam dinginnya lantai marmer.

"Perlu bantuan kucing liar," tawar Hiro.

Suara yang sudah berada di samping Dera, lagi dan lagi Dera merasa jantungnya berpacu. Ia harus mengelus dada rata nya berulang kali, lelaki di sampingnya ini benar-benar membuat ia hampir dua kali terserang serangan jantung.

"Anda mengejutkanku saja," protes Dera dengan wajah kesal.

Sebelah sudut bibir Hiro terangkat tinggi, lelaki bermata elang itu menyeringai. Ia tak mengerti apa yang terjadi gadis yang kini ia bantu berdiri dengan tegak itu sepertinya melupakan apa yang ia lihat semalam. Melihat dari gerak-geriknya dan reaksi tubuh Dera, tak ada getaran dan rasa takut di wajah gadis itu. Gadis itu menyapu kamar yang telah terlihat jelas.

Decak kagum terlontar begitu saja, kamar luas berwarna gelap itu terlihat begitu mewah dengan barang-barang mahal. Meski pun Dera terlahir dan tumbuh di lingkungan kampung, bukan berarti ia tak bisa membedakan barang mahal.

Dengan langkah lebar Dera mendekati nakas tepat di samping tempat tidur, ia mengusap perlahan gelas minum yang terlihat berkilau. Ia tahu gelas yang kini ada di tangannya, gelas kristal dengan harga yang tak dapat di hitung dengan jari

"Kristal," guma Dera dengan decak kagum.

Ia bahkan tak mendengar dengan jelas gemericik dari gelang kaki saat ia melangkah, Hiro hanya menggeleng kecil melihat tingkah gadis Indonesia itu. Hiro melangkah kembali menduduki Sofa empuk dengan senyum miring.

"Bagus?" tanya Hiro dengan bahasa Indonesia yang terdengar fasih.

Jika ada yang mendengarkan perkataan Hiro maka, mereka akan menyangka jika Hiro tinggal di Indonesia sangat lama.

"Iya. Ini bagus sekali, bahkan Bos botak itu tidak punya barang sebagus ini," ujar Dera kelewatan jujur.

"Kau bisa memilikinya," imbuh Hiro sontak saja membuat tubuh Dera berbalik.

Ia menatap Hiro dengan picingan mata cukup lama. Namun, ada yang aneh hanya karena tempat dan gelas yang kini berada di tangannya. Dera lupa, ia lupa keterkejutan awalnya.

Mata bulan sabit itu berkedip tiga kali sebelum tersenyum masam, lampu merah menyala di atas kepala.

"Maaf, Tuan saya tak sopan," serunya dengan pelan.

Tangan kasar Dera meletakan gelas kristal bening itu dengan sangat hati-hati, lalu melangkah mendekati Hiro. Ia tersenyum sesaat kala di depan Hiro lalu melangkah lebar menuju pintu kayu jati.

Hiro tak bergerak sama sekali, lelaki berdarah dingin itu membiarkan apa pun yang ingin dilakukan oleh gadis chubby itu. Telapak tangan kasar Dera menekan engsel pintu untuk memutarnya. Bunyi deritan dari pergeseran benda besi itu terdengar.

Terkunci! Itu lah yang langsung gadis itu rasakan. Beberapa kali coba masih tak bisa, Hiro menyenderkan punggung belakangnya di sofa. Menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Mencari posisi yang nyaman untuk dirinya sendiri, masih menyoroti Dera.

Ia ingin melihat seberapa kerasnya usaha gadis itu kabur dari kamar.

"Pintu sial! Terbukalah," ujar Dera dengan umpatan pelan.

Seribu kali bahkan sejuta umpatan pun pintu yang di kunci itu tidak akan pernah bisa terbuka. Ia mengerutu dengan bahasa yang tidak di mengerti oleh mafia kejam itu. Tentu saja gadis itu memakai bahasa daerah ibu dan ayahnya untuk memaki kasar.

Dera berbalik, ia kesulitan mengelak air liurnya. Ia melangkah melewati Hiro yang masih tampak santai.

"S——sepertinya, pintunya macet. Boleh aku coba pintu jendelanya saja?" tanya Dera mencoba minta izin.

Oh God! Dera Sandya. Gadis itu sedang meminta izin atau melawak. Bagaimana bisa ia ingin kabur tapi meminta izin dari yang menculik. Gemas. Satu kata yang ada di hati Hiro. Melihat Dera kini berada di jendela besar, ia menekan ke depan. Berhasil! Mungkin sorak itu yang berada di hati Dera kala kaca besar bingkai kayu jati itu terbuka.

Ia melirik ke belakang melihat wajah Hiro. Telapak tangan lelaki Jepang itu terangkat. Mengizinkan gadis itu keluar dari kamar melalui jendela.

"Terima kasih, Tuan," ujar Dera dengan senyum lebar.

Garis senyum di wajah Dera patah, kala melihat apa yang ia dapatkan. Bukan lantai marmer atau pun rerumputan yang ia temui. Melainkan kolam berenang jauh di bawah sana. Kolam yang begitu luas dengan air ke yang kebiruan.

Jika Dera adalah putri duyung maka akan dengan hati gembira gadis itu meloncat tak peduli di atas ketinggian berapa. Tapi, masalahnya dia adalah manusia biasa meloncat dia akan mati, bukan mati berdarah tapi mati kehabisan napas.

Dera tak bisa berenang gadis itu bukan ahli renang jika bermain di arena air, Dera akan memakai bebek apung guna membuat tubuh berisinya tetap mengambang.

"Kenapa nenek moyangku tidak putri duyung saja. Atau burung gagak saja agar aku bisa berenang atau terbang," monolognya dengan kesal.

Wajah Dera menoleh kebelakang takut-takut, Hiro tersenyum miring. Ia bahkan mengangkat gelas kecil berisi minuman yang berwarna kuning bening, yang tak tahu apa itu.

"Terjun aku mati, tak terjun pun tetap akan mati," gumam Dera gamang.

Gadis itu bimbang namun, memutuskan mati di tangan lelaki bersantai itu saja. Setidaknya ia akan mengemis kematian tanpa di tebas. Mungkin ia bisa mati dengan suntik bunuh diri. Setidaknya itu tak akan memisahkan kepala dari tempatnya. Dan tak banyak darah yang tumpah.

"Aku menyerah," ujar Dera sebelum tangis keras mengudara.

Hiro tersenyum penuh kemenangan. Hiro Yamato tak pernah menerima kekalahan, dan tak akan pernah.

...***...

Dera menatap lelaki bawahan mafia dingin itu yang kini menatapnya dengan mata tajam, ia merasa risih dengan tatapan lelaki yang tak bisa berbahasa Indonesia itu. Beberapa kali ia mendengar suara lelaki tampan itu. Tapi, tak tahu artinya, cukup lama ia menangis membuat matanya semakin sempit saja. Ia bahkan meminta kematian yang baik.

Tapi, yang ia dapatkan adalah kata-kata menyeramkan bgi Dera lebih baik vonis kematian dari pada kata-kata menjatuhkan harga dirinya itu mengalun.

"Mulai saat ini kau adalah kucing liar peliharaanku," ucap Hiro yang tak dapat di bantah.

"Jika kau macam-macam. Sahabatmu Lila Agustina dan berserta keluarg mu akan aku penggal, Dera Sandya !"

Kata ancaman itu membuat gadis itu merasa mau mati saja, ia merasa dunia mengelap saat itu juga.

"Nona tidak suka makannya?" tanya wanita cantik membuat kepala yang tertunduk itu terangkat.

"Ah! Bukan begitu. Makanan ini bukan seleraku," ujar Dera dengan pelan.

Gadis cantik itu menatap dengan rasa takut, ia ingat jelas kata sang tuan. Gadis yang duduk di meja makan itu harus makan dengan baik, dan terawat dengan baik. Bisa dibilang gadis itu sekarang menjadi peliharaan sang kafia dingin.

"Apa perlu saya minta Koki memaksakan makanan yang lain?" tanya Mawar dengan suara pelan dan lembut.

"Tidak. Aku tak selera," tolak Dera dengan diakhir ******* kasar.

Ia bangkit dari duduknya, kala ia ingin melangkah dihambat oleh Yeko dengan merentangkan satu tangan di depan wajah Dera.

"Anda mau kemana?" tanya Yeko dengan suara terbata-bata.

"Aku ingin menemui Tuan Hiro," sahut Dera dengan lesu.

"Kau tak bisa menemui Bos," bantah Yeko dengan pelan. Masih dengan nada yang sama.

"Kenapa tidak?" tantang Dera.

Oh, lihat kucing liar mulai berani. Senyum miring dari Yeko membuat bulu kuduk Dera berdiri.

"Baiklah jika Anda bersikeras, Nona," tuturnya dengan mata menakutkan. "Ikuti aku," lanjutnya sebelum melangkah pergi.

Dera mengikuti langkah lebar Yeko dari belakang, langkah lebar itu membawa gadis itu masuk ke area rimba belakang rumah mewah bak istana itu.

Bunyi mesin terdengar nyaring, mereka berdua sontak berhenti disebuah kolam kumuh berlumut. Lutut Dera bergetar melihat apa yang ada di depan mata. Ia terjerembab di rerumputan.

"Hoh! Ada kucing liar ternyata," tutur Hiro dengan bahasa Jepang.

Ia mematikan mesin gisel yang tadinya memotong kepala tubuh buaya air Amazon, darah segar membuat lelaki itu seperti mandi darah. Senyum miring terlihat lagi, bibir lelaki itu menjilat darah buaya yang ada di sudut bibirnya dengan senyum.

"Aku ingin membuat sepatu kulit untukmu, kucing liarku," cetusHiro dengan bahasa Indonesia.

Tubuh Dera bergetar hebat disetiap langkah kaki Hiro membawa kaki besar penuh darah. Yeko merasa bahagia melihat tawanan mereka ketakutan setengah mati.

Terpopuler

Comments

beby

beby

kucong liar

2023-08-13

0

Nila

Nila

aku suka

2023-06-07

0

inayah machmud

inayah machmud

mulai menarik cerita nya. ..👍👍

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41 (End)
42 Season 2 (Pengenalan Visual tokoh Novel)
43 Bab 42 (Season 2)
44 Bab 43 (Season 2)
45 Bab 44 (Season 2)
46 Bab 45 (Season 2)
47 Bab 46 (Season 2)
48 Bab 47 (Season 2)
49 Bab 48 (Season 2)
50 Visual 2
51 Bab 49 (Season 2)
52 Bab 50 (Season 2)
53 Bab 51 (Season 2)
54 Bab 52 (Season 2)
55 Bab 53 (Season 2)
56 Ucapan Terimakasih
57 Bab 54 (Season 2)
58 Bab 55 (Season 2)
59 Bab 56 (Season 2)
60 Bab 57 (Season 2)
61 Bab 58 (Season 2)
62 Bab 59 (Season 2)
63 Bab 60 (Season 2) Bonus Hari Raya Idul Fitri
64 Bab 61 (Season 2)
65 Bab 62 (Season 2)
66 Bab 63 (Seanson 2)
67 Bab 64 (Season 2)
68 Bab 65 (Season 2)
69 Pengumuman
70 Bab 66 (Season 2)
71 Bab 67 (Season 2)
72 Bab 68 (Season 2)
73 Bab 69 (Season 2)
74 Bab 70 (Season 2)
75 Bab 71 (Season 2)
76 Bab 72 (Season 2)
77 Bab 73 (Season 2)
78 Bab 74 (Season 2)
79 Bab 75 (Season 2)
80 -
81 Bab 76 (Season 2)
82 Bab 77 (Season 2)
83 Bab 78 (Season 2)
84 Bab 79 (Season 2)
85 Bab 80 (Season 2) spesial Double update
86 Bab 81 (Season 2) Double update
87 Bab 82 (Season 2)
88 Bab 83 (Season 2)
89 Bab 84 (Season 2)
90 Bab 85 (Season 2)
91 Bab 86 (Season 2)
92 Bab 87 (Season 2)
93 Bab 88 (Season 2)
94 Bab 89 (Season 2)
95 Bab 90 (Season 2)
96 Bab 91 (Season 2)
97 Bab 92 (Season 2)
98 Bab 93 (Season 2)
99 Bab 94 (Season 2)
100 Bab 95 (Season 2)
101 Bab 96 (Season 2)
102 Bab 97 (Season 2)
103 Bab 98 (Season 2)
104 Bab 99 (Season 2)
105 Bab 100 (Season 2)
106 Bab 101 (Season 2)
107 Bab 102 (Season 2)
108 Bab 103 (Season 2)
109 Bab 104 (Season 2)
110 pengumuman
111 Bab 105 (Season 2)
112 Bab 106 (Season 2)
113 Bab 107 (Season 2)
114 Bab 108 (Season 2)
115 Bab 109 (Season 2)
116 Bab 110 END (S2)
117 Promosi
118 Pemberitahuan
119 Promosi Cerita Baru
120 Promosi
121 Bab 111. Awal Yang Baru [Season 3]
122 Bab 112. Kencan Yang Gagal [Season 3]
123 Bab 113. Pelatihan Sean dan Vian [Season 3]
124 PENGUMUMAN
125 PROMOSI New Novel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41 (End)
42
Season 2 (Pengenalan Visual tokoh Novel)
43
Bab 42 (Season 2)
44
Bab 43 (Season 2)
45
Bab 44 (Season 2)
46
Bab 45 (Season 2)
47
Bab 46 (Season 2)
48
Bab 47 (Season 2)
49
Bab 48 (Season 2)
50
Visual 2
51
Bab 49 (Season 2)
52
Bab 50 (Season 2)
53
Bab 51 (Season 2)
54
Bab 52 (Season 2)
55
Bab 53 (Season 2)
56
Ucapan Terimakasih
57
Bab 54 (Season 2)
58
Bab 55 (Season 2)
59
Bab 56 (Season 2)
60
Bab 57 (Season 2)
61
Bab 58 (Season 2)
62
Bab 59 (Season 2)
63
Bab 60 (Season 2) Bonus Hari Raya Idul Fitri
64
Bab 61 (Season 2)
65
Bab 62 (Season 2)
66
Bab 63 (Seanson 2)
67
Bab 64 (Season 2)
68
Bab 65 (Season 2)
69
Pengumuman
70
Bab 66 (Season 2)
71
Bab 67 (Season 2)
72
Bab 68 (Season 2)
73
Bab 69 (Season 2)
74
Bab 70 (Season 2)
75
Bab 71 (Season 2)
76
Bab 72 (Season 2)
77
Bab 73 (Season 2)
78
Bab 74 (Season 2)
79
Bab 75 (Season 2)
80
-
81
Bab 76 (Season 2)
82
Bab 77 (Season 2)
83
Bab 78 (Season 2)
84
Bab 79 (Season 2)
85
Bab 80 (Season 2) spesial Double update
86
Bab 81 (Season 2) Double update
87
Bab 82 (Season 2)
88
Bab 83 (Season 2)
89
Bab 84 (Season 2)
90
Bab 85 (Season 2)
91
Bab 86 (Season 2)
92
Bab 87 (Season 2)
93
Bab 88 (Season 2)
94
Bab 89 (Season 2)
95
Bab 90 (Season 2)
96
Bab 91 (Season 2)
97
Bab 92 (Season 2)
98
Bab 93 (Season 2)
99
Bab 94 (Season 2)
100
Bab 95 (Season 2)
101
Bab 96 (Season 2)
102
Bab 97 (Season 2)
103
Bab 98 (Season 2)
104
Bab 99 (Season 2)
105
Bab 100 (Season 2)
106
Bab 101 (Season 2)
107
Bab 102 (Season 2)
108
Bab 103 (Season 2)
109
Bab 104 (Season 2)
110
pengumuman
111
Bab 105 (Season 2)
112
Bab 106 (Season 2)
113
Bab 107 (Season 2)
114
Bab 108 (Season 2)
115
Bab 109 (Season 2)
116
Bab 110 END (S2)
117
Promosi
118
Pemberitahuan
119
Promosi Cerita Baru
120
Promosi
121
Bab 111. Awal Yang Baru [Season 3]
122
Bab 112. Kencan Yang Gagal [Season 3]
123
Bab 113. Pelatihan Sean dan Vian [Season 3]
124
PENGUMUMAN
125
PROMOSI New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!