Bab 4

Setelah beberapa hari kondisi tubuh dan mental ku semakin membaik.

Cepat atau lambat pasti suamiku akan mendapatkan surat persidangan perceraian jadi aku memutuskan untuk menemuinya sebelum hal itu terjadi agar dia mau bercerai denganku dengan bukti yang kumiliki.

Kemudian kami pun bertemu di restoran yang sebelumnya kami kunjungi karena memang di sana yang paling cocok untuk membahas hal ini karena ruangannya tertutup dan terjaga privasinya.

Aku datang terlebih dahulu sebelum dirinya dan tak berselang lama dia pun datang.

"Sayang, kenapa tidak pulang juga sampai sekarang dan kenapa juga kita harus bertemu disini?" ucap suamiku dengan ekspresi sedih

"Tidak ada alasan untukku pulang ke rumah itu lagi dan.. silahkan kamu baca ini" sambil mengambil kertas dalam tas

Brak.. menaruh kertas itu di meja

"Apa ini? surat perjanjian perceraian?!"

"Hah? apa maksudnya sayang?" terkejut sambil menatap ke arahku dengan tajam

"Aku mau kita cerai"

"Tunggu, kenapa tiba-tiba seperti ini, bukannya hubungan kita selama ini baik-baik saja, kenapa?" sambil menarik tangan Fiona

"Seharusnya kamu tanyakan sama diri kamu sendiri kenapa? dan lihat saja video ini kalau kamu masih tidak tahu kenapa?" sambil menyerahkan ponselku

Suamiku terkejut melihat dirinya dan selingkuhannya di dalam video tersebut sedang melakukan hubungan yang tidak seharusnya.

"Da.. dari mana kamu dapat video ini?" sambil menghapus videonya

"Percuma saja kamu hapus, aku masih simpan salinannya dan kamu tidak perlu tahu dari mana aku tahu video itu, sudah berapa lama kalian seperti itu? Ah, tidak seperti itu sudah bukan urusanku dan tidak penting juga aku tahu"

"Maafkan aku ya sayang, aku khilaf, tolong beri aku kesempatan" sambil memohon kepadaku

Melihat ekspresi wajahnya yang seakan tidak ingin kehilangan diriku membuatku muak dengan kepalsuan darinya.

Bahkan apapun yang dia tunjukkan kepadaku rasanya semua hanya omong kosong.

"Aku sudah tidak bisa, ini jalan satu-satunya untuk hubungan kita, tenang aku nggak akan meminta harta ku yang sudah kamu pinjam tapi kalau kamu masih mempunyai sedikit hati nurani seharusnya kamu pergi dari rumahku dan anggap saja itu bayaran untuk uang yang ku pinjam padamu meskipun hanya sedikit uang yang kamu keluarkan untuk membantu membeli rumah itu sedangkan hutangmu kepadaku jauh lebih banyak"

"Aku mohon Fiona, aku sayang sama kamu semua ini karena aku di paksa oleh Carla untuk melakukan hubungan yang tidak pantas itu. Tolong beri kesempatan lagi, ya?"

Suamiku terus memohon kepadaku tanpa henti sedangkan aku tidak memperdulikan setiap perkataannya yang isinya hanya kebohongan.

"Sudah, jangan berpura-pura lagi. Tolong tanda tangani saja surat perjanjian itu selama aku masih baik jika tidak mungkin nama baik kalian akan hancur"

"Kamu sungguh kejam Fiona, bagaimana bisa kamu menceraikan suamimu seperti ini. Meskipun aku tidak banyak uang tapi selama ini aku tulus mencintai kamu, hanya karena satu kesalahan kamu melupakan semua kebaikan yang pernah ku lakukan, apa kamu benar pernah mencintai ku?"

"Hah? sudahlah aku capek, tolong tanda tangan sekarang juga"

Meskipun awalnya menolak tapi karena dia tidak ingin mendapatkan masalah jika hubungannya di ketahui banyak orang akhirnya dia mau menandatangani perjanjian itu.

Isi dari perjanjian itu juga tidak ada yang memberatkan. Aku hanya meminta kedepannya untuk tidak mengganggu kehidupan ku.

"Baiklah, semoga berbahagia dengan kehidupan barumu bersama Clara" sambil melangkah pergi dari sana

Aku sepintas melihat ekspresi nya yang menangis dengan mengepalkan tangannya seolah sudah sangat ingin memukulku karena merasa sangat kesal dan tidak berdaya.

Tetapi hal itu sudah bukan urusanku, aku menghadapinya seolah aku biasa saja tetapi setelah keluar dari restoran itu dan masuk ke mobilku di sana air mata ku tumpah.

"Hiks.. hiks"

Aku tidak pernah menyangka akan berpisah dengannya lelaki yang selalu menyayangiku bahkan dia yang selalu ada di sisiku.

Tetapi kenapa orang seperti itu justru bermain di belakang ku seolah bukan dirinya yang selalu bersamaku.

Aku langsung kembali ke hotel tempatku menginap dan aku berencana menjual rumahku setelah suamiku pergi dari sana.

Aku memberikannya waktu sebulan untuk pergi dari sana. Meskipun aku merasa iba karena keadaan ekonominya tetapi aku sudah terlalu banyak membantunya bahkan terakhir kali dia meminjam uang kepadaku dalam jumlah yang sangat banyak.

"Hah? berapa lama lagi masalah ini cepat selesai? "

"Kurasa dia nggak mungkin akan diam saja" sambil melihat surat perjanjian yang sudah di sepakati

Keesokan harinya aku berangkat kerja seperti biasanya.

Aku menunggu proses perceraian selesai dengan menjalani hariku seperti biasa.

Karena tidak ingin membuat orangtuaku khawatir sampai sekarang aku belum menemui dan memberi tahu mereka soal perceraian ku.

Sedangkan sabahat ku selalu menghiburku dengan berbagai hal, kami juga sering bertemu jika tidak dalam kondisi yang sibuk.

Setelah beberapa waktu dan proses perceraian ku selesai akhirnya aku langsung mengambil akta cerai dan meminta Devan untuk menggantikan ku jika ada hal yang penting sementara aku tidak di kantor.

Semuanya berjalan sangat lancar tanpa perlawanan dari pihak suamiku karena sebelumnya dia sudah menandatangani kesepakatan yang ku buat.

"Akhirnya, aku sudah resmi bercerai dengan Stefan" sambil melihat akta cerai ku

Setidaknya sekarang aku sudah tenang karena permasalahan perceraian ku sudah selesai.

Aku berniat langsung kembali ke kantor.

Saat itu aku berada di persimpangan jalan tetapi saat aku melihat spion mobilku sepertinya ada mobil berwarna hitam yang selalu mengikuti ku.

"Apa-apaan? siapa mereka?" sambil menghindari mereka

Dari yang awalnya hanya 1 mobil sekarang menjadi 2 mobil yang mengikuti ku dan mereka mengapit mobilku yang berada di tengah-tengah mereka.

Mereka sengaja menabrakkan mobilku dengan mobil mereka hingga aku hilang kendali dan di depan ku ada mobil yang melaju kencang.

Aku membanting stir ke kanan dan terjadilah kecelakaan beruntun.

Aku terhimpit mobilku yang terbalik dan sebelum kesadaranku hilang aku melihat Carla dan Stefan berada di salah satu mobil yang mengikuti ku dan tertawa melihat kondisi ku tak berdaya.

"Mereka benar-benar jahat"

Itulah kata-kata terakhir yang ku ucapkan sebelum aku kehilangan kesadaran.

Mereka sudah sangat di luar batas kemanusiaan tidak hanya bermain gila tetapi mereka juga berniat membunuhku dengan kejam.

Padahal aku membiarkan mereka hidup bebas tanpa mendapatkan sanksi sosial atas perbuatan mereka dengan bukti yang kumiliki.

Apa mungkin mereka sengaja membunuhku untuk menghilangkan saksi hidup sehingga mereka bisa terus bersenang-senang tanpa ada yang mengetahuinya.

Aku sudah tidak tahu apa yang akan terjadi kepadaku.

Apa aku masih hidup ataukah aku sudah mati?

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Kebenaran yang terkuak
7 Kebenaran yang terungkap ke-2
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Fakta sebenarnya
12 Perjanjian
13 Kilas balik
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Pertemuan tidak terduga
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Kabar gembira
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Konflik di mulai
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Kebenaran yang terkuak
7
Kebenaran yang terungkap ke-2
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Fakta sebenarnya
12
Perjanjian
13
Kilas balik
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Pertemuan tidak terduga
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Kabar gembira
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Konflik di mulai
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!