Bab 5

Terlepas dari ingatanku sebelumnya sekarang aku merasa sangat takut dan cemas karena sepertinya posisiku saat ini lebih berbahaya dari pada keadaan ku sebelum mengalami kecelakaan.

Aku harap esok akan terungkap segala hal yang tidak ku ketahui dan kenapa aku bisa berada di sini.

Saat aku terbangun dari tidurku dan merasa tidak nyaman, tubuhku secara spontan bergerak gemetaran tanpa henti karena terkejut menerima semua ingatan itu.

"Cepat, periksa kondisinya" ucap salah satu perawat itu

Dan anehnya di saat seperti itu beberapa perawat langsung menghampiriku dan memeriksa kondisi ku seolah mereka tahu apa yang terjadi padaku padahal tidak ada siapapun sebelumnya.

"Kenapa mereka bisa tahu keadaan ku? apakah mereka memang memantau ku dari 24jam?" itulah yang terlintas di benakku

Meskipun aku merasa bersyukur karena kehadiran mereka membuatku sedikit lebih tenang.

Setidaknya ada yang merawat ku di saat seperti ini.

"Syukurlah pasien baik-baik saja, kalau sampai terjadi sesuatu dengan pasien ini, kita tidak akan tahu nasib kita bagaimana kedepannya" bergumam sambil meninggalkan ruangan

Perkataan mereka yang tidak terlalu jelas setidaknya terdengar olehku dan sepertinya memang mereka mendapatkan tekanan dari seseorang dan mengkhawatirkan kondisi ku karena mereka takut dengan nasib mereka.

Aku memutuskan untuk tidur kembali agar aku tidak terlalu memikirkan ingatanku sebelumnya.

Keesokan harinya aku terbangun dengan kondisi tubuhku yang jauh lebih baik dan mulai bertenaga dan suaraku juga sudah bisa keluar meskipun belum terlalu jelas.

Tetapi keadaan di ruangan ku sangat ramai dimana ada dokter yang sebelumnya memeriksa kondisi ku, perawat yang merawat ku dengan baik dan yang paling menonjol diantara mereka adalah pria yang sebelumnya menemui ku dan memintaku untuk menjawab pertanyaan darinya.

"Apa sudah bisa di mulai?" ucap dokter itu kepada pria tersebut

"Ya, lakukan saja" jawab pria itu dengan ketus

Perawat berdiri di sisi kanan dan kiriku sambil membantu ku duduk tegak, mereka memegang tanganku dan menahan ku agar tidak bergerak berlebihan.

Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan, aku sangat ingin memberontak tetapi tenagaku tidak cukup meskipun sudah jauh lebih baik dari kemarin.

"Hah? kenapa dokter itu membawa gunting ke arahku?"

"Apa yang akan dia lakukan?"

Badanku gemetaran karena takut dokter itu akan melakukan sesuatu yang buruk terhadapku.

"Tenang ya bu, saya akan menggunting ujung perbannya dan membukanya" ucap dokter itu dengan lembut

Setelah mendengarkan perkataannya aku merasa lega dan menerima perlakuan mereka karena aku juga sudah sangat penasaran dengan wajahku yang tertutup perban ini.

Satu persatu perban itu terlepas, aku merasa lega tetapi aku juga takut hingga akhirnya terlepas semua perban di wajahku.

"Alexa?" ucap pria itu sambil menatapku dengan tajam dan langsung memelukku sambil menangis

Aku tidak tahu apa yang terjadi semua ini membuatku kebingungan.

"Alexa? siapa itu? dan kenapa dia memelukku dengan penuh kesedihan"

Pria itu menangis dan terus memelukku dengan erat dan itu membuatku tidak nyaman.

Tidak seperti kepribadiannya yang terkesan angkuh ternyata dia bisa menangis juga.

"To.. tolong lepaskan" sambil berbisik di telinga pria itu dengan suara yang kecil sebisaku

Padahal aku sudah memintanya untuk melepaskan pelukannya dariku tetapi tidak di dengarnya sama sekali.

Dokter dan semua yang ada di ruangan itu memasang ekspresi yang sedih melihat ke arah kami dan meninggalkan kami berdua saja di ruangan itu.

"Fiuh"

Akhirnya dia melepaskan pelukannya dariku setelah membuat pakaianku basah karena air matanya.

Setelah itu sikapnya berubah kembali seperti sebelumnya meskipun ekspresinya terlihat masih menahan kesedihan.

"Alexa, tolong jangan tinggalkan aku lagi" ucap pria itu sambil menggenggam tanganku

Aku tidak kuat untuk terus duduk dan terhuyung tetapi pria itu langsung menangkap tubuhku dan membantu membaringkan ku dengan perlakuan yang lembut.

Lagi dan lagi, dia memanggilku dengan sebutan Alexa. Sebenarnya siapa Alexa dan kenapa dia memperlakukan ku dengan baik padahal sebelumnya dia ketus kepadaku saat aku masih tertutup perban.

Dia menutupi tubuhku dengan selimut agar aku tetap hangat dan membiarkan ku untuk istirahat.

"Kamu harus cepat pulih ya?" ucap pria itu sambil mengelus kepalaku dengan lembut dan hendak meninggalkan ruangan

"Tu.. tunggu" berusaha sekuat tenaga untuk berbicara

Dia tidak mendengarkan ku dan hanya menatapku kemudian keluar dari ruangan ku.

Aku sangat penasaran dengan wajahku tetapi di ruangan itu sama sekali tidak ada cermin sehingga aku belum melihat seperti apa wajahku.

Ada 1 hal lagi yang membuatku penasaran, kenapa tidak ada keluargaku, sahabatku dan rekan kerjaku yang mengunjungi ku.

Kenapa justru orang asing yang mendatangi ku setiap hari.

Apa mereka sama sekali tidak peduli denganku.

Orangtuaku yang selalu memberikan kasih sayang terbaik yang mereka lakukan.

Seorang adik yang selalu membuatku kesal tetapi menyayangi ku.

Sahabat yang selalu ada bahkan di saat aku dalam keadaan terpuruk.

Rekan kerja, bawahan ku yang selalu mengkhawatirkan diriku.

Bagaimana keadaan di perusahaan saat ini disaat aku sudah lama terbaring di tempat tidur bukannya semua pasti kacau.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Seharusnya hari ini aku sudah mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan ku tetapi tidak ada seorang pun disini.

Bahkan pria itu juga pergi di saat hanya dia yang bisa ku tanyai tentang semua ini.

"Aku ingin pergi dari sini"

"Semua ini sangat asing, aku ingin bertemu dengan keluarga ku, sahabatku dan rekan kerjaku"

"Sebenarnya aku dimana?"

Tanpa sadar aku meneteskan air mata dan beberapa perawat langsung mendatangi ku padahal semua terasa kosong dan sepi seperti tidak ada siapapun.

"Apa ada yang tidak nyaman nyonya?" ucap salah satu perawat itu

Kenapa mereka memanggilku dengan sebutan nyonya.

"Arghhhh.. semua ini benar-benar membingungkan" berteriak dalam hatiku

Aku memintanya untuk mendekat kepadaku agar bisa membisikkan apa yang ku inginkan.

"Tolong bawakan handphone saya" sambil berbisik ke perawat itu

"Mohon maaf nyonya saya tidak tahu dimana handphone nyonya, apa saya perlu memanggil tuan kesini"

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan tidak mau membuat mereka kesusahan karena sepertinya memang tidak ada barang milikku di sana.

"Apa ada yang nyonya butuhkan selain permintaan sebelumnya"

Mereka berusaha membuat ku nyaman dan merawat ku dengan tulus sehingga aku tidak ingin membuat mereka dalam situasi yang sulit.

Aku menggelengkan kepalaku untuk memberikan jawaban atas pertanyaan sebelumnya.

"Baiklah, kami tinggal dulu dan selamat istirahat nyonya"

Mereka pergi dari ruanganku dan ternyata aku lupa bahwa aku sangat membutuhkan cermin untuk melihat wajahku.

"Kenapa aku bisa lupa? Huh"

"Sampai kapan aku di buat penasaran seperti ini?"

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Kebenaran yang terkuak
7 Kebenaran yang terungkap ke-2
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Fakta sebenarnya
12 Perjanjian
13 Kilas balik
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Pertemuan tidak terduga
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Kabar gembira
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Konflik di mulai
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Kebenaran yang terkuak
7
Kebenaran yang terungkap ke-2
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Fakta sebenarnya
12
Perjanjian
13
Kilas balik
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Pertemuan tidak terduga
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Kabar gembira
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Konflik di mulai
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!