Elusan di puncak kepala Dera mendapatkan kerutan halus di dahinya. Ah, dia benar-benar seperti binatang peliharaan saja. Manik mata coklat hangatnya menatap kagum pada ketiga gadis cantik yang terbang jauh dari negara Jepang, Cina, dan Korea hanya untuk sang bos besar mafia itu.
"Tutup mulutmu, Kitty!" titah Hiro dengan suara beratnya. "Jika tak ingin air liurmu menetes Kitty," lanjutnya lagi dengan menatap ekspresi wajah sang gadis yang berada tak jauh di sampingnya.
Dengan gerakan cepat gadis itu menutup mulut yang sempat terbuka lebar, lantaran saking kagumnya ia terlihat seperti orang bodoh. Clara terdengar terkekeh pelan, gadis itu menyukai ekspresi bodoh dari wajah Dera. Sedangkan untuk Yeko sendiri, ia terlihat berdiri di samping kanan Hiro.
"Kalian bertiga bisa pulang ke negera masing-masing. Aku tidak membutuhkan satu pun dari kalian bertiga," ujar Hiro dengan bahasa Jepang mengalun.
Terlihat jelas wajah kecewa dari ketiga gadis cantik itu, mereka semua berharap bisa menjadi wanita untuk lelaki mafia kejam satu ini. Setidaknya mereka akan mendapatkan banyak keuntungan untuk diri mereka sendiri atau untuk keluarga mereka masing-masing, jika bisa bersama dengan Hiro Yamato. Lelaki berdarah dingin itu menguasai banyak negara, termasuk negara mereka bertiga.
Dan baru memperluas tampuk kekuasaannya di Indonesia, gadis berdarah Korea itu buka suara menentang perkataan Hiro.
"Berikan kami waktu beberapa minggu saja, Tuan! Untuk membuat keputusanmu goyah," pintanya
"Ya, aku setuju. Tolonglah Tuan Yamato," imbuh gadis yang terlihat lebih muda dari kedua gadis lainnya.
Hiro memutar bola matanya malas. Ia berdiri dari duduknya, menyeret serta Dera untuk berdiri dari posisi duduknya. Clara mengangkat kedua sisi bahunya acuh kala tatapan ketiga gadis itu jatuh padanya. Meminta penjelas apakah sang bos mafia tidak memberikan mereka kesempatan.
"Bos, tidak ingin memberikan kalian kesempatan."
Seruan cukup keras itu membuat ketiga gadis itu mendesah kasar, Clara tersenyum menyeringai. Di lorong rumah megah itu, terdengar gemericik gelang kaki ikut mengisi nada, disetiap hentakan langkah kaki.
"Masuk," titah Hiro kala ia membuka pintu kamarnya dengan lebar.
Dera menatap ke dalam kamar. Lalu menatap lambat ke arah lelaki tampan itu.
"Apa kau ingin bersamamu memberikan makan ular piton milikku, Kitty?" tanyanya yang tahu apa arti dari tatapan Dera.
Beberapa kali matanya mengecap cepat, ia meneguk kasar air liurnya sendiri. Kedua tangannya menggawang dan digerakkan cepat, menolak perkataan Hiro, yang benar saja. Dera lebih baik berdiam diri di kamar mewah Hiro saja, daripada harus melihat peliharaan buas dengan harga selangit itu. Tawa di paksa dengan langkah kaki mundur difapatkan sebagai jawaban, dari sang gadis.
"Tuan bisa pergi kalau begitu, kucing liarmu ini lebih suka di kamar saja. Berdiam diri lebih baik," sahut Dera dengan senyum secerah mungkin.
Hiro menatap lama ke arah Dera sebelum ia mengangguk menyetujui Hiro membalikkan tubuhnya. Telapak tangan diusap berulang-ulang kali di dadanya, gadis itu sangat takut dengan binatang peliharaan lelaki mafia kejam itu.
"Aku lebih baik menghadapi Bos botakku dari pada harus melihat peliharaannya satu itu," gumam Dera dengan tubuh bergidik ngeri.
...***...
Pukulan terdengar menggema di gudang kumuh, lelaki tua itu terbatuk-batuk. Tangan yang kini menurunkan tingkat baseball itu di turunkan, dngan bercak darah yang menyelimuti.
"A——ampuni, saya Tuan," pinta lelaki yang terbaring lemah itu.
Lantai kumuh bercampur darah menyebarkan bau anyir, senyum miring andalan Hiro terlihat begitu menakutkan. Kedua manik mata coklatnya bahkan terlihat berkilat di dalam ruangan temaram itu.
Ujung tongkat baseball itu di tempelkan di kepala yang masih mengeluarkan darah itu.
"Apa yang bisa aku dapatkan jika aku membebaskanmu, hem?" tanya Hiro dengan nada beratnya.
Beberapa anak buah lelaki itu hanya menatap keduanya, ketika Hiro turun tangan akan sangat sulit untuk di hentikan. Lelaki itu begitu gila, lebih gila daripada sang ayah yang telah menjadi mafia selama puluhan tahun.
"Apapun akan aku berikan," ujarnya lirih.
Suara batuk dengan suara pecah mengisi ruangan gudang, Hiro menatap lelaki itu dengan wajah yang tak terbaca. "Ah, begitu. Tapi sayangnya aku tidak butuh kau sama sekali, apapun yang kau tawakan," imbuh Hiro dengan nada remeh hinga bunyi benda keras itu menghantam kepala lelaki lemah itu berkali-kali.
Ciparatan cairan merah mengenai wajah bahkan bajunya, lelaki itu memukul dengan membabi buta. Tak peduli jika tawanannya sudah tak lagi berdaya bahkan bernyawa. Yeko, hanya diam dengan wajah temboknya.
Beberapa anak buah Hiro memalingkan wajah, sinar mata lelaki itu akan berubah menakutkan kala membantai lawan. Hiro Yamato, lelaki yang terlahir dari seorang mafia keras Jepang. Mafia yang tidak mengenal belas kasih.
Mafia yang sialnya, berotak sangat cerdik. Dan menderita kelainan yang akan membuat orang-orang bergidik ngeri kala tahu apa yang diderita oleh bos mafia itu.
Sapuan di wajah tampannya menghapus noda darah yang muncrat ke kelopak matanya yang sempat tertutup refleks kala cairan itu mengenai mata.
BRANG!
Tongkat Baseball di lempar sembarangan arah hingga menimbulkan bunyi yang khas kala beradu dengan lantai kumuh.
"Bereskan mayatnya," titah Hiro dengan intonasi menyeramkan.
Setelah menyuarakan perintahnya, Hiro melangkah menuju pintu keluar gudang. Dengan langkah angkuh, tangan panjangnya menyambut handuk kecil yang diberikan oleh Clara. Lalu membuka pintu gudang menuju rumah mewahnya. Sedangkan di dalam kamar Dera menatap penuh minat dengan instagram lelaki yang tiga bulan ini tidak bisa ia temui. Karena ancaman Hiro, beruntung Clara memberikan ia ponsel. Yang bisa ia gunakan untuk menghubungi orang-orang yang ia sayangi.
Namun, masih dalam tanda kutip hanya perempuan tidak ada yang namanya jenis kelamin lelaki. Bukan Dera Sandya namanya jika tidak mencari jalan lain agar bisa terhubung dengan lelaki yang ia cintai, media sosial ia manfaatkan dengan sangat baik.
Menanyakan kabar pujaan hatinya. dokter Bian, lelaki yang menyentuh hatinya paling dalam. Derap langkah kaki mendekati kamar membuat Dera terperanjat. Jari jemarinya terburu-buru menutup akun instagramnya. Lalu menyembunyikan benda persegi itu di balik bantal.
KLIK! KRIET!
Pintu kaya itu terbuka lebar. Hidung Dera mengerut, ia mendesah lambat melihat penampilan Hiro. Ia mungkin sudah terbiasa dengan darah yang menempel namun, masih belum terbiasa dengan bau anyir dari darah.
"Apa Tuan mau mandi? Akan aku siapkan air hangat," ucap Dera sebelum turun dari atas ranjang.
Hiro mengangguk, lelaki itu melangkah menuju lemari. Sedangkan Dera melangkah menuju kamar mandi menyiapkan air hangat serta peralatan mandi lainnya. Ah, keduanya seperti suami istri saja. Tetapi, hubungan yang sebenarnya hanyalah tuan dan binatang peliharaan. Hubungan yang lucu namun, begitu mengemaskan. Apa lagi kala Hiro mengusap puncak kepalanya atau menanyakan apakah gadis itu sudah makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
beby
napa hiro sayang ama dera?
2023-08-13
0
Shiro Yuki
biasanya wanita itu jd istri kontrak.. tawanan atau simpanan lahh ini peliharaan.. imajinasimu benar2 Thor👍
2022-11-04
0
@shiha putri inayyah 3107
kok gemes banget sama hubungan antara Hiro dan Dera...🥰🥰🥰
2022-08-20
0