Bab 3

Setelah seminggu berlalu aku tidak pulang ke rumahku dan suamiku menghubungi ku tanpa henti.

"Padahal sudah lebih dari seminggu tapi kenapa belum pulang juga"

Dia juga menghubungi Belinda untuk menanyakan keberadaan ku. Tetapi Belinda mengatakan bahwa dia tidak tahu menahu.

Aku sengaja tidak pulang karena aku sudah tidak ingin masuk ke rumahku lagi.

Sementara itu aku berangkat bekerja dan mempersiapkan diriku jika suamiku akan menemuiku.

"Bu Fiona bagaimana kondisi anda sekarang?" ucap Devan yang masih mengkhawatirkan ku

"Sekarang sudah baik-baik saja itu juga berkat kamu Devan" sambil memeriksa beberapa berkas di meja

Setelah aku kembali bekerja tidak ada yang menanyakan ku tentang kejadian sebelumnya karena Devan mengatakan kepada yang lain bahwa aku sakit karena kelelahan sehingga membuatku pingsan.

Aku sangat bersyukur karena mempunyai bawahan seperti Devan yang memahami diriku tanpa ku minta.

"Oh, ya.. hari ini kita ada meeting dengan pihak investor" ucap Devan dengan ragu

"Baiklah, kamu tidak perlu ragu mengatakan apapun karena saya baik-baik saja, oke"

Devan menatapku dengan tatapan penuh kekhawatiran, entah apa yang ada di pikirannya sekarang sepertinya dia memikirkan banyak hal di kepalanya itu.

"Jam berapa kita mulai meeting nya?"

"Sekitar 2 jam lagi bu Fiona" sambil menyerahkan dokumen untuk meeting kali ini

Devan meninggalkan ruanganku dan aku juga menyiapkan segala keperluan untuk meeting kali ini dan membaca materinya karena aku tidak tahu apa yang akan di bahas.

Untungnya Devan menggantikan ku dengan benar selama aku tidak masuk bekerja.

Mungkin jika aku sudah tidak bekerja disini pasti dia sudah mampu menduduki posisiku ini.

Aku juga sudah membuat surat perjanjian untuk di berikan kepada suamiku agar kedepannya dia tidak akan menggangu hidupku lagi.

"Bu, apa bisa kita makan siang bersama?"

Sudah waktu nya untuk makan siang dan aku sebenarnya belum bisa makan dengan benar tetapi Devan mengajakku untuk makan dengannya.

Dari raut wajahnya tergambar jelas tujuannya hanya untuk memastikan aku makan dengan benar.

"Hemm.. baiklah"

Akhirnya aku memutuskan untuk makan bersama dengannya.

Sementara itu di depan kantor ternyata ada suamiku yang menunggu untuk berbicara dengan ku.

"Oh, jadi begini kelakuanmu bukannya pulang tapi malah berduaan dengan bawahanmu ya" ucap suamiku dengan nada yang tinggi

"Cepat sini" sambil menarik tanganku

Devan berusaha menahan ku tetapi aku melarangnya dan menyuruhnya pergi karena memang sudah seharusnya aku menghadapinya.

Aku tidak ingin menarik perhatian banyak orang sehingga aku mengajaknya pergi ke restoran yang privasi nya terjaga.

"Baiklah, sekarang kamu jelaskan dan katakan dimana kamu tidur semalam" ucap suamiku sambil berpura-pura peduli

"Hah, aku baru pulang dan langsung ke kantor, mana sempat aku pulang ke rumah"

"Apa benar seperti itu? bukannya bersama bawahan mu yang menempel terus denganmu?" sambil menyantap makanan

"Kenapa? apa aku terlihat seperti istri yang akan memakan bawahannya yang masih muda itu?haha"

Aku tertawa karena ini benar-benar lucu bukannya dia yang main gila, tetapi dia justru mencurigai ku dengan Devan.

"Sepertinya kamu senang ya? terus kenapa sama sekali nggak menghubungi ku?"

"Ponselku sempat rusak dan pekerjaanku benar-benar banyak bahkan nggak ada waktu untuk istirahat"

Kebohongan ku tidak ada apa-apa nya di bandingkan penghianatan orang di depanku.

Bahkan aku merasa mual dan tidak bisa menelan makananku sama sekali.

"Huek" sambil menutup mulutku

"Sayang kenapa?" sambil menatapku dengan rasa khawatir

"Cih" aku bergumam

"Ah, sepertinya karena kurang istirahat jadi aku masuk angin"

"Nanti pulang aku jemput ya"

Dia berlaku seperti suami yang sangat peduli terhadap istrinya jika aku tidak melihat apa yang dia lakukan di belakang ku pasti aku akan luluh dengan perhatiannya.

"Bagaimana caranya menolak?aku sangat tidak ingin pulang" ucap dalam hati

Aku sudah tidak tahu harus menjawab apa, lebih baik aku berbohong dari pada harus pulang ke sana.

"Sayang, untuk sementara aku nggak bisa pulang karena aku dapat kabar adikku sakit dan aku harus kesana menjaganya"

"Oh Baiklah, aku antar gimana?"

"Nggak usah, kamu pasti cape kan?"

"Yasudah"

Akhirnya aku berhasil menghindarinya dan bisa tidur dengan tenang di hotel yang sudah ku tempati selama ini.

"Huh..Aku tidak bisa makan apapun dan tubuhku terasa lemas. Padahal setelah ini harus meeting"

Suamiku sudah kembali ke kantornya dan aku pun langsung kembali dengan tidak berdaya.

"Devan, tolong bantu saya" sambil terhuyung

Aku hampir terjatuh meskipun berhasil kembali ke kantor tetapi sebelum sampai di ruangan aku tidak bertenaga lagi.

Devan memapah ku kedalam ruangan dan beberapa orang yang lain mengikuti kami dan mengkhawatirkan kondisi ku.

"Pak Devan, kenapa bu Fiona seperti ini?" ucap Anya salah satu bawahanku

"Sepertinya kelelahan, tolong ambilkan air minum" jawab Devan sambil merebahkan ku di sofa yang panjang

Dia juga meminta izin kepada Direktur agar dia yang mengambil alih meeting ini karena keadaan ku yang belum stabil.

Selama ini aku tidak pernah absen dalam meeting penting sehingga Direktur mengizinkannya kali ini.

"Apa perlu ke rumah sakit lagi bu?" sambil menatapku dengan sedih

Devan terlihat seperti akan menangis lagi melihat kondisiku.

"Jangan bawa aku kesana, tolong tetap di sini saja"

Jika aku bukan seorang istri seseorang pasti aku akan menyentuh wajahnya yang hampir menangis karena ku untuk menghiburnya.

Tetapi aku tidak punya hak untuk itu dan apa pentingnya aku baginya.

"Bu minum dulu" sambil di bantu duduk

"Makasih ya, kalian boleh kembali bekerja"

Aku berfikir jika aku berusaha menghindari suamiku dan terus menerus bertemu dengan cara seperti ini yang ada aku semakin lemah.

Aku akan memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kondisi fisik dan psikis ku.

Aku tertidur di sofa setelah meminum obat yang ku dapat dari dokter sebelumnya.

Kemudian Devan yang memimpin meeting dengan pihak investor itu.

Kuharap semua berjalan dengan lancar.

Aku terlelap di ruanganku yang sepi dan sendiri tetapi ini tidak seperti diriku sendiri.

Ini bukan diriku yang sebelumnya dan kuharap setelah bangun aku akan menjadi diriku yang sebelumnya dan menjadi lebih kuat.

Demi diriku dan demi orang-orang yang peduli dengan ku.

Aku mempunyai tanggungjawab yang besar atas diriku dan perusahaan tempatku bekerja serta para bawahanku yang menantikan arahan dariku yang tegas dan penuh percaya diri.

Aku tahu manusia ada kalanya dia akan lemah tetapi jangan biarkan kelemahan itu memakan jati dirimu yang sebenarnya.

Aku harus bangkit.

Aku harus kuat.

Aku tidak boleh lemah hanya karena mereka yang jahat kepadaku.

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

ini masih flesbek ya...

2024-01-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Kebenaran yang terkuak
7 Kebenaran yang terungkap ke-2
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Fakta sebenarnya
12 Perjanjian
13 Kilas balik
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Pertemuan tidak terduga
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Kabar gembira
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Konflik di mulai
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Kebenaran yang terkuak
7
Kebenaran yang terungkap ke-2
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Fakta sebenarnya
12
Perjanjian
13
Kilas balik
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Pertemuan tidak terduga
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Kabar gembira
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Konflik di mulai
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!