Kehidupan Kedua Sebagai Istri Mafia
Aku terbangun di sebuah tempat yang tidak ku ketahui. Tempat yang sunyi dengan langit-langit yang gelap, ruangan yang seperti rumah sakit tetapi tidak seperti yang pernah kulihat sebelumnya.
Seluruh tubuhku penuh luka bahkan wajahku tertutup rapat dengan kain perban.
Badanku tidak bertenaga, suaraku bahkan tidak bisa keluar dari mulutku yang terasa kaku dan kering seperti tidak pernah ada air yang mengalir dalam tenggorokanku.
"Kreeek" Suara pintu ruangan itu terbuka
Beberapa orang masuk yang nampaknya adalah petugas medis.
Aku sangat ketakutan karena tidak ada siapapun di ruangan itu.
"Panggil wali pasien" Ucap dokter tersebut setelah memeriksa tubuhku
Pandanganku sangat terbatas dan tidak terlalu jelas tetapi di luar pintu terlihat beberapa orang berjejer rapi seolah menyambut kedatangan orang penting.
Tak.. Tuk.. Tak.. Tuk
Suara langkah kaki yang terdengar semakin dekat menghampiriku.
Seorang pria berbadan tinggi besar dengan berpakaian hitam berdiri di samping dokter itu.
"Jika bukan hal baik seharusnya tidak perlu membuat keributan, ada apa sampai memintaku kemari, bukannya dia masih terbaring seperti orang yang sudah mati" Ucap pria itu dengan sangat ketus
Deg..
Mendengar suara pria misterius itu membuatku tercengang.
"Apa maksudnya dan siapa dia?" Tetapi ucapan ku tidak keluar sama sekali
Dokter itu terlihat gemetar dan ketakutan seperti mendapatkan ancaman hanya dengan tatapan pria itu.
"Sa.. Saya hanya ingin menyampaikan kondisi pasien ini sudah sadar dan selanjutnya hanya perlu melakukan terapi agar semua sarafnya bisa berfungsi kembali dengan baik"
Seketika itu pandangan pria itu langsung berubah dan menatap tajam ke arahku.
"Baiklah, ku harap hasil yang bagus jika kamu masih ingin hidup. Sekarang antar dokter itu keluar"
Dokter yang ketakutan itu dibawa oleh 2 orang berbadan besar dengan berpakaian serba hitam dan meninggal pria yang memerintah mereka.
Yang terlintas di benakku mungkin dia bos mereka tetapi apa hubungannya dengan ku.
Bahkan aku tidak mengenalinya dan untuk apa dia berada di sampingku.
"Syukurlah kalau kamu sudah sadar, apa kamu tahu sudah hampir sebulan kamu tidak bangun?" Ucap pria itu sambil duduk menatap kearah ku
Aku tidak bisa menjawab apapun karena tidak ada suara yang keluar dari mulutku sehingga aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dengan tubuh yang gemetar.
"Aku akan datang lagi besok dan pastikan kamu sudah bisa menjawab apa yang akan aku tanyakan"
Ucapan yang egois itu terdengar seperti sebuah perintah yang tidak bisa jika tidak ku lakukan.
Sedangkan aku sedang berusaha untuk bisa berbicara tetapi masih belum bisa.
"Apa-apaan orang ini?"
Tapi bagaimana bisa dia meminta ku untuk berbicara dengannya.
Aku merasa seperti akan terbunuh melihat sorot matanya yang tajam.
Setelah dengan kejamnya mengancam pasien sepertiku dia pergi begitu saja.
Tetapi setelah keluar dari ruangan ku dan berhenti sejenak di pintu tatapannya berubah menjadi sedih seperti dia telah kehilangan sesuatu yang berharga.
"Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, kenapa juga aku ada di tempat ini?"
Dengan keadaan tubuhku yang sekarang aku tidak punya pilihan selain menjalani apa yang ada meskipun penuh dengan tanda tanya.
Setelah kepergian pria misterius itu, beberapa perawat wanita masuk dan memberiku perawatan yang sangat baik.
Mereka membersihkan badanku, mengganti pakaianku dan melakukan segala yang aku butuhkan meskipun tidak ku minta.
Bahkan hal seperti ini tidak pernah aku rasakan meski dalam kondisi sehat.
Aku merasa seperti menjadi bangsawan yang sedang mendapatkan pelayanan dari pelayan pribadiku.
Tetapi mereka sama sekali tidak menyentuh ataupun membuka perban yang menutupi wajahku.
"Sebenarnya ada apa dengan wajahku dan kenapa tertutup seperti ini? Apa aku terluka parah?"
Sambil menyentuh perban di wajah dengan sedikit tenaga yang tersisa
Jika tenagaku cukup pasti sudah ku buka sendiri karena sangat penasaran tetapi kondisi ku benar-benar tak bertenaga.
Setelah memastikan aku sudah merasa nyaman mereka membiarkanku beristirahat dan meninggalkan rungan itu.
Aku merasa sangat kesepian, tidak ada keluarga, tidak ada teman dan tidak ada mereka yang sudah membuatku seperti ini.
Untuk menemukan jawabannya aku ingin sekali cepat bisa berbicara dan bertenaga serta menanyai mereka yang tampak asing bagiku.
Kemudian karena badanku masih terasa lemas akhirnya aku tertidur di ranjang yang sepertinya sudah lama bersamaku.
"Tidakkk" Seketika itu aku terbangun dan suaraku kembali
"hosh.. Hos.." Nafasku terengah-engah dan hatiku terasa sangat sakit
Aku teringat kejadian sebelum aku mengalami kecelakaan.
Rupanya aku adalah korban kecelakaan yang di sengaja oleh orang yang tidak pernah terpikirkan akan mengkhianati ku hingga melakukan perbuatan yang kotor.
Sebelum kecelakaan.
Namaku Fiona Deluna umurku 28 tahun dan aku sudah menikah dengan seorang yang sangat menyayangiku.
Dia adalah Stefan lebih tua 3 tahun dariku.
Selama menikah dia sangat baik dan perhatian bahkan dia terlihat tidak bisa hidup tanpaku.
Tetapi semua itu berubah setelah 2 tahun pernikahan kami. Semua perilakunya ternyata palsu, dia berbuat baik kepadaku hanya untuk memanfaatkan hartaku.
Semua hasil jerih payahku diambil, tidak cukup dengan itu ternyata di balik sifatnya yang pendiam, dia bermain gila dengan atasan dikantornya sendiri.
Hari itu saat aku tidak sengaja meninggalkan flashdisk di rumah. Aku kembali ke rumah berniat untuk mengambilnya.
Tetapi saat aku sedang di kamar tiba-tiba pintu rumahku terbuka dan terdengar suara tawa yang tidak asing menuju ke kamarku.
Karena terdesak aku bersembunyi di dalam lemari yang terdapat rongga-rongga sehingga aku bisa melihat apa yang terjadi di luar.
Dia orang yang selama ini mengucapkan banyak kata cinta yang seolah tulus ternyata bermain gila di belakangku.
"Hah?!" terkejut sambil menutup mulutku dengan kedua tanganku dan hampir saja aku bersuara
Suamiku mencium wanita itu dengan sangat bergairah.
Aku semakin di buat tercengang karena perempuan itu adalah atasannya yang pernah kutemui sebelumnya.
"Bukankah perempuan itu sudah bersuami?"
"Bisa-bisanya berbuat hal yang tidak sepatutnya" itulah yang terpikir di benakku
Mereka semakin bersemangat dan melakukan hal layaknya suami istri.
Hatiku hancur berkeping-keping seperti gelas yang pecah dan hancur lebur.
Badanku terasa kotor dan jijik melihat mereka.
Meskipun tanganku gemetar tapi aku masih berfikir logis dan merekam perbuatan mereka sebagai bukti saat mereka menyangkal hubungan mereka.
"Oh Tuhan, apa dosaku selama ini terlalu banyak hingga kau tunjukan perbuatan mereka dengan mata kepalaku sendiri"
Aku tidak sanggup melihat mereka tetapi rekaman video mereka tetap berjalan meskipun aku tidak menginginkannya.
"Stefan, antara aku dan istrimu siapa yang lebih baik di ranjang?" ucap perempuan itu sambil tersenyum
Aku sampai tidak percaya dia merendahkan dirinya demi mendapatkan kepuasan semata hingga membandingkan diriku.
"Haha, tentu saja kamu dong"
Deg..
Mendengar jawaban suamiku membuatku tidak bisa berfikir jernih.
"Haa..ha" nafasku bahkan terasa sesak di dalam lemari yang terasa semakin sempit
Dia yang selama ini bicara seolah hanya aku yang terbaik hingga dia tidak bisa melirik wanita lain, dengan mudahnya memuji wanita lain dengan bangganya dan yang paling ku benci adalah senyumannya.
"Kalau aku dan suamimu, mana yang terbaik"
"Kamu dong, kamu jauh lebih memuaskan, haha" sambil tertawa dan berpelukan
Perkataan yang saling menggoda itu terlontar kan dari mulut mereka seakan dunia ini milik mereka tanpa memikirkan perasaan pasangan masing-masing.
Setelah mereka selesai melakukan hubungan kotor yang berlangsung tidak lama, mereka pergi ke kantor mereka seolah tidak ada hubungan apa-apa di antara mereka.
Mereka benar-benar pintar menyembunyikan hubungan terlarang dan membalutnya dengan hubungan sebatas atasan dan bawahannya saja.
Aku menunggu sangat lama di dalam lemari hingga mereka benar-benar sudah pergi.
Hari itu aku ijin terlambat dan membereskan semua barang yang penting untuk langsung pergi dari sana karena aku merasa tidak sanggup jika tidur di kasur bekas mereka bercumbu.
Aku langsung pergi ke hotel untuk sementara waktu dan kembali ke kantor karena ada hal yang mendesak yang mengharuskan kehadiranku di sana.
Bahkan air mataku harus tertahan lebih lama karena ini proyek yang sangat penting dan aku tidak bisa menyia-nyiakannya hanya karena perbuatan mereka yang membuatku gentar.
Sesampainya di kantor semua orang yang berkepentingan dalam proyek ini sudah menunggu.
Aku melakukan presentasi sesuai dengan materi yang sudah ku persiapkan dengan matang dan nampaknya investor tertarik dengan proposal yang ku buat.
"Bagus Manager Fiona, pertahankan kinerja kamu" ucap atasanku
"Baik Pak"
Setelah semua terselesaikan dengan baik, aku langsung menuju ruangan ku dan melepaskan sepatu berhak tinggi yang terasa sudah tidak mampu menopang tubuhku yang hampir tumbang.
Aku terduduk di bawah dan membuka kancing kemejaku karena terasa sangat sesak.
"Tolong siapapun, aku tidak bisa berfikir logis lagi" bergumam sambil menangis
Aku ingin membasahi seluruh tubuhku yang sudah pernah dia sentuh karena aku merasa kotor.
Keadaan ku sangat kacau, benar-benar kacau.
Tok..Tok..Tok.. suara ketukan pintu ruangan ku
Aku sudah tidak bisa bergerak rasanya badanku sangat lemas tak bertenaga dan gemetar.
"Bu, ini saya Devan" ucap seseorang di balik pintu ruangan
Aku tidak menjawab apapun bahkan aku tidak tahu apa yang dia ucapkan ataupun siapa dia.
"Bu.." mengetuk kembali pintu
"Kenapa tidak di jawab ya, bukannya bu Fiona baru masuk ke ruangannya" merasa khawatir
"Bu Fiona?!" terkejut sambil berlari kearahku
Kemudian dia masuk ke ruanganku dan terkejut melihat diriku yang kacau terbaring di lantai dengan kemeja yang terbuka dan tatapan yang kosong serta ruangan yang sangat berantakan.
Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya tetapi seingat ku dia menutup bagian tubuhku yang terbuka dengan kemeja yang ia kenakan sehingga dia hanya mengenakan kaos polos di balik kemejanya dan terlihat sangat mengkhawatirkan keadaanku.
"Bertahanlah bu, kita akan pergi ke rumah sakit"
Meskipun aku melihatnya menggendong tubuhku sambil berlari dan meneteskan air mata melihat kondisi ku tapi anehnya aku tidak bisa bersuara dan hanya tersenyum melihatnya karena ternyata ada orang yang sangat peduli terhadapku.
Setelah itu aku sudah tidak sadarkan diri.
Aku tidak pernah menunjukkan sisi diriku yang lemah karena aku selalu berusaha terlihat mendominasi dimanapun itu sehingga aku di hormati bawahan ku serta di sukai atasanku karena pekerjaanku selalu bagus dengan kepribadian yang kuat.
Aku sudah tidak memikirkan pandangan orang lain terlepas bagaimana diriku sebelumnya.
Kupikir semua akan baik-baik saja ternyata aku tidak bisa lebih lama menahan guncangan yang terjadi dalam hidupku dan menghancurkan kebahagiaanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
tsuraya kenko
br mampir... awal yg bagus thor
sgt rapi, ga ada typo
2024-02-17
3
Moh Rifti
up
2023-12-11
1
Mulya Ningsih
ceritanya bagus
2023-11-29
2