Setelah seminggu berlalu aku tidak pulang ke rumahku dan suamiku menghubungi ku tanpa henti.
"Padahal sudah lebih dari seminggu tapi kenapa belum pulang juga"
Dia juga menghubungi Belinda untuk menanyakan keberadaan ku. Tetapi Belinda mengatakan bahwa dia tidak tahu menahu.
Aku sengaja tidak pulang karena aku sudah tidak ingin masuk ke rumahku lagi.
Sementara itu aku berangkat bekerja dan mempersiapkan diriku jika suamiku akan menemuiku.
"Bu Fiona bagaimana kondisi anda sekarang?" ucap Devan yang masih mengkhawatirkan ku
"Sekarang sudah baik-baik saja itu juga berkat kamu Devan" sambil memeriksa beberapa berkas di meja
Setelah aku kembali bekerja tidak ada yang menanyakan ku tentang kejadian sebelumnya karena Devan mengatakan kepada yang lain bahwa aku sakit karena kelelahan sehingga membuatku pingsan.
Aku sangat bersyukur karena mempunyai bawahan seperti Devan yang memahami diriku tanpa ku minta.
"Oh, ya.. hari ini kita ada meeting dengan pihak investor" ucap Devan dengan ragu
"Baiklah, kamu tidak perlu ragu mengatakan apapun karena saya baik-baik saja, oke"
Devan menatapku dengan tatapan penuh kekhawatiran, entah apa yang ada di pikirannya sekarang sepertinya dia memikirkan banyak hal di kepalanya itu.
"Jam berapa kita mulai meeting nya?"
"Sekitar 2 jam lagi bu Fiona" sambil menyerahkan dokumen untuk meeting kali ini
Devan meninggalkan ruanganku dan aku juga menyiapkan segala keperluan untuk meeting kali ini dan membaca materinya karena aku tidak tahu apa yang akan di bahas.
Untungnya Devan menggantikan ku dengan benar selama aku tidak masuk bekerja.
Mungkin jika aku sudah tidak bekerja disini pasti dia sudah mampu menduduki posisiku ini.
Aku juga sudah membuat surat perjanjian untuk di berikan kepada suamiku agar kedepannya dia tidak akan menggangu hidupku lagi.
"Bu, apa bisa kita makan siang bersama?"
Sudah waktu nya untuk makan siang dan aku sebenarnya belum bisa makan dengan benar tetapi Devan mengajakku untuk makan dengannya.
Dari raut wajahnya tergambar jelas tujuannya hanya untuk memastikan aku makan dengan benar.
"Hemm.. baiklah"
Akhirnya aku memutuskan untuk makan bersama dengannya.
Sementara itu di depan kantor ternyata ada suamiku yang menunggu untuk berbicara dengan ku.
"Oh, jadi begini kelakuanmu bukannya pulang tapi malah berduaan dengan bawahanmu ya" ucap suamiku dengan nada yang tinggi
"Cepat sini" sambil menarik tanganku
Devan berusaha menahan ku tetapi aku melarangnya dan menyuruhnya pergi karena memang sudah seharusnya aku menghadapinya.
Aku tidak ingin menarik perhatian banyak orang sehingga aku mengajaknya pergi ke restoran yang privasi nya terjaga.
"Baiklah, sekarang kamu jelaskan dan katakan dimana kamu tidur semalam" ucap suamiku sambil berpura-pura peduli
"Hah, aku baru pulang dan langsung ke kantor, mana sempat aku pulang ke rumah"
"Apa benar seperti itu? bukannya bersama bawahan mu yang menempel terus denganmu?" sambil menyantap makanan
"Kenapa? apa aku terlihat seperti istri yang akan memakan bawahannya yang masih muda itu?haha"
Aku tertawa karena ini benar-benar lucu bukannya dia yang main gila, tetapi dia justru mencurigai ku dengan Devan.
"Sepertinya kamu senang ya? terus kenapa sama sekali nggak menghubungi ku?"
"Ponselku sempat rusak dan pekerjaanku benar-benar banyak bahkan nggak ada waktu untuk istirahat"
Kebohongan ku tidak ada apa-apa nya di bandingkan penghianatan orang di depanku.
Bahkan aku merasa mual dan tidak bisa menelan makananku sama sekali.
"Huek" sambil menutup mulutku
"Sayang kenapa?" sambil menatapku dengan rasa khawatir
"Cih" aku bergumam
"Ah, sepertinya karena kurang istirahat jadi aku masuk angin"
"Nanti pulang aku jemput ya"
Dia berlaku seperti suami yang sangat peduli terhadap istrinya jika aku tidak melihat apa yang dia lakukan di belakang ku pasti aku akan luluh dengan perhatiannya.
"Bagaimana caranya menolak?aku sangat tidak ingin pulang" ucap dalam hati
Aku sudah tidak tahu harus menjawab apa, lebih baik aku berbohong dari pada harus pulang ke sana.
"Sayang, untuk sementara aku nggak bisa pulang karena aku dapat kabar adikku sakit dan aku harus kesana menjaganya"
"Oh Baiklah, aku antar gimana?"
"Nggak usah, kamu pasti cape kan?"
"Yasudah"
Akhirnya aku berhasil menghindarinya dan bisa tidur dengan tenang di hotel yang sudah ku tempati selama ini.
"Huh..Aku tidak bisa makan apapun dan tubuhku terasa lemas. Padahal setelah ini harus meeting"
Suamiku sudah kembali ke kantornya dan aku pun langsung kembali dengan tidak berdaya.
"Devan, tolong bantu saya" sambil terhuyung
Aku hampir terjatuh meskipun berhasil kembali ke kantor tetapi sebelum sampai di ruangan aku tidak bertenaga lagi.
Devan memapah ku kedalam ruangan dan beberapa orang yang lain mengikuti kami dan mengkhawatirkan kondisi ku.
"Pak Devan, kenapa bu Fiona seperti ini?" ucap Anya salah satu bawahanku
"Sepertinya kelelahan, tolong ambilkan air minum" jawab Devan sambil merebahkan ku di sofa yang panjang
Dia juga meminta izin kepada Direktur agar dia yang mengambil alih meeting ini karena keadaan ku yang belum stabil.
Selama ini aku tidak pernah absen dalam meeting penting sehingga Direktur mengizinkannya kali ini.
"Apa perlu ke rumah sakit lagi bu?" sambil menatapku dengan sedih
Devan terlihat seperti akan menangis lagi melihat kondisiku.
"Jangan bawa aku kesana, tolong tetap di sini saja"
Jika aku bukan seorang istri seseorang pasti aku akan menyentuh wajahnya yang hampir menangis karena ku untuk menghiburnya.
Tetapi aku tidak punya hak untuk itu dan apa pentingnya aku baginya.
"Bu minum dulu" sambil di bantu duduk
"Makasih ya, kalian boleh kembali bekerja"
Aku berfikir jika aku berusaha menghindari suamiku dan terus menerus bertemu dengan cara seperti ini yang ada aku semakin lemah.
Aku akan memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kondisi fisik dan psikis ku.
Aku tertidur di sofa setelah meminum obat yang ku dapat dari dokter sebelumnya.
Kemudian Devan yang memimpin meeting dengan pihak investor itu.
Kuharap semua berjalan dengan lancar.
Aku terlelap di ruanganku yang sepi dan sendiri tetapi ini tidak seperti diriku sendiri.
Ini bukan diriku yang sebelumnya dan kuharap setelah bangun aku akan menjadi diriku yang sebelumnya dan menjadi lebih kuat.
Demi diriku dan demi orang-orang yang peduli dengan ku.
Aku mempunyai tanggungjawab yang besar atas diriku dan perusahaan tempatku bekerja serta para bawahanku yang menantikan arahan dariku yang tegas dan penuh percaya diri.
Aku tahu manusia ada kalanya dia akan lemah tetapi jangan biarkan kelemahan itu memakan jati dirimu yang sebenarnya.
Aku harus bangkit.
Aku harus kuat.
Aku tidak boleh lemah hanya karena mereka yang jahat kepadaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Dede Mila
ini masih flesbek ya...
2024-01-27
2