Bab 2

Aku tersadar dengan akal sehat ku yang kembali setelah terguncang cukup hebat.

"Bu Fiona sudah sadar?" ucap Devan yang menunggu di sampingku

"Sebentar saya panggil dokter dulu"

"Tunggu!"

Aku memintanya untuk tidak memanggil dokter dan aku memintanya untuk tetap tenang karena ekspresi wajahnya yang tidak baik serta air mata yang tertahan setelah menangisi diriku sebelumnya.

"Devan, tolong dengarkan saya" sambil memintanya untuk mendekatiku karena suara ku sangat pelan

"Baik bu"

Dia sangat penurut seperti anak anjing yang lucu tidak seperti badannya yang besar.

Aku memintanya untuk tidak menghubungi keluarga ku bahwa aku di rawat di rumah sakit.

"Ingat, jika ada yang mencari ke kantor bilang saja saya dinas keluar kota, sekarang tolong kamu antarkan saya ke alamat ini" sambil memberikan kartu hotel tempatku menginap

"Tapi bu, kondisi anda seperti ini" menatap penuh khawatir

"Sudah kamu lakukan saja apa yang saya minta"

Akhirnya Devan menuruti perintahku dan membawaku ke hotel yang di maksud.

Karena kondisiku masih lemas Devan menggendongku dengan hati-hati.

Dia tidak menanyakan apapun dan hanya diam mengantarku dengan ekspresi yang sedih.

Bahkan dia tidak malu menggendongku masuk ke hotel meskipun dia masih lajang tapi tidak memikirkan pandangan orang lain.

Dalam benakku bertanya apa pacarnya tidak marah jika tahu dia menggendong tubuh atasannya.

Dia menurunkan ku di kasur dengan lembut dan menyelimuti ku.

"Apa ada hal lain yang anda butuhkan?"

"Untuk sekarang tidak ada tapi Devan, apa kamu tidak masalah membantu saya seperti ini?"

"Saya justru senang bisa membantu bu Fiona"

"Baiklah, kamu memang assisten yang kompeten, aku bangga, terimakasih"

Devan melihat barang-barang milikku yang berantakan seolah dia tahu bahwa aku meninggalkan rumahku tanpa persiapan yang cukup.

Tetapi dia hanya merapikannya tanpa bertanya.

Dia seolah menghargai perasaan ku dan kondisiku bahkan di saat dia melihat sisi lemah dariku tapi dia tidak menghilangkan rasa hormatnya terhadapku.

"Oh, ya Devan tolong kamu ambil handphone ku dan hubungi Belinda untuk datang kesini"

"Baik bu" sambil mencari handphone

Setelah Devan menghubungi sahabatku, aku takut tidak bisa mengontrol diriku untuk meluapkan kesedihan yang sedang ku alami.

"Devan, kalau kamu mau pulang, silahkan saja lagian sebentar lagi temanku datang"

Aku tidak ingin semakin membebani Devan dan membuatnya tidak nyaman.

"Saya akan di sini sampai bu Fiona tidur, lebih baik jika saya masih di sini jika terjadi sesuatu dengan anda maka saya tidak bisa tenang"

"Begitu ya, baiklah"

Selagi menunggu Belinda datang, Devan membelikan ku bubur dan obat-obatan dan beberapa makanan untuknya dan Belinda.

Sungguh beruntung orang yang akan hidup bersama Devan.

Sedangkan di rumahku terjadi kekacauan.

"Kenapa kamarku berantakan?"

"Dan kenapa kopernya tidak ada?"

Suamiku mengetahui bahwa kamarnya berantakan dan beberapa barang ku tidak ada, apalagi aku belum pulang di jam yang sudah malam.

Dia menghubungiku terus menerus tetapi aku mengabaikannya.

Apakah dia masih berlagak layaknya seorang suami yang baik atau karena dia takut sumber dananya pergi.

"Sial, kemana wanita itu pergi"

"Tidak biasanya dia mengabaikan ku seperti ini"

"Dasar jal*ng"

Suamiku sangat cemas hingga menghubungi Belinda sahabatku untuk menanyakan tentang diriku.

Untungnya aku sudah memberitahu Belinda untuk berbohong bahwa aku pergi dinas dan handphone ku rusak sehingga dia percaya.

Ku pikir setelah mendengar kabarku pergi dia merasa kosong tanpaku tetapi justru dia sangat senang dan menghubungi pacarnya untuk menginap dirumahku.

Dia bahkan tidak tahu bahwa kondisi istrinya sedang tidak baik-baik saja karena perbuatannya.

Tetapi yang dia pikiran hanyalah kesenangan semata.

"Sayang, kamu cepat juga ya" ucap suamiku terhadap selingkuhannya itu sambil mengecup keningnya

"Iya kan aku kangen, memangnya kemana istrimu?"

"Katanya dia pergi dinas keluar kota selama seminggu, jadi kita punya kesempatan bersama selama dia pergi" sambil memeluk perempuan itu

"Haha.. baguslah"

Mereka sangat senang dengan merasa bebas tanpa diriku seolah rumahku adalah milik mereka dan melakukan berbagai macam hal di sana bahkan semua sudut rumah itu sudah tersebar aroma perempuan itu.

Mereka sangat bersemangat dan tidak berhenti melakukan kegiatan yang panas seperti pengantin baru yang sedang melewati malam pertamanya.

Perempuan itu bahkan membohongi suaminya dengan dalih lembur padahal dia menghabiskan waktu bersama laki-laki lain yang sudah beristri.

"Kita lakukan sekali lagi ya sayang" ucap suamiku kepada Carla yang terkulai lemas di atas ranjang ku

"Baiklah, tapi setelah ini aku harus pulang karena takut suamiku curiga"

Mereka melanjutkannya dan menyelesaikannya dengan cepat karena sudah terlalu malam.

Aku tidak tahu reaksi suaminya Carla nanti di saat hubungan mereka terekspos apalagi aku sudah memiliki bukti tentang perselingkuhan mereka.

Sudah hampir 1 jam aku menunggu Belinda dan akhirnya dia datang.

"Fiona"

Begitu masuk dia langsung memelukku dengan erat tanpa menanyakan permasalahan ku dan aku terhanyut dalam kesedihan.

Aku menangis sangat kencang tanpa memperdulikan Devan yang sedang bersama kami.

Bahkan dia menatapku dengan tatapan yang sedih meskipun aku tidak tahu apa yang dia pikirkan tentangku.

Aku menceritakan semuanya kepada Belinda dan mungkin hal ini juga terdengar oleh Devan.

Raut wajah mereka berubah seketika setelah mendengarkan perkataanku. Mereka seperti memendam kebencian yang amat dalam.

"Sekarang kamu hanya perlu istirahat, nggak usah mikirin orang brengs*k itu" ucap Belinda yang terlihat sangat kesal

"Benar apa kata Belinda, kalau ada yang mengganggu biar saya yang bantu membereskannya"

"Haha baiklah, terimakasih ya"

Aku tersenyum meskipun hatiku masih terasa sakit.

Entah kenapa perasaan ku tidak tenang dan aku mengirimkan bukti perselingkuhan mereka ke Belinda sebagai cadangan jika terjadi hal yang tidak ku inginkan.

Melihat orang yang akan di hadapi ku tidak semudah yang di pikirkan.

Devan akhirnya pulang setelah memastikan diriku tertidur pulas dan Belinda menemaniku tidur di sana karena takut aku membutuhkan sesuatu, melihat kondisiku yang masih lemas.

Kuharap semua ini hanya mimpi hingga saat aku terbangun semua itu ternyata kenyataan yang pahit.

Begitu terbangun badanku menjadi lebih baik berkat Devan dan Belinda yang menjagaku.

Aku bertekad untuk bercerai dari suamiku yang sudah kelewat batas.

"Belinda, tolong temani aku mengurus perceraian"

"Baiklah tapi apa harus sekarang? kondisimu kan.. "

"Lebih cepat lebih baik, aku sudah tidak mau berurusan dengannya lagi"

Untuk apa mempertahankan orang yang tidak bisa menjaga tubuhnya hanya untuk pasangannya dan mengobral cintanya dengan murah.

Aku langsung mempersiapkan segala dokumen yang di butuhkan untuk mengurus perceraian meskipun kondisi ku masih belum stabil.

"Fiona, apa kamu baik-baik saja?"

Aku sedikit terhuyung dan hampir jatuh untungnya Belinda menangkap tubuhku.

"Ah, iya"

"Kita istirahat dulu sebentar ya" ucap Belinda yang mengkhawatirkan kondisi tubuhku

Aku sudah selesai mendaftarkan perceraian ku dan tubuhku tidak bisa berbohong karena luka yang terjadi meskipun mulutku menyangkalnya.

Ini adalah hal yang berat bagi hidupku dan tidak semudah seperti yang ku ucapkan.

Dengannya aku pernah merasakan kebahagiaan meskipun mungkin itu semua hanya kepalsuan tetapi aku pernah mencintainya dan hal itu tidak mudah di lupakan dalam sehari.

"Belinda, maaf ya kamu cuti gara-gara menemani ku kesini"

"Nggak perlu minta maaf lagian kita kan berteman sudah lama, aku nggak mau kamu sendirian di saat seperti sekarang"

"Makasih ya sahabat ku yang paling baik dan cantik"

Aku tersenyum senang dengan kehadiran sahabatku yang selalu ada di saat aku senang maupun sedih.

"Bisa-bisanya masih bercanda"

Setelah ini semuanya baru akan di mulai dan aku harus kuat sebelum bertemu dengan suamiku dan mengatakan semua keputusan ku ini.

Terpopuler

Comments

Mulya Ningsih

Mulya Ningsih

smga Leon berhenti mngganggu

2023-12-03

1

Mulya Ningsih

Mulya Ningsih

semangat Fiona

2023-11-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Kebenaran yang terkuak
7 Kebenaran yang terungkap ke-2
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Fakta sebenarnya
12 Perjanjian
13 Kilas balik
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Pertemuan tidak terduga
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Kabar gembira
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Konflik di mulai
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Kebenaran yang terkuak
7
Kebenaran yang terungkap ke-2
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Fakta sebenarnya
12
Perjanjian
13
Kilas balik
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Pertemuan tidak terduga
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Kabar gembira
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Konflik di mulai
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!